“Tidak! Ini
semua nyata! Ini semua nyata!”
Cowok malang itu berusaha setenang
mungkin dan mengontrol tubuhnya. Ya. Kini ia ingat semuanya dan semuanya itu
adalah palsu. Tidak. Ini tidak boleh palsu. Semua ini harus nyata. Ini harus
nyata, bukan palsu. Jika orang lain mengharapkan sesuatu yang nyata menjadi
tidak nyata, sebaliknya ia berbeda. Cowok itu menginginkan ketidaknyataan itu
menjadi nyata. Sekali lagi, semua ini nyata, bukan palsu!
Selanjutnya cowok itu memijit kepalanya
yang sakit. Jika boleh, ia ingin menangis. Ia ingin menangis saat ini juga.
Hidupnya memang aneh dan ia sudah sadar sejak awal. Ia, sesosok yang berbeda di
banding lainnya. Mengapa Tuhan menciptakan ia sebagai sesosok yang aneh dan berbeda
dengan lainnya?
“Tenang. Setidaknya kau sudah
kembali menjadi normal.”
Itu suara Ibunya. Namun ucapan
Ibunya itu sama sekali tidak memengaruhinya. Menjadi normal katanya. Sebaiknya
ia tetap menjadi dirinya yang aneh ataupun gila asalkan ia bahagia. Asalkan ia…
Tiba-tiba pandangannya kabur dan
cowok itu sudah tidak mengingat apa-apa lagi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar