expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 10 )



Pertemuan kedua dengan Cody membuat Novela semakin bingung, terutama saat Cody mengatakan kalau dia mencintai Novela. Apa maksudnya itu? Tapi bukankah Cody menjawab pertanyaannya dengan jujur? Tapi tidak mungkin Cody mencintianya, ia saja tidak mengenal Cody dan menganggap Cody adalah cowok misterius. Novela sudah menanyakan tiga pertanyaan pada Cody dan Novela ingin Cody memberinya kesempatan untuk bertanya lagi. Katanya, Cody menemuinya karena Cody mencintainya, dasar aneh!

            Di cafee yang cukup sepi, Novela membuka laptopnya dan memanfaatkan wifi gratis yang ada di cafee itu. Sambungan wifi telah tersambung. Novela membuka internet dan mengetik nama Cody William Ramirez. Dengan sabar Novela menunggu, kemudian di layar menampilkan sosok lelaki yang wajahnya… astaga! Memang sih sosok lelaki yang ia temukan di layar laptop-nya tidak mirip dengan Cody, tapi kalau dilihat dengan teliti, lelaki itu mirip dengan Cody. Matanya saja berwarna biru dan rambutnya pirang. Jika wajah cowok itu ditampankan *apadah*, bisa dipastikan cowok itu adalah Cody.

            Kemudian Novela menemukan beberapa berita tentang Cody. Ternyata Cody adalah salah satu mahasiswa di University of Perth yang mengambil jurusan Ekonomi Bisnis. Perth.. Sangat jauh dari Sydney. Novela heran bagaimana Cody bisa tiba di Sydney, khususnya bagaimana bisa Cody mengenalnya. Ada berita-berita tak penting lainnya dan Novela abaikan. Lalu saat ia menemukan sebuah berita terbaru dari Cody…

            Tidak mungkin! Jerit Novela dalam hati. Langsung saja gadis itu menutup laptopnya dan kaget dengan apa yang dilihatnya. Luke! Bagaimana bisa Luke menemukannya? Novela memaksakan diri untuk tersenyum dan bersikap tenang. Tapi sepertinya Luke tau kalau ia sedang mengalami masalah yang serius.

            “Aku harap tidak ada rahasia diantara kita.” Ucap Luke.

            Novela menatap Luke ragu. “Ini semua tentang Cody!” Ucapnya.

            Luke pun duduk dihadapan Novela. “Cody lagi? Sebenarnya siapa sih dia? Apakah aku mengenalnya?” Tanyanya. Perasaan Luke menjadi tidak enak.

            Novela menggigit bibir bawahnya. “Aku juga bingung Luk. Sudah dua kali aku bertemu dengannya dan dia sangat misterius. Saat aku bertanya padanya kenapa dia menemuiku, katanya dia mencintaiku. Tapi demi Tuhan aku sama sekali tidak mengenal Cody.” Ucap Novela.

            Luke nampak berpikir sesaat. “Kalau begitu abaikan saja dia. Mungkin dia hanya cowok iseng yang ingin menganggumu. Kau kan cantik.” Ucapnya.

            Pipi Novela memerah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Luke. Selanjutnya suasana berubah menjadi hangat. Luke banyak bertanya mengenai kuliah Novela dan saat lulus nanti apa yang akan Novela lakukan. Tentu saja Novela ingin kuliah lagi dan Luke merasa seperti orang bodoh jika bersama Novela. Luke hanya lulusan SMA sedangkan sebentar lagi Novela lulus S1 lalu melanjutkan S2-nya.

             “Calum, Ashton dan Michael akan datang. Mungkin sore ini.” Ucap Luke

            “Ohya? Aku sangat merindukan mereka.” Ucap Novela.

            Tanpa keduanya sadari, sepasang mata biru menatap keduanya tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun. Dalam hatinya yang paling dalam, sosok bermata biru itu amat sakit melihat gadis yang dicintainya bahagia bersama orang lain. Tapi mau bagaimana lagi? Sudah takdirnya menjadi seperti ini. Dan Luke, tentu pemuda bermata biru itu tidak akan pernah bisa melupakan Luke. Selagi ada kesempatan, pemuda itu ingin mendapatkan apa yang inginkan, bahkan jika harus menyakiti seseorang yang sangat ia sayangi demi mendapatkan Novela.

***

            Sydney!

            Michael bersorak gembira tatkala menginjakkan kaki di tanah kelahirannya itu. Banyak fans yang mendatanginya, bahkan ingin memeluknya. Sore menjelang malam ini, Michael tampak bersemangat walau kenyataannya lelah. Dengan senang hati Michael berfotoan dengan para fans-nya dan mencium pipi fans-nya. Tentu saja beberapa fans-nya yang beruntung berteriak seperti orang gila. Tapi sayang, Calum dan Ashton tampak cuek dan mereka langsung masuk ke dalam mobil khusus yang mengantar mereka pulang.

            Sepertinya Michael ingin berlama-lama dengan fans-nya dan Tami nurut saja dengan Michael. Lucunya, ada juga fans yang meminta foto bareng dengan Tami dan Tami menerimanya. Sebenarnya, Australia bukanlah negara-nya. Tami lahir di Amerika dan dibesarkan disana. Tapi karena penasaran dengan kondisi Ashley akhirnya Tami memutuskan ikut pergi ke Sydney.

            “Mike, apa kau tau apa yang sedang terjadi dengan Calum, Ashton dan Luke?” Tanya seorang fans yang menurut Michael sangat menggemaskan.

            Michael bingung mau jawab apa. “Ini privasi, oke? Tapi jangan khawatir. Kami baik-baik saja.” Ucapnya.

            Lalu seorang gadis berambut merah berbicara padanya. “Apa masalah Luke karena Novela? Kalau begitu, aku ingin mereka putus.” Ucapnya.

            Michael menatap gadis itu dengan tatapan tidak suka. Bahkan fans-nya yang lain menatap gadis itu tidak suka. Tapi gadis itu tampak tenang saja tanpa merasa bersalah sedikitpun. Namun tidak ada salahnya menjawab pertanyaan gadis itu.

            “Tidak. Kau salah. Novela tidak ada hubungannya dengan masalah kami.” Jawab Michael.

            “Tapi kenapa Luke tega meninggalkan konser? Apakah Luke sedang marah dengan kalian?” Tanya gadis berambut pirang.

            Belum sempat Michael menjawab, Tami memaksanya untuk cepat-cepat meninggalkan bandara karena harus istirahat. Akhirnya Michael mengalah. Cowok itu meninggalkan bandara sambil melakukan kiss bye dengan para fans-nya. Tami dan Michael pun masuk ke dalam mobil.
           
            “Kau menginap di rumahku?” Tanya Michael.

            “Tentu saja. Aku tidak berani tidur sendiri di hotel.” Jawab Tami.

            Michael tersenyum menggoda. “Jangan bilang kau tidak berani tidur sendiri di kamar yang sudah aku sediakan di rumah. Tapi kalau kau tidak berani tidak apa-apa. Kau bisa tidur bersamaku.” Ucapnya.

            Tami memukul pelan bahu Michael. “Sialan!” Ucapnya.

***

            Tentu saja Ashley merasa senang mendengar berita bahwa Calum, Ashton dan Michael sudah kembali. Tapi Ashley tidak berani bertemu Calum. Ashley tidak ingin terlihat lemah dihadapan Calum dan Ashley tidak ingin membuat Calum khawatir padanya. Di ruang tamu, Ashley tak sengaja melihat Luke yang seenaknya tiduran di sofa sambil bermain Iphone. Ashley memutuskan mendekati Luke.

            “Kak, mereka sudah pulang. Apa kak Luke tidak mau bertemu mereka?” Tanya Ashley.

            Luke sedikit kaget akan keberadaan Ashley. “Ya aku tau. Tapi aku malas bertemu mereka.” Ucapnya.

            “Kenapa? Apa karena Ashley? Ayolah kak. Kak Luke harus minta maaf ke mereka, ini demi Ashley juga.” Ucap Ashley.

            Akhirnya Luke bangkit dari tidurnya dan duduk di samping Ashley. Gadis itu sama seperti hari-hari biasa yang ia lihat. Pucat, sedih tanpa senyuman. Tapi sepertinya saat mengetahui Calum sudah pulang Ashley sedikit tersenyum. Luke tau adiknya itu menyukai Calum dan Luke tidak bisa berbuat apapun kalau-kalau mereka pacaran, toh itu demi kebahagiaan Ashley juga.

            “Aku tau aku salah. Tapi aku belum siap bertemu mereka, atau mereka saja yang menemuiku sekalian melihat keadaanmu. Pasti Calum sangat khawatir padamu.” Ucap Luke.

            Ashley terdiam sesaat. Sejujurnya, saat ini juga ia ingin berlari menemui Calum tapi masalahnya hatinya yang menolak. Ashley takut kalau Calum tiba-tiba memarahinya dan menjauhinya. Tentu hidupnya akan bertambah sedih. Ashley rasa, hanya Calum yang bisa mengembalikan semangat hidupnya yang sudah tak berarti lagi.

            “Kalau begitu Ashley tidur dulu.” Ucap Ashley meninggalkan Luke.

***

            Tanpa melewati makan malam, Michael sudah berada di alam mimpi dan satupun tidak ada yang berani membangunkannya. Michael sangat merindukan rumahnya dan saat tiba di rumah, Michael langsung memeluk grandma. Tapi karena tak bisa menahan kantuknya, Michael langsung tidur walau grandma sudah memasakan menu istimewa untuknya.

            Malam itu, Tami juga sangat mengantuk. Michael sudah tidur dan mungkin saja Calum dan Ashton juga sudah tidur. Tapi Tami kaget saat menemukan seseorang yang sedang duduk di teras. Ternyata orang itu adalah Calum. Tami bisa menebak apa yang dipikirkan Calum.

            “Kenapa kau tidak menelpon Ashley saja?” Tanya Tami.

            Calum kaget dengan kehadiran Tami. Calum kira Tami sudah tidur. “Percuma. Ashley tidak akan mengangkat telponku.” Jawabnya.

            Tami tersenyum. “Kau benar-benar jatuh cinta padanya. Kalau begitu, besok saja kau temui Ashley dan nyatakan perasaanmu pada Ashley.” Ucapnya.

            Bukannya bahagia mendengar ucapan Tami, Calum malah sedih mendengarnya. Ashton, Calum tidak bisa melupakan masalahnya dengan Ashton, masalah hati. “Aku tidak enak dengan Ashton.” Ucap Calum.

            “Memangnya ada apa dengan Ashton?” Tanya Tami. Sebenarnya Tami sudah tau apa masalah Calum dan Ashton karena Michael yang memberitahunya.

            Calum menarik nafas dalam-dalam. “Ashton juga menyukai Ashley. Kita sama-sama menyukai gadis yang sama. Kalau begitu jadinya, untuk apa aku menembak Ashley jika sahabatku tersakiti padahal Ashton-lah yang duluan menyukai Ashley. Sayangnya hanya karena janji yang kami buat, Ashton memilih untuk mundur.” Ucapnya.

            Tami sedikit tau tentang perjanjian kalau mereka tidak boleh suka sama Ashley dan Luke yang menegaskannya. “Masalahnya rumit ya.” Ucap Tami sambil menggaruk-garukkan kepalanya.

            “Terus apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa menahan perasaan ini. Tapi di sisi lain, aku tidak ingin menyakiti Ashton.” Ucap Calum.

            “Bicara baik-baik pada Ashton. Mungkin Ashton mau merelakan Ashley untukmu.” Ucap Tami.

            Calum tersenyum kecut. “Dan dia akan keluar dari band hanya karena aku.” Ucapnya.

            Tami tidak kaget dengan apa yang dikatakan Calum. Ashton memang berniat keluar dari band jika Calum pacaran dengan Ashley. Tapi mudah saja bagi Ashton untuk menemukan pekerjaan baru karena nama Ashton sudah terkenal di dunia musik dan itu semua karena Luke. Namun menurut Tami, sifat Ashton seperti anak-anak. Ashton meninggalkan band hanya karena masalah yang bagi Tami tidak terlalu besar walau menyangkut hati. Tapi bukankah masalah hati adalah masalah yang besar?

            “Tenang saja Cal, aku yakin semua masalah akan terselesaikan.” Ucap Tami.

***

            Pertama kalinya Luke jalan-jalan tanpa penyamaran. Tentu saja banyak fans yang meneriakinya dan meminta foto bareng dengannya. Ada beberapa fans yang menanyakan tentang mengapa ia tega meninggalkan konser tapi Luke tidak menjawab. Ternyata mereka tidak tau tentang penyakit yang diderita Ashley, tapi Luke berharap mereka tak akan pernah tau.

            Luke berjalan sendirian tanpa mengajak Novela karena tidak mau membuat masalah di media. Bukannya tidak suka karena fotonya bersama Novela akan disebarkan di internet, tapi Luke emang tidak mau hubungannya banyak dibicarakan dan Novela mendapat kata-kata yang tidak baik dari fans-nya. Seumur hidupnya, hanya tiga kali Luke jalan berdua dengan Novela, itupun secara diam-diam tapi masih saja fotonya dengan Novela tersebar diinternet. Paparazi memang hebat.

            Tiba-tiba saja Luke tak sengaja melihat sosok pemuda berambut pirang yang sedang duduk santai tak jauh dari tempatnya berdiri. Cowok itu mendengarkan lagu melalui headset sesekali menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama lagu yang ia dengar. Luke mengerutkan keningnya. Rasanya seperti melihat seseorang yang ia kenal tapi ia tidak pernah bertemu dengan orang itu. Akhirnya Luke memutuskan mendatangi cowok berambut pirang itu.

            “Ah kau pasti Luke ya!” Seru cowok itu yang membuat Luke kaget. Tapi Luke sadar kalau ia emang terkenal dan mungkin saja cowok itu adalah salah satu dari fans-nya.

            Cowok berambut pirang itu melepas headset di telinganya. “Aku tidak menyangka kau menemuiku disini. Aku senang sekali.” Ucapnya.

            Mata biru itu sangatlah indah. Luke terdiam sambil menatap mata cowok itu. Mata biru yang sudah tidak asing lagi. Tiba-tiba saja Luke teringat dengan Tristan. Mengapa.. Mengapa rasanya seperti…

            “Hei! Namaku Cody. Aku salah satu dari fans-mu.” Ucap cowok yang tidak lain adalah Cody.

            Luke terhenyak tatkala mengetahui nama cowok itu. Cody? “Kau.. Kau kenal Novela?” Tanya Luke ragu.

            Cody tersenyum. “Tentu saja. Dia kan pacarmu.” Ucapnya.

            Tapi bukankah Novela pernah bilang kalau Cody menemuinya karena Cody mencintainya? Luke jadi bingung. Tatapan pertama saat ia menatap Cody membuatnya teringat pada Tristan. Tidak. Cody tidak mirip dengan Tristan, Cody tidak mirip dengannya. Tapi Luke mengaku bahwa Cody jauh lebih tampan dibandingkan dirinya.

            “Jangan dekati Novela!” Ucap Luke.

            Entahlah mengapa kalimat itu yang keluar dari mulutnya. Luke sendiri juga kaget mengapa ia bisa mengeluarkan kalimat seperti itu. Namun Cody terlihat tenang-tenang saja, tapi mata birunya seakan-akan ingin membunuhnya dan Luke merasa takut melihat mata biru itu. Cody berjalan mendekatinya lalu memegang pundaknya dan Luke merasa kecil jika dibandingkan dengan Cody.

            “Kita lihat siapa yang berhak mendapatkan Novela, kau atau aku.” Ucap Cody.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar