“Kau
baik-baik saja Gretta?” Tanya Eleanor.
Gretta terdiam dan seperti tuli
dengan suara apapun. Jam bahasa inggris kosong dan Gretta merasa bosan.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk keluar kelas dan tujuannya yaitu pergi ke
lapangan basket. Gretta hampir lupa pagi ini jam kelas Connor adalah olahraga
dan kemungkinan besar kelas Connor berada di lapangan basket.
Benar saja. Gretta melihat Connor
bermain basket disana dengan riang. Tapi tidak ada Luke disana. Gretta lupa
tadi ia melihat Luke yang tidak menggunakan seragam olahraga. Pasti Luke sedang
berada di perpustakaan. Kembali ke sosok Connor. Gretta melihat sosok itu
bagaikan pangeran penyelamat dengan senyuman terindah. Rambut pirang Connor dan
mata biru Connor mampu membuat hatinya tenang.
“Aku..
Aku mencintaimu Gretta.. Kau-lah satu-satunya gadis yang aku cintai. Kau yang
membuatku bisa bertahan sampai saat ini..”
Sial. Mengapa kalimat itu yang
muncul di otaknya? Mengapa Luke berani mengatakan hal itu? Apakah Luke hanya
bermain-main atau sungguhan? Tapi dari sikapnya, Luke terlihat serius. Dulu
sewaktu masih kecil, bisa Gretta lihat mata biru Luke yang sepertinya tertarik
padanya dan ingin menjadikannya sebagai kekasihs saat besar nanti. Gretta
pernah mendengar kata-kata Luke yang mengatakan bahwa suatu hari nanti Luke
ingin menjadikannya sebagai gadis yang spesial di hatinya. Gretta ingat betul
dengan janji manis itu.
Kemudian Gretta membalikkan tubuhnya
dan bingung akan kemana ia.
***
Entahlah apa yang membuatnya
mendatangi tempat kesayangannya yaitu lapangan basket indoor yang sepi. Sudah lama Gretta tidak bermain basket dan
tangannya rindu untuk memukul bola berwarna orange itu. Gretta mengambil bola
basket lalu men-dribelnya dengan santai dan menembaknya. Masuk. Bola itu masuk
dengan mulusnya dan Gretta merasakan suatu kepuasan. Gadis itu bermain basket
kurang lebih sepuluh menit dan tidak sadar ada sepasang mata biru yang
memperhatikannya.
“Kembalilah ke tim basket. Mereka
membutuhkanmu.” Ucap cowok bermata biru yang tidak lain adalah Connor.
Mendengar suara yang amat dirindunya
itu, langsung saja Gretta menghentikan permainannya dan kaget melihat Connor
yang menatapnya sambil tersenyum. Connor-kah itu atau ia salah lihat? Connor
berjalan mendekatinya dan sukses membuat jantung Gretta berdetak tak karuan.
“Aku ingin membicarakan sesuatu
padamu.” Ucap Connor lalu mengajak Gretta duduk di pinggir lapangan.
Rasanya sudah sangat lama Gretta
tidak duduk di samping Connor dan rasanya begitu gugup. Gretta memperhatikan
wajah Connor dari samping dan hatinya merasa sangat bahagia. Apakah Connor
ingin mengatakan sesuatu? Apakah Connor menginginkan hubungan dengannya kembali
seperti sedia kala? Atau apakah Connor ingin menyakitinya lebih?
“Pertama-tama aku ingin minta maaf
padamu karena aku mencuekkanmu. Sungguh hatiku sedih saat jauh darimu karena
aku tidak bisa dekat denganmu.” Ucap Connor.
Jantung astaga! Gretta meraba
jantungnya yang berdetak tidak normal mendengar ucapan Connor yang terdengar
merdu di telinganya. Sungguh hatiku sedih
saat jauh darimu karena aku tidak bisa dekat denganmu. Sebuah kalimat yang
mampu membuat Gretta melayang-layang dan tidak tau harus berbuat apa.
“Aku.. Aku mencintaimu Gretta..”
Ucap Connor.
Deg. Rasanya seperti slow motion dan Gretta belum bereaksi
sama sekali. Gadis itu masih tidak menyangka pangeran yang selama ini ia
harapkan dan ia kagumkan akhirnya menyatakan sebuah kalimat yang paling
ditunggunya.
“Aku sadar Gretta bahwa perasaan
cintaku hanyalah untukmu. Sejak pertama kali aku mengenalmu, aku langsung
tertarik padamu dan ingin mengetahui hidupmu. Kau gadis yang langka namun
hebat. Aku tidak tau kapan perasaan cinta ini hadir tapi perasaan cinta ini
hadir sebelum aku menyadarinya. Ya. Kau yang selalu ada untukku kapanpun aku
membutuhkanmu. Dan saat aku mengucapkan kalimat bodoh bahwa kita tidak akan
lagi bicara, saat itu aku sedih sekali. Aku tidak peduli Gretta apakah kau juga
mencintaiku atau tidak. Asalkan aku sudah mengungkapkan perasaanku yang
sebenarnya, itu sudah membuatku tenang.” Ucap Connor.
Apakah ini hanya sandiwara saja?
Gretta masih tidak percaya dengan kalimat-kalimat yang diucapkan Connor. Jadi,
inilah balasan indah dari Tuhan atas segala kesengsaraan hidupnya? Astaga
Gretta! Connor mencintaimu! Cowok yang selama ini kau cintai juga mencintaimu!
Ingin sekali Gretta berteriak saking bahagia namun ia merasa malu karena ada
Connor disini.
“Tapi Gretta, ada satu hal penting
yang harus kau tau. Dan mungkin cintaku ini tidak akan pernah terwujud. Aku
memang mencintaimu tapi aku tidak pantas untukmu. Ada sosok lain yang lebih
pantas untukmu dan lebih mencintaimu. Ya. Sosok itu adalah Luke. Ternyata
penilaianku selama ini salah. Luke adalah anak yang baik. Luke tidak bermaksud
merebut semua impianku. Luke hanya berusaha melakukan yang terbaik dan aku yang
salah. Seharusnya aku bersikap dewasa dan tidak ikut membenci Luke. Itu terlalu
kekanak-kanakan bagiku. Sadarlah Gretta. Saat kau sakit, saat aku melihat
tatapanmu pada Luke, itu bukanlah tatapan biasa. Dulu kalian sangat dekat dan
aku tidak ingin menghancurkan hubungan kalian hanya karena perasaan bodohku
ini.
Dan satu hal yang harus kau tau.
Selama ini Luke menyayangimu bahkan mencintaimu. Dia ingin menjadi sosok yang
spesial dalam hidupmu walau rasanya mustahil. Dia mencintaimu lebih dari yang
kamu tau dan aku sedih mendengarnya. Luke sangat mencintaimu Gretta dan Luke
lebih pantas untukmu. Aku mohon Gretta maafkan Luke maka semuanya akan menjadi
baik. Aku sudah meminta maaf padanya tapi sebaliknya Luke yang meminta maaf
padaku. Dia terlalu baik Gretta dan kau sangat beruntung Luke mencintaimu.
Aku tidak tau bagaimana reaksimu
mendengar semua ini tapi aku harap hubungan kita menjadi baik. Oke itu saja.
Tapi aku janji untuk tidak akan menganggu hubungan kalian dan aku berharap
kalian menjadi akur dan menjadi sepasang kekasih yang sempurna. Ingatlah
Gretta, Luke sangat mencintaimu.” Jelas Connor.
Setelah Connor menjelaskan semuanya,
cowok itu berdiri dan meninggalkan Gretta yang masih terpaku di tempatnya.
Tidak. Penjelasan lebar dari Connor salah kan? Bukankah Connor mencintainya?
Tetapi mengapa Connor menyurunya untuk bersama Luke?
“KAK CONNOR !!! GRETTA JUGA
MENCINTAI KAK CONNOR !!” Teriak Gretta namun Connor tidak mempedulikannya.
Sebuah tamparan dahsyat dari Connor
dan hati Gretta yang tadinya berbunga-bunga kini menjadi sakit. Sakit sekali.
Luke. Apa yang telah Luke lakukan pada Connor? Bukankah Connor membenci Luke?
Gretta menggenggam tangannya dan mengeratkan genggaman tangannya. Luke. Kali
ini ia benar-benar marah.
Kali ini Gretta benar-benar marah
besar pada Luke.
***
Sepulang sekolah, Gretta tidak bisa
bernafas lega karena melihat Teresa yang sedang tertawa bersama Luke di ruang
tengah sambil menonton TV. Kenapa Teresa ada disini? Bukankah Teresa bekerja?
Melihat hal itu kebencian Gretta pada Luke semakin bertambah dan ingin sekali
Gretta meninju wajah Luke. Semuanya palsu. Rasa kasihannya pada Luke adalah
palsu. Lagu yang ia dengar adalah palsu. Semuanya palsu.
Saat Gretta tiba di ruang tengah dan
sepertinya Luke dan Teresa tidak menyadari kehadirannya, langsung saja Gretta
menampar pipi Luke dan itu sukses membuat Luke kaget. Teresa pun sama.
“Gretta! Apa-apaan ini?” Tanya
Teresa.
“DIAM KAU!” Bentak Gretta sambil
menatap Teresa garang.
Tentu saja Teresa sangat tidak suka
dengan bentakan tidak sopan dari Gretta. Tapi dilihat dari wajah Gretta, Gretta
tampak sangat marah. Teresa mengira Gretta sudah baikan dengan Luke tapi
dugaannya salah. Bahkan kemarahan Gretta saat ini lebih parah dari sebelumnya.
Sementara Luke memegang pipinya yang sakit akibat tamparan kasar dari Gretta.
“Kenapa? Kenapa kau melakukan semua
ini? KENAPA?” Bentak Gretta.
Luke yang tidak tau apa-apa
memberanikan diri untuk bertanya. “Aku tidak mengerti maksudmu.” Ucapnya.
Gretta tersenyum sinis dan berusaha
menahan air matanya. “Percuma pintar di pelajaran sedangkan mengerti perasaan
orang lain sangat bodoh! Apa yang sudah kau lakukan pada kak Connor? Hah? Kau
beri apa kak Connor sampai kak Connor berbuat baik padamu? APA YANG SUDAH KAU
LAKUKAN PADANYA?”
Luke terdiam dan mulai paham dengan
pembicaraan Gretta. Luke hampir lupa saat ia sekarat di pangkuan Aleisha,
Connor datang padanya dan menolongnya. Dan untuk yang pertama kalinya Luke
menceritakan rahasianya pada dua orang sekaligus. Ya, Connor dan Aleisha.
“Semua itu palsu Luk! SEMUA ITU
PALSU! Percuma kau pura-pura sakit dengan tabung plastik bodoh itu! SEMUA ITU
PALSU! Kau sangat licik Luk. Kenapa? Kenapa kau begitu jahat padaku? Aku
berusaha untuk tidak menambah rasa benciku padamu, tapi KAU YANG MEMAKSAKU
UNTUK MEMBENCIMU!! Aku muak denganmu, Luk. AKU MUAK DENGANMU!!”
Luke kaget dan wajahnya langsung
pucat mendengar Gretta mengucapkan tabung plastik. Apakah Gretta yang mengambil
tabung itu? Jadi Gretta pernah diam-diam masuk ke dalam kamarnya?
“Aku sudah tau permainan bodohmu
itu. Kau berusaha membuat hatiku luluh dan kau berusaha membuat aku semakin
sakit. Kau sangat licik Luk. Aku kehilangan semuanya karena kau. KARENA KAU!
Kak Connor mencintaiku tapi karena KAU DIA TIDAK MAU BERDEKATAN DENGANKU!
Katanya kau lebih cocok denganku dibanding dirinya. Permainan macam apa itu?
Hah? Aku capek dengan semuanya.”
Sungguh Luke tidak tau apa yang
Connor katakan pada Gretta. Luke hanya menceritakan semua yang ia alami dan
tidak menyuruh Connor untuk menjauhi Gretta. Justru jika kebahagiaan Gretta
adalah Connor, dan walau rasanya sakit Luke tidak akan melarangnya. Luke ingin
Gretta bahagia bersama Connor dan mau memaafkannya. Sekarang Gretta marah besar
dan dadanya mulai terasa sesak dan nyeri.
“Aku ingin kau pergi dari rumah ini.
Aku ingin kau pergi dari sekolahku. DAN AKU INGIN KAU PERGI DARI DUNIA INI! AKU
TIDAK MAU MELIHAT WAJAHMU LAGI LUK! AKU INGIN KAU PERGI DARI DUNIA INI!!!”
Setelah mengucapkan kalimat itu,
Gretta berlari ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan keras. Sudah
ditebak gadis itu menangis. Jika Tuhan tidak mau mencabut nyawanya, maka Gretta
menginginkan satu permintaan lain.
Yaitu ia ingin Luke pergi dari dunia
ini.
***
“AKU
INGIN KAU PERGI DARI DUNIA INI!!!”
Kata-kata yang mampu membuat hati
Luke sakit. Cowok itu memutuskan masuk ke dalam kamarnya dan menghiraukan
Teresa yang memanggil namanya. Gretta benar. Ia hanya bisa membuat gadis itu
membencinya padahal Luke sangat tidak menginginkan hal itu. Semua yang ia
lakukan pada Gretta hanyalah membuat kebencian gadis itu bertambah padanya.
Luke duduk di tempat tidurnya dan
merasakan kesakitan di dada kirinya dan ia tidak bisa mengontrol nafasnya.
Cepat-cepat Luke mengambil tabung itu dan menelan pil-pil di dalamnya dengan
dosis yang banyak. Luke tidak peduli. Hatinya hancur sekarang bersamaan dengan
rasa sakit yang dideritanya.
Tiba-tiba Luke merindukan sosok Ayah
dan Ibunya. Sudah sangat lama memang dan kesedihan itu masih menjalar di
hatinya. Hidup ini memang tidak ada gunanya, pikir Luke. Namun, satu-satunya
orang yang mampu membuatnya bertahan sampai detik ini adalah Gretta. Gretta.
Dulu sekali ia sudah membuat janji pada Gretta untuk tidak akan pernah
meninggalkan Gretta. Kembali lagi Luke menelan pil itu sampai habis lalu ia
buang jauh-jauh tabung pil malang itu.
“AKU
INGIN KAU PERGI DARI DUNIA INI!!!”
Bentakan Gretta masih terdengar di
kepalanya dan Luke menayadari bahwa sampai kapanpun Gretta tidak akan pernah
memaafkannya. Semuanya sia-sia. Kedatangannya kemari hanyalah sia-sia.
Kedatangannya kemari hanyalah menimbulkan rasa kebencian yang lebih besar. Ya.
Seharusnya ia tidak ada di tempat ini. Bahkan seharusnya ia tidak ada di dunia
ini seperti apa yang dikatakan Gretta.
Tiba-tiba ponselnya berdering dan
Luke membukanya dengan malas. Dari Calum. Katanya One Direction mengangumi
penampilan 5 Seconds of Summer dan ingin menjadikan mereka sebagai band opening tour mereka. Bisa dipastikan
wajah tiga sahabatnya itu berseri-seri mendengar berita gembira itu. Tapi tidak
dengannya.
Luke merasa seperti sosok yang
sangat bodoh, tidak berguna dan hanya bisa mengecewakan orang lain.
Jika saja hal itu tidak terjadi..
Jika saja ia normal seperti anak lainnya yang hidup tanpa tabung plastik berisi
pil itu…
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar