Part
15
.
Zayn
teringat sesuatu. “Kau sudah tau kalau Tamara sudah ditangkap polisi?”
Tanyanya.
“Ohya?
Syukurlah kalau begitu.” Jawab Harry. Ada kHannahgaan di hatinya. Ia berharap
polisi membunuh Tamara sekalian karena ia sudah sangat marah dengan Tamara
walau ia tidak yakin Tamara yang melakukan ini semua pada Ibunya.
“Memang
benar Tamara yang membunuh Ibumu. Katanya dia sangat dendam dengan keluargamu.”
Kata Zayn.
Harry
menatap Zayn tidak mengerti. “Apa salah keluargaku?” Tanyanya.
“Kata
Tamara, dia sangat dendam dengan keluargamu karena dulu keluargamu telah
menghancurkan keluarganya. Karena itulah Tamara berjanji untuk menghancurkan
satu per satu keluarga Tom Richard.” Jelas Zayn.
Mendengar
penjelasan Zayn, Harry langsung memukul meja yang ada di depannya sehingga
menimbulkan bunyi yang membuat Zayn kaget. “Aku bukan bagian dari keluarga Tom
Richard! Bagiku, Tom bukan Ayahku walau kenyatannya Iya! Ibuku tidak bersalah.
Dia adalah wanita yang baik! Ibuku hanya menjadi korban! Lantas, mengata Tamara
ingin membunuh Ibuku? Seharusnya ia membunuh Ibu Tay, bukan Ibuku!”
Entah
mengapa kebencian serta dendamnya pada Tay tumbuh lagi. Tapi sebisa mungkin
Harry menepisnya. Tay adalah adiknya dan ia tidak boleh membencinya.
“Ibu Tay
sudah meninggal. Mungkin yang menjadi pelampiasannya adalah Ibumu.” Kata Zayn.
Harry tau
kalau Ibu Tay sudah tidak ada. Jadi, kebenciannya hanya ia tunjukkan pada Tom
dan bukan kepada Ibu Tay ataupun Tay
“Yang aku
herankan, mengapa Tamara tidak membalas dendam pada Tay? Menurutku Tamara
seperti tidak tau apa-apa kalau Tay adalah anak Tom.” Kata Zayn.
“Tanya saja
ke dia.” Kata Harry.
“Ini serius
Harr! Apa jangan-jangan Tay bukan anak Tom?”
Lelucon
yang sama sekali tidak lucu. Jelas-jelaslah Tom adalag Ayah Tay dan hal itu tidak
akan bisa diubah sekuat apapun usahanya untuk mengubahnya. Harry menarik nafas
dalam-dalam. Wajah lelaki itu berubah menjadi sedih. Sepertinya Zayn mengetahui
sesuatu.
“Kau
menyukai Tay?” Tanya Zayn. Namun Harry tidak menjawab. “Jujur saja, kau kan bukan
tipe tertutup.” Sambungnya.
Akhirnya
Harry menceritakan segalanya. Segala yang telah menimpa dirinya. Termasuk
perbuatan Tamara yang membuat Zayn kaget. Tamara bukan hanya membunuh Ibu
Harry. Tapi membunuh Harry juga! Jadi, Miss S itu adalah Tamara?
“Aku baru
ingat nama asli Tamara. Tamara Sunkiest. Dia menggunakan nama belakangnya di
surat itu.” Kata Harry.
Zayn
menatap Harry dengan tatapan sedih. Sungguh, ia tidak sanggup jika ia berada di
posisi Harry. “Harry.. Aku.. Aku tidak tau jika aku…” Ucapnya.
“Sudahlah
Zayn. Ini adalah takdirku dan penyakit sialan ini tidak akan bisa disembuhkan.
Aku hanya bisa menunggu kematian. Tapi aku berjanji, aku akan mewujudkan semua
impian yang belum terwujud.” Kata Harry.
“Termasuk
mendapatkan Tay? Bukannya tadi kau cerita kalau kau menyukai Tay?”
Harry
tersenyum sedih. “Tapi hal itu mustahil. Tuhan tidak akan pernah menyatukanku
dengan Tay.” Ucapnya.
Zayn
mencoba untuk tersenyum demi menguatkan sahabatnya. “Kau memang tidak bisa
bersatu dengan Tay, tapi di surge nanti kau akan bersatu dengannya. Aku yakin
itu.” Ucapnya.
Harry pun
tersenyum. “Thanks.” Ucapnya singkat.
***
Pelan-pelan
Hannah mendorong kursi roda Louis menuju rumah Zayn. Hari ini Zayn ingin
mengundang sahabat-sahabatnya untuk makan bersama. Zayn melakukan ini karena
hari ini adalah hari ulang tahunnya.
“Kalian
tampak mesra.” Kata Zayn.
Ya, sudah
dua hari yang lalu Hannah dan Louis jadian. Ajaib bukan? Sementara Niall,
lelaki itu berusaha untuk menerima semuanya. Niall, Harry, Liam dan Tay juga
ada disini. Namun Harry memilih untuk menyendiri.
“Terimakasih
Zayn. Aku senang karena sekarang aku dan Louis menjadi sepasang kekasih.
Akhirnya impianku terwujud. Ohya, selamat ulang tahun!” Kata Hannah senang.
Zayn
tersenyum membalas ucapan Hannah. Sementara Louis tampak sehat walau sedikit
pucat. Kata dokter, ia tidak boleh melakukan hal-hal yang berat. Bisa saja
penyakitnya kembali lagi karena penyakit kanker tidak mudah untuk disembuhkan.
“Hallo
Tay!” Sapa Hannah.
Dua gadis
itu saling berpelukan. “Ohya, bagaimana hubunganmu dengan Zayn?” Tanya Hannah
yang dapat membuat Tay maupun Zayn kaget.
“Kami hanya
berteman.” Bantah Tay.
Hannah
tersenyum jahil. “Kau tidak usah bohong. Setelah Zayn putus dengan kekasihnya,
kuperhatikan kau senang sekali.” Ucapnya.
Tay tau
kalau Hannah berbohong. Ia tidak pernah merasa senang saat Zayn putus dengan
kekasihnya. Ia pun tidak tau kapan Zayn putus dengan kekasihnya. Tidak sengaja,
Tay melirik ke arah Harry yang saat itu juga sedang melihatnya. Bisa ia lihat
mata Harry yang terlihat sedih. Ingin sekali ia menemui Harry. Tapi ia urungkan
niatnya.
“Apa kabar
Lou?” Sapa Tay.
“Baik.”
Jawab Louis singkat.
Acara
makan-makan pun dimulai. Tetapi Harry belum juga bangkit dari duduknya. Zayn
yang sudah tau alasan Harry memilih untuk diam. Niall yang juga diam pun
memilih mendatangi Harry.
“Kau tidak
makan?” Tanya Niall.
Harry
sedikit kaget. “Tidak. Aku tidak lapar.” Jawabnya.
Niall
merasa ada yang aneh dengan Harry. Sediam-diamnya Harry, secuek-cueknya Harry,
tidak pernah seperti ini. “Kau kenapa?” Tanya Niall.
“Aku tidak
apa-apa. Sebaiknya kau pergi.” Kata Harry.
Niall
tersenyum. “Sebaiknya aku juga disini karena jika aku kesana, aku tidak sanggup
melihat Hannah menyuapi Louis dengan mesra.” Ucapnya.
“Terserah.”
Kata Harry.
“Hei Niall!
Harry! Mengapa kau diam disana?” Tanya Liam.
“Kami tidak
lapar.” Jawab Niall.
Liam menaikkan
sebelah alisnya. “Untuk apa kalian datang kemari jika kalian tidak menghormati
tuan rumah? Dan kau Niall, bukannya makan adalah nomor satu bagimu?” Tanyanya.
Niall pun
terpaksa menuruti nasehat Liam karena jujur saja, ia lapar sekali dan rasa
lapar itu tidak bisa ia tahan. Sementara Harry tetap diam di posisisnya.
“Dan kau
lelaki aneh, mengapa kau masih diam disana?” Tanya Liam melihat Harry.
Mengetahui
hal itu, Zayn langsung berbicara. “Biarkan Harry disana.” Ucapnya penuh
misterius dan Liam tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sementara
Harry, lelaki itu menatap teman-temannya dengan segala kesedihan. Sebenarnya,
ia ingin bergabung. Tapi jika ia melakukannya, sama artinya ia membunuh semua
teman-temannya itu, walau kemungkinannya kecil.
***
Setelah
acara sHannahsai, Harry pulang dan kembali ke rumahnya. Namun lelaki itu
dihadang oleh Tay. Harry tidak bisa menghindar walau sebenarnya ia sangat tidak
ingin bertemu Tay.
“Kau
terlihat aneh hari ini.” Kata Tay.
“Aneh?
Maksudmu?” Tanya Harry.
“Mengapa
kau menyendiri dan kau tidak ingin menyentuh sedikitpun makanan yang disediakan
Zayn? Sadarkah kau kalau hari ini adalah hari ulang tahun Zayn?”
Harry tidak
menjawab pertanyaan Tay. Lelaki itu terdiam dan entah sedang memikirkan apa.
Tay mencoba menebak hal apa yang dipkirkan Harry, tetapi ia tidak bisa
menemukan jawabannya.
Tiba-tiba,
Harry memeluknya dengan erat. Tentu saja Tay kaget. Tapi ia merasa nyaman
dengan pelukan itu. Tay memejamkan matanya. Gadis itu merasakan sejuta
kebahagiaan yang belum pernah dirasakannya. Yang menjadi pertanyaannya, mengapa
Harry memeluknya? Perlahan, Harry melonggarkan pelukannya lalu ia mHannahpaskan
pelukannya.
“Ku harap,
kau mau memaafkan Louis.” Kata Harry.
“I.. Iya..”
Jawab Tay bingung serta gugup.
Harry
menatap kedua mata biru Tay yang sangat menarik. Mata biru yang indah. Mata
yang dapat membuatnya jatuh cinta seperti ini.
“Ng..
Mengapa kau memelukku?” Tanya Tay.
Harry
tersenyum kecil. “Aku hanya merindukanmu.” Jawabnya. Namun terasa ganjil bagi
Tay. “Maaf jika kau tidak suka. Aku tau perbuatanku tadi salah.” Sambungnya
lalu pergi meninggalkan Tay. Tay memerhatikan punggung Harry yang mulai
menghilang dari penglihatannya. Gadis itu menghela nafas panjang. Bisakah ia
mengubah dunia ini? Sekali saja agar ia bisa memiliki Harry.
“Sudah aku
bilang, kau menyukai Harry. Tetapi kau tidak mau mengakuinya.” Kata Zayn yang
tiba-tiba sudah ada disamping Tay.
***
“Aku tidak mengerti.” Ucap Hannah
pada dirinya sendiri.
Selama ia mengenal Tay, ia tidak
pernah mendapatkan masalah apapun. Tapi kali ini masalah itu datang dan
membuatnya bingung. Pasti Tay dan Louis dulunya saling kenal mengenal. Tapi Hannah
tidak yakin bahwa Louis telah melakukan hal yang tidak-tidak pada Tay sehingga Tay
berubah menjadi seperti ini. Atau mungkin Louis menyukai Tay? Intinya, Louis
bukanlah lelaki yang tepat untuknya. Namun Hannah tidak bisa begitu saja
melupakan Louis karena Louis sudah mencuri hatinya dan selamanya akan menjadi
seperti itu.
Mungkin saja Liam tau tentang masa
lalu Louis. Ya! Baru saja Hannah membuka pintu kamarnya, Liam sudah ada di
luarnya. Suatu kebetulan.
“Kau tau tentang masa lalu Lou?”
Tanya Hannah. Berharap Liam mengetahui dan mau menceritakannya.
“Hei! Ada apa kau menanyakan hal
itu? Aku tau! Kau menyukai Louis bukan?” Tanya dan tebak Liam.
Hannah pun mengajak Liam masuk ke
dalam kamarnya. “Jadi, kau tau tentang masa lalu Lou?” Tanya Hannah membuka
pembicaraan.
“Memangnya ada apa dengan masa
lalu Louis?” Liam balik nanya.
“Karena itulah aku bertanya
denganmu!” Kata Hannah kesal. Ia bisa menyimpulkan bahwa Liam sama sekali tidak
tau tentang masa lalu Louis. Mungkin Harry atau Niall yang mengetahuinya.
“Sudahlah. Tidak ada gunanya aku
bertanya denganmu.” Kata Hannah.
“Hmmm.. Memangnya kau menyukai
Lou? Kalau ya, seleramu aneh sekali.” Kata Liam.
Hannah tau bahwa Liam sudah
mengenal lebih dekat dengan Louis dan tentu saja Liam tau bagaimana sikap
Louis. Akhirnya Hannah mengaku kalau ia menyukai Louis.
“Ya, aku menyukai Lou. Apa itu
salah?” Tanya Hannah.
Liam tersenyum lalu mengacak-acak
rambut Hannah. “Cinta itu tidak pernah salah. Jika kau menyukai Louis, itu
tidak apa-apa. Yang menjadi pertanyaannya, apakah kau benar-benar
mencintainya?”
Hannah terdiam. Di lubuk hatinya
yang terdalam, ia benar-benar mencintai Louis. Semua yang ada dalam diri Louis
ia cintai. Meski itu termasuk dari kekurangan Louis. “Aku benar-benar cinta
padanya. Hanya saja Tay melarangku mencintai Lou karena kata Tay, Lou adalah
lelaki yang tidak baik. Karena itulah aku ingin tau bagaimana masa lalunya
dengan Tay.” Kata Hannah.
“Apa kau tidak menanyakannya
langsung pada Lou atau ?” Tanya Liam.
“Sudah aku tanyakan. Namun mereka
tidak mau menjawabnya. Mungkin itu menjadi rahasia mereka. Tapi aku telah
menemukan sebuah kesimpulan dan kesimpulan itu terasa aneh bagiku.”
“Kesimpulan apa maksudmu?” Tanya
Liam tidak mengerti.
Hannah bingung harus jujur atau
tidak. Tapi jika ia menjawab, dan jika kesimpulannya itu salah, sama halnya
kalau ia memfitnah Louis karena telah berbuat yang tidak-tidak pada Tay.
“Ah, sudahlah. Lebih baik kau
tanyakan langsung pada Lou atau Harry dan Niall. Aku yakin mereka pasti tau.”
Kata Hannah akhirnya.
“Baiklah. Tapi aku tidak bermaksud
untuk tau tentang masa lalu orang. Baik buruknya maupun tidak.” Tiba-tiba Liam
teringat sesuatu. “How about your birthday party?” Tanyanya.
Ya, pasti Ayah dan Ibunya sudah
membicarakan tentang pesta ulang tahunnya. “Ibu dan Ayah sudah mengaturnya. Aku
harap Lou mau datang di pesta ulang tahunku dan kau harus memaksanya untuk
datang.” Jawab Hannah.
Liam tersenyum. “Tentu saja.”
Jawabnya. Hannah mengaminkannya dalam hati dan semoga Louis mau datang di pesta
ulang tahunnya. Semoga.
***
Next
story-nya aku masih bingung haha soalnya sudah lama enggak lanjutin cerita ini
:D tapi kalo mau kasih masukan tentang cerita ini dan bagaimana tentang next
part-nya silahkan komen ya J Ntar aku pikirkan lagi J
Thank
you J