expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Prolog )

Ini sequel dari "Towers"






“Si.. Siapa kau?”

            Pemuda berusia dua puluh satu tahun itu ketakutan setengah mati dengan apa yang dilihatnya. Sebenarnya, sosok yang dilihatnya tidak menyeramkan dan berwujud manusia, namun pemuda itu tetap saja takut. Keringat sudah membanjiri wajahnya. Ingin sekali ia berteriak namun mulutnya seakan-akan terkunci dengan rapat. Sosok itu berjalan mendekatinya dan menatap pemuda itu dengan tatapan tajam.

            “Kau sudah tidak berguna lagi.” Ucap sosok itu.

            Nafas pemuda itu naik turun dan seperti sedang berhadapan dengan malaikat maut. Tapi sosok yang dilihatnya bukan seperti malaikat, sosok yang dilihatnya sama seperti dirinya. Apa malaikat itu menyamar sebagai sosok yang mirip dengan manusia? Kemudian, tangan sosok itu menyentuh pipinya yang terasa dingin dan pucat. Sebentar lagi aku akan mati, begitu pikir pemuda itu. Toh umurnya sudah tidak panjang lagi. Percuma bertahan jika ia merasa kesakitan dan orangtua tak sanggup lagi membiayai-nya.

            “Cabut saja nyawaku.” Ucap pemuda itu.

            Entah sejak kapan pemuda itu bersikap tenang. Tentu saja sosok itu merasa sedikit kaget. Tapi diam-diam sosok itu sudah menemukan seseorang yang dirasanya pantas untuk menjalani rencana yang dibuatnya itu. Rencana.. Tiba-tiba saja wajah sosok itu berubah menjadi sedih. Tapi inilah kesempatan besarnya walau ia tau rencana ini adalah sebuah kesalahan besar dan diujungnya nanti ia akan menyesal dan orang-orang yang amat disayanginya juga ikut menyesal dan kesakitan.

            “Kita akan bekerja sama sebagai tim.” Ucap sosok itu misterius lalu tiba-tiba pandangan pemuda itu menjadi gelap. Selanjutnya, pemuda itu merasakan suatu hal yang berbeda.

            Rasanya seperti terlahir kembali.

***




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar