“Seperti yang
kalian tau bahwa bla..bla.. bla…”
Kelas sejarah yang sangat
membosankan. Kebetulan Gretta duduk di belakang sambil memasang headset di
telinganya. Kali ini Gretta menyetel lagu yang nadanya lebih kalem dari All
Time Low. Yaitu Secondhand Serenade. Walau ber-genre rock acoustic namun Gretta
sangat menyukai lagu-lagu Secondand Serenade. Lagu yang bernada santai dan
cocok menjadi teman pengantar tidurnya.
“Nah Gretta, setelah pelajaran ini
selesai kamu pergi ke ruang Ibu. Ada hal penting yang perlu Ibu sampaikan
padamu.” Ucap Miss Titan yang pada dasarnya sudah tau kalau sedari tadi Gretta
mendengarkan lagu dan tidak mendengarkan penjelasannya.
Sebagai wali kelas, Titan tentu
tidak ingin ada murid-muridnya yang bermasalah. Dan sebagian besar muridnya
yang bermasalah adalah cowok. Tapi kali ini, bahkan yang lebih parah adalah
Gretta. Si murid tomboi yang sangat cuek dan tidak peduli dengan nilai. Titan
sudah berbicara dengan Mama Gretta dan paham bagaimana kisah masa lalu Gretta.
“Grett, Miss Titan menyuruhmu datang
ke ruangannya setelah pelajaran ini selesai.” Ucap Eleanor sambil menyenggol
lengan Gretta.
Gretta yang tengah asyik menyetel
lagu langsung mematikan lagu itu dan melepas headsetnya. Eleanor menatap Gretta
dengan tatapan ngerti. Kenapa daerah di sekitar mata Gretta menjadi hitam?
Mengapa wajah Gretta tiba-tiba berubah menjadi hantu?
“Dan lagi. Miss Titan tidak ada
henti-hentinya menasehatiku. Sudah tau aku tidak bisa diatur. Dia keras kepala
sekali.” Ucap Gretta.
“Bukannya begitu Grett. Kau harus
melaksanakan nasehatnya agar kau tidak menyimpang. Sudah banyak guru yang lelah
dengan sikapmu.” Ucap Eleanor.
Gretta menatap Eleanor dengan
tatapan tajam. “Sekali lagi Ele, jika kau berada di posisiku, tentu kau akan
sama sepertiku. Sama-sama tertekan karena masa lalu yang menyedihkan.” Ucapnya.
“Iya aku tau. Tapi dendam tidak akan
membuatmu bahagia dan puas. Dendam hanya membuat hatimu sakit dan orang yang
kau dendami akan terus merasa bersalah dan itu dosa.” Ucap Eleanor.
Gretta menarik nafas dalam-dalam.
“Setidaknya aku sudah tidak melihat keluarga yang sudah membuatku kehilangan
Ayah dan kak Harry. Untuk saat ini.” Ucapnya.
***
Di perjalanan menuju ruang Miss
Titan, mendadak jantung Gretta berdebar-debar tatkala berpapasan dengan Connor
yang tengah membawa tumpukan buku. Connor.. Kalau saja Connor mau mencintainya
asalkan ia bisa berubah menjadi gadis yang sebenarnya dan menghapus dendam itu,
maka Gretta bersumpah untuk melakukannya demi Connor.
“Hai Gretta!” Sapa Connor dengan
senyuman yang mampu menenggelamkan Gretta.
Gretta tersadar. “Eh, hai juga kak.
Mau kemana?” Jawab+Tanya Gretta.
“Mau ke ruangan Miss Titan untuk
mengantar buku ini.” Jawab Connor.
Jodoh! Batin Gretta girang. Miss
Titan juga mengajar sejarah di kelas Connor. Jadi ceritanya ia dan Connor bisa
berjalan bersama menuju ruangan Miss Titan dan itu akan menjadi hal yang
romantis dan penuh kenangan. Connor mendapati Gretta yang sedang tersenyum
tidak jelas. Gretta. Sejak awal pertemuannya dengan Gretta membuat Connor
penasaran akan sosok Gretta dan kenapa Gretta memilih berpenampilan buruk
seperti itu. Tapi Connor begitu kagum dengan permainan basket Gretta.
“Wah aku juga mau ke ruangan Miss
Gretta. Biasa. Anak sepertiku suka bermasalah dengan guru.” Ucap Gretta dengan
senyuman lebar.
Bahkan Gretta tidak malu-malu
menampakkan kejelekan dalam dirinya dan hal itu membuat Connor semakin heran
dan penasaran dengan Gretta. Apakah gadis itu baik-baik saja? Entah mengapa
Connor ingin mengetahui sedikit masa lalu Gretta dan apa yang menyebabkan
Gretta menjadi seperti itu.
“Kalau begitu, ayo kita sama-sama
kesana.” Ucap Connor.
Mungkin hari ini adalah hari
keberuntungan Gretta. Gretta merasa Connor seakan-akan memperhatikannya dan
ingin banyak mengajaknya bicara. Keduanya pun berjalan bersama dan tidak peduli
banyak pasang mata yang menatapnya dengan iri. Bahkan gadis tercantik di
sekolah ini susah berbicara dan akrab dengan Connor. Sementara Gretta….
Pertanyaannya, apa perlu harus
mengikuti ekskull basket dan jago main basket agar mau dekat dengan Connor
meski penampilan hancur seperti Gretta? Apa jangan-jangan… Connor tertarik
dengan Gretta?
“Aku heran deh. Kenapa penampilanmu
seperti ini?” Tanya Connor.
Gretta tidak langsung menjawab.
“Kenapa? Apa kakak tidak suka dengan penampilanku ini?” Tanyanya.
Mendadak Connor salah tingkah.
“Bukan. Maksudku.. Aku hanya heran saja. Barangkali ada masa lalu yang
membuatmu menjadi seperti ini.” Ucapnya.
Masa lalu? Gretta menelan ludahnya.
Hatinya yang sedang dipenuhi bunga-bunga dan kegembiraan berubah menjadi
kesedihan dan kekesalan. Dendam itu tiba-tiba muncul dan membuat Gretta ingin
berteriak sekencang-kencangnya. Kenapa?
Kenapa dendam itu masih menggentayanginya dan membuat hari-harinya menjadi kelam?
Dan sampai tiba di ruangan Miss
Titan, Gretta masih tidak menjawab keheranan yang dirasakan Connor. Tetapi
Gretta merasa senang karena Connor mau peduli dengannya meski ia tidak langsung
menceritakan kisah masa lalunya pada Connor. Mungkin belum waktunya.
“Gretta..” Ucap Miss Titan.
Mau tidak mau Gretta duduk di
hadapan Miss Titan sambil memainkan gelang-gelangnya. Sementaran itu Miss Titan
menatap Gretta dari atas sampai bawah. Tentu Titan tidak sepenuhnya kesal
terhadap Gretta. Gretta adalah murid yang berbakat. Gretta jago bermain basket
dan Titan yakini Gretta bakal dimasukkan ke dalam tim inti meski Gretta masih
kelas sepuluh.
“Sebenarnya, Ibu bangga padamu.”
Ucap Miss Titan.
Langsung saja Gretta mengangkat
wajahnya. “Bangga? Apa yang Ibu banggakan dari saya? Sebenarnya saya ingin
sekolah ini mengeluarkan saya dan saya akan menjadi bebas.” Ucapnya.
Titan tersenyum. “Tidak. Kau adalah
murid yang berbakat. Kau berbakat dalam bidang olahraga. Ibu perhatikan kau
pandai bermain basket. Connor pernah cerita ke Ibu kalau kau cocok dimasukkan
ke dalam tim inti yang akan bertanding beberapa bulan lagi.” Ucapnya.
Apa? Connor pernah bercerita
tentangnya ke Miss Titan? Dan Gretta baru tau bahwa Miss Titan adalah kakak
kandung dari Mamanya Connor. Tidak heran jika Connor dekat dengan Miss Titan.
Jadi tujuan Miss Titan menyuruhnya kesini hanya untuk mengatakan kalau Connor
pernah menceritakan tentang dirinya pada Miss Titan?
“Hei! Ibu suka sama anak perempuan
yang tomboi. Dulu, Ibu juga seperti itu.” Ucap Miss Titan.
Bukan. Wanita dihadapannya bukanlah
Miss Titan. Gretta kenal betul dengan Miss Titan yang suka bersikap dingin pada
siapapun. Apa Miss Titan hanya berpura-pura atau menyindirnya? Gretta memang
sangat cocok untuk dijadikan bahan sindiran oleh siapapun.
“Maksud Ibu apa sih? To the point saja.” Ucap Gretta.
“Oke. Ibu hanya ingin kamu
membahagiakan Mamamu. Ingat. Kau satu-satunya anak Mamamu dan jangan pernah
membuat sedih Mamamu. Ibu tidak melarangmu berpenampilan tomboi tapi jaga
sikapmu. Bukalah hatimu pada semua teman-temanmu dan jangan memasang tampang
menakutkan. Dan Ibu ingin kamu sedikit memperhatikan nilai-nilamu yang hancur.
Kamu tidak ingin tidak naik kelas kan?”
Demi apa, Gretta mengira Miss Titan
melanjutkan cerita tentang Connor. Hal apa saja yang Connor ceritakan pada Miss
Titan tentangnya. Sudahlah. Mungkin ia hanya kegeeran saja. Siapa tau kan
banyak cewek yang Connor ceritakan pada Miss Titan terutama teman-teman basket
ceweknya yang jauh lebih berbakat dibanding dirinya.
“Aku tau kalau Ibu tentu sudah tau
gimana masa laluku. Ya mungkin ini yang terbaik buatku. Gretta akan belajar
untuk menjadi gadis pada umumnya dan cewek yang normal, yang ramah pada
siapapun. Dan mau mempedulikan nilai.” Ucap Gretta. ‘Asalkan Connor mau memahami perasaanku dan balik mencintaiku juga..’
Tambah Gretta dalam hati.
“Baiklah. Ibu berharap kamu bisa
berubah sedikit demi sedikit dan Ibu berharap kamu bisa membawa tim kamu
memenangkan kejuaraan basket antar sekolah dan membanggakan sekolah seperti
Connor. Banyak-banyak latihan sama Connor. Ibu yakin anak itu mau melatihmu
hingga kamu semakin jago seperti Connor.” Ucap Miss Titan.
Mendengar Miss Titan mengucapkan
nama ‘Connor’, senyum Gretta menjadi lebar dan merasa bahagia sekali. Tidak
peduli apakah Miss Titan mencurigainya atau tidak.
“Memangnya… Memangnya Connor cerita
apa tentangku?” Tanya Gretta.
Bodoh! Mengapa ia bisa mengucapkan
pertanyaan itu? Mendadak Gretta menjadi malu setengah mati dan kalau saja Miss
Titan tau kalau ia mati-matian mengagumi dan mencintai Connor dan memberitahu
pada Connor tentang perasaannya, apakah Connor tetap mau berbicara dengannya?
“Ah tidak. Itu tidak penting. Tapi
Ibu menyimpulkan anak itu begitu penasaran denganmu.” Jawab Miss Titan tanpa
sedikit curiga.
“Ya. Mungkin tidak hanya Connor
saja. Aku tau aku anaknya aneh. Tapi aku janji akan mengikuti pertandingan itu
dan membanggakan sekolah meski seandainya aku dijadikan pemain cadangan saja.”
Ucap Gretta sambil tersenyum.
***
Hari ini tidak ada jadwal latihan
basket. Tapi Gretta merasa bosan. Gadis itu merasa bosan kalau sore-sore tidak
keluar rumah. Biasa. Gretta anaknya suka berkeliaran dan tidak tahan di rumah
yang terlihat sepi dan menyedihkan. Teresa bekerja dari pagi sampai sore dan
itu melengkapi kesepian rumah itu. Tapi hari ini hujan dan Gretta tidak bisa
keluar rumah.
Hujan. Hujan adalah salah satu hal
favorit Gretta di waktu kecil. Jika hujan tiba, Gretta langsung berlari
menerobos hujan dan bermain air disana. Tidak peduli teriakan Teresa yang
melarangnya bermain hujan karena itu bisa membuatnya sakit.
“Lihat!
Hujan datang! Ayo kita mandi hujan!”
Gretta
tersenyum ceria melihat langit gelap yang telah menurunkan hujan. Langsung saja
Gretta dan sahabatnya berlari menerobos hujan dan tidak peduli pakaian yang
basah. Gretta dan sahabatnya saling kejar mengejar dan tertawa tanpa merasakan
lelah. Tiba-tiba sahabatnya terjatuh dan bajunya kotor akibat campuran tanah
dan air. Bukannya menolong. Gretta malah tertawa terbahak-bahak.
“Hahaha..
Rasain tuh!” Tawa Gretta.
Sepertinya
sahabatnya itu tidak mau kalah. Dia malah melempar tanah untuk mengkotori baju
Gretta dan tentu saja Gretta menjad sebal. Alhasil terjadi perang-perangan
antara keduanya yang ujung-ujungnya mendapat jeweran dari Teresa.
“Kalian
itu! Sudah dibilangin mandi hujan itu tidak baik! Kalau kalian sakit, Mama yang
repot!” Ucap Teresa.
Gretta
meringis menahan sakit di telinganya. “Tapi hujan itu menyenangkan Ma..”
Sial! Sebagian masa lalunya tentang
hujan dan sahabat kecilnya tiba-tiba saja memenuhi pikirannya. Hujan..
Sahabatnya… Gretta tersenyum miris. Anak itu bukan sahabatnya! Bukan
sahabatnya! Walau Gretta sangat menyayanginya dan selalu ada disamping
sahabatnya itu, dendam-lah yang menghancurkan segalanya.
Keluarga sahabatnya itulah yang membuat
ia kehilangan Ayah dan kak Harry. Dan kenapa harus sahabatnya? Mau tidak mau
Gretta langsung membenci sahabat kecilnya itu dan memilih meninggalkan
sahabatnya itu meski hatinya perih. Meski ia tidak ingin meninggalkan sahabat
yang sangat disayanginya itu.
Dan sampai sekarang Gretta masih
membenci sahabatnya itu. Ups salah! Yang benar mantan sahabatnya meski tidak
ada yang namanya mantan sahabat. Gretta tidak peduli. Dimanakah dia? Dimanakah
mantan sahabatnya itu? Gretta tidak tau dan tidak mau tau. Dendam-lah yang
membuat hatinya untuk membenci mantan sahabatnya itu.
Kemudian Gretta teringat dengan
Connor dan pertemuan mendadaknya dengan Connor. Sambil mengantar buku menuju
ruang Miss Titan, ia dan Connor berbicara walau hanya sedikit. Senyum menghiasi
wajah Gretta. Sungguh, ia sangat mencintai Connor dan ingin menjadi gadis
istimewa di hati Connor.
Mumpung masih ada kesempatan. Dan
bagaimanapun juga Gretta harus memperjuangkan cintanya itu. Harus!
***
Makan malam yang sepi. Makan malam yang
sedih. Entah mengapa belakang-belakangan ini Gretta amat merindukan sosok Ayah
dan kak Harry. Jika saja Ayah dan kak Harry masih ada, pasti bakal lebih ceria
dan Gretta bisa menganggu Harry. Dan yang paling penting Gretta akan menjadi
gadis yang normal, seperti Eleanor.
“Apa yang sedang kau pikirkan?”
Tanya Teresa.
Sedaritadi Gretta hanya memainkan
sendok dan garpu tanpa menyentuh makanan sedikitpun. Apa yang sedang ia
pikirkan? Masa lalu yang menyedihkan? Tragedi sembilan tahun lalu yang
membuatnya kehilangan Ayah dan kak Harry?
“Dimana sekarang mereka?” Tanya
Gretta dengan suara yang tidak jelas.
Teresa menatap Gretta dengan serius.
“Grett, Mama ingin kamu menghapus dendam itu.” Ucapnya.
“Tidak Ma. Tidak semudah itu
menghapus dendam dan memaafkan keluarga itu. Gretta sudah terlalu sakit Ma.”
Ucap Gretta.
“Sudah Mama bilang. Dendam itu tidak
akan menyelesaikan semuanya. Jika kamu menghapus dendam itu, Mama yakin hidupmu
akan lebih ceria dan lebih ringan. Mama tau kamu sangat merasa sakit. Tapi,
menurut Mama bukan keluarga itu yang membuat Ayah dan Harry kecelakaan.”
Tiba-tiba Gretta berdiri. “Lantas
siapa kalau bukan mereka? Gretta masih ingat Ma bayangan mobil Ayah yang rusak
dan tubuh Ayah serta kak Harry yang menyedihkan. Gretta masih ingat mobil yang
membuat mobil Ayah hancur! Mobil yang tidak lain adalah mobil keluarga itu! Dan
kenapa harus keluarga sahabat Gretta? Kenapa Ma? Gretta sangat menyayanginya
dan ingin bertemu dengannya. Tetapi Gretta sangat membencinya Ma! Karena dia
dan keluarganya Gretta jadi kehilangan Ayah dan kak Harry!” Ucapnya dengan
penuh air mata.
“Tidak nak. Kamu jangan berpikiran
seperti itu. Saat itu kamu masih kecil, kamu belum tau apa-apa..” Ucap Teresa.
Sebisa mungkin Gretta menahan agar
air matanya tidak banyak turun. “Dendam itu sangat besar Ma dan bukan main-main
walau saat itu Gretta masih kecil. Dan kenapa Ayah harus meninggal? Kenapa kak
Harry juga harus meninggal? Kenapa tidak keluarga itu yang meninggal bahkan
sahabat Gretta?”
Wajah Teresa berubah menjadi pucat.
Gretta belum tau. Gretta belum mengetahui hal itu dan entah mengapa Terasa
enggan menceritakan tentang hal sebenarnya tentang keluarga itu. Keluarga yang
dulu Gretta sayangi dan berubah menjadi sebuah dendam yang tidak berujung. Dan
Teresa mengingat anak dari keluarga itu yang tidak lain adalah sahabat kecil
Gretta.
Anak yang sukses membuat Teresa
menangis semalaman. Teresa memang sangat menyayangi anak itu meski menurut
Gretta orangtua anak itu yang telah membuat Gretta kehilangan Ayah dan Kak
Harry. Tetapi Teresa tetap menyayangi anak itu. Anak laki-laki yang hebat dan
Teresa ingin sekali melihat anak itu sekarang, yang telah berubah menjadi
seorang pemuda tampan yang dipuja banyak gadis.
Sebentar lagi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar