expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 28 Desember 2015

Illusion ( Part 3 )



“Aku tidak menyangka kau bisa akrab dengan murid baru itu.” Ucap Luke.

            Sepulang sekolah Michael menceritakan tentang Calum dan Calum yang mau menjadi temannya. Michael juga menceritakan Calum yang sedang mengalami hilang ingatan. Luke mengangguk mengerti. Tetapi Luke tidak bisa melarang Michael berteman dengan Calum. Luke pun bisa saja berteman dengan Calum. Selama ia memperhatikan Calum, Calum tampak kalem dan polos. Tidak mungkin Calum berani berbuat jahat atau menyakiti siapapun.

            “Aku penasaran mengapa Calum bisa amnesia. Aku tanya dia tidak menjawab. Katanya dia juga tidak tau apa yang membuatnya bisa amnesia.” Ucap Michael.

            “Aneh.” Ucap Luke.

            “Aneh apanya?” Tanya Michael.

            “Seharusnya Calum tau mengapa dia bisa amnesia dan mencari cara agar ingatannya kembali normal. Bukankah amnesia itu adalah hal yang menyakitkan? Bagaimana kalau orang yang amnesia melupakan kekasih yang selama ini dicintainya?” Ucap Luke.

            Michael tersenyum sambil menahan tawanya. “Kau terlalu banyak menonton film. Dan menurutku orang yang amnesia itu jarang sekali.” Ucapnya.

            “Aku jadi penasaran dengannya.” Ucap Luke.

            “Iya, aku juga.” Ucap Michael.

***

            Calum tidak menyangka hari pertamanya sekolah telah mendapatkan satu teman, yaitu Michael. Tapi Calum agak malas jika Michael mengajaknya bicara dan menanyakan tentang dirinya. Itu semua membuat Calum pusing. Bisa tidak ia dianggap tidak ada sama seperti sikap anak lainnya pada dirinya? Mengapa Michael ingin sekali menjadi temannya?

            Di tempat penungguan siswa, Calum mengeluarkan air botol dari dalam tasnya lalu meminumnya. Cuaca memang lumayan panas. Calum memilih tempat duduk yang sepi dan jauh dari keramaian. Entah apakah karena ia phobia akan keramaian dan suka dengan tempat yang sepi dan tenang.

            “Belum pulang?”

            Hailey kembali datang dan duduk di samping Calum. Calum bisa merasakan bau parfum Hailey. Walau sudah siang, tapi bau parfum Hailey masih menyengat dan Calum menyukai bau parfum itu.

            “Aku masih menunggu Mom menjemputku. Kalau kau?” Jawab+Tanya Calum.

            Hailey tersenyum dan Calum sangat menyukai senyum itu. “Aku bisa pulang sendiri. Rumahku tidak jauh dari sekolah. Aku kesini hanya ingin menemuimu.” Ucapnya.

            Keberadaan Hailey di sampingnya membuat Calum merasa tenang. Dan senyum Hailey tidak bisa menghilang dari pikirannya. Hailey benar-benar telah menguasai tubuhnya dan Calum tidak bisa berhenti untuk tidak memikirkan Hailey.

            “Aku lupa menanyakan hal ini padamu. Saat pertemuan pertama kita, mengapa kau bisa tau siapa namaku?” Tanya Calum.

            Mata biru Hailey menatapnya dengan teduh. “Aku tau semua tentangmu, Cal. Percayalah.” Jawabnya.

            Jawaban Hailey tidak bisa memuaskannya. “Kau adalah gadis yang aneh. Kau tau aku sedangkan aku tidak tau kau. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanya Calum.

            Hailey terdiam sesaat. “Bisakah kita membahas yang lain?” Tanyanya.

            Calum merasa sedikit kecewa. Benar. Hanya Hailey yang bisa membuat nyata semua perasaan-perasaan itu. Dan mengapa harus Hailey? Tapi Calum merasa senang karena Hailey mau menemuinya dan kini gilirannya yang harus menemui Hailey duluan karena rasanya tidak enak jika cewek yang mencari si cowok.

