expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 28 Desember 2015

Illusion ( Prolog )



 

“Tidak! Ini semua nyata! Ini semua nyata!”

            Cowok malang itu berusaha setenang mungkin dan mengontrol tubuhnya. Ya. Kini ia ingat semuanya dan semuanya itu adalah palsu. Tidak. Ini tidak boleh palsu. Semua ini harus nyata. Ini harus nyata, bukan palsu. Jika orang lain mengharapkan sesuatu yang nyata menjadi tidak nyata, sebaliknya ia berbeda. Cowok itu menginginkan ketidaknyataan itu menjadi nyata. Sekali lagi, semua ini nyata, bukan palsu!

            Selanjutnya cowok itu memijit kepalanya yang sakit. Jika boleh, ia ingin menangis. Ia ingin menangis saat ini juga. Hidupnya memang aneh dan ia sudah sadar sejak awal. Ia, sesosok yang berbeda di banding lainnya. Mengapa Tuhan menciptakan ia sebagai sesosok yang aneh dan berbeda dengan lainnya?

            “Tenang. Setidaknya kau sudah kembali menjadi normal.”

            Itu suara Ibunya. Namun ucapan Ibunya itu sama sekali tidak memengaruhinya. Menjadi normal katanya. Sebaiknya ia tetap menjadi dirinya yang aneh ataupun gila asalkan ia bahagia. Asalkan ia…

            Tiba-tiba pandangannya kabur dan cowok itu sudah tidak mengingat apa-apa lagi.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar