Prolog
.
Disini aku berdiri, melihat apapun
yang ada disekitarku. Orang-orang sangat sibuk dengan urusannya. Ini tentu
bukan pertama kalinya aku menginjakkan kaki di negara yang dulu sangat tidak
aku sukai, namun semua itu terlihat jelas sekarang. Aku tak perlu menyesal
mengapa aku sangat membenci salah satu negara yang keren, yang menjadi idola
oleh jutaan para gadis.
Aku menghentikan langkahku. Hatiku
terasa kacau. Aku tidak tau harus berbuat apa. Aku ingin mencarinya tapi aku
tidak tau dia ada dimana. Aku akui ini adalah kesalahanku karena jika saja aku
menceritakannya sejak awal pasti dia akan lebih hati-hati, tapi rasanya aku
patut mendapatkan hukuman ini. Ya, aku benar-benar menyesalinya. Dan mungkin
saja sekarang dia membenciku, entahlah.
Di dalam pikiranku berkecamuk. Kau
ini siapa? Kau hanyalah gadis bodoh yang seharusnya tidak mengalami masa-masa
seperti ini. Lalu dia siapa? Hei! Dia adalah seorang Super Star sedangkan kau… Diriku yang bodoh. Tapi tidak semua ini
salahku bukan? Jika dia tidak datang, pasti semuanya tidak akan menjadi seperti
ini.
Tapi, aku tidak menyesal bertemu
dengannya. Aku akui hari-hariku saat bersamanya sangatlah indah. Yang aku
sesalkan adalah: Diriku yang bodoh, yang tiba-tiba saja mencintainya disaat
yang tidak tepat. Ya, aku menyesal karena perasaan bodoh ini.
***