            Baru saja Calum membuka mulutnya, mobil Trisha sudah ada di luar gerbang sekolahnya dan Calum tidak bisa lagi bicara pada Hailey padahal banyak sekali yang ingin ia bicarakan pada Hailey. Sementara Hailey mengangguk dan menyuruh Calum pergi meninggalkannya. Nah sekarang baru Calum yang meninggalkan Hailey. Diam-diam Calum tertawa sendiri.

            “Kau tampak bahagia sekali.” Ucap Trisha.

            Calum masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman. “Karena aku bertemu dengan seorang gadis cantik.” Jawabnya.

            Trisha tertegun mendengar jawaban Calum. Sebuah jawaban yang sangat tidak di duganya. Secepat itukah Calum tertarik dengan seorang gadis? Namun Trisha bersyukur bahwa perubahan Calum berkembang pesat dan anaknya itu kembali menjadi normal. Dan gadis yang dibicarakan Calum, Trisha harus banyak-banyak berterimakasih pada gadis itu.

            Sebelum mobil itu berjalan, Calum menyempatkan diri melirik Hailey. Namun Hailey tidak ada disana. Dimana gadis itu? Apa gadis itu sudah pulang? Ah gadis yang begitu misterius. Tenang saja, besok Calum yakin sekali akan bertemu kembali dengan Hailey.

***

            “Aku tidak menyangka adik tercintaku dibuat galau oleh seorang cewek.” Ucap Mali.

            Makan malam itu amat menyenangkan karena Calum sudah mulai membuka suara. Calum juga menceritakan teman barunya yang bernama Michael. Tapi Calum tidak yakin apakah ia bisa berteman dengan Michael karena Calum merasa dirinya sangat membosankan.

            “Kalau boleh tau, siapa nama gadis itu?” Tanya Mali.

            Calum menatap Mali. Tidak susah menyebut nama gadis yang tidak lain adalah Hailey. Namun entah mengapa Calum lebih suka jika dipendam dan nama Hailey harus ia rahasiakan. Calum merasa nama itu sangat berharga dan berarti untuknya.

            “Kau tidak boleh tau.” Jawab Calum.

            Otomatis Mali cemberut kemudian gadis itu menarik pipi Calum yang menurutnya asyik untuk di tarik. “Kau pelit dengan kakak sendiri. Tapi tidak apa-apa. Kau mulai kembali menjadi dirimu yang dulu.” Ucapnya.

            “Memangnya diriku yang dulu bagaimana?” Tanya Calum.

            “Hmm gimana ya? Nakal, jahil, cerewet, tidak mau mengalah, sok berkuasa..” Jawab Mali.

            Trisha tidak bisa menahan senyumnya. Ia sangat bersyukur Calum bisa berubah dan menjadi normal walau tidak sepenuhnya. Apa karena gadis itu? Tapi siapa gadis itu? Calum tidak mau memberitahu nama gadis itu. Tiba-tiba keringat dingin keluar membasahi wajahnya. Tidak. Hal itu tidak boleh terjadi. Baginya Calum sudah mulai normal dan tidak akan bertambah parah. Namun Trisha masih ragu dan takut jika pikiran yang tiba-tiba terbesit di otaknya menjadi kenyataan dan Calum bertambah semakin parah.

            Calum akan baik-baik saja, begitu pikirnya.

***

            Malam semain larut dan Calum belum juga tertidur. Calum begitu bosan mendengarkan lagu. Mendengarkan lagu adalah satu-satunya hal yang ia sukai. Jadi apakah dulu sebelum ia terkena amnesia ia juga suka mendengarkan lagu? Calum membuka jendela kamarnya dan langsung teringat dengan Hailey. Bagaimana kabar gadis itu? Calum begitu bodoh karena lupa meminta nomor ponsel Hailey.

            Hailey. Apakah ini tanda-tanda seorang cowok menyukai seorang cewek? Jadi apakah ia menyukai Hailey? Tapi rasanya cepat sekali. Banyak sekali gadis-gadis yang jauh lebih cantik dan sempurna dibanding Hailey. Tapi pikirannya hanya tertuju pada satu gadis, yaitu Hailey. Entah apa ramuan Hailey yang bisa membuatnya gila seperti ini dan merasa tidak tahan untuk tidak menemui Hailey.

            Besok Calum kembali sekolah dan Calum berjanji untuk bisa berbicara dengan Hailey dengan waktu yang cukup lama dan Calum berjanji untuk tidak akan melepas Hailey meski Hailey ingin meninggalkannya.

***

            Sudah lebih baik sekarang. Calum sudah bisa tersenyum dan beberapa murid cewek kembali berbisik-bisik melihat perubahan Calum. Astaga senyum Calum manis sekali! Tidak heran banyak gadis yang langsung naksir dengan Calum. Calum benar-benar menjadi pangeran disini. Harapannya pagi ini sebelum bel masuk Calum bertemu Hailey tapi nyatanya Hailey tidak ada. Argh dimana kelas gadis itu?

            “Ada apa? Kau terlihat tidak baik.” Tanya Michael.

            Haruskah ia menceritakan soal Hailey pada Michael? Tapi rasanya tidak perlu. Ibu dan kakaknya juga tidak perlu tau mengenai Hailey. Apalagi jika Michael sampai mengenal Hailey dan ia akan kehilangan Hailey karena Michael….

            “Calum, hei! Jangan melamun!” Ucap Michael.

            Calum sedikit kaget. “Eh, tadi kau bicara apa?” Tanyanya.

            Michael menggeleng-gelengkan kepala. “Sudahlah. Tapi kau lebih baik dari kemarin. Dan oh itu Luke!” Serunya.

            Luke masuk ke dalam kelas dan melihat Michael bersama Calum. Sedikit Luke merasa ragu. Kemudian cowok itu berjalan menuju Michael dan Calum toh kursinya berada tidak jauh dari kursi Michael.

            “Ini Luke Hemmings, sahabatku sejak SMP.” Ucap Michael memperkenalkan Luke pada Calum.

            “Hai aku Luke.” Ucap Luke dengan suara sedikit malas.

            “Aku Calum.” Jawab Calum datar.

            Sepertinya Luke berbeda dengan Michael dan tentu saja Calum lebih menyukai sikap Luke yang terlihat cuek. Tidak seperti Michael yang seolah-olah memburunya dengan berbagai pertanyaan yang membingungkan.

            “Luke memang begitu. Dia suka bersikap cuek dengan orang yang baru dikenalinya. Tapi kalau kau sudah menjadi sahabatnya, kau akan tau kalau Luke adalah anak yang baik dan mengerti arti persahabatan yang sesungguhnya.” Jelas Michael.

            Calum mengangguk mendengar penjelasan Michael. Sahabat? Calum tidak ingat siapa sahabatnya dulu atau apakah sebelumnya ia pernah memiliki seorang sahabat? Kata Mali, ia adalah anak laki-laki yang sangat nakal, jahil, tidak mau mengalah dan tidak ada satupun sisi positif yang dimilikinya. Bagaimana jika suatu hari nanti ia akan menyakiti Michael? Bagaimana jika ia adalah seseorang yang suka memanfaatkan orang lain?

            Seorang guru memasuki kelas itu dan pelajaran pun di mulai.

***

            Bel istirahat tiba. Rasanya Calum ingin sendiri. Biasanya ia menemukan Hailey saat ia sendiri dan di tempat yang sepi. Apa Hailey juga menyukai tempat-tempat yang sepi? Tadi Michael mengajaknya pergi ke kantin namun Calum menolaknya.

            Calum berjalan sendirian keluar kelas dan ia merasa risih di tatap oleh banyak pasang mata. Gadis-gadis itu.. Mengapa Calum merasa muak dengan tatapan gadis-gadis itu? Mengapa tidak Hailey saja?

            BRAKKK !!!!!

            Seingatnya, ia hanya berjalan-jalan dengan langkah pelan dan mengapa rasanya ada yang menindihnya? Oh sial! Calum terbaring di atas lantai dan kaget dengan pasang mata yang menatapnya dengan penuh perasaan bersalah. Cepat-cepat sosok yang menabraknya tadi bangun.

            “Maaf.. Maaf.. Aku tidak sengaja..” Ucap sosok itu.

            Siapa yang tidak mengenali Bryanna Holly? Gadis nomor satu di sekolah itu dan menjadi impian para cowok. Setelah putus dengan Adam, banyak sekali cowok yang menyatakan perasaan pada Bryanna namun Bryanna menolak. Dan Bryanna merasa bersalah karena telah menabrak seorang cowok yang asing.

            “Kau.. murid baru?” Tanya Bryanna.

            Bryanna baru ingat tentang murid baru yang bernama Calum, yang sudah diceritakan oleh Mrs. Harriet. Diam-diam Bryanna menatap wajah Calum. Astaga mengapa wajah cowok itu begitu sempurna dan terlihat langka? Sepertinya Calum tidak berasal dari sini. Wajah Calum tidak menandakan bahwa dia berasal dari Australia, Eropa atau Amerika.

            Banyak sekali murid-murid yang melihat kejadian itu. Namun jika Calum disandingkan dengan Bryanna, tentu saja sangat sempurna. Sementara itu Calum berusaha tenang dan bersikap biasa-biasa saja. Tapi mengapa jantungnya menjadi berdebar-debar? Sial!

            “Kau mau memaafkanku kan?” Tanya Bryanna sekali lagi untuk memastikan.

            Calum hanya bisa mengangguk lalu pergi meninggalkan Bryanna yang masih terlihat bingung. Namun di wajah gadis itu menandakan bahwa dia begitu senang bertemu dengan Calum. Astaga apa ia menyukai Calum?

            “Sstt.. Pujaan hatimu mau direbut sama orang lain.” Bisik seorang cowok.

            “Diam kau Harry!”

            Cowok yang nampak kesal dengan kejadian barusan diam-diam memendam sebuah rasa ketidaksukaan. Ya, pada murid baru itu. Murid baru yang sialan! Tidak mungkin ia membiarkan Bryanna menyukai cowok polos yang tadi tidak sengaja ditabraknya. Mana mungkin Ashton mengikhlaskan Bryanna direbut oleh cowok polos seperti Calum.

***

            “Aku tidak percaya kau ditabrak oleh Bryanna.” Ucap Michael.

            Tentu saja Michael tau kejadian yang menimpa Calum. Si cantik Bryanna menabrak Calum yang polos? Apa Bryanna melakukannya dengan sengaja hanya untuk mencari sensasi? Tapi Michael melihat ekspresi Calum yang datar dan tidak menampakkan ekspresi lain.

            “Hati-hati. Ashton akan membunuhmu kalau kau bisa dekat dengan Bryanna.” Ucap Luke.

            “Siapa Ashton?” Tanya Calum.

            Jika di SMA Lubis ratunya adalah Bryanna, maka rajanya adalah Ashton Irwin. Dia adalah bintang basket SMA Lubis dan banyak digemari banyak gadis. Dengar-dengar Ashton berhasil mendapatkan hati Bryanna namun entahlah apa itu benar atau tidak. Meski Ashton memiliki wajah yang sempurna, namun sikapnya bertolak belakang dengan wajahnya. Ashton sangatlah sombong dan semua orang harus patuh padanya. Ohya, Ashton adalah anak sematawayang Mrs. Harriet dan itu membuat kedudukan Ashton di sekolah ini semakin kuat. Sejauh ini belum ada yang bisa mengalahkan Ashton.

            “Luke benar. Ashton bisa saja berbuat tidak manusiawi hanya karena mencoba dekat dengan Bryanna.” Tambah Michael.

            Jujur, Calum tidak terlalu paham dengan pembicaraan Michael dan Luke. Ashton dan Bryanna? Jadi gadis yang menabraknya tadi adalah Bryanna? Jadi Ashton menyukai Bryanna dan melarang siapa saja yang berani mendekati Bryanna? Lalu apa hubungan dengannya? Bryanna hanya menabraknya dan hal itu tidak memberikan efek apapun. Ahya, hari ini ia belum bertemu dengan Hailey dan gadis itu tidak mau menemuinya di saat jam istirahat. Dimana gadis itu?

            “Nah kau melamun lagi. Sebenarnya apa yang kau lamunkan?” Tanya Michael.

            Calum tidak mempedulikan ucapan Michael dan Michael serasa seperti kacang. Baru kali ini ia menemukan orang seaneh Calum ditambah lagi penyakit amnesia Calum yang menurut Michael tidak masuk akal.

            “Percuma Mike kau bicara padanya. Simpan saja rasa penasaranmu itu. Suatu hari nanti misteri itu akan terjawab.” Ucap Luke dengan tenang.

            Nah bagaimana caranya agar bisa tenang? Bagaimana caranya agar ia bisa setenang Luke?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar