expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 11 )



Cukup lama Calum memandangi rumah itu. Tapi hatinya ragu untuk meneruskan langkahnya. Semalaman Calum tidak bisa tidur karena terus memikirkan Ashley. Sekarang-lah ia berada tepat di depan rumah Ashley dan menyiapkan kalimat yang harus ia ucapkan pada Ashley agar saat bertemu Ashley, otaknya tidak blank. Baru saja Calum memencet bel, sebuah suara memanggilnya. Otomatis Calum menoleh kebelakang.

            “Calum!” Teriak sebuah suara yang tidak lain adalah Luke.

            Langsung saja Calum berlari dan memeluk Luke. Luke pun memeluknya dengan erat. Setelah lama berpelukan, Calum menemukan ekspresi wajah Luke yang sedang tidak baik. Jangan. Jangan karena Ashley. Katakanlah bahwa Ashley baik-baik saja.

            “Kenapa tidak masuk saja?” Tanya Luke.

            “Aku.. aku ragu.” Jawab Calum.

            Luke tersenyum lalu merangku Calum. “Di dalam sana Ashley sedang menunggumu.” Ucapnya.

            Keduanya pun masuk ke dalam rumah dan Calum menemukan Ashley, sosok yang sangat dirindunya. Ashley tampak kaget akan kedatangan Calum dan menjadi salah tingkah karena penampilannya sangat tidak rapi.

            “Kenapa kak Cal datang tidak bilang-bilang?” Tanya Ashley.

            Sebisa mungkin Calum tersenyum. Ashley. Gadis itu berubah total. Penampilannya kacau, wajahnya pucat, dan matanya sembab seperti kehilangan cahaya hidup. Luke memutuskan meninggalkan Calum dan membiarkan Calum menyelesaikan masalahnya dengan Ashley. Setelah Luke pergi, keduanya sama-sama gugup.

            “Apa kabar Ash?” Tanya Calum mencairkan suasana.

            Butuh waktu lama bagi Ashley untuk menjawab. “Seperti yang kak Cal lihat. Aku sangat buruk. I’m not fine at all.” Jawabnya.

            Sebisa mungkin Calum menahan sesak di dadanya. “Aku.. Aku tidak menyangka Ash. Aku..” Ucapnya.

            Langsung saja Ashley menangis dan memeluk Calum. Calum membalas pelukan Ashley dan air matanya menetes membasahi rambut Ashley. “Ashley sudah tidak berguna lagi, kak. Ashley mau mati saja.” Tangis Ashley.           

            “Jangan. Kau jangan mati. Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku.. Aku mencintaimu! Calum mencintai Ashley!” Ucap Calum.

            “Untuk apa kak Cal mencintai gadis penyakitan seperti Ashley yang sebentar lagi umurnya akan habis? Untuk apa?” Ucap Ashley setengah membentak.

            Dari jauh sana, Luke menatap Calum dan Ashley dan itu sukses membuat dadanya sesak. Kenapa? Kenapa semua ini bisa terjadi padanya? Kenapa hal yang menyakitkan harus terjadi kepada orang-orang yang sangat ia sayangi? Kenapa? Kenapa tidak dirinya saja yang sakit seperti Ashley? Tiba-tiba saja Luke marah dengan Tristan. Tristan mendonorkan ginjal untuknya agar ia bisa hidup. Tapi jika saja Tristan lebih mementingkan diri sendiri, mungkin saat ini Luke sudah mati atau hidup tidak normal.

            Cukup lama Luke menyaksikan adegan yang mampu menyayat hatinya dan Luke memutuskan masuk ke dalam kamarnya lalu menjatuhkan tubunya di atas kasur. Pikirannya kini tertuju pada Cody dan kalimat terakhir yang diucapkan Cody. Cody? Siapa sih dia? Mengapa Cody berani merebut Novela darinya?

            Mendadak Luke takut kehilangan Novela.

***

            Sedaritadi Ashton mondar-mandir tidak jelas. Hal itu membuat Michael bingung. Entahlah apa yang dipikirkan sahabatnya itu. Pagi-pagi sekali Ashton emang sudah stand by di rumahnya dan sepertinya ingin menemui Calum tapi Calum sudah pergi. Mungkin saja Ashton takut kalau Calum sudah menemui Ashley.

            “Kenapa kau tidak menemui Ashley saja?” Tanya Michael.

            Mendengar ucapan Michael, Ashton menatap Michael dengan tajam. “Aku tau diri, Mike. Aku tidak ingin menganggu hubungan keduanya.” Ucapnya.

            “Mereka belum pacaran! Sebaiknya kau yang harus bertindak cepat sebelum Calum menyatakan perasaan ke Ashley!” Ucap Michael.

            Aston tersenyum sinis. “Dan jika berhasil, maka Calum yang akan keluar dari band karena dia membenciku.” Ucapnya.

            Michael menggeleng-gelengkan kepala akan sikap Ashton. Kenapa penyelesaiannya harus keluar dari band sih? Tentu saja Michael tak ingin 5 Seconds of Summer terpecah belah. Michael hanya ingin tetap berempat dan tidak ada yang keluar atau pergantian personil. 5 Seconds of Summer tetaplah ia, Luke, Calum dan Ashton.

            “Ash, aku tidak ingin kau terus-terusan seperti ini. Aku capek. Fans kita juga khawatir pada kita dan mengira kita sudah bubar.” Ucap Michael.

            “Mike, aku hanya kecewa dengan Calum. Jika saja Calum tidak mendekati Ashley, semuanya akan baik-baik saja!” Ucap Ashton.

            Kali ini Michael tidak bisa berbuat apapun.

***

            Calum nekat mengajak Ashley jalan-jalan ke taman dan Ashley sangat bahagia. Semangat hidup gadis itu seakan-akan bangkit lagi karena Calum. Calum pun sangat bahagia. Selama perjalanan, Calum terus merangkul Ashley dan sesekali Ashley menjatuhkan kepalanya di atas bahu Calum. Tentu saja beberapa fans menemukan mereka. Ada yang merasa sedih dan ada yang merasa senang. Ashley kan adiknya Luke jadi tak apalah, begitu pikir mereka.

            Saking bahagianya, Calum melupakan Ashton dan masalahnya dengan Ashton. Tapi jika Ashton tau kalau ia jalan-jalan dengan Ashley, Ashton bakal marah. Calum tau kalau ia salah tapi Calum tidak bisa menahan perasaannya. Keduanya menemukan kedai es krim dan memutuskan untuk masuk ke dalam sana. Rasanya cocok memakan es krim di suasana seperti ini.

            Setelah memesan, Calum dan Ashley duduk berhadapan. Mereka terlihat malu-malu dan tersenyum tidak jelas. Calum bisa menemukan kesedihan di wajah Ashley dan hatinya pun menjadi perih. Sampai detik ini, Calum masih belum percaya kenapa Ashley sampai bisa terkena kanker.

            “Cal, aku.. aku sangat senang. Setelah aku tau kalau aku terkena kanker, aku terus saja sedih dan tidak pernah tersenyum. Tapi semenjak kau datang aku..” Ucap Ashley.

            Jantung Ashley berdetak tak karuan saat Calum menggenggam tangannya dengan erat. Ashley memejamkan mata. Genggaman itu terasa hangat dan mengalir di darahnya. Saat Ashley membuka mata, Ashley melihat sebuah senyuman yang adalah senyuman termanis yang pernah ia lihat. Calum. Cowok itu bisa membuatnya tenang dan melupakan masalah-masalah yang ia alami. Dalam hati Ashley berujar kalau ia akan sembuh demi Calum. Karena Ashley juga tak ingin meninggalkan Calum. Ya, aku harus berusaha.

            “Ashley, aku.. aku mencintaimu.” Ucap Calum. Lega rasanya telah mengungkapkan kalimat itu.

            Pesanan es krim pun datang. Calum dan Ashley jadi salah tingkah kemudian keduanya memakan es krim dengan lahap. Antara sadar dan tidak sadar Ashley mendengar ungkapan Calum yang mengatakan kalau Calum mencintainya. Apakah itu benar? Selama ini Ashley selalu berharap bisa menjadi orang yang spesial di hati Calum walau jarak membunuh mereka. Tapi tak apa. Ashley selalu bisa menahan rasa rindunya pada Calum.

            “Aku.. Aku juga mencintaimu, Cal.” Ucap Ashley.

            Langsung saja Calum menatap Ashley tak percaya sedangkan Ashley tersenyum padanya. Calum pun tersenyum dan sadar kalau perasaannya dibalas dengan tepat oleh Ashley. Namun, tiba-tiba saja wajah Ashton datang menghampirinya dan Calum menjadi bersalah. Ashton-lah yang duluan mencintai Ashley, bukan dirinya. Tapi karena janji itu, maka Ashton memilih untuk mundur. Calum tersenyum sedih. Jika ia pacaran dengan Ashley, Ashton pasti merasa kecewa besar padanya.

            “Cal, aku ingin menjadi orang yang spesial di hatimu.” Ucap Ashley.

            Calum menatap Ashley ragu. Tapi persetan dengan Ashton, Calum sudah tidak tahan lagi untuk menjalin hubungan dengan Ashley. Lagipula Ashley juga mencintainya jadi tidak ada salahnya ia pacaran dengan Ashley. Luke pun sepertinya tidak keberatan dan itu semua demi kebahagiaan Ashley.

            “Baiklah. Mulai sekarang kau adalah pacarku dan aku tidak ingin kau berdekatan dengan cowok manapun.” Ucap Calum.

            Ashley tertawa mendengar ucapan Calum. Jadi, ia sudah menjadi kekasih Calum? Ashley memasang senyum bahagianya. “Makasih Cal. Aku janji aku akan sembuh demi kamu.” Ucap Ashley.

            Calum sedikit sakit mendengar ucapan Ashley tersebut. Tapi ia mencoba untuk tetap tersenyum. Selain Ashton, penyakit Ashley-lah yang membuatnya khawatir. “Oke. Aku akan selalu berada disismu. Selalu.” Ucap Calum.

***

            Cukup lama Calum menunggu reaksi Ashton saat ia mengatakan kalau ia dan Ashley sudah pacaran. Ada Luke juga disini tapi Luke terlihat cuek saja. Tapi sedari tadi Ashton menatapnya dengan tajam. Luke hampir melupakan janji tentang tidak boleh memacari Ashley atau anggota keluarga lain. Tapi berhubung Calum dan Michael tidak memiliki saudara, jadinya perjanjian itu khusus mengenai Ashley walau Ashton juga punya adik cewek tapi rasanya Luke, Calum dan Michael tidak tertarik dengan adiknya.

            Luke seakan-akan tidak merasa bersalah sedikitpun walau dulu ia pernah mengancam Ashton agar tidak mendekati Ashley. Tapi giliran Calum, Luke sama sekali tidak bertindak apapun. Tapi bukankah itu semua demi kebahagiaan Ashley? Luke tak tega jika menyuruh Ashley menjauhi Calum sehingga memperparah keadaan. Ashley sedang sakit dan Ashley sangat membutuhkan penyemangat, yaitu Calum.

            “Aku minta maaf Ash. Tapi ini demi kebahagiaan Ashley juga. Jika Ashley memilihmu, tentu saja aku merelakan kau bersama Ashley.” Ucap Calum.

            Akhirnya Ashton mengalah juga. Ashton juga bisa memahami bagaimana perasaan Ashley dan hei! Ashley kan sedang sakit dan Ashton tidak ingin Ashley semakin menderita. Benar juga apa yang dikatakan Calum, itu semua demi kebahagiaan Ashley. Tak apa. Cinta tak harus memiliki dan Ashton berjanji untuk melupakan Ashley.

            “Baiklah. Tapi kalau kau sampai menyakiti Ashley, aku akan membunuhmu.” Canda Ashton.

            Michael tertawa mendengar ucapan Ashton yang seakan-akan telah kembali menjadi Ashton yang dulu. Calum mulai sedikit tersenyum dan berharap Ashton beneran mau memaafkannya dan tidak membencinya terus-terusan. Sedangkan Luke, cowok itu juga mulai tersenyum, tapi sepertinya Luke sedang menghadapi masalahnya sendiri yang lebih serius dari masalah Ashton dan Calum.

            “Tapi kau jangan keluar dari band ya.. Aku tidak bisa tidak melihat rambut keritingmu itu..” Ucap Michael.

            Ashton tersenyum lalu mengangguk. Bodoh sekali jika ia keluar dari band hanya karena masalah itu. Padahal dari 5 Seconds of Summer lah ia menjadi terkenal dan alangkah kurang ajarnya jika ia seenaknya kabur meninggalkan sahabat-sahabat idiotnya, terutama Michael.

            “Dan kau Luk, apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Michael.

            Luke tersadar akan suara Michael. Cepat-cepat cowok itu menggelengkan kepalanya. “Tidak ada. Aku baik-baik saja.” Jawabnya.

            Dilihat dari wajahnya saja Michael bisa menebak kalau Luke sedang tidak baik-baik saja tapi cowok itu memang suka menyimpan masalah sendirian dan enggan menceritakan pada sahabatnya. Bisa tidak Luke sedikit terbuka untuk teman-temannya? Mengenai soal Ashley, bukan hanya Luke saja yang sedih, tapi ia, Calum juga Ashton dan itu bukan menjadi masalah Luke saja, melainkan masalah mereka semua.

            Mau tidak mau Michael harus mengetahui masalah Luke dan membantu sahabatnya itu karena Michael ingin mengembalikan keceriaan Luke.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar