expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 28 Desember 2015

Illusion ( Part 13 )



Sudah seminggu Calum menjalin hubungan yang dirasanya indah bersama Hailey. Setiap hari sepulang sekolah Calum selalu menghabiskan waktunya bersama Hailey. Namun entah mengapa hari ini Calum merasa bosan. Ia memang bahagia bersama Hailey tapi tiba-tiba rasa bosan menghampirinya.

            “Aku bosan.” Ucap Calum.

            Hailey menatap Calum. “Bosan? Bukankah kau bahagia?” Tanyanya.

            “Tentu saja aku merasa bahagia. Tapi aku ingin hubungan kita diketahui banyak orang. Aku akan semakin bahagia jika semua orang tau kalau aku memiliki seorang kekasih yang cantik bernama Hailey. Aku akan lebih bahagia.” Jawab Calum.

            Hailey menarik nafas dalam-dalam. Gadis itu seperti sedang memikirkan sesuatu yang tidak mungkin bisa ditebak oleh Calum. Calum hanya ingin hubungan ini terasa normal seperti hubungan lainnya. Calum ingin semua orang tau akan hubungan ini.

            “Kenapa kau begitu misterius? Aku sudah menjadi pacarmu dan kau masih misterius.” Ucap Calum.

            “Sekarang, aku ingin menanyakan satu hal penting padamu dan kau harus menjawabnya dengan jujur.” Ucap Hailey.

            Calum mengangguk pelan.

            “Apakah benar Ibumu atau kak Mali pernah mengatakan kalau kau ingin kembali normal kau harus bisa menerima semuanya dan menghilangkan semua kesedihanmu?” Tanya Hailey.

            Pertanyaan yang terasa aneh bagi Calum. Tapi rasanya Trisha pernah mengatakan hal itu. Trisha pernah mengatakan jika Trisha menceritakan semua masa lalunya, ia harus bisa menerima semuanya dan menahan rasa kesedihannya. Artinya, ia akan mengingat semuanya dan kembali menjadi Calum yang dulu.

            “Sesedih itukah? Aku tidak yakin masa laluku begitu sedih.” Ucap Calum.

            Hailey tersenyum sedih. “Masa lalumu sangat sedih. Bahkan sekarang ini kesedihan itu masih setia bersamamu dan menguasaimu. Kau amnesia tapi kesedihan itu terus saja bersamamu.” Ucapnya.

            “Lalu hal apa yang membuatku sedih?” Tanya Calum.

            Hailey tidak menjawab pertanyaan Calum. Hal ini membuat Calum penasaran. Pastinya Hailey mengetahui masa lalunya dan kesedihan yang dikatakan Hailey namun Hailey tidak mau memberitahu padanya. Trisha juga Mali tidak mau memberitahu padanya karena mereka tidak ingin melihat Calum sedih.

            Tapi selama ia masih bersama Hailey, Calum bersumpah tidak akan sedih. Ya. Asalkan ia bersama Hailey semuanya akan baik-baik saja.

            “Cal.. Aku mencintaimu.. Aku tidak ingin berpisah denganmu..” Lirih Hailey.

***

            Ya. Mulai dari hari ini Luke dan Michael akan menjalankan misi mereka yaitu mengikuti Calum secara diam-diam dan melihat apa yang Calum lakukan. Tapi mereka harus hati-hati jika tidak ingin ketahuan oleh Calum. Jika saja Calum mengetahui rencana mereka, Calum akan marah dan membenci mereka. Ya. Apalagi ini menyangkut soal Hailey.

            “Kenapa aku merasa takut ya?” Tanya Michael.

            “Memangnya apayang kau takutkan?” Tanya Luke.

            Michael menatap Luke bingung. “Entahlah tapi aku takut jika nanti aku melihat Calum bersama Hailey.” Jawabnya.

            Luke tersenyum penuh misteri. “Kau akan tau nantinya.” Ucapnya.

***

            Tidak ada. Tempat ini terasa hampa dan kosong. Sudah satu jam Calum menunggui kedatangan Hailey tetapi Hailey tak kunjung datang. Apakah Hailey akan menemuinya di hari esok? Tapi semenjak ia pacaran dengan Hailey, Hailey tidak pernah tidak menemuinya. Ah andaikan ia tau dimana rumah Hailey. Hailey selalu menyembunyikan semua itu. Percuma juga menanyakan hal ini pada Bryanna atau Angel toh dua gadis itu tidak tau kalau Hailey berada di Australia bukan di Inggris.

            Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Michael mencoba mengatur nafasnya dan mencoba untuk tenang. Calum sangat gila! Tempat ini sangat mengerikan dan tempat ini adalah tempat Calum menemui Hailey? Sedangkan Luke berusaha fokus pada Calum dan terlihat diam saja dan belum membuka mulut sedikitpun. Namun Luke tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Apa jangan-jangan Hailey adalah hantu?

            “Luk, Calum sangat gila! Aku yakin sekali Hailey itu bukan manusia melainkan hantu! Makanya Hailey tidak mau bertemu siapa-siapa karena aku bukan hantu! Aku manusia!” Ucap Michael.

            Sempat saja Luke tertawa mendengar ucapan Michael. Tapi apa iya Calum yang sudah amnesia bisa berteman dengan hantu? Bukankah dulu Calum dan Hailey saling kenal mengenal? Apa jangan-jangan.. Tidak. Dugaannya kali ini tidak boleh benar. Cepat-cepat Luke membuang pikiran negatifnya itu.

            “Kita balik saja. Percuma menunggui Calum.” Ucap Michael yang bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu.

            Langsung saja Luke menarik kaus Michael. “Jangan! Jika kita pergi, sosok Hailey yang sebenarnya akan datang. Ingat, Hailey tidak mau bertemu dengan siapapun. Pastinya Hailey tau keberadaan kita saat ini.” Ucap Luke.

            Michael bergidik ngeri mendengar ucapan Luke. “Kalau begini caranya, lebih baik aku melupakan Calum dan menjalani hidupku sebelum mengenal Calum.” Ucapnya.

            Hari kedua, ketiga dan keempat sama saja. Tidak ada tanda-tanda kedatangan Hailey dan Calum merasa frustrasi. Sudah empat hari Hailey tidak menemuinya dan Calum merasa sangat kehilangan. Setelah itu Calum tidak lagi datang ke tempat itu dan menjadi sosok yang pendiam dan menyedihkan. Michael yang paling bahagia karena tidak lagi membuntuti Calum. Nah sekarang giliran Michael yang mengatakan Calum adalah orang yang aneh dan ingin melupakan Calum sedangkan Luke tidak.

            “Aku kasihan dengan Calum.” Ucap Luke.

            Michael melihat Calum yang sedang melamun. “Apa karena kita yang membututinya jadi Hailey tidak mau menemui Calum?” Tanyanya.

            “Mungkin saja. Kita harus membicarakannya pada kak Mali.” Ucap Luke.

***

            Untuk pertama kalinya Calum memutuskan untuk berbicara serius dengan Angel. Calum menyuruh Angel untuk bertemu di taman belakang sekolah dan Angel tentu saja menerimanya. Tapi sudah setengah jam Calum menunggu Angel dan Angel tidak datang-datang. Dimana gadis itu? Apa gadis itu mencoba menghindar darinya?

            “Maaf menunggu lama.” Ucap sebuah suara yang tidak lain adalah Angel.

            Entah mengapa jantung Calum berdebar-debar ketika mendengar suara lembut itu dan saat matanya menatap mata Angel seakan-akan mengingatkannya akan sesuatu yang penting. Rasanya seperti sedang berbicara dengan Hailey. Atau jangan-jangan.. Apakah Hailey adalah Angel? Tapi wajah keduanya tidak mirip.

            “Aku tidak peduli asalkan kau sudah datang.” Ucap Calum dengan nada suara yang tidak ramah.

            Angel menelan ludahnya dan rasanya sakit mendengar suara Calum yang terkesan tidak bersahabat. “Ada apa kau menyuruhku kesini?” Tanya Angel mencoba untuk tenang dan mengontrol detakan jantungnya.

            “Kau mengenal Hailey kan?” Tanya Calum.

            Jangan! Jangan menanyakah soal Hailey! Ku mohon jangan! Hati Angel semakin sakit dan tidak tau harus menjawab apa. Ia ingin sekali menangis tetapi Angel tidak ingin terlihat lemah dihadapan Calum.

            “Dia temanku.” Lirih Angel.

            “Dulu kau dekat dengannya kan? Asal kau tau Hailey susah-susah datang kemari dan aku harus memberitahumu kalau Hailey ada disini. Kau sebagai temannya harus tau dimana keberadaannya.” Ucap Calum.

            Tidak. Air mata itu keluar dan Angel tidak bisa menahannya. Sangat mudah menangis jika ada seseorang yang menyebut nama Hailey terutama Calum. Calum tidak akan tau dan tidak akan pernah tau! Sedangkan Calum merasa heran dengan Angel yang tiba-tiba saja menangis dan rasanya sudah tidak asing lagi melihat Angel menangis.

            “Mengapa kau menangis?” Tanya Calum. Ia teringat dengan Mali yang tiba-tiba saja menangis saat ia memaksa Mali bercerita tentang Hailey.

            “Tolong Cal jangan ucapkan nama itu lagi..” Lirih Angel.

            Calum benar-benar tidak mengerti. Sangat tidak mengerti. Jangan ucapkan nama itu lagi, artinya sama juga dengan jangan bicarakan si pemilik nama itu. Bukankah Hailey mengatakan bahwa dia tidak suka jika ada orang membicarakannya? Untuk kali ini saja Calum ingin sekali mendapat sebuah jawaban tentang teka-teki itu.

            “Aku sudah lelah bersabar. Hailey pun tidak mau memberitahuku tentangnya dan kau pun tidak mau. Aku mohon dengan sangat padamu. Tolong ceritakan sosok Hailey yang sebenarnya selain aku menyukainya.” Ucap Calum.

            Ucapan terakhir Calum semakin membuat Angel menangis. Tidak. Ia tidak mau menceritakannya pada Calum. Angel tidak ingin melihat Calum sedih karena ia sangat menyayangi Calum dan membiarkan hatinya sakit asalkan Calum bahagia. Dan kebahagiaan Calum adalah bersama Hailey, bukan bersamanya.

            “Aku tidak ingin menceritakan padamu karena aku tidak ingin kau sedih.” Ucap Angel.

            Sungguh Calum merasa bosan mendengar kalimat seperti itu. Bahkan Hailey pernah mengatakannya. Kesedihan semacam apa? Calum siap menghadapi kesedihannya dan ia bersumpah dalam hati.

            “Tapi apakah kesedihan itu ada hubungannya dengan Hailey?” Tanya Calum.

            Angel mengangguk pelan. “Bahkan tidak hanya kesedihan saja, nantinya kau akan membenci dirimu sendiri atas segala yang pernah kau lakukan.” Ucapnya.

            “Aku tidak mengerti.” Ucap Calum.

            “Ya Calum, kau-lah yang sendiri menciptakan kesedihan itu. Kau penyebab kejadian itu terjadi walau tidak sepenuhnya salahmu. Tapi Cal, sampai kapanpun aku tidak akan membencimu. Aku.. Aku sayang padamu..” Ucap Angel.

            “Tidak mungkin seseorang ingin membuat kesedihan untuk dirinya sendiri.” Ucap Calum.

            “Mungkin jika orang itu melakukannya tanpa sengaja lebih tepatnya lagi tidak diduganya.” Ucap Angel.

            Calum terdiam dan entah apa yang dipikirkannya. Sudah empat hari Calum tidak melihat Hailey dan otaknya sudah mulai gila. Gadis itu benar-benar menguasai tubuhnya dan mengendalikannya. Rasa rindunya pada Hailey tidak bisa diganti oleh apapun.

            “Apa iya dulu aku terlalu mencintai Hailey?” Tanya Calum.

            Angel mencoba untuk tegar dan menjawab dengan tenang. “Iya. Setiap hari kau berusaha untuk mendapatkan hatinya.” Jawabnya.

            “Lalu apa benar karena Toby, Hailey tidak tertarik padaku?” Tanya Calum.

            Ohya Toby! Angel hampir melupakan sosok itu dan rasanya Angel begitu merindukan sosok yang adalah kekasih Hailey. Ya, Toby. Namun sayang cowok itu meninggal karena penyakit kanker dan Hailey merasa sangat kehilangan. Karena kejadian itu, Calum mencoba untuk lebih memberikan perhatian pada Hailey dan terus ada untuk gadis itu sampai gadis itu bisa menghilangkan kesedihannya.

            “Iya. Toby adalah kekasih Hailey yang sudah meninggal.” Jawab Angel.

            “Ya. Tidak ada kesedihan yang menyakitkan selain kehilangan sosok yang kita cintai dan kita tidak akan lagi bisa bertemu dengannya.” Ucap Calum.

***

            “Lantas apa yang akan kita lakukan?” Tanya Luke.

            Mali sudah mendengarkan penjelasan Luke. Pantasan saja Calum terlihat tidak seperti dirinya karena tidak bertemu dengan Hailey. Mali menarik nafas dalam-dalam. Saat ini otaknya kehabisan ide. Belum lagi tugas kuliah yang numpuk. Apa yang terbaik untuk Calum, Mali akan menerimanya, batin Mali.

            “Aku tidak tau. Tapi jika seandainya kalian berhenti mengikuti Calum, Hailey pasti kembali pada Calum.” Jawab Mali.

            “Benar. Tapi mengapa Hailey bisa tau kalau kami mengikuti Calum? Hailey bukan hantu kan?” Tanya Michael.

            “Michael, sudah seharusnya kau mengetahui kisah Calum yang sebenarnya..” Ucap Mali.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar