“Look at me in the eye, is anyone there at
all? Is anyone there at all? I’m not dreaming. Look at me in the eye, is anyone
there at all? Is anyone there at all? Cause I’m not leaving..”
Suara Michael yang terdengar lembut
menyempurnakan suasana syahdu konser 5 Seconds of Summer untuk mempromosikan
album terbaru mereka yang bernama Sounds Good Feels Good. Itu merupakan album
kedua mereka setelah mereka sukses dengan album pertama mereka. Sudah dua tahun
5 Seconds of Summer aktif di dunia musik dan mereka sering memenangkan
penghargaan musik. Siapa sangka, sosok Luke Hemmings yang dulu penyendiri dan
tidak mau bergaul dengan siapapun berhasil membentuk band yang tidak lain
adalah 5 Seconds of Summer, tentunya bersama tiga sahabat idiot-nya bernama
Michael, Calum dan Ashton. Luke memang benar-benar berubah semenjak kedatangan
mereka.
Setelah kematian Tristan yang
membuat hatinya sakit dan sedih, Luke berjuang untuk bangkit lagi dan menerima apa
adanya. Jika ia bahagia, pasti Tristan bahagia disana. Cukup lama Luke
menyembuhkan kesedihannya. Luke ingat saat ia sekarat, Tristan datang
menolongnya dan mendonorkan ginjal padanya. Sayangnya, Tristan kehabisan darah
dan meninggal. Padahal Luke ingin sekali melihat saudara kembarnya itu dan
rasanya lucu melihat sosok yang sama persis dengan kita.
Suasana syahdu pun berubah menjadi
histeris saat mereka membawa lagu hits mereka yang merupakan single dari album
pertama mereka, yaitu She’s Kinda Hot. Lagu yang benar-benar bersuasana punk
dan cocok bagi pecinta punk. Lihat, mereka tampak bahagia di atas panggung
walau sejujurnya mereka lelah. Bagaimana tidak, mereka berpindah-pindah demi
bertemu dengan fans mereka. Terkadang, mereka amat merindukan keluarga mereka,
terutama Luke. Luke sangat merindukan Liza-ibunya-, Ashley-adik kandungnya, dan
seorang gadis yang sangat dicintainya yaitu Novela.
Tiga bulan pasca meninggalnya
Tristan, Novela mulai membuka dirinya dan akhirnya Luke memberanikan diri untuk
menyatakan cinta pada Novela. Awalnya Novela bingung, namun tidak ada salahnya
menerima cinta Luke. Luke mirip sekali dengan Tristan. Mungkin karena itu
Novela mau menerima cinta Luke walau ia masih berada di bawah bayangan Tristan.
Luke pun berpikir yang sama. Luke kira Novela hanya menganggapnya sebagai
pelarian akan kesedihan Novela karena Tristan. Namun Luke percaya pada Novela
kalau gadis itu bisa bangkit dan melupakan Tristan. Jika dihitung, sudah satu
tahun lebih sembilan bulan mereka menjalin hubungan. Novela adalah gadis yang
sangat baik dan banyak fans yang merestui hubungan mereka *bahasanya* namun
tidak banyak fans yang membenci hubungan mereka dan membenci Novela. Tapi
Novela menanggapi haters dengan senyuman.
Setelah konser selesai, mereka sama-sama
membungkuk dan mengucapkan terimakasih sambil berangkulan. Malam yang indah
untuk fans mereka yang tinggal di London. Memang London adalah salah satu kota
yang beruntung. Teriakan-teriakan dari para penonton menjadi besar karena
konser telah berakhir padahal mereka masih ingin melihat aksi idola-nya itu.
Ada juga yang sampai menangis.
“Aku tak menyangka akan seperti itu.
Tadi aku nervous sekali.” Ucap Calum.
Ashton langsung memukul pelan bahu
Calum. “Kau ini, setiap mau konser merasa nervous
saja. Buktinya kau yang paling lincah di panggung.” Ucapnya.
Menjadi penyanyi itu emang bukan
pekerjaan yang mudah. Luke sudah merasakannya lebih dulu ketimbang
teman-temannya itu. Terkadang ia harus bisa menjaga pola makannya agar tidak
sakit. Kesehatan-lah yang paling penting. Luke sering takut akan ginjal kirinya
walau Luke merasa ginjal itu sudah menyatu dalam tubuhnya. Oleh karena itu,
Luke tidak mau meminum minuman yang tidak baik bagi kesehatannya walau ia ingin
sekali. Ya mungkin saja jarang-jarang dan tidak keseringan.
“Wajahmu cukup pucat.” Ucap Tami.
Tami masih menjadi asisten manager
karena Luke yang memintanya dan Tami tidak keberatan. Tapi Tami harus bisa
menghadai tambahan sikap nakal terutama Michael yang sikapnya emang seperti
anak-anak. Tami sering dikerjai sama Michael dan Michael hanya bisa tertawa
ngakak melihat kemalangannya. Jika Tami membalas perbuatan nakal Michael, Tami
tidak akan bisa berhasil, entahlah. Luke menatap Tami dan mencoba untuk
tersenyum.
“Aku baik-baik saja.” Ucap Luke.
“Ah, suara-mu kacau sekali. Kau
makan apa sih?” Tanya Tami.
Memang sih belakang-belakangan ini
suara Luke agak terganggu dan Luke ngerasa takut juga. Luke sudah pernah
merasakan ketakutan yaitu karena ginjal-nya dan dia tidak mau hal yang menakutkan
lagi terjadi padanya. Masih banyak konser yang harus mereka lakukan dan jalan
hidup mereka masih panjang.
“Bisakah aku istirahat sekarang?”
Tanya Luke.
Sebenarnya mereka memiliki acara
yang harus mereka datangi tapi berhubung kondisi Luke yang kurang baik, Tami
mengizinkan Luke masuk ke kamarnya dan berharap besok Luke sudah baikan. Lusa
nanti mereka akan melanjutkan konser di Liverpool. Luke pun masuk di kamarnya
dan langsung browsing internet.
Pertama Luke membuka twitter dan menulis ucapan terimakasih untuk malam ini
kemudian membuka ig dan meng-upload
fotonya pada konser malam ini. Luke melihat direct
message penting di twitter-nya dan Novela yang mengirim pesan padanya.
Novela mengatakan kalau ia harus bisa menjaga kesehatan dengan baik-baik dan
jangan terlalu parah merindukannya. Luke tertawa membaca kalimat terakhir
Novela. Tapi memang kenyataannya Luke amat parah merindukan Novela jika sudah
terlalu lama ia tidak bertemu Novela.
Kapan ia balik ke Sydney? Jika Luke
memikirkan pertanyaan itu, jawabannya selalu tidak pasti. Luke sekarang tidak
bisa seenaknya mengatur jadwal konser. Sony masih menjadi manager-nya dan Luke
sudah tidak bisa membantah apapun yang diperintahkan Sony asalkan itu baik.
Terkadang jika ada waktu, Novela sendiri yang menemuinya dan menonton
konsernya. Luke tersenyum mengingat semua itu. Novela adalah gadis yang cerdas
dan tidak murahan. Maksudnya Novela tidak mau disentuh oleh sembarang lelaki.
Bahkan Luke hanya bisa mencium bibir Novela sebanyak tiga kali. Sekalipun ia
menggoda Novela dengan pesona-nya yang mampu membuat cewek meleleh, tapi Novela
adalah gadis yang kuat. Dia tahan dengan pesona Luke dan mampu menjaga dirinya.
Tapi itulah yang membuat Luke semakin mencintai Novela karena baginya Novela
adalah gadis yang langka. Sekarang ini, sulit menemukan gadis seperti Novela
yang amat menjaga dirinya. Dalam hal berpakaian pun Novela masih tergolong
sopan.
Rasa kantuknya pun mulai menyerang.
Luke menaruh Iphone-nya asal lalu beberapa detik kemudian dia terlelap di dalam
mimpinya. Malam yang cukup melelahkan.
***
“Hei cepat bangun! Dasar tukang
tidur!”
Luke mengerjap-ngerjapkan matanya
yang terasa berat di buka. Calum! Sejak kapan cowok itu membangunkannya?
Cepat-cepat Luke duduk sambil mengumpulkan nyawa-nyawanya yang hilang. Setelah
nyawanya terkumpul semua, Luke menatap Calum yang di pagi hari itu amat ceria.
Hmm.. Perasaannya sudah membaik dan Luke siap untuk konser besok.
“Kita akan pergi ke Liverpool dan
disana akan ada banyak kegiatan yang harus kita datangi. Jadi jangan malas
seperti ini. Tidur-mu lama sekali.” Ucap Calum.
Luke tersenyum mendengar ucapan
Calum lalu dengan gerakan cepat Luke menyambar handuknya lalu masuk ke kamar
mandi. Entahlah belakang-belakangan ini Luke agak sedikit malas dan saat di
panggung semangat-nya berkurang. Apa Luke sudah bosan menyanyi? Tidak. Menyanyi
adalah hidupnya dan tentu saja Luke tidak ingin pergi begitu saja dari dunia
yang sangat dicintainya itu. Juga jika ia keluar, tentu ia pekerjaannya akan
hilang dan Luke tidak tau harus bekerja menjadi apa.
Mereka pun berkumpul di ruang tengah
sambil sarapan. Luke memerhatikan tingkah teman-temannya yang tidak pernah
berubah saat pertama kali ia bertemu dengan mereka. Mungkin diantara
keempatnya, cuma Luke saja yang masih normal karena Luke emang tidak banyak
tingkah dan cukup pendiam. Luke amat hemat bicara dan langsung to the point.
“Gimana kondisimu? Sudah membaik?”
Tanya Tami.
Luke menelan sarapan terakhirnya
kemudian hendak mengambil minuman yang berwarna merah. Namun tangan Tami
keduluan menghadang tangan Luke sehingga Luke tidak bisa menyentuh minuman itu.
Luke cemberut menatap Tami. Tami amat protektiv dengannya dan melarangnya
meminum selain air putih. Bukankah itu membosankan? Padahal minuman berwarna
merah itu hanya sirup biasa tanpa alkohol.
“Ayolah, Luk. Kalau konser sudah
berakhir, kau boleh minum apapun yang kau mau.” Ucap Tami.
“Ya. Sekalian air baki tuh diminum.”
Canda Michael.
Luke hanya tersenyum menanggapi
pembicaraan mereka. Pagi ini ia merasa cukup malas dan rasanya ingin kembali
tidur di kasur. Entahlah. Luke merasa dirinya mulai berubah menjadi sosok
pemalas. Apakah ini efek karena sudah lama tidak bertemu dengan Novela? Sabar
Luk, sabar. Sebentar lagi ia akan pulang ke Sydney dan bertemu dengan Novela.
Waktunya bersama Novela memang sangat sedikit karena kesibukannya. Sedih
memang. Beda hal-nya dengan Michael, Calum dan Ashton yang masih jomblo dan
tidak memikirkan cewek mereka seperti Luke.
Setelah semuanya siap, mereka masuk
ke dalam mobil dan menikmati perjalanan yang seru sambil menyanyikan lagu Long
Way Home. Di belakang, Michael tak henti-hentinya memainkan gitarnya sehingga
menimbulkan keributan. Sedangkan Luke, cowok itu memilh memojok sendirian
sambil mendengarkan lagu lewat headset. Tiba-tiba saja Calum mendekatinya.
“Kau kenapa sih akhir-akhir ini
kelihatan aneh?” Tanya Calum.
Sadar akan kehadiran Calum, Luke
langsung mencopot headset-nya. “Aneh? Aku tidak aneh. Aku hanya kelelahan
saja.” Jawabnya.
“Apa selelah itu? Aku saja
semangat.” Ucap Calum.
Luke terdiam mendengar ucapan Calum.
Segala pikiran negatif yang hadir di otaknya cepat-cepat ia buang. Terutama
yang menyangkut masalah ginjalnya. Sejauh ini ginjalnya baik-baik saja dan Luke
harap akan seperti itu. Luke takut membuat kecewa Tristan hanya karena ia tidak
bisa merawat ginjal Tristan dengan baik. Tristan? Mengapa tiba-tiba Luke
merindukan saudaranya itu? Bukankah ia sudah mengikhlaskan Tristan pergi? Tapi
kok rasanya ada yang aneh ya?
“Entahlah Cal. Aku merasa ada yang
aneh.” Ucap Luke.
Mata hitam Calum menatap Luke dengan
heran. “Aku takut jika ucapanmu mengandung sebuah arti yang nantinya akan
menjadi kenyataan. Ku harap kau tidak merasakan keanehan lagi. Nanti aku ikutan
merasa aneh.” Ucapnya.
“Yeah. Mungkin aku sangat merindukan
Mom, Ashley dan Novela.” Ucap Luke.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar