“Aku.. Aku..”
Suara Novela terdengar cukup parau
dan itu membuat Luke bingung sekaligus penasaran. Luke bisa melihat Novela yang
mulai menangis namun Luke tidak berani mengusap air mata Novela. Ada sesuatu
yang menghalanginya. Luke hanya bisa menunggu gadis itu bicara dan
mengungkapkan kebenaran.
“Aku hamil.” Ucap Novela.
Secara refleks Luke langsung
mendorong tubuh Novela dan duduk dengan cepat. Novela menatapnya dengan penuh
air mata. Novela hamil? Hal lucu apakah ini? Luke sudah dibuat sakit atas
kematian Ashley dan sekarang gadis yang sangat dicintainya ternyata hamil?
Tidak mungkin! Luke sudah percaya dengan Novela kalau gadis itu amat menjaga
diri. Mustahil Novela hamil.
“Aku tidak percaya.” Ucap Luke.
Novela tertawa. Bukan. Bukan tawa
kegembiraan. Tapi tawa dalam artian menertawakan dirinya yang hancur. “Kau
boleh tidak percaya untuk saat ini. Tapi suatu hari nanti kau akan percaya
dengan ucapanku tadi.” Ucap Novela.
Luke menatap Novela. Ia tidak tau
harus percaya atau tidak. Semua yang terjadi di hari ini bagaikan mimpi buruk.
Seperti ada sosok yang sedang mempermainkannya dan ingin membuat hatinya sakit.
Kapan hal-hal buruk menjauh dari hidupnya?
“Siapa yang menghamilimu?” Tanya
Luke.
Novela tersenyum sinis. “Orangtuaku
menuduhmu yang menghamiliku. Untungnya aku masih percaya padamu kalau kau bisa
menjaga diri untuk tidak berbuat hal yang tidak-tidak.” Ucapnya.
Tiba-tiba saja kepala Luke seperti
di hantam oleh batu yang keras yang membuatnya ingin terus jatuh. Novela hanya
bercanda kan? Demi Tuhan ia sama sekali tidak pernah berbuat hal buruk pada
Novela, bahkan Luke masih belum mempercayai apa yang terjadi pada Novela. Luke
menatap Novela yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka. Luke menelan
ludahnya. Salah besar jika Novela membencinya karena ia bukanlah orang yang
tega melakukan hal buruk pada Novela.
“Aku hancur Luk! Orangtuaku marah
besar padaku! Tapi aku tidak tau mengapa aku bisa hamil! Usia kandunganku
kurang lebih satu bulan! Aku tidak membencimu, tapi aku membenci diriku
sendiri!” Ucap Novela.
Tangis Novela terdengar cukup
kencang namun Luke enggan memeluk Novela. Pikirannya sangat kacau dan Luke
membutuhkan waktu yang banyak untuk mengistirahatkan semuanya. Luke sudah
sangat lelah dengan semua yang telah terjadi. Namun, di saat keadaan seperti
ini, Luke teringat dengan Cody. Cody? Dia-kah?
“Cody.” Ucap Luke singkat.
Mendengar Luke menyebut nama Cody,
wajah Novela berubah menjadi pucat. Apa Cody yang melakukan hal ini padanya?
Tapi rasanya tidak mungkin. Tidak mungkin Cody yang melakukannya. Bahkan Cody
tidak tau dimana rumahnya dan selama ini ia tidak pernah tidur selain di
kamarnya. Novela teringat dengan kejadian saat ia pingsan dan di malamnya, ada
bayangan hitam yang mendatanginya. Dan sebuah tulisan yang ia temukan di
kulkas. Tiba-tiba saja tubuhnya merinding. Tidak mungkin ia diperkosa oleh
hantu!
***
Dua jam yang lalu Ashley dimakamkan.
Banyak orang yang mendatangi makan Ashley. Beberapa diantara mereka menangis
adapula yang mencoba untuk tegar. Inilah kenyataannya dan Calum sudah percaya
kalau Ashley meninggalkannya. Michael dan lainnya mengintrograsi Luke mengapa
Ashley sampai bisa keluar rumah dan kecelakaan. Tapi Luke tidak menjawab. Cowok
itu menutup rapat mulutnya dan sok tidak mau peduli dengan lainnya. Kini,
tinggal Calum dan Luke yang masih berada di pemakaman Ashley.
Keduanya saling bertatapan. Luke
tersenyum tanpa arti pada Calum lalu mendekati Calum. “Maafkan aku Cal karena
tidak bisa menjaga Ashley dengan baik.” Ucapnya.
“Salahku juga karena tidak bisa
menjaga Ashley dengan baik.” Ucap Calum.
“Kau tau Cal, aku yang membuat
Ashley kehilangan nyawa padahal aku tak menginginkannya.” Ucap Luke.
Mendengar ucapan Luke, Calum menatap
Luke dengan penuh pertanyaan. Luke pun menjelaskan kejadian yang menimpa Ashley
dari awal. Bermula saat ia sakit dan Ashley memaksakan diri untuk membeli obat.
Calum tidak menyangka Ashley begitu baik pada Luke, sama seperti Tristan.
Tristan dan Ashley adalah dua orang yang sangat hebat.
“Luk, artinya mereka sangat
menyayangimu.” Ucap Calum.
Luke mencoba untuk tersenyum dan
menerima semuanya. Kepergian Tristan, kepergian Ashley.. Dan Novela. Luke belum
menceritakan apa yang terjadi pada Novela karena Luke masih ragu. Tapi
tampaknya gadis itu tidak main-main dengan ucapannya. Semua keluarga Novela
menyalahkannya karena ia-lah kekasih Novela.
“Ayo kita pulang.” Ucap Luke
singkat.
***
Akhirnya, Luke membuka mulut
mengenai Novela tapi Luke tidak ingin berita ini tersebar. Tentu saja tiga
temannya itu pada kaget. Mereka tidak menyangka Novela hamil padahal bagi
mereka Novela adalah gadis yang baik. Dua minggu setelah kematian Ashley, baik
Luke dan Calum sama-sama mulai menerima keadaan dan tersenyum meski ada
sisa-sisa kesedihan. Tami sudah pulang ke rumah dan entahlah kapan 5 Seconds of
Summer kembali lagi. Mereka masih membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk
mengobati luka.
“Aku percaya padamu kalau kau tidak
pernah berbuat hal yang tidak-tidak pada Novela.” Ucap Michael.
“Tapi aku penasaran siapa orang yang
tega menghamili Novela.” Ucap Ashton.
Luke sibuk berpikir. Khusunya ia
memikirkan Cody. Salah memang jika ia menuduh Cody. Sudah lama ia tidak bertemu
Cody tapi Luke sangat ingin bertemu dengan cowok yang selalu membuatnya
penasaran itu.
“Salah tidak jika aku mencurigai
Cody?” Tanya Luke tiba-tiba.
Semua mata menatap Luke. “Cody?
Memangnya Cody tidak menyukai Novela sehingga tega menyakiti Novela?” Tanya
Calum.
“Atau mungkin saja Cody menyukai
Novela dan dia kehilangan control.” Ucap Michael.
“Aku juga bingung. Tapi pasti Novela
sangat terpuruk. Jika banyak yang tau, itu sama saja merusak nama baik
keluarganya.” Ucap Luke.
Tiba-tiba Ashton mendapatkan ide
gila. “Aku tau! Kau nikahi saja Novela dan hidup bahagia menjadi sepasang
suami-istri!” Ucapnya.
Langsung saja Luke melotot ke arah
Ashton. “Aku masih dua puluh tahun! Aku belum siap untuk menikah!” Ucap Luke.
Anehnya Ashton cekikikan dengan
respon Luke.
“Mau tidak mau kita harus mencari
Cody! Siapa tau dia dibalik dari semua ini.” Ucap Luke.
***
Novela masih menyimak pembicaraan
orangtuanya yang terdengar serius. Gadis itu mencoba untuk tenang dan menahan
air matanya. Bagaimanapun juga, ia harus bertindak cepat. Ia sudah hamil dan
semakin lama ukuran perutnya akan semakin besar. Jalan satu-satunya selain
menggugurkan kandungannya adalah menikah. Menikah?
Usianya dua puluh satu tahun. Usia
yang masih terbilang muda. Tentu saja Novela belum siap menikah. Setidaknya ia
siap menikah di usia dua puluh empat tahun. Jika ia menggugurkan kandungan,
Novela takut karena bayi yang dikandungnya tidak memiliki kesalahan apapun. Ia
yang salah maka ia harus bisa menjaga janin yang ada di perutnya karena ia
adalah jenis orang yang mau bertanggung jawab.
“Vela?”
Suara Mia mengangetkannya. Dengan
enggan, Novela mendatangi orangtuanya dan duduk di samping Mia. “Bagaimana
keadaanmu?” Tanya Mia.
“Baik.” Jawab Novela singkat.
“Sebenarnya Mama masih syok tentang
kamu yang hamil. Mama percaya padamu kalau kau tak pernah melakukan hal buruk.”
Ucap Mia.
“Vela juga Ma. Bahkan Vela tidak tau
kenapa Vela bisa hamil dan siapa yang menghamili Vela. Apa Vela diperkosa?
Kalau iya, kapan? Vela rasa selama ini Vela baik-baik saja.” Ucap Novela.
“Luke..” Ucap Mia yang langsung
dipotong Novela.
“Jangan salahkan Luke! Dia tidak
bersalah apapun! Saat ini Luke sedang sedih karena kematian adiknya. Jangan
bahas dia lagi!” Ucap Novela.
Suasana berubah menjadi hening. Lalu
Ayah Novela membuka suara. “Ayah tidak menyalahkan siapapun. Ayah malah heran.
Pasti ada sesuatu yang tidak beres disini.” Ucapnya.
“Vela, dalam waktu yang dekat ini,
kau harus menikah.” Ucap Mia.
Novela menelan ludah mendengar
ucapan Mia. Mau tidak mau ia harus menikah dengan lelaki pilihan orangtuanya.
Sangat gila jika ia menikah dengan Luke sementara nantinya Luke akan sibuk
dengan konsernya dan lambat laun semua orang akan tau dan salah menilai kalau
Luke yang menghamilinya.
“Kau ingat Albert?” Tanya Mia.
Novela mengangguk.
Mia tersenyum. “Kau akan menikah
dengannya.” Ucapnya.
***
“Ku mohon..” Ucap Luke.
Semuanya sudah siap dengan pekerjaan
mereka kecuali Luke. Tampaknya Luke belum siap dan masih syok dengan apa yang
terjadi padanya. Kalau begini caranya, bisa-bisa Luke keluar dari 5 Seconds of
Summer dan tentunya akan mengancam band itu sendiri. Teman-temannya tidak bisa
berbuat apapun selain menghormati keputusan Luke. Luke masih membutuhkan banyak
waktu untuk ia bangkit. Calum pun sama. Tapi Calum sangat merindukan masa-masa
itu dan merindukan panggung, serta teriakan fans-fansnya.
“Kalau itu keinginanmu, baiklah.
Akan aku kabulkan.” Ucap Sony yang emang sengaja datang ke Sydney demi menemui
Luke.
“Lalu bagaimana? Jadi hanya kami
bertiga?” Tanya Michael.
“Ya. Apa kalian siap?” Tanya Tami.
Semuanya mengangguk pelan walau
tidak yakin. Oke. Masalah selesai. Band mereka akan kembali walau tanpa Luke.
Luke berjanji untuk tidak akan menyesali keputusannya. Ia bukan bermaksud
meninggalkan 5 Seconds of Summer. Hanya saja ia membutuhkan waktu yang cukup
banyak. Itu saja. Terakhir, tiga sahabatnya itu memeluk Luke dengan erat.
“Kami akan merindukanmu, Luk. Temui
kami kalau kau merindukan kami.” Ucap Calum.
Sebisa mungkin Luke tidak
menampilkan wajah sedihnya. Besok, teman-temannya akan meninggalkan Australia
dalam waktu yang cukup lama. Lagipula masih ada beberapa konser yang harus
mereka lakukan. Luke percaya kalau teman-temannya itu bisa melalui semua itu.
***
“Hei!”
Mendadak Luke kaget mendengar suara
yang tidak bisa. Cody! Akhirnya cowok itu datang secara tidak di duga. Cody
tetaplah sama dan terlihat sangat tampan. Cowok itu duduk di hadapannya. Saat
ini mereka sedang berada di Starbucks yang tampak sepi.
“Aku sedih mendengar berita adikmu
yang meninggal. Semoga dia tenang di alam sana.” Ucap Cody.
Darimana Cody tau kalau Ashley
meninggal? Dan mengapa suara Cody terdengar berat seakan-akan Cody juga
kehilangan sosok yang sangat berarti baginya? Luke menatap Cody dengan berbagai
pertanyaan. Tapi Luke tidak tau pertanyaan mana yang harus ia keluarkan
terlebih dahulu.
“Aku sudah lama menunggumu.” Ucap
Luke.
“Ohya? Untuk apa kau menungguku?”
Tanya Cody.
Luke menarik nafas beratnya. “Aku
bingung mau bicara apa. Tapi aku ingin membicarakan soal Novela.” Ucapnya.
“Novela? Bukankah dia sudah
menikah?” Tanya Cody.
Apa?! Ucapan macam apa itu? Cody
mengatakan dengan santai tanpa beban apapun. Luke benar-benar bingung dengan
lelaki di depannya itu. Memang sih Luke hilang kontak dengan Novela dan tidak
berani mengunjungi rumah Novela.
“Mereka menikah diam-diam. Novela
menikah dengan Albert untuk menutupi aibnya.” Ucap Cody.
Luke berusaha menahan emosinya. Ya.
Tidak ada salahnya Novela menikah agar semua orang tidak curiga padanya. Tapi
hei! Gadis itu tega meninggalkannya dan tidak memberitahu padanya kalau mau
menikah. Luke mencoba untuk baik-baik saja karena hatinya sudah banyak
mendapatkan kesakitan. Setidaknya hatinya sudah kebal dengan semua kesakitan
yang ia terima.
“Kau tau siapa yang menghamilinya?”
Tanya Luke.
“Aku.” Jawab Cody santai.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar