expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 25 )



“Dia tidak akan datang.” Ucap Luke.

            Acara itu sudah berjalan lama dan sebentar lagi band mereka akan tampil untuk menutup acara itu. Michael menepuk bahu Luke dengan pelan.

            “Luk, Gretta bukan satu-satunya gadis yang ada di dunia ini kan?” Tanya Michael.

            Luke tersenyum samar. “Mike, bagiku Gretta adalah segala-galanya. Dia yang membuatku semangat menjalani hidup yang bagiku sudah tidak berarti lagi.” Ucapnya.

            Calum menatap Luke dengan heran. “Aku tidak mengerti kalimat ‘hidup yang sudah tidak berarti lagi.’” Ucapnya.

            “Ya. Aku sudah tidak berarti di dunia ini. Aku tidak seperti kalian.” Ucap Luke.

            Baru saja Calum bicara, tiba-tiba Luke tertunduk dan ini pertama kalinya Michael, Calum, Ashton panik degan sikap Luke. Luke baik-baik saja kan? Michael berusaha menenangkan Luke yang sepertinya merasakan sesuatu yang tidak bisa ditahannya.

            “Kau tidak apa-apa Luk?” Tanya Michael.

            “Aku.. Aku sakit..” Lirih Luke.

            Tidak ada waktu untuk kaget. Cepat-cepat Luke mengambil tabung plastik yang selalu di bawanya dan ia menelan lima pil sekaligus seolah-olah pil itu adalah makanan yang lezat. Sementara itu Michael, Calum dan Ashton melihat Luke dengan perasaan yang tidak tentu. Seperti berada di tempat antah berantah dan mereka bingung cara keluar dari tempat itu.

            “Oke. Kita akan tampil.” Ucap Luke yang entah kapan sudah berdiri tegak.

            “Tidak!” Ucap Michael tiba-tiba. “Aku tidak akan tampil setelah kau menceritakan semua itu. Rahasiamu!” Sambungnya sambil menatap Luke dengan tajam.

            “Oke. Saatnya kalian tampil.” Seru Lina, si pengatur jadwal dan keempat cowok itu harus memutuskan suatu keputusan yang tepat.

***

            Gadis itu masih disini. Gretta masih disini bersama dengan pikirannya yang kacau dan hatinya yang bimbang. Sepertinya acara itu sudah selesai dan semuanya berakhir. Gretta mencoba menguatkan hatinya bahwa setelah ini semuanya akan baik-baik saja. Hidupnya menjadi normal. Gretta sudah memaafkan Luke dan melupakan semua dendam itu. Itukan yang dia inginkan?

            Luke. Gretta sungguh sulit mendeskripsikan nama yang membuat hatinya bimbang dan mampu menghadirkan perasaan aneh, namun tidak jarang Luke membuat rasa kebenciannya bertambah. Luke. Siapa Luke? Gretta memandangi ponselnya yang sepi. Entah mengapa ia ingin datang ke sekolah tapi… Ah entahlah. Gretta merasa dirinya bodoh dan tidak bisa memutuskan suatu keputusan yang tepat. Bodoh!

            Drdrtdrt…

            Bunyi ponsel yang tiba-tiba bergetar membuat jantung Gretta terlonjak kaget. Bahkan Gretta sempat menyenggol gelas yang sengaja ia taruh di meja belajarnya. Gela situ jatuh dan menghasilkan suara keras. Hancur. Gretta menatap gelas yang hancur itu. Kemudian saat ia membuka ponselnya…

            Dari Connor dan Gretta merasa dirinya seperti gelas yang hancur itu.

            Hancur.

***

            I’m so sick of waiting till I’m eighteen..”

            Penampilan terakhir dari 5 Seconds of Summer mendapat tepuk tangan yang keras dari penonton. Itu lagu terakhir yang dibawa mereka. Sebelumnya mereka telah membawa lima buah lagu. Baik Luke, Calum, Michael mapun Ashton berterimakasih kepada penonton karena sudah mau menonton show mereka dan mendapat respon baik.

            “Oke. Mungkin inilah penampilan terbaik kami. Luke akan membawakan sebuah lagu dan lagu ini adalah lagu khusus dan ditulis sendiri olehnya.” Ucap Michael sambil tersenyum menatap Luke. Namun jika dilihat baik-baik, senyum itu palsu dan Michael merasakan suatu ketakutan yang tidak biasa. Terutama saat mendapati Luke yang emang kurang baik malam ini dan Michael akui penampilan Luke tadi tidak maksimal dan Luke yang terus memaksakan diri.

            Suasana berubah menjadi hening. Kini Luke sendiri di atas panggung sambil membawa gitarnya dan mencoba untuk tenang. Sambil menatap para penonton, Luke menampilkan senyum terbaiknya dan mulai bicara.

            Maybe, this is the last of me to stand at here. I love you all. And.. I will sing a song. This is my song and actually I don’t know why I make this song. I hope you like it.” Ucap Luke.

            Luke mulai memainkan gitarnya sambil menahan sesuatu. Entalah apa yang ada dipikiran cowok itu. Sementara Michael, Calum, dan Ashton terdiam dan berharap Luke baik-baik saja. Bukan hanya Michael saja yang merasakan penampilan Luke yang buruk, Calum pun merasakannya juga.

            Within a minute I was all packed up

            I’ve got a ticket to another world

            I don’t wanna go I don’t wanna go

            Silent words are hard to speak

            When your thoughts are all I see

            Don’t ever leave she said to me..”

            Lagu itu.. Sepertinya Calum merasa sudah tidak asing lagi dengan lirik lagu itu. Calum ingat ia pernah menemukan kertas-kertas Luke yang berisi coretan dari lirik-lirik itu tapi kata Luke tulisan-tulisan itu tidak berguna. Tapi sungguh Calum tidak mengerti apa maksud dari lagu itu tapi Calum rasa lagu itu sangat sedih dan rasanya… rasanya seperti ia telah kehilangan sosok Luke.

            When we both fall asleep underneath the same sky

            To the beat of our hearts at the same time

            So close but so far away..”

            Terlihat disana Luke menyanyikan lagu itu dengan serius dan ketika tiba di lirik itu Luke sedikit menekankan intonasinya. Mungkin lirik itu adalah lirik favorit Luke. Para penonton masih tetap diam dan entahlah apa yang mereka rasakan. Yang jelas bukan perasaan senang atau semangat.

            She sleeps alone my heart wants to come home

            I wish I was I wish I was beside you

            She lays awake I’m trying find the words to say

            I wish I was I wish I was beside you..”

            Dan benar saja saat memasuki reff Luke hampir menangis menyanyikan lagu itu dan itu merupakan pukulan keras bagi penonton terutama yang memang mengidolakan Luke walau sebagian anak tidak menyukai Luke karena sikap Luke yang tidak bertanggung jawab meninggalkan basket tanpa sebab. Tapi dari semua itu pasti ada alasannya kan? Tidak mungkin Luke melakukan sesuatu bahkan sesuatu yang tidak disangka-sangka tanpa sebuah sebab?

            There are pieces of us both

            Under every city lights

            And they’re shining as we fade into the night..”

            Luke berharap, Gretta ada disini. Tapi tidak ada tanda-tanda Gretta disini. Gadis itu memang sudah memaafkannya dan semua masalah selesai. Luke berjanji untuk pergi dari hidup Gretta dan tidak akan menganggu Gretta lagi. Tapi mengapa.. mengapa rasanya sakit? Sungguh Luke selalu ingin berada di samping gadis itu sekalipun Gretta tidak membutuhkannya.

            Oke. Gretta memang tidak membutuhkannya. Tapi ia yang membutuhkan Gretta.

            She sleeps alone my heart wants to come home

            I wish I was I wish I was..”

            Lagu pun selesai dan tidak ada satupun orang yang menduganya kejadian itu. Kejadian itu terasa lambat dan terdengar teriakan-teriakan yang menyedihkan. Michael, cowok itu menatap sekelilingnya dengan mata yang kabur dan ia tersadar. Ia tersadar bahwa selama ini Luke terkena penyakit parah dan sekarang ini dilarikan ke rumah sakit setelah lagu itu selesai.

            Pertanyaannya: Mengapa ia tidak tau soal ini? Dan mengapa Luke tidak mau menceritakan padanya?

***

            “Luke terkena penyakit jantung dan saat ini dia sedang menjalani operasi transpalasi jantung. Untunglah ada jantung yang cocok untuknya. Selama ini aku mengira Luke hanya seseorang yang ingin selalu menjadi nomor satu tapi dugaanku salah. Sebenarnya Luke amat terpukul karena penyakit itu. Dia tidak bisa menjadi normal seperti kita karena jantungnya itu. Mungkin kau pernah melihat tabung plastik milik Luke yang berisi pil. Itu obat untuk mengatasi hal-hal yang tidak dimungkinkan semisal terkena serangan mendadak atau sesak nafas.

            Aku sedih saat Luke menceritakan kisahnya. Waktu itu aku bersama Aleisha dan sesuatu yang aku rasakan pada saat melihat Luke jatuh di pangkuan Aleisha yaitu perasaan sedih dan ingin tau. Luke pun menceritakan kisahnya dan aku mencoba untuk tidak menangis. Ternyata hidup Luke penuh dengan tantangan berat dan air mata. Coba bayangkan jika kau berada di posisinya, tentu hidupmu sudah tidak berarti lagi kan dan rasanya ingin mati?

            Asal kau tau Gretta, Luke bisa bertahan sampai saat ini karena dirimu. Luke sangat mencintaimu. Dia tidak bermaksud membuat kebencianmu semakin besar. Sebaliknya aku yang harus kau benci. Dan aku mengatakan padamu kalau aku tidak pantas untukmu karena itulah kenyataan yang sebenarnya. Aku melihat cinta yang begitu besar di mata Luke dan aku merasa kalah. Tapi Gretta bagiku kau adalah gadis yang spesial. Aku tidak tau bagaimana perasaanku padamu tapi jika kau bersama Luke, maka aku akan senang. Luke adalah cowok yang tepat untukmu, bukan aku.

            Aku hampir menangis saat Luke memarahi keadaan padahal banyak sekali impian yang ingin diraihnya. Waktu itu Luke bahagia dipilih menjadi kapten tim tapi mengingat kesehatannya, Luke akhirnya keluar dari tim dan banyak sekali yang membencinya. Luke tidak ingin orang tau tentang penyakitnya karena Luke tidak mau dikasihanin dan membuat khawatir banyak orang. Luke ingin menjadi normal, Gretta.

            Dan pada saat 5 Seconds of Summer berhasil memikat One Direction dan dipilih sebagai band opening mereka, Luke amat senang Gretta, dia senang sekali. Setelah Luke menceritakan semua rahasianya, dia jadi banyak curhat padaku dan aku bisa memahami perasaannya. Tapi bagaimana bisa Luke meraih semua itu kalau dia sakit? Itulah yang dipikirkan Luke. Tapi satu hal yang paling penting di hidupnya adalah dirimu. Kau Gretta. Luke tidak ingin kehilanganmu dan tidak ingin meninggalkanmu. Kau bisa mengatakan kalau kau tidak membutuhkannya tetapi Luke sangat membutuhkanmu, Gretta.

            Jujur saja, aku sedih karena kau tidak mau datang ke acara itu. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa dan itu keputusanmu. Aku tidak bisa memarahimu karena aku juga menyayangimu.

            Dan rahasia lain yang tidak kau ketahui yaitu keluarga Luke. Saat itu Ayah Luke sedang menderita penyakit yang sama dialami Luke. Dan saat kejadian kecelakaan itu, mungkin selama ini kau salah menyimpulkan. Ayah Luke bukanlah sedang mabuk. Tapi karena penyakitnya kambuh dan dia hilang kesadaran hingga menabrak mobil Ayahmu. Saat itu juga kondisi Ayah Luke sedang kritis dan kau tidak akan pernah tau karena kau sudah meninggalkannya dan memulai hidup baru.

            Ayah Luke meninggal dan setahun kemudian Ibu Luke yang meninggal. Luke benar-benar kehilangan orang-orang yang dia cintai. Kau, Ayah, Ibunya… Dan saat Luke di vonis terkena penyakit jantung, hidupnya bertambah semakin sedih. Aku ingat saat Luke bercerita kalau dia ingin bunuh diri. Tapi semua pikiran buruknya ia hilangkan karena Luke teringat padamu. Luke ingin sekali bertemu denganmu dan meminta maaf padamu. Ya. Karena itu Luke memutuskan untuk tinggal disini demi menemuimu.

            Jika saja aku tau semua itu sejak awal aku bertemu dengan Luke, aku tidak akan bersikap jahat padanya. Aku merasa sangat bodoh Gretta padanya. Tapi Luke sangat baik dan mau memaafkanku. Justru dia yang meminta maaf padaku.”

            Cerita Connor membuat Gretta menangis sedih dan hatinya sakit sekali. Rasanya seperti saat ia kehilangan Ayah dan kak Harry. Tidak. Ia tidak boleh kehilangan Luke. Tidak. Luke harus selamat. Meski ia jahat dengan Luke, tapi Gretta yakin sekali kalau Luke mau memaafkannya.

            “Apa.. Apa masih ada kesempatan?” Lirih Gretta.

            Connor tersenyum samar. “Aku yakin pasti ada kesempatan. Luke akan sembuh dan semuanya baik-baik saja.” Jawabnya.

            Selain Connor, ada Calum, Michael, Ashton juga Aleisha yang menunggu jawaban dengan tegang. Teresa juga ada. Entahlah dimana keluarga Luke yang lain tapi mungkin mereka sedang dalam perjalanan kesini. Ya. Pasti ada kesempatan dan Gretta yakin akan hal itu. Luke akan sembuh dan semuanya menjadi baik-baik saja.

            “Aku benar-benar tidak menyangka hal ini bisa terjadi.” Ucap Calum tiba-tiba.

            “Ya, aku juga. Ku kira semuanya berjalan baik-baik saja.” Tambah Michael.

            Malam semakin larut dan Connor mengajak Aleisha pulang. Calum dan Ashton juga pulang sementara Michael tetap berada di tempat ini. Cowok itu tidak ingin meninggalkan Gretta disini. Dan jika ia pulang, Michael bersumpah dirinya akan insomnia jadi percuma saja pulang.

            “Kita cari makan yuk. Aku lapar.” Ucap Michael mencairkan suasana.

            Gretta menatap Michael lalu mengangguk dan mengikuti Michael.

***

            Lega. Itulah perasaan yang dirasakan Gretta. Kata dokter, proses transpalasi jantung berjalan lancar namun tidak tau apakah Luke bisa menerima jantung baru itu. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan Gretta enggan meninggalkan rumah sakit. Ia ingin menjenguk Luke tetapi dokter tidak mengizinkannya karena kondisi Luke belum stabil. Michael sudah pulang dan Gretta sudah mengabari pada Michael.

            Sementara Teresa, wanita itu masih tetap disini dan terlihat jelas disana wajah Teresa yang sangat mengantuk. Diam-diam Gretta merasa iba dengan Teresa. Teresa benar-benar menyayangi Luke, lalu dimana Ayah dan Ibu Luke? Apa jangan-jangan… Apa jangan-jangan orangtua Luke tidak mau mempedulikan Luke? Apa selama ini Luke bermusuhan dengan orangtuanya? Oh Tuhan…

            Gretta menghapus sisa-sisa air mata dan mencoba untuk tegar. Luke. Sekarang semuanya sudah jelas. Sekarang perasaannya sudah sangat jelas. Hatinya hanyalah untuk Luke dan mengapa ia baru menyadarinya sekarang? Jika semua ini tidak akan terjadi.. Jika waktu bisa diputar kembali….

            Tiba-tiba timbul rasa ketakutan di dalam hatinya. Takut jika Luke meninggalkannya dan ia akan menyesal. Luke. Gretta yakin sekali disana ada harapan dan kesempatan. Gretta yakin sekali Luke pasti sembuh. Tidak apa-apa jika Luke membencinya atau tidak mengenalinya, asalkan Luke sembuh.

            Asalkan Luke sembuh meski Luke membencinya karena ia memang pantas dibenci oleh Luke.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar