“Dia tidak
akan datang.” Ucap Luke.
Acara itu sudah berjalan lama dan
sebentar lagi band mereka akan tampil untuk menutup acara itu. Michael menepuk
bahu Luke dengan pelan.
“Luk, Gretta bukan satu-satunya
gadis yang ada di dunia ini kan?” Tanya Michael.
Luke tersenyum samar. “Mike, bagiku
Gretta adalah segala-galanya. Dia yang membuatku semangat menjalani hidup yang
bagiku sudah tidak berarti lagi.” Ucapnya.
Calum menatap Luke dengan heran.
“Aku tidak mengerti kalimat ‘hidup yang sudah tidak berarti lagi.’” Ucapnya.
“Ya. Aku sudah tidak berarti di
dunia ini. Aku tidak seperti kalian.” Ucap Luke.
Baru saja Calum bicara, tiba-tiba
Luke tertunduk dan ini pertama kalinya Michael, Calum, Ashton panik degan sikap
Luke. Luke baik-baik saja kan? Michael berusaha menenangkan Luke yang
sepertinya merasakan sesuatu yang tidak bisa ditahannya.
“Kau tidak apa-apa Luk?” Tanya
Michael.
“Aku.. Aku sakit..” Lirih Luke.
Tidak ada waktu untuk kaget.
Cepat-cepat Luke mengambil tabung plastik yang selalu di bawanya dan ia menelan
lima pil sekaligus seolah-olah pil itu adalah makanan yang lezat. Sementara itu
Michael, Calum dan Ashton melihat Luke dengan perasaan yang tidak tentu.
Seperti berada di tempat antah berantah dan mereka bingung cara keluar dari
tempat itu.
“Oke. Kita akan tampil.” Ucap Luke
yang entah kapan sudah berdiri tegak.
“Tidak!” Ucap Michael tiba-tiba.
“Aku tidak akan tampil setelah kau menceritakan semua itu. Rahasiamu!”
Sambungnya sambil menatap Luke dengan tajam.
“Oke. Saatnya kalian tampil.” Seru
Lina, si pengatur jadwal dan keempat cowok itu harus memutuskan suatu keputusan
yang tepat.
***
Gadis itu masih disini. Gretta masih
disini bersama dengan pikirannya yang kacau dan hatinya yang bimbang.
Sepertinya acara itu sudah selesai dan semuanya berakhir. Gretta mencoba
menguatkan hatinya bahwa setelah ini semuanya akan baik-baik saja. Hidupnya
menjadi normal. Gretta sudah memaafkan Luke dan melupakan semua dendam itu.
Itukan yang dia inginkan?
Luke. Gretta sungguh sulit
mendeskripsikan nama yang membuat hatinya bimbang dan mampu menghadirkan
perasaan aneh, namun tidak jarang Luke membuat rasa kebenciannya bertambah.
Luke. Siapa Luke? Gretta memandangi ponselnya yang sepi. Entah mengapa ia ingin
datang ke sekolah tapi… Ah entahlah. Gretta merasa dirinya bodoh dan tidak bisa
memutuskan suatu keputusan yang tepat. Bodoh!
Drdrtdrt…
Bunyi ponsel yang tiba-tiba bergetar
membuat jantung Gretta terlonjak kaget. Bahkan Gretta sempat menyenggol gelas
yang sengaja ia taruh di meja belajarnya. Gela situ jatuh dan menghasilkan
suara keras. Hancur. Gretta menatap gelas yang hancur itu. Kemudian saat ia
membuka ponselnya…
Dari Connor dan Gretta merasa
dirinya seperti gelas yang hancur itu.
Hancur.
***
“I’m
so sick of waiting till I’m eighteen..”
Penampilan terakhir dari 5 Seconds
of Summer mendapat tepuk tangan yang keras dari penonton. Itu lagu terakhir
yang dibawa mereka. Sebelumnya mereka telah membawa lima buah lagu. Baik Luke,
Calum, Michael mapun Ashton berterimakasih kepada penonton karena sudah mau
menonton show mereka dan mendapat
respon baik.
“Oke. Mungkin inilah penampilan
terbaik kami. Luke akan membawakan sebuah lagu dan lagu ini adalah lagu khusus
dan ditulis sendiri olehnya.” Ucap Michael sambil tersenyum menatap Luke. Namun
jika dilihat baik-baik, senyum itu palsu dan Michael merasakan suatu ketakutan
yang tidak biasa. Terutama saat mendapati Luke yang emang kurang baik malam ini
dan Michael akui penampilan Luke tadi tidak maksimal dan Luke yang terus
memaksakan diri.
Suasana berubah menjadi hening. Kini
Luke sendiri di atas panggung sambil membawa gitarnya dan mencoba untuk tenang.
Sambil menatap para penonton, Luke menampilkan senyum terbaiknya dan mulai
bicara.
“Maybe,
this is the last of me to stand at here. I love you all. And.. I will sing a
song. This is my song and actually I don’t know why I make this song. I hope you
like it.” Ucap Luke.
Luke mulai memainkan gitarnya sambil
menahan sesuatu. Entalah apa yang ada dipikiran cowok itu. Sementara Michael,
Calum, dan Ashton terdiam dan berharap Luke baik-baik saja. Bukan hanya Michael
saja yang merasakan penampilan Luke yang buruk, Calum pun merasakannya juga.
“Within
a minute I was all packed up
I’ve
got a ticket to another world
I
don’t wanna go I don’t wanna go
Silent
words are hard to speak
When
your thoughts are all I see
Don’t
ever leave she said to me..”
Lagu itu.. Sepertinya Calum merasa
sudah tidak asing lagi dengan lirik lagu itu. Calum ingat ia pernah menemukan
kertas-kertas Luke yang berisi coretan dari lirik-lirik itu tapi kata Luke
tulisan-tulisan itu tidak berguna. Tapi sungguh Calum tidak mengerti apa maksud
dari lagu itu tapi Calum rasa lagu itu sangat sedih dan rasanya… rasanya
seperti ia telah kehilangan sosok Luke.
“When
we both fall asleep underneath the same sky
To
the beat of our hearts at the same time
So
close but so far away..”
Terlihat disana Luke menyanyikan
lagu itu dengan serius dan ketika tiba di lirik itu Luke sedikit menekankan
intonasinya. Mungkin lirik itu adalah lirik favorit Luke. Para penonton masih
tetap diam dan entahlah apa yang mereka rasakan. Yang jelas bukan perasaan
senang atau semangat.
“She
sleeps alone my heart wants to come home
I
wish I was I wish I was beside you
She
lays awake I’m trying find the words to say
I
wish I was I wish I was beside you..”
Dan benar saja saat memasuki reff
Luke hampir menangis menyanyikan lagu itu dan itu merupakan pukulan keras bagi
penonton terutama yang memang mengidolakan Luke walau sebagian anak tidak
menyukai Luke karena sikap Luke yang tidak bertanggung jawab meninggalkan
basket tanpa sebab. Tapi dari semua itu pasti ada alasannya kan? Tidak mungkin
Luke melakukan sesuatu bahkan sesuatu yang tidak disangka-sangka tanpa sebuah
sebab?
“There
are pieces of us both
Under
every city lights
And
they’re shining as we fade into the night..”
Luke berharap, Gretta ada disini.
Tapi tidak ada tanda-tanda Gretta disini. Gadis itu memang sudah memaafkannya
dan semua masalah selesai. Luke berjanji untuk pergi dari hidup Gretta dan
tidak akan menganggu Gretta lagi. Tapi mengapa.. mengapa rasanya sakit? Sungguh
Luke selalu ingin berada di samping gadis itu sekalipun Gretta tidak
membutuhkannya.
Oke. Gretta memang tidak
membutuhkannya. Tapi ia yang membutuhkan Gretta.
“She
sleeps alone my heart wants to come home
I
wish I was I wish I was..”
Lagu pun selesai dan tidak ada
satupun orang yang menduganya kejadian itu. Kejadian itu terasa lambat dan
terdengar teriakan-teriakan yang menyedihkan. Michael, cowok itu menatap
sekelilingnya dengan mata yang kabur dan ia tersadar. Ia tersadar bahwa selama
ini Luke terkena penyakit parah dan sekarang ini dilarikan ke rumah sakit
setelah lagu itu selesai.
Pertanyaannya: Mengapa ia tidak tau
soal ini? Dan mengapa Luke tidak mau menceritakan padanya?
***
“Luke terkena penyakit jantung dan
saat ini dia sedang menjalani operasi transpalasi jantung. Untunglah ada
jantung yang cocok untuknya. Selama ini aku mengira Luke hanya seseorang yang
ingin selalu menjadi nomor satu tapi dugaanku salah. Sebenarnya Luke amat
terpukul karena penyakit itu. Dia tidak bisa menjadi normal seperti kita karena
jantungnya itu. Mungkin kau pernah melihat tabung plastik milik Luke yang
berisi pil. Itu obat untuk mengatasi hal-hal yang tidak dimungkinkan semisal
terkena serangan mendadak atau sesak nafas.
Aku sedih saat Luke menceritakan
kisahnya. Waktu itu aku bersama Aleisha dan sesuatu yang aku rasakan pada saat
melihat Luke jatuh di pangkuan Aleisha yaitu perasaan sedih dan ingin tau. Luke
pun menceritakan kisahnya dan aku mencoba untuk tidak menangis. Ternyata hidup
Luke penuh dengan tantangan berat dan air mata. Coba bayangkan jika kau berada
di posisinya, tentu hidupmu sudah tidak berarti lagi kan dan rasanya ingin
mati?
Asal kau tau Gretta, Luke bisa
bertahan sampai saat ini karena dirimu. Luke sangat mencintaimu. Dia tidak
bermaksud membuat kebencianmu semakin besar. Sebaliknya aku yang harus kau
benci. Dan aku mengatakan padamu kalau aku tidak pantas untukmu karena itulah
kenyataan yang sebenarnya. Aku melihat cinta yang begitu besar di mata Luke dan
aku merasa kalah. Tapi Gretta bagiku kau adalah gadis yang spesial. Aku tidak
tau bagaimana perasaanku padamu tapi jika kau bersama Luke, maka aku akan
senang. Luke adalah cowok yang tepat untukmu, bukan aku.
Aku hampir menangis saat Luke
memarahi keadaan padahal banyak sekali impian yang ingin diraihnya. Waktu itu
Luke bahagia dipilih menjadi kapten tim tapi mengingat kesehatannya, Luke
akhirnya keluar dari tim dan banyak sekali yang membencinya. Luke tidak ingin
orang tau tentang penyakitnya karena Luke tidak mau dikasihanin dan membuat
khawatir banyak orang. Luke ingin menjadi normal, Gretta.
Dan pada saat 5 Seconds of Summer
berhasil memikat One Direction dan dipilih sebagai band opening mereka, Luke
amat senang Gretta, dia senang sekali. Setelah Luke menceritakan semua
rahasianya, dia jadi banyak curhat padaku dan aku bisa memahami perasaannya.
Tapi bagaimana bisa Luke meraih semua itu kalau dia sakit? Itulah yang
dipikirkan Luke. Tapi satu hal yang paling penting di hidupnya adalah dirimu.
Kau Gretta. Luke tidak ingin kehilanganmu dan tidak ingin meninggalkanmu. Kau
bisa mengatakan kalau kau tidak membutuhkannya tetapi Luke sangat
membutuhkanmu, Gretta.
Jujur saja, aku sedih karena kau
tidak mau datang ke acara itu. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa dan itu
keputusanmu. Aku tidak bisa memarahimu karena aku juga menyayangimu.
Dan rahasia lain yang tidak kau
ketahui yaitu keluarga Luke. Saat itu Ayah Luke sedang menderita penyakit yang
sama dialami Luke. Dan saat kejadian kecelakaan itu, mungkin selama ini kau
salah menyimpulkan. Ayah Luke bukanlah sedang mabuk. Tapi karena penyakitnya
kambuh dan dia hilang kesadaran hingga menabrak mobil Ayahmu. Saat itu juga
kondisi Ayah Luke sedang kritis dan kau tidak akan pernah tau karena kau sudah
meninggalkannya dan memulai hidup baru.
Ayah Luke meninggal dan setahun
kemudian Ibu Luke yang meninggal. Luke benar-benar kehilangan orang-orang yang
dia cintai. Kau, Ayah, Ibunya… Dan saat Luke di vonis terkena penyakit jantung,
hidupnya bertambah semakin sedih. Aku ingat saat Luke bercerita kalau dia ingin
bunuh diri. Tapi semua pikiran buruknya ia hilangkan karena Luke teringat
padamu. Luke ingin sekali bertemu denganmu dan meminta maaf padamu. Ya. Karena
itu Luke memutuskan untuk tinggal disini demi menemuimu.
Jika saja aku tau semua itu sejak
awal aku bertemu dengan Luke, aku tidak akan bersikap jahat padanya. Aku merasa
sangat bodoh Gretta padanya. Tapi Luke sangat baik dan mau memaafkanku. Justru
dia yang meminta maaf padaku.”
Cerita Connor membuat Gretta
menangis sedih dan hatinya sakit sekali. Rasanya seperti saat ia kehilangan
Ayah dan kak Harry. Tidak. Ia tidak boleh kehilangan Luke. Tidak. Luke harus
selamat. Meski ia jahat dengan Luke, tapi Gretta yakin sekali kalau Luke mau
memaafkannya.
“Apa.. Apa masih ada kesempatan?”
Lirih Gretta.
Connor tersenyum samar. “Aku yakin
pasti ada kesempatan. Luke akan sembuh dan semuanya baik-baik saja.” Jawabnya.
Selain Connor, ada Calum, Michael,
Ashton juga Aleisha yang menunggu jawaban dengan tegang. Teresa juga ada.
Entahlah dimana keluarga Luke yang lain tapi mungkin mereka sedang dalam
perjalanan kesini. Ya. Pasti ada kesempatan dan Gretta yakin akan hal itu. Luke
akan sembuh dan semuanya menjadi baik-baik saja.
“Aku benar-benar tidak menyangka hal
ini bisa terjadi.” Ucap Calum tiba-tiba.
“Ya, aku juga. Ku kira semuanya
berjalan baik-baik saja.” Tambah Michael.
Malam semakin larut dan Connor
mengajak Aleisha pulang. Calum dan Ashton juga pulang sementara Michael tetap
berada di tempat ini. Cowok itu tidak ingin meninggalkan Gretta disini. Dan
jika ia pulang, Michael bersumpah dirinya akan insomnia jadi percuma saja
pulang.
“Kita cari makan yuk. Aku lapar.”
Ucap Michael mencairkan suasana.
Gretta menatap Michael lalu
mengangguk dan mengikuti Michael.
***
Lega. Itulah perasaan yang dirasakan
Gretta. Kata dokter, proses transpalasi jantung berjalan lancar namun tidak tau
apakah Luke bisa menerima jantung baru itu. Jam sudah menunjukkan pukul
setengah dua belas malam dan Gretta enggan meninggalkan rumah sakit. Ia ingin
menjenguk Luke tetapi dokter tidak mengizinkannya karena kondisi Luke belum
stabil. Michael sudah pulang dan Gretta sudah mengabari pada Michael.
Sementara Teresa, wanita itu masih
tetap disini dan terlihat jelas disana wajah Teresa yang sangat mengantuk.
Diam-diam Gretta merasa iba dengan Teresa. Teresa benar-benar menyayangi Luke,
lalu dimana Ayah dan Ibu Luke? Apa jangan-jangan… Apa jangan-jangan orangtua
Luke tidak mau mempedulikan Luke? Apa selama ini Luke bermusuhan dengan
orangtuanya? Oh Tuhan…
Gretta menghapus sisa-sisa air mata
dan mencoba untuk tegar. Luke. Sekarang semuanya sudah jelas. Sekarang
perasaannya sudah sangat jelas. Hatinya hanyalah untuk Luke dan mengapa ia baru
menyadarinya sekarang? Jika semua ini tidak akan terjadi.. Jika waktu bisa
diputar kembali….
Tiba-tiba timbul rasa ketakutan di
dalam hatinya. Takut jika Luke meninggalkannya dan ia akan menyesal. Luke.
Gretta yakin sekali disana ada harapan dan kesempatan. Gretta yakin sekali Luke
pasti sembuh. Tidak apa-apa jika Luke membencinya atau tidak mengenalinya,
asalkan Luke sembuh.
Asalkan Luke sembuh meski Luke
membencinya karena ia memang pantas dibenci oleh Luke.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar