Semuanya
berjalan seperti biasa. Calum merasa hidupnya sudah kembali normal walau Hailey
masih tidak mau bertemu dengan yang lain selain Luke, Michael dan Mali
tentunya. Sedangkan Thomas, Calum rasa cowok itu sudah tidak mendatanginya lagi
dan Calum merasa bebas. Biarlah. Untuk apa juga Thomas datang kemari kalau
hanya untuk mengejek Hailey atau membuat kepalanya pusing?
“Hai Luk! Mike! Ku rasa aku sudah
kembali menjadi diriku yang dulu.” Ucap Calum yang baru saja tiba di sekolah.
Penampilan Calum amatlah rapi
sempurna. Calum juga sudah mulai membuka diri dan mulai bergaul dengan orang
banyak dan Calum rasa semuanya berjalan lancar. Banyak gadis yang mengincarnya
tetapi Calum tolak karena ia sudah memiliki Hailey dan tidak ada gadis selain
Hailey yang ada di hatinya. Tidak ada!
“Ngomong-ngomong, besok malam adalah
pesta ulang tahun Bryanna dan kita diundang dengan syarat yang… rrrrrr..” Ucap
Michael dan tidak melanjutkan ucapannya.
Luke berusaha menahan tawanya
melihat ekspresi terbaik Michael yaitu menggaruk-garukkan rambut yang sama
sekali tidak gatal. Sedangkan Calum penasaran dengan kelanjutan ucapan Michael.
Ohya, Bryanna, bagaimana kabar gadis yang sempat menyukainya itu? Calum hampir
melupakan sosok Hailey yang adalah teman Bryanna yang juga tidak lain adalah
Hailey kekasihnya. Tidak perlu memikirkan itu lagi karena Calum berjanji untuk
tidak penasaran lagi.
“Cal, Michael sedang jomblo dan dia
tidak akan bisa datang ke pesta ulang tahun Bryanna karena Bryanna
men-syaratkan setiap tamu yang datang harus membawa pasangannya.” Ucap Luke.
“Ohya? Aku akan mengajak Hailey.”
Ucap Calum ceria.
Mendengar hal itu, wajah Luke dan
Michael memucat. “Apa kau yakin dengan hal itu? Apa Hailey mau datang di pesta
ulang Tahun Bryanna? Lagipula Bryanna mengenali Hailey.” Ucap Luke.
Calum tersenyum. “Hailey sudah
berubah. Pastinya dia mau bertemu dengan siapa saja, termasuk Bryanna.”
Ucapnya.
“Cal, aku masih penasaran dimana
Hailey tinggal sekarang.” Ucap Michael.
Misteri itu lagi yang membuat Calum
menjadi bingung padahal Calum nyaris melupakannya. Hailey memang masih
misterius dan akan terus menjadi sosok yang misterius dan tidak ada satupun
yang mengetahuinya.
“Suatu hari nanti aku akan tau yang
sebenarnya.” Ucap Calum dengan penuh keyakinan.
***
Sebenarnya, Bryanna merayakan pesta
ulang tahunnya dan men-syaratkan hal yang lucu itu karena suatu alasan. Yaitu
Calum. Kata Angel, Calum sudah pacaran dengan Hailey dan itu sudah lama sekali.
Bryanna ingin melihat bagaimana sosok Hailey dan masih belum percaya dengan
cerita Angel. Bryanna tidak akan percaya sebelum ia melihat yang sebenarnya.
“Kak Bry, Calum akan datang
sendiri.” Ucap Angel.
“Kenapa kau tidak bersamanya saja?
Kau pernah cerita kalau kau dan Calum dulunya begitu dekat dan Calum sering
cerita padamu.” Ucap Bryanna.
Angel terdiam dan mengapa matanya
terasa panas? Angel ingat betul tentang kenangan-kenangan indah itu saat ia
bersama Calum. Calum yang lucu, Calum yang cerewet, Calum yang sangat baik
padanya, Calum yang pengertian padanya… Dan Angel masih ingat saat Calum
merangkulnya dengan hangat kemudian ia menangis dan berharap yang dirasakannya
adalah sebuah kenyataan. Ia bersama Calum.. Namun semua yang Calum lakukan
padanya, segala pengertian Calum padanya, itu semua karena suatu alasan.
Yaitu Hailey.
“Kenapa kau diam?” Tanya Bryanna.
Angel sedikit kaget. “Aku..
Tiba-tiba saja kenangan indah itu muncul lagi. Aku dan Calum. Aku sangat merindukan
Calum yang dulu walau dia dekat denganku karena Hailey. Jika saja aku tidak
mengenal Hailey, Calum tidak akan mau denganku.” Ucapnya.
Bryanna menyimpulkan bahwa perasaan
Angel pada Calum masih sama bahkan semakin kuat. Beda dengan perasaannya pada Calum
yang cepat sekali datang dan cepat sekali pergi. Semakin lama Bryanna mulai
mengerti bagaimana Calum dan Calum bukanlah sosok yang tepat untuknya. Ada
sosok lain yang lebih tepat untuknya dan Bryanna tidak yakin apakah sosok itu
masih mencintainya.
“Kurasa Calum sudah baikan sekarang
tetapi ingatannya belum pulih.” Ucap Bryanna.
“Ya.. Seandainya aku bisa mengobati
luka Calum.. Atau.. atau lebih baik aku berada di posisi Hailey.. maka.. maka
semuanya akan baik-baik saja..” Ucap Angel.
***
Setelah menjelaskan tentang pesta
ulang tahun Bryanna, Calum tidak bisa menebak bagaimana ekspresi Hailey. Disana
Hailey terlihat diam saja dan tidak tau apakah sedang berpikir atau tidak.
“Bryanna hanya ingin membuktikan
kalau kau gila.” Ucap Hailey.
Tentu saja Calum tidak mengerti
ucapan Hailey yang lagi-lagi mulai misterius. Gila? Bukankah ia sudah menjadi
normal?
“Bahkan Luke, Michael dan Mali tidak
mengatakan yang sebenarnya saat mereka bertemu denganku.” Ucap Hailey.
“Aku tidak mengerti ucapanmu.” Ucap
Calum.
Tiba-tiba saja Hailey menangis dan
hati Calum begitu perih melihat air mata yang menetes membahasi pipi putih
Hailey. Gadis itu tampak rapuh. Langsung saja Calum memeluknya dengan erat agar
Hailey menjadi tenang.
“Cal, maafkan aku. Seharusnya aku
tidak hadir di hidupmu.” Ucap Hailey.
“Tidak. Aku yang mengharapkan
kehadiranmu disini, itu bukan salahmu, tapi salahku.” Ucap Calum.
“Selama ini aku melindungimu, itulah
alasan mengapa aku ingin hanya kita saja yang ada di dunia ini dan aku tidak
ingin bertemu dengan yang lain.” Ucap Hailey.
“Demi Tuhan aku tidak paham dengan
ucapanmu. Tapi tolong jangan menangis. Semuanya sudah baik-baik saja kan?” Ucap
Calum.
Calum melepaskan pelukannya dan
menatap bekas air mata Hailey dan kini gadis itu tersenyum manis bagaikan
bidadari yang cantik.
“Ini bukan salahku atau salahmu.
Cinta memang tidak bisa diprediksi oleh siapapun. Kau bisa jatuh cinta dengan
siapapun, termasuk aku, dan itu tidak salah. Kau tidak salah mencintaiku, Cal.
Tapi.. Tapi kau harus bisa melupakanku..” Ucap Hailey.
Rasanya seperti ia berhadapan dengan
Thomas. Thomas menyuruhnya untuk melupakan Hailey dan sekarang Hailey yang
menyuruhnya untuk melupakan Hailey? Lelucon apakah ini? Apakah Thomas telah
merasuki jiwa Hailey?
“Apa yang dikatakan Thomas memang
benar Cal. Sekarang Thomas tidak akan pernah kembali. Dan mungkin aku juga
tidak akan pernah kembali. Semua ini tidaklah nyata.” Ucap Hailey.
“Maksudmu?” Tanya Calum.
“Aku dan Thomas tidaklah nyata. Kami
hanya-lah ilusimu dan kau-lah yang mendatangkan kami ke dalam pikiranmu. Jadi
selama ini kau hanya bicara dengan dirimu sendiri, kau jatuh cinta pada dirimu
sendiri, dan apakah kau tidak sadar saat kau menghajar Thomas dirimulah yang
terluka? Dan bagaimana ekspresi Mali saat kau mengenalkannya denganku? Kau sama
saja memperkenalkan dirimu sendiri padanya?”
***
Entahlah seberapa lama Calum duduk
terdiam di bangku taman dalam kesendiriannya. Percakapannya dengan Hailey tadi
bagaikan mimpi. Ilusi? Hailey dan Thomas hanyalah ilusi-nya saja? Tidak
mungkin! Bagaimana bisa sosok Hailey yang setiap hari ia temui adalah ilusi?
Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada Hailey jika Hailey hanyalah ilusinya?
“Ini, makanlah. Kau akan merasa
lebih baik jika memakan es krim ini.” Ucap suara seseorang.
Calum mengangkat wajahnya dan
melihat seorang gadis yang tersenyum manis padanya sambil membawa dua es krim.
Calum berpikir dengan cepat dan sepertinya ia pernah mengalami kejadian ini
sebelumnya.
“Ayo Cal ambil, jangan terlalu
banyak memikirkan Hailey. Suatu saat nanti kau pasti bisa mendapatkannya.” Ucap
gadis itu lagi.
Tiba-tiba saja kepala Calum menjadi
sakit dan dunia seakan-akan berputar. Gadis yang tidak lain adalah Angel
menjadi panik dan berusaha menenangkan Calum. Ada apa dengan Calum? Angel hanya
ingin kenangan-kenangan manis itu kembali ia rasakan dan ternyata apa yang
barusan dibuatnya bisa membuat Calum menjadi seperti ini?
“Calum!” Ucap Angel panik.
“Kau.. Kau bukan ilusiku kan?” Tanya
Calum menatap Angel dengan pandangan samar-samar.
Angel menatap Calum heran. “Aku
nyata Cal. Kau kenapa?” Tanyanya.
“Hailey.. Dia.. Dia hanyalah
ilusiku..” Ucap Calum dengan suara lemah.
Langsung saja Angel duduk di samping
Calum dan siap menjadi pendengar yang baik untuk Calum. Apa.. Apa Calum sudah
ingat semuanya? Apa Calum sudah ingat dengan masa lalunya? Tuhan.. Tolong
jangan buat Calum sedih karena ia tidak ingin melihat sosok yang dicintainya
sedih.
Setelah Calum merasa baikan, ia
mulai membuka suaranya. “Kau.. Kau mirip sekali dengan Hailey. Mata kalian
sangat mirip.” Ucapnya.
Angel menelan ludahnya. “Aku.. Aku
adalah adik kandung Hailey, Hailey adalah kakakku.” Ucapnya.
Tidak tau apakah Calum langsung
percaya atau tidak. Pertanyaan itu bukanlah pertanyaan penting baginya. “Dimana
Hailey sekarang? Aku mengingkan sosok Hailey yang nyata, bukan ilusi!” Ucap
Calum.
“Calum..” Lirih Angel sambil
berusaha menahan tangisnya.
“Apa yang terjadi pada Hailey?
Mengapa setiap kali aku menanyakan sosok Hailey kau malah menangis?” Tanya
Calum.
“Aku.. Aku tidak sanggup
menceritakannya.. Aku tidak mau melihatmu sedih..” Ucap Angel.
***
Kedatangan Angel yang tidak di duga
membuat Mali kaget. Apalagi ada sisa-sia air mata di pipi Angel. Pasti ada
sesuatu yang tidak di duga terjadi, mungkin saja ada hubungannya dengan Calum.
Sejak pagi tadi Mali tidak menemukan sosok Calum bahkan saat ia bangun tidur.
Liam malah memaksa untuk membawa Calum ke psikiater kalau perlu menjalani
terapi tapi Trisha masih menolak.
“Angel apa yang terjadi padamu?”
Tanya Mali.
Kebetulan di rumah Mali ada Luke dan
Michael. Perlahan Angel duduk agak menjauh dari ketiganya sambil mengusap
pipinya. “Calum.. Calum sudah tau kalau selama ini Hailey hanyalah ilusinya.”
Ucap Angel.
“APA?!” Teriak Mali, Luke dan Michael
berbarengan.
“Sepertinya Calum mulai menerima
keadaan. Calum sudah mulai melupakan Hailey.” Ucap Angel.
“Aku menyimpulkan Calum juga
memiliki kepribadian ganda. Calum pernah datang ke kamarku dan dia tampak bukan
seperti dirinya.” Ucap Mali.
“Lalu dimana Calum sekarang?” Tanya
Michael.
***
Calum merasa Hailey ada dimana-mana.
Semua orang yang dilihatnya mereka adalah Hailey. Calum layaknya seperti orang
mabuk yang tidak bisa berpikir jernih. Memikirkan Hailey mampu membuatnya
menjadi gila. Apakah ia sudah gila sekarang? Tidak! Bahkan sejak dulu ia sudah
gila karena Hailey. Hailey. Apakah gadis itu nyata? Bukankah dulu ia mengenali
Hailey? Lantas dimana keberadaan Hailey yang sebenarnya?
Saking bingung dan pusing, Calum
tidak sadar bahwa ia berdiri tepat di pinggir jalan raya yang ramai tapi Calum
tidak peduli. Apakah sekarang ia bermain bersama ilusinya? Apakah sekarang ia
sedang tidak berada di dunia nyata? Tiba-tiba sekilas Calum melihat sosok
bayangan dengan darah merah yang semakin lama semakin jelas, membuat Calum
berhasil menyimpulkan sesuatu. Sesuatu tentang masa lalunya sebelum ia hilang
ingatan.
Dan Hailey. Calum memejamkan matanya
dan ia merasakan kesakitan yang luar biasa seperti terkena hantaman yang keras.
Kemudian Calum melihat sosok bercahaya yang berjalan semakin dekat ke arahnya.
“Calum Thomas Hood, terimakasih
karena sudah mencintaiku..”
***
Calum membuka matanya dan melihat
dengan jelas wajah kekhawatiran Liam, Trisha, dan Mali. Lalu tangan Trisha
menyentuh lembut keningnya yang diperban. Calum berharap dirinya sudah mati
tetapi sayangnya Tuhan masih sayang padanya dan memutuskan agar ia tetap berada
di dunia dan meraih semua impiannya.
“Kau sudah tenang sekarang. Tadi kau
sempat terbangun dan berteriak.” Ucap Trisha.
Calum terdiam lalu bicara. “Aku
pernah mengalami kejadian yang sama seperti ini. Dan aku tau alasan Mom
menyembunyikan masa laluku karena Mom tidak ingin aku sedih.” Ucapnya.
Sebisa mungkin Trisha menahan air
matanya, Mali pun sama. Gadis itu menggenggam erat tangan dingin Calum. “Aku
yang membuat Hailey meninggalkan dunia ini, itulah mengapa kak Mali pernah
mengatakan kalau aku jahat. Aku yang membunuh Hailey. Aku memang jahat.”
Ucapnya.
Mali tidak bisa menahan air matanya
dan gadis itu menangis. “Tidak. Kau tidak jahat. Itu bukan kesalahanmu.
Percayalah kalau aku selalu menyayangimu apapun yang terjadi.” Ucapnya.
“Dan aku benar-benar kehilangan
Hailey sekarang.” Ucap Calum sambil memejamkan matanya.
Akankah ia kuat setelah ini? Akankah
ia sanggup menjalani hidup tanpa Hailey? Jadi inilah yang dimaksud kesedihan
jika ingatannya kembali dan ia harus siap menghadapi kenyataan? Calum berharap
ia bisa amnesia lagi dan melupakan sosok Hailey, juga masa lalunya. Apa perlu
ia kecelakaan lagi? Apa perlu tubuhnya bertabrakan dengan mobil hingga nyawanya
ikut menjadi taruhannya?
Akankah ia bisa hidup tanpa Hailey?
***