Sudah
seminggu Calum menjalin hubungan yang dirasanya indah bersama Hailey. Setiap
hari sepulang sekolah Calum selalu menghabiskan waktunya bersama Hailey. Namun
entah mengapa hari ini Calum merasa bosan. Ia memang bahagia bersama Hailey
tapi tiba-tiba rasa bosan menghampirinya.
“Aku bosan.” Ucap Calum.
Hailey menatap Calum. “Bosan?
Bukankah kau bahagia?” Tanyanya.
“Tentu saja aku merasa bahagia. Tapi
aku ingin hubungan kita diketahui banyak orang. Aku akan semakin bahagia jika
semua orang tau kalau aku memiliki seorang kekasih yang cantik bernama Hailey.
Aku akan lebih bahagia.” Jawab Calum.
Hailey menarik nafas dalam-dalam.
Gadis itu seperti sedang memikirkan sesuatu yang tidak mungkin bisa ditebak
oleh Calum. Calum hanya ingin hubungan ini terasa normal seperti hubungan
lainnya. Calum ingin semua orang tau akan hubungan ini.
“Kenapa kau begitu misterius? Aku
sudah menjadi pacarmu dan kau masih misterius.” Ucap Calum.
“Sekarang, aku ingin menanyakan satu
hal penting padamu dan kau harus menjawabnya dengan jujur.” Ucap Hailey.
Calum mengangguk pelan.
“Apakah benar Ibumu atau kak Mali
pernah mengatakan kalau kau ingin kembali normal kau harus bisa menerima
semuanya dan menghilangkan semua kesedihanmu?” Tanya Hailey.
Pertanyaan yang terasa aneh bagi
Calum. Tapi rasanya Trisha pernah mengatakan hal itu. Trisha pernah mengatakan
jika Trisha menceritakan semua masa lalunya, ia harus bisa menerima semuanya
dan menahan rasa kesedihannya. Artinya, ia akan mengingat semuanya dan kembali
menjadi Calum yang dulu.
“Sesedih itukah? Aku tidak yakin
masa laluku begitu sedih.” Ucap Calum.
Hailey tersenyum sedih. “Masa lalumu
sangat sedih. Bahkan sekarang ini kesedihan itu masih setia bersamamu dan
menguasaimu. Kau amnesia tapi kesedihan itu terus saja bersamamu.” Ucapnya.
“Lalu hal apa yang membuatku sedih?”
Tanya Calum.
Hailey tidak menjawab pertanyaan
Calum. Hal ini membuat Calum penasaran. Pastinya Hailey mengetahui masa lalunya
dan kesedihan yang dikatakan Hailey namun Hailey tidak mau memberitahu padanya.
Trisha juga Mali tidak mau memberitahu padanya karena mereka tidak ingin
melihat Calum sedih.
Tapi selama ia masih bersama Hailey,
Calum bersumpah tidak akan sedih. Ya. Asalkan ia bersama Hailey semuanya akan
baik-baik saja.
“Cal.. Aku mencintaimu.. Aku tidak
ingin berpisah denganmu..” Lirih Hailey.
***
Ya. Mulai dari hari ini Luke dan
Michael akan menjalankan misi mereka yaitu mengikuti Calum secara diam-diam dan
melihat apa yang Calum lakukan. Tapi mereka harus hati-hati jika tidak ingin
ketahuan oleh Calum. Jika saja Calum mengetahui rencana mereka, Calum akan
marah dan membenci mereka. Ya. Apalagi ini menyangkut soal Hailey.
“Kenapa aku merasa takut ya?” Tanya
Michael.
“Memangnya apayang kau takutkan?”
Tanya Luke.
Michael menatap Luke bingung.
“Entahlah tapi aku takut jika nanti aku melihat Calum bersama Hailey.”
Jawabnya.
Luke tersenyum penuh misteri. “Kau
akan tau nantinya.” Ucapnya.
***
Tidak ada. Tempat ini terasa hampa
dan kosong. Sudah satu jam Calum menunggui kedatangan Hailey tetapi Hailey tak
kunjung datang. Apakah Hailey akan menemuinya di hari esok? Tapi semenjak ia
pacaran dengan Hailey, Hailey tidak pernah tidak menemuinya. Ah andaikan ia tau
dimana rumah Hailey. Hailey selalu menyembunyikan semua itu. Percuma juga
menanyakan hal ini pada Bryanna atau Angel toh dua gadis itu tidak tau kalau
Hailey berada di Australia bukan di Inggris.
Dari jarak yang tidak terlalu jauh,
Michael mencoba mengatur nafasnya dan mencoba untuk tenang. Calum sangat gila!
Tempat ini sangat mengerikan dan tempat ini adalah tempat Calum menemui Hailey?
Sedangkan Luke berusaha fokus pada Calum dan terlihat diam saja dan belum
membuka mulut sedikitpun. Namun Luke tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya.
Apa jangan-jangan Hailey adalah hantu?
“Luk, Calum sangat gila! Aku yakin
sekali Hailey itu bukan manusia melainkan hantu! Makanya Hailey tidak mau
bertemu siapa-siapa karena aku bukan hantu! Aku manusia!” Ucap Michael.
Sempat saja Luke tertawa mendengar
ucapan Michael. Tapi apa iya Calum yang sudah amnesia bisa berteman dengan
hantu? Bukankah dulu Calum dan Hailey saling kenal mengenal? Apa
jangan-jangan.. Tidak. Dugaannya kali ini tidak boleh benar. Cepat-cepat Luke
membuang pikiran negatifnya itu.
“Kita balik saja. Percuma menunggui
Calum.” Ucap Michael yang bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu.
Langsung saja Luke menarik kaus
Michael. “Jangan! Jika kita pergi, sosok Hailey yang sebenarnya akan datang.
Ingat, Hailey tidak mau bertemu dengan siapapun. Pastinya Hailey tau keberadaan
kita saat ini.” Ucap Luke.
Michael bergidik ngeri mendengar
ucapan Luke. “Kalau begini caranya, lebih baik aku melupakan Calum dan
menjalani hidupku sebelum mengenal Calum.” Ucapnya.
Hari kedua, ketiga dan keempat sama
saja. Tidak ada tanda-tanda kedatangan Hailey dan Calum merasa frustrasi. Sudah
empat hari Hailey tidak menemuinya dan Calum merasa sangat kehilangan. Setelah
itu Calum tidak lagi datang ke tempat itu dan menjadi sosok yang pendiam dan
menyedihkan. Michael yang paling bahagia karena tidak lagi membuntuti Calum.
Nah sekarang giliran Michael yang mengatakan Calum adalah orang yang aneh dan
ingin melupakan Calum sedangkan Luke tidak.
“Aku kasihan dengan Calum.” Ucap
Luke.
Michael melihat Calum yang sedang
melamun. “Apa karena kita yang membututinya jadi Hailey tidak mau menemui
Calum?” Tanyanya.
“Mungkin saja. Kita harus
membicarakannya pada kak Mali.” Ucap Luke.
***
Untuk pertama kalinya Calum
memutuskan untuk berbicara serius dengan Angel. Calum menyuruh Angel untuk bertemu
di taman belakang sekolah dan Angel tentu saja menerimanya. Tapi sudah setengah
jam Calum menunggu Angel dan Angel tidak datang-datang. Dimana gadis itu? Apa
gadis itu mencoba menghindar darinya?
“Maaf menunggu lama.” Ucap sebuah
suara yang tidak lain adalah Angel.
Entah mengapa jantung Calum
berdebar-debar ketika mendengar suara lembut itu dan saat matanya menatap mata
Angel seakan-akan mengingatkannya akan sesuatu yang penting. Rasanya seperti
sedang berbicara dengan Hailey. Atau jangan-jangan.. Apakah Hailey adalah
Angel? Tapi wajah keduanya tidak mirip.
“Aku tidak peduli asalkan kau sudah
datang.” Ucap Calum dengan nada suara yang tidak ramah.
Angel menelan ludahnya dan rasanya
sakit mendengar suara Calum yang terkesan tidak bersahabat. “Ada apa kau
menyuruhku kesini?” Tanya Angel mencoba untuk tenang dan mengontrol detakan
jantungnya.
“Kau mengenal Hailey kan?” Tanya
Calum.
Jangan! Jangan menanyakah soal
Hailey! Ku mohon jangan! Hati Angel semakin sakit dan tidak tau harus menjawab
apa. Ia ingin sekali menangis tetapi Angel tidak ingin terlihat lemah dihadapan
Calum.
“Dia temanku.” Lirih Angel.
“Dulu kau dekat dengannya kan? Asal
kau tau Hailey susah-susah datang kemari dan aku harus memberitahumu kalau
Hailey ada disini. Kau sebagai temannya harus tau dimana keberadaannya.” Ucap
Calum.
Tidak. Air mata itu keluar dan Angel
tidak bisa menahannya. Sangat mudah menangis jika ada seseorang yang menyebut
nama Hailey terutama Calum. Calum tidak akan tau dan tidak akan pernah tau!
Sedangkan Calum merasa heran dengan Angel yang tiba-tiba saja menangis dan
rasanya sudah tidak asing lagi melihat Angel menangis.
“Mengapa kau menangis?” Tanya Calum.
Ia teringat dengan Mali yang tiba-tiba saja menangis saat ia memaksa Mali
bercerita tentang Hailey.
“Tolong Cal jangan ucapkan nama itu
lagi..” Lirih Angel.
Calum benar-benar tidak mengerti.
Sangat tidak mengerti. Jangan ucapkan nama itu lagi, artinya sama juga dengan
jangan bicarakan si pemilik nama itu. Bukankah Hailey mengatakan bahwa dia tidak
suka jika ada orang membicarakannya? Untuk kali ini saja Calum ingin sekali
mendapat sebuah jawaban tentang teka-teki itu.
“Aku sudah lelah bersabar. Hailey
pun tidak mau memberitahuku tentangnya dan kau pun tidak mau. Aku mohon dengan
sangat padamu. Tolong ceritakan sosok Hailey yang sebenarnya selain aku
menyukainya.” Ucap Calum.
Ucapan terakhir Calum semakin
membuat Angel menangis. Tidak. Ia tidak mau menceritakannya pada Calum. Angel
tidak ingin melihat Calum sedih karena ia sangat menyayangi Calum dan
membiarkan hatinya sakit asalkan Calum bahagia. Dan kebahagiaan Calum adalah
bersama Hailey, bukan bersamanya.
“Aku tidak ingin menceritakan padamu
karena aku tidak ingin kau sedih.” Ucap Angel.
Sungguh Calum merasa bosan mendengar
kalimat seperti itu. Bahkan Hailey pernah mengatakannya. Kesedihan semacam apa?
Calum siap menghadapi kesedihannya dan ia bersumpah dalam hati.
“Tapi apakah kesedihan itu ada
hubungannya dengan Hailey?” Tanya Calum.
Angel mengangguk pelan. “Bahkan
tidak hanya kesedihan saja, nantinya kau akan membenci dirimu sendiri atas
segala yang pernah kau lakukan.” Ucapnya.
“Aku tidak mengerti.” Ucap Calum.
“Ya Calum, kau-lah yang sendiri
menciptakan kesedihan itu. Kau penyebab kejadian itu terjadi walau tidak sepenuhnya
salahmu. Tapi Cal, sampai kapanpun aku tidak akan membencimu. Aku.. Aku sayang
padamu..” Ucap Angel.
“Tidak mungkin seseorang ingin
membuat kesedihan untuk dirinya sendiri.” Ucap Calum.
“Mungkin jika orang itu melakukannya
tanpa sengaja lebih tepatnya lagi tidak diduganya.” Ucap Angel.
Calum terdiam dan entah apa yang
dipikirkannya. Sudah empat hari Calum tidak melihat Hailey dan otaknya sudah
mulai gila. Gadis itu benar-benar menguasai tubuhnya dan mengendalikannya. Rasa
rindunya pada Hailey tidak bisa diganti oleh apapun.
“Apa iya dulu aku terlalu mencintai
Hailey?” Tanya Calum.
Angel mencoba untuk tegar dan
menjawab dengan tenang. “Iya. Setiap hari kau berusaha untuk mendapatkan
hatinya.” Jawabnya.
“Lalu apa benar karena Toby, Hailey
tidak tertarik padaku?” Tanya Calum.
Ohya Toby! Angel hampir melupakan
sosok itu dan rasanya Angel begitu merindukan sosok yang adalah kekasih Hailey.
Ya, Toby. Namun sayang cowok itu meninggal karena penyakit kanker dan Hailey
merasa sangat kehilangan. Karena kejadian itu, Calum mencoba untuk lebih
memberikan perhatian pada Hailey dan terus ada untuk gadis itu sampai gadis itu
bisa menghilangkan kesedihannya.
“Iya. Toby adalah kekasih Hailey
yang sudah meninggal.” Jawab Angel.
“Ya. Tidak ada kesedihan yang
menyakitkan selain kehilangan sosok yang kita cintai dan kita tidak akan lagi
bisa bertemu dengannya.” Ucap Calum.
***
“Lantas apa yang akan kita lakukan?”
Tanya Luke.
Mali sudah mendengarkan penjelasan
Luke. Pantasan saja Calum terlihat tidak seperti dirinya karena tidak bertemu dengan
Hailey. Mali menarik nafas dalam-dalam. Saat ini otaknya kehabisan ide. Belum
lagi tugas kuliah yang numpuk. Apa yang terbaik untuk Calum, Mali akan
menerimanya, batin Mali.
“Aku tidak tau. Tapi jika seandainya
kalian berhenti mengikuti Calum, Hailey pasti kembali pada Calum.” Jawab Mali.
“Benar. Tapi mengapa Hailey bisa tau
kalau kami mengikuti Calum? Hailey bukan hantu kan?” Tanya Michael.
“Michael, sudah seharusnya kau
mengetahui kisah Calum yang sebenarnya..” Ucap Mali.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar