Epilog
.
.
.
Surat Rio buat Ify:
Disini terungkap
segala tangisan, kesedihan, kekesalan, emosi dan segala perasaan yang dirasakan
Rio. Surat ini ditulis oleh Rio dengan segenap hati dan rasa cintanya yang
sangat besar yang hanya ia peruntukan buat Ify, kekasih yang sangat
dicintainya.
Gue...
Nama gue Adrian Henrick Kurniawan. Tapi gue lebih suka lo
manggil gue dengan nama ‘Rio’. Gue terlahir dengan keadaan buruk. Mama gue
kabur dari rumah karena sudah tau kalo bayi yang dikandungnya beda dengan bayi
lainnya. Setelah Mama ngelahirin gue,
Mama membuang gue dan gue dirawat oleh seorang Nenek baik
hati. Setelah itu, Mama memilih untuk bunuh diri.
Nenek gue sangat baik. Tapi sayang, ketika gue berumur
lima tahun, nenek gue merasa jijik dengan gue. Baginya, gue sangat mengerikan.
Kata nenek gue, wajah gue menyeramkan. Kulit gue bersisik kayak ular. Hahaha..
Gue menertawai diri gue sendiri yang buruk rupa ini. Setelah gue pisah dengan
nenek gue, gue tinggal di sebuah panti asuhan. Lo ingat kan Fy waktu gue ngajak
lo mengunjungi panti asuhan itu? Panti ashuan itulah rumah gue. Gue sangat
menyayangi panti asuhan itu. Di panti itu gue dibesarkan walau tak ada satupun
yang mau berteman dengan gue.
Gue pun berumur tiga belas tahun. Tiga belas tahun
bukanlah waktu yang singkat. Selama menjalani hidup, gue selalu dihadapkan
dengan rintangan yang membuat gue rapuh. Rintangan yang paling besar adalah
saat gue dipertemukan dengan seorang gadis cantik bernama Shilla.
Ashilla Yanuar Destyka adalah cinta pertama gue. Shilla
gadis yang cantik. Banyak cowok yang menyukainya, termasuk gue. Sayangnya, gue
selalu dicemoh oleh Shilla dan ditertawakan Shilla. Jujur, hati gue sangat
sakit melihat orang yang gue sukai mengejek gue seakan gue adalah sampah atau
sumber penyakit yang harus dibuang. Gue ingat, waktu itu Shilla mengucapkan
sebuah kalimat yang membuat hati gue sakit, “Hei bocah jelek! Pergi sana! Lo
nggak pantas jadi pacar gue yang cantik ini. Ntar, penyakit lo nular lagi ke
gue dan gue jadi jelek kayak lo!” Setelah kejadian itu, gue nggak lagi dekatin
Shilla. Gue biarkan Shilla bahagia bersama cowok pilihannya.
Yaitu Maradiko Julian Debo. Debo adalah cowok beruntung
yang telah berhasil mendapatkan Shilla. Jujur, hati gue ngilu. Debo sangatlah
tampan. Sedangkan gue? Tapi gue berusaha sekuat mungkin agar gue ikhlas melihat
Shilla bahagia, dan bukannya cinta tak harus memiliki?
Dan... Tibalah waktunya. Waktu dimana gue kehilangan
seseorang yang sangat gue cintai. Shilla dituduh melakukan hal-hal negatif
dengan lelaki lain. Debo pun marah besar dan langsung memutusi Shilla. Gue
sedih lihat Shilla menangis. Sedihnya lagi ketika Shilla pindah ke Medan dan
gue nggak akan bisa lagi melihat wajah manisnya yang selalu hadir di dalam
mimpi gue.
Gue nggak tau apakah gue dendam atau marah ke Debo. Yang
jelas, gue nggak bisa menyalahkannya. Gue perhatikan, dari wajahnya, Debo
menyesal memutusi Shilla karena dia masih mencintai Shila.
Suatu hari, gue melihat Debo hendak menyebrangi jalan
raya. Gue perhatikan, wajahnya sendu sekali. Perasaan gue menjadi nggak enak.
Karena itulah gue berusaha menjaga Debo agar cowok itu dalam keadaan baik-baik
saja. Tiba-tiba, sebuah mobil datang hendak menabraknya yang sedang berada di
tengah jalan raya. Mendadak gue kaget! Debo dalam bahaya. Cepat-cepat gue
dorong tubuh Debo agar cowok itu selamat. Namun, gue sendiri yang malang. Tubuh
gue hancur di tabrak mobil oleng itu. Gue memejamkan mata. Lalu, tubuh gue
terasa ringan. Gue merasa sedang terbang dan dibawa pergi oleh seseorang menuju
sebuah tempat yang abadi. Tempat kembalinya orang-orang yang telah mati. Tapi
syukurlah, Debo selamat. Hanya saja cowok itu mengalami koma.
Kini, kehidupan baru gue sangatlah bahagia. Gue puas
dengan kehidupan baru gue yang memuaskan. Disini, gue bisa meminta apapun.
Apapun permintaan.
Suatu hari, gue meminta pada Tuhan agar gue bisa kembali
ke dunia. Tujuan gue balik ke dunia yaitu untuk mencari seseorang yang
mencintai gue secara tulus. Tuhan pun menerima permintaan terakhir gue dengan
tiga syarat:
Pertama, ketika gue tiba di dunia, semua orang takut
dengan gue. Tapi, ketika gue sudah menemukan orang yang gue cari, orang-orang
itu nggak takut lagi dengan gue. Hanya saja kekebalan tubuh gue menurun dan
wajah gue sering pucat.
Kedua, ada satu orang yang nggak takut liat gue. Yaitu
orang yan pertama kali gue temukan saat gue tiba di dunia. Tapi bisa saja
syarat ini salah. Dan gue harus mencari jawabannya apakah syarat ini benar apa
nggak. Makanya, gue minta bantuan Sivia untuk bertanya ke lo apakah lo takut
nggak liat gue.
Dan ketiga, ketika gue udah menemukan orang yang
benar-benar mencintai gue dengan tulus, gue harus kembali ke kehidupan gue yang
sesungguhnya. Bukan masalah bagi gue karena gue yakin sekali nggak akan jatuh
cinta lagi untuk yang kedua kalinya.
Suatu hari, gue bertemu dengan seorang cewek yang sedang
kepeleset di tangga. Gue pun bantu cewek itu agar bisa berdiri. Itulah orang
pertama yang gue temuin saat gue turun ke bumi. Lalu, timbul pertanyaan di
pikiran gue. Apakah cewek itu nggak takut liat gue?
Gue juga sempat bertemu Debo. Lucunya, Debo seperti nggak
asing lagi saat bertemu dengan gue. Tapi, gue sama sekali nggak dendam ke dia.
Karena tugas gue hanyalah mencari seseorang yang mencintai gue dengan tulus.
Itu saja.
Ajaibnya, cewek yang gue temuin pertama kali ternyata
mencintai gue. Gue merasa cewek itulah orang yang gue cari. Tapi gue sedikit
nggak yakin juga. Karena itulah gue membuat sebuah permainan untuk meyakini
hati gue kalo cewek itu benar-benar mencintai gue. Gue buat tuh cewek semakin
cinta ke gue.
Ohya, karena gue merasa sepi, akhirnya gue mencari
seorang teman untuk gue jadikan tempat curhat. Yaitu Sivia. Gue nyamar jadi
Rian, tapi Sivia tau kalo gue adalah Rio.
Sayangnya, gadis cantik bernama Ify yang mencintai gue
itu membuat dada gue sesak saat gue mendengar tangisannya. Dan entah mengapa..
Lama kelamaan.. Gue merasakan sebuah perasaan asing yang pernah gue rasakan
saat bertemu dengan Shilla. Cinta.... Apakah benar gue telah jatuh cinta dengan
Ify?
Jawabannya adalah ‘iya’. Gue telah jatuh cinta dengan lo,
Fy. Walau lo bukan yang pertama, tapi lo yang terakhir. Sebisa mungkin gue
hapus rasa cinta itu. Tapi, semakin lama gue hapus, rasa cinta itu semakin
besar. Gue sadar. Gue telah melakukan sebuah kesalahan besar.
Lo pasti penasaran kan Fy kenapa gue begitu benci saat
ada orang yang menyebut nama ‘Adrian’ yang pada dasarnya menyebut nama gue?
Karena gue sangat membenci diri gue sendiri Fy.. Gue benci dengan diri gue yang
terkesan jijik dan menyeramkan di mata orang.
Atau mungkin saat kakak lo rekan video kita? Hahaha.. Gue
nggak akan bisa lo foto Fy karena wajah gue bukanlah wajah gue yang asli. Atau
saat kejadian waktu gue dilarikan ke rumah sakit? Waktu itu gue pura-pura
pingsan Fy. Bisa aja gue menghilang dan melakukan apapun yang gue mau.
Dan... Di hari yang indah itu... Gue mengajak lo
jalan-jalan ke panti asuhan tempat gue dibesarkan. Disana, kita ketemu Ari yang
mirip sekali denga gue. Jujur, gue merasa ditertawakan oleh diri gue sendiri.
Hahaha.. Lihat Yo! Lihat! Itu elo! Betapa jelek dan jijiknya elo itu... Tapi,
lo nggak jijik kan dengan Ari? Dan gue yakin sekali kalo lo ada di masa lalu
gue, lo pasti nggak akan jijik dengan gue. Karena gue tau, lo adalah gadis yang
baik dan nggak memandang orang dari segi fisiknya. Melainkan dari hati dan
kebaikan orang itu.
Setelah itu, gue sengaja ngajak lo pergi masuk ke rumah
hantu. Lucunya, hantu-hantu itu pada takut sama gue karena sejatinya gue adalah
‘hantu asli’. Bisa saja kan Fy gue mengubah diri gue ke bentuk apapun? Bahkan
suster ngesot sekalipun.
Esoknya...
Hari dimana hari yang paling gue takuti.. Hari dimana matahari akan tenggelam
dan membuat gue dimakan olehnya. Hari itulah gue mengakui segala kebodohan gue.
Seandainya gue nggak kembali ke dunia.. dan seandainya ada satu harapan lagi...
Sewaktu gue make a wish, gue berharap agar gue selalu
bisa bersama lo. Tapi sayangnya, harapan mustahil itu nggak bisa terwujud. Lo
dan gue sejatinya berada di dunia yang berbeda. Dan pada akhirnya.... Ketika
matahari kembali ke raduannya... Ketika itulah gue meninggalkan lo.
Maafkan aku Fy, maafkan aku karena aku nggak bisa
menepati sebuah janji. Janji untuk tidak meninggalkanmu. Aku berharap, kamu
bahagia setelah kepergianku dan hidupmu kembali menjadi normal sebelum
kedatanganku.
Sekali lagi, maafkan aku Fy.. Maafkan.. Andaikata masih
ada satu harapan lagi, aku berharap agar Tuhan tidak mengambilku kembali dan
mengizinkanku untuk tinggal bersamamu, selamanya (:
Terimakasih sayang karena mau mencintaiku setulus hati..
Aku mencintaimu (:
By. Rivano Gabril
END..............
Jangan lupa ya follow twitter ku :: @Styles190898_
Thanks :)