expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 04 Juni 2016

Stay ( Part 18 )



“Aku.. Aku..”

            Suara Novela terdengar cukup parau dan itu membuat Luke bingung sekaligus penasaran. Luke bisa melihat Novela yang mulai menangis namun Luke tidak berani mengusap air mata Novela. Ada sesuatu yang menghalanginya. Luke hanya bisa menunggu gadis itu bicara dan mengungkapkan kebenaran.

            “Aku hamil.” Ucap Novela.

            Secara refleks Luke langsung mendorong tubuh Novela dan duduk dengan cepat. Novela menatapnya dengan penuh air mata. Novela hamil? Hal lucu apakah ini? Luke sudah dibuat sakit atas kematian Ashley dan sekarang gadis yang sangat dicintainya ternyata hamil? Tidak mungkin! Luke sudah percaya dengan Novela kalau gadis itu amat menjaga diri. Mustahil Novela hamil.

            “Aku tidak percaya.” Ucap Luke.

            Novela tertawa. Bukan. Bukan tawa kegembiraan. Tapi tawa dalam artian menertawakan dirinya yang hancur. “Kau boleh tidak percaya untuk saat ini. Tapi suatu hari nanti kau akan percaya dengan ucapanku tadi.” Ucap Novela.

            Luke menatap Novela. Ia tidak tau harus percaya atau tidak. Semua yang terjadi di hari ini bagaikan mimpi buruk. Seperti ada sosok yang sedang mempermainkannya dan ingin membuat hatinya sakit. Kapan hal-hal buruk menjauh dari hidupnya?

            “Siapa yang menghamilimu?” Tanya Luke.

            Novela tersenyum sinis. “Orangtuaku menuduhmu yang menghamiliku. Untungnya aku masih percaya padamu kalau kau bisa menjaga diri untuk tidak berbuat hal yang tidak-tidak.” Ucapnya.

            Tiba-tiba saja kepala Luke seperti di hantam oleh batu yang keras yang membuatnya ingin terus jatuh. Novela hanya bercanda kan? Demi Tuhan ia sama sekali tidak pernah berbuat hal buruk pada Novela, bahkan Luke masih belum mempercayai apa yang terjadi pada Novela. Luke menatap Novela yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka. Luke menelan ludahnya. Salah besar jika Novela membencinya karena ia bukanlah orang yang tega melakukan hal buruk pada Novela.

            “Aku hancur Luk! Orangtuaku marah besar padaku! Tapi aku tidak tau mengapa aku bisa hamil! Usia kandunganku kurang lebih satu bulan! Aku tidak membencimu, tapi aku membenci diriku sendiri!” Ucap Novela.

            Tangis Novela terdengar cukup kencang namun Luke enggan memeluk Novela. Pikirannya sangat kacau dan Luke membutuhkan waktu yang banyak untuk mengistirahatkan semuanya. Luke sudah sangat lelah dengan semua yang telah terjadi. Namun, di saat keadaan seperti ini, Luke teringat dengan Cody. Cody? Dia-kah?

            “Cody.” Ucap Luke singkat.

            Mendengar Luke menyebut nama Cody, wajah Novela berubah menjadi pucat. Apa Cody yang melakukan hal ini padanya? Tapi rasanya tidak mungkin. Tidak mungkin Cody yang melakukannya. Bahkan Cody tidak tau dimana rumahnya dan selama ini ia tidak pernah tidur selain di kamarnya. Novela teringat dengan kejadian saat ia pingsan dan di malamnya, ada bayangan hitam yang mendatanginya. Dan sebuah tulisan yang ia temukan di kulkas. Tiba-tiba saja tubuhnya merinding. Tidak mungkin ia diperkosa oleh hantu!

***

            Dua jam yang lalu Ashley dimakamkan. Banyak orang yang mendatangi makan Ashley. Beberapa diantara mereka menangis adapula yang mencoba untuk tegar. Inilah kenyataannya dan Calum sudah percaya kalau Ashley meninggalkannya. Michael dan lainnya mengintrograsi Luke mengapa Ashley sampai bisa keluar rumah dan kecelakaan. Tapi Luke tidak menjawab. Cowok itu menutup rapat mulutnya dan sok tidak mau peduli dengan lainnya. Kini, tinggal Calum dan Luke yang masih berada di pemakaman Ashley.

            Keduanya saling bertatapan. Luke tersenyum tanpa arti pada Calum lalu mendekati Calum. “Maafkan aku Cal karena tidak bisa menjaga Ashley dengan baik.” Ucapnya.

            “Salahku juga karena tidak bisa menjaga Ashley dengan baik.” Ucap Calum.

            “Kau tau Cal, aku yang membuat Ashley kehilangan nyawa padahal aku tak menginginkannya.” Ucap Luke.

            Mendengar ucapan Luke, Calum menatap Luke dengan penuh pertanyaan. Luke pun menjelaskan kejadian yang menimpa Ashley dari awal. Bermula saat ia sakit dan Ashley memaksakan diri untuk membeli obat. Calum tidak menyangka Ashley begitu baik pada Luke, sama seperti Tristan. Tristan dan Ashley adalah dua orang yang sangat hebat.

            “Luk, artinya mereka sangat menyayangimu.” Ucap Calum.

            Luke mencoba untuk tersenyum dan menerima semuanya. Kepergian Tristan, kepergian Ashley.. Dan Novela. Luke belum menceritakan apa yang terjadi pada Novela karena Luke masih ragu. Tapi tampaknya gadis itu tidak main-main dengan ucapannya. Semua keluarga Novela menyalahkannya karena ia-lah kekasih Novela.

            “Ayo kita pulang.” Ucap Luke singkat.

***

            Akhirnya, Luke membuka mulut mengenai Novela tapi Luke tidak ingin berita ini tersebar. Tentu saja tiga temannya itu pada kaget. Mereka tidak menyangka Novela hamil padahal bagi mereka Novela adalah gadis yang baik. Dua minggu setelah kematian Ashley, baik Luke dan Calum sama-sama mulai menerima keadaan dan tersenyum meski ada sisa-sisa kesedihan. Tami sudah pulang ke rumah dan entahlah kapan 5 Seconds of Summer kembali lagi. Mereka masih membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengobati luka.

            “Aku percaya padamu kalau kau tidak pernah berbuat hal yang tidak-tidak pada Novela.” Ucap Michael.

            “Tapi aku penasaran siapa orang yang tega menghamili Novela.” Ucap Ashton.

            Luke sibuk berpikir. Khusunya ia memikirkan Cody. Salah memang jika ia menuduh Cody. Sudah lama ia tidak bertemu Cody tapi Luke sangat ingin bertemu dengan cowok yang selalu membuatnya penasaran itu.

            “Salah tidak jika aku mencurigai Cody?” Tanya Luke tiba-tiba.

            Semua mata menatap Luke. “Cody? Memangnya Cody tidak menyukai Novela sehingga tega menyakiti Novela?” Tanya Calum.

            “Atau mungkin saja Cody menyukai Novela dan dia kehilangan control.” Ucap Michael.

            “Aku juga bingung. Tapi pasti Novela sangat terpuruk. Jika banyak yang tau, itu sama saja merusak nama baik keluarganya.” Ucap Luke.

            Tiba-tiba Ashton mendapatkan ide gila. “Aku tau! Kau nikahi saja Novela dan hidup bahagia menjadi sepasang suami-istri!” Ucapnya.

            Langsung saja Luke melotot ke arah Ashton. “Aku masih dua puluh tahun! Aku belum siap untuk menikah!” Ucap Luke.

            Anehnya Ashton cekikikan dengan respon Luke.

            “Mau tidak mau kita harus mencari Cody! Siapa tau dia dibalik dari semua ini.” Ucap Luke.

***

            Novela masih menyimak pembicaraan orangtuanya yang terdengar serius. Gadis itu mencoba untuk tenang dan menahan air matanya. Bagaimanapun juga, ia harus bertindak cepat. Ia sudah hamil dan semakin lama ukuran perutnya akan semakin besar. Jalan satu-satunya selain menggugurkan kandungannya adalah menikah. Menikah?

            Usianya dua puluh satu tahun. Usia yang masih terbilang muda. Tentu saja Novela belum siap menikah. Setidaknya ia siap menikah di usia dua puluh empat tahun. Jika ia menggugurkan kandungan, Novela takut karena bayi yang dikandungnya tidak memiliki kesalahan apapun. Ia yang salah maka ia harus bisa menjaga janin yang ada di perutnya karena ia adalah jenis orang yang mau bertanggung jawab.

            “Vela?”

            Suara Mia mengangetkannya. Dengan enggan, Novela mendatangi orangtuanya dan duduk di samping Mia. “Bagaimana keadaanmu?” Tanya Mia.

            “Baik.” Jawab Novela singkat.

            “Sebenarnya Mama masih syok tentang kamu yang hamil. Mama percaya padamu kalau kau tak pernah melakukan hal buruk.” Ucap Mia.

            “Vela juga Ma. Bahkan Vela tidak tau kenapa Vela bisa hamil dan siapa yang menghamili Vela. Apa Vela diperkosa? Kalau iya, kapan? Vela rasa selama ini Vela baik-baik saja.” Ucap Novela.

            “Luke..” Ucap Mia yang langsung dipotong Novela.

            “Jangan salahkan Luke! Dia tidak bersalah apapun! Saat ini Luke sedang sedih karena kematian adiknya. Jangan bahas dia lagi!” Ucap Novela.

            Suasana berubah menjadi hening. Lalu Ayah Novela membuka suara. “Ayah tidak menyalahkan siapapun. Ayah malah heran. Pasti ada sesuatu yang tidak beres disini.” Ucapnya.

            “Vela, dalam waktu yang dekat ini, kau harus menikah.” Ucap Mia.

            Novela menelan ludah mendengar ucapan Mia. Mau tidak mau ia harus menikah dengan lelaki pilihan orangtuanya. Sangat gila jika ia menikah dengan Luke sementara nantinya Luke akan sibuk dengan konsernya dan lambat laun semua orang akan tau dan salah menilai kalau Luke yang menghamilinya.

            “Kau ingat Albert?” Tanya Mia.

            Novela mengangguk.

            Mia tersenyum. “Kau akan menikah dengannya.” Ucapnya.

***

            “Ku mohon..” Ucap Luke.

            Semuanya sudah siap dengan pekerjaan mereka kecuali Luke. Tampaknya Luke belum siap dan masih syok dengan apa yang terjadi padanya. Kalau begini caranya, bisa-bisa Luke keluar dari 5 Seconds of Summer dan tentunya akan mengancam band itu sendiri. Teman-temannya tidak bisa berbuat apapun selain menghormati keputusan Luke. Luke masih membutuhkan banyak waktu untuk ia bangkit. Calum pun sama. Tapi Calum sangat merindukan masa-masa itu dan merindukan panggung, serta teriakan fans-fansnya.

            “Kalau itu keinginanmu, baiklah. Akan aku kabulkan.” Ucap Sony yang emang sengaja datang ke Sydney demi menemui Luke.

            “Lalu bagaimana? Jadi hanya kami bertiga?” Tanya Michael.

            “Ya. Apa kalian siap?” Tanya Tami.

            Semuanya mengangguk pelan walau tidak yakin. Oke. Masalah selesai. Band mereka akan kembali walau tanpa Luke. Luke berjanji untuk tidak akan menyesali keputusannya. Ia bukan bermaksud meninggalkan 5 Seconds of Summer. Hanya saja ia membutuhkan waktu yang cukup banyak. Itu saja. Terakhir, tiga sahabatnya itu memeluk Luke dengan erat.

            “Kami akan merindukanmu, Luk. Temui kami kalau kau merindukan kami.” Ucap Calum.

            Sebisa mungkin Luke tidak menampilkan wajah sedihnya. Besok, teman-temannya akan meninggalkan Australia dalam waktu yang cukup lama. Lagipula masih ada beberapa konser yang harus mereka lakukan. Luke percaya kalau teman-temannya itu bisa melalui semua itu.

***

            “Hei!”
            Mendadak Luke kaget mendengar suara yang tidak bisa. Cody! Akhirnya cowok itu datang secara tidak di duga. Cody tetaplah sama dan terlihat sangat tampan. Cowok itu duduk di hadapannya. Saat ini mereka sedang berada di Starbucks yang tampak sepi.

            “Aku sedih mendengar berita adikmu yang meninggal. Semoga dia tenang di alam sana.” Ucap Cody.

            Darimana Cody tau kalau Ashley meninggal? Dan mengapa suara Cody terdengar berat seakan-akan Cody juga kehilangan sosok yang sangat berarti baginya? Luke menatap Cody dengan berbagai pertanyaan. Tapi Luke tidak tau pertanyaan mana yang harus ia keluarkan terlebih dahulu.

            “Aku sudah lama menunggumu.” Ucap Luke.

            “Ohya? Untuk apa kau menungguku?” Tanya Cody.

            Luke menarik nafas beratnya. “Aku bingung mau bicara apa. Tapi aku ingin membicarakan soal Novela.” Ucapnya.


            “Novela? Bukankah dia sudah menikah?” Tanya Cody.
            Apa?! Ucapan macam apa itu? Cody mengatakan dengan santai tanpa beban apapun. Luke benar-benar bingung dengan lelaki di depannya itu. Memang sih Luke hilang kontak dengan Novela dan tidak berani mengunjungi rumah Novela.

            “Mereka menikah diam-diam. Novela menikah dengan Albert untuk menutupi aibnya.” Ucap Cody.

            Luke berusaha menahan emosinya. Ya. Tidak ada salahnya Novela menikah agar semua orang tidak curiga padanya. Tapi hei! Gadis itu tega meninggalkannya dan tidak memberitahu padanya kalau mau menikah. Luke mencoba untuk baik-baik saja karena hatinya sudah banyak mendapatkan kesakitan. Setidaknya hatinya sudah kebal dengan semua kesakitan yang ia terima.

            “Kau tau siapa yang menghamilinya?” Tanya Luke.

            “Aku.” Jawab Cody santai.

***



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar