expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 10 November 2016

My Everything ( Part 10 )



Dengan perlahan, Ariana membuka pintu ruang musik lalu masuk ke dalamnya. Bel pulang sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Ariana sudah memberitahu Ibunya kalau ia pulang agak terlambat. Sebenarnya Ariana tidak tau kenapa ia mendatangi ruang musik ini padahal di rumahnya ada piano.

            Ariana melihat sebuah gitar yang menjadi pusat perhatiannya. Gadis itu mengambil gitar itu lalu mencoba memainkannya. Nada pertama yang dibuatnya kedengaran aneh. Lebih mudah bermain piano ketimbang bermain gitar. Ariana merasa heran dengan alat musik yang satu ini. Dari luar terlihat sederhana namun sulit untuk dimainkan.

            “Hai! Apa yang kau lakukan disini?” Tanya seseorang.

            Ariana menjadi kaget karena ada orang lain disini. Tapi syukurlah orang itu adalah Niall. Jadi Niall belum pulang? Dan mengapa Niall bisa menemukannya di tempat ini?

            “Kebetulan ada kau jadi kau bisa mengajariku bermain gitar.” Ucap Ariana.

            Niall mendekati Ariana lalu mengambil gitar itu. Tapi bukannya mengajari Ariana, melainkan Niall menaruh gitar itu ke asalnya. Kemudian Niall menatap Ariana dengan tatapan yang sulit di tebak.

            Well, itu tadi tidak penting. Tapi bisakah kau bermain gitar untukku? Aku suka melihat gaya-mu memainkan gitar itu.” Ucap Ariana.

            Tiba-tiba air muka Niall menandakan bahwa cowok itu melupakan sesuatu. Dilihatnya jam di tangannya. Ia sudah hampir terlambat. Ibunya pasti khawatir kenapa di jam segini ia belum juga pulang.

“Maaf aku harus pulang. Ibuku akan membunuhku kalau aku tidak pulang secepatnya.” Ucap Niall lalu meninggalkan Ariana.

            Punggung Niall menghilang di balik pintu ruang musik. Ariana terdiam dengan pikirannya. Mengapa Niall harus terlihat misterius sih? Dan kenapa Niall seperti di jaga ketat oleh Ibunya? Bukankah Niall sudah besar? Lagipula Niall cowok, bukan cewek. Ia saja kalau diatur oleh Ibunya bakal stress.

            Ariana menghela nafas panjang. Gadis itu bangkit dari duduknya lalu tersenyum melihat piano yang seakan-akan tengah menunggunya untuk dimainkan. Ariana duduk di depan piano itu lalu menekan tuts dan suara indahnya mulai terdengar.

            I don't ever ask you, where you've been

And I don't feel the need to, know who you're with

I can't even think straight, but I can tell that you were just with her

And I'll still be a fool, I'm a fool for you


Just a little bit of your heart, just a little bit of your heart

Just a little bit of your heart is all I want

Just a little bit of your heart, just a little bit of your heart

Just a little bit is all I'm asking for..”

***

            Lima hari setelah kepergian Gigi, gadis itu sudah kembali dengan cepat seperti janjinya. Tapi Zayn merasa tidak enak dengan keluarga Gigi. Zayn merasa itu salahnya yang menyuruh Gigi pulang dengan cepat padahal ia hanya kekasih Gigi, bukan keluarga Gigi. Saat ini mereka bertemu di cafee Zayn tentu saja.

            “Bagaimana kabarnya?” Tanya Zayn.

            Tentu Gigi tau siapa subjek yang ditanyakan oleh Zayn. “Kondisinya semakin memburuk.” Ucap Gigi.

            “Seharusnya kau berada di dekatnya agar dia cepat sembuh.” Ucap Zayn.

            Gigi tersenyum kecil. “Masih banyak saudaranya yang lain yang menjaganya. Aku tidak terlalu dekat dengannya tapi aku sangat menyayanginya.” Ucapnya.

            “Sebaiknya kita membahas topik lain. Aku tidak ingin pertemuan kita terkesan sedih.” Ucap Zayn.

            Tiba-tiba Zayn menatap Gigi dengan ragu. Kenapa timbul niatnya untuk menceritakan masa lalu Ariana? Tapi tidak usah lah. Itu hanya akan menjadi rahasianya dan Zayn akan terus menyimpannya.

            “Kenapa kau menatapku seperti itu?” Tanya Gigi.

            Zayn tersadar, lalu tersenyum. “Hanya saja kau terlalu cantik.” Jawabnya.

***

            Sudah sejam Ariana mencoret buku tulisnya tapi ia belum bisa menemukan inspirasi. Ariana ingin sekali membuat lagu tapi kenapa sangat susah membuat liriknya bahkan ia belum menemukan tema lagunya. Tiba-tiba buku tulisnya itu direbut oleh tangan jahil Vio. Ariana ingin merebut kembali tapi Vio sudah kadung membacanya.

            “Kau membuat puisi?” Tanya Vio.

            Mendadak pipi Ariana memerah. “Bukan. Tapi lirik lagu.” Jawabnya.

            Luke ikutan nimbrung. “Kalau masalah lirik lagu, tanya saja ke Niall! Dia jago membuat lirik lagu.” Ucapnya.

            Sementara itu Niall sibuk memakan pancake yang kata Luke bagaikan makanan surga. Ya. Saat ini mereka duduk di teras Ariana tapi Zayn tidak ada di rumah. Niall belum pernah berkunjung ke cafee Zayn dan Ariana berjanji akan mengajak Niall pergi ke cafee kakaknya itu.

            “Ohya? Niall hebat dong! Dia juga jago bermain gitar. Aku pernah melihatnya bermain gitar dan rasanya seperti…. Ah susah dijelaskan.” Ucap Ariana.

            “Dia hebat aku juga yang mengajarkan padanya.” Ucap Luke berlagak sombong.

            Buku tulis yang tadi direbut Vio langsung Vio kembalikan ke Ariana. Tulisan yang sama sekali tidak mencerminkan lirik lagu. Ariana kembali membaca kalimat-kalimat yang tadi ia tulis. Jika saja ia berhasil membuat satu lagu, Ariana bersumpah untuk tampil di depan banyak orang sambil membawakan lagunya.

            “Argh!”

            Semua mata memandang ke arah Niall yang tiba-tiba menutup telinganya dengan kedua tangannya. Wajah Luke seketika itu juga berubah menjadi panik. Luke mendekati Niall sambil menenangkan sepupunya itu. Vio tampak diam, sementara Ariana melihat pemandangan itu dengan tidak percaya. Niall? Apa sebenarnya yang terjadi pada Niall?

            “Bisakah kau menelpon taksi?” Tanya Luke. Suaranya terdengar panik.

            Saat Vio mengambil Iphone-nya, Ariana melarangnya. “Pakai mobilku saja. Mom tadi keluar membawa motor, kak Zayn juga.” Ucap Ariana. Memang kebetulan sekali Ibunya dan Zayn pergi menggunakan motor.

            “Kau bisa menyetir mobil?” Tanya Vio.

            “Aku bisa.” Ucap Luke.

            Vio menatap Luke dengan ragu sedangkan Ariana bergegas mencari kunci mobil yang ada di kamar Ibunya. Semoga Ibunya tidak marah melihatnya membawa mobil tanpa seizinnya. Tapi kondisi Niall cukup buruk. Percuma menelpon taksi nanti datangnya lama. Ariana melempar kunci mobil itu ke Luke sedangkan ia dan Vio membantu Niall.

            “Niall kenapa?” Lirih Ariana, namun Vio tidak menjawab.

            Mobil yang dibawa Luke melaju dengan kecepatan tinggi. Baik Ariana maupun Vio merinding dengan apa yang dilakukan Luke. Tapi tadi Luke bersumpah jika mobilnya rusak akan ia ganti dengan yang baru. Kondisi Niall semakin tidak baik. Cowok itu terus memegang telinganya sambil meringis kesakitan. Ariana tidak berani bertanya lagi.

            Setiba di rumah sakit, Luke tentu tau dimana ruang yang biasanya Niall datangi karena Luke sering mengantar Niall ke rumah sakit. Vio dan Ariana menunggu di luar ruangan dengan perasaan tidak tenang. Ariana menemukan air muka Vio yang tampak panik dan khawatir.

            Beberapa menit kemudian, Luke dan Niall muncul. Niall sudah baikan. Vio langsung menghujani pertanyaan ke Luke.

            “Apakah Niall baik-baik saja?” Tanya Vio.

            Sebelum menjawab, terlebih dahulu Luke melirik ke Ariana yang tampak diam. “Dia.. Baik-baik saja.” Jawabnya. Tapi Vio tidak percaya dengan jawaban Luke.

            “Niall kenapa?” Tanya Ariana.

            Luke dan Vio terdiam. Lalu tiba-tiba Niall menjawab. “Telingaku sudah tidak berfungsi dengan baik.” Jawabnya pelan.

            “APA?!” Teriak Ariana.

            “Intinya, aku sudah tidak bisa mendengar lagi.” Ucap Niall dengan suara yang agak bergetar.

            Mendengar ucapan Niall, setetes demi setetes air matanya turun membasahi pipinya. Ariana menangis mendengar pengakuan Niall. Jadi Niall tidak bisa mendengar seperti manusia pada normalnya? Ariana teringat akan pertemuannya dengan Niall. Pantas saja Niall tidak menoleh saat ia memanggil Niall, ternyata Niall tidak bisa mendengar. Yang paling membuatnya sesak, Ariana pernah merasa kesal pada Niall dan menganggap Niall tuli. Astaga….

            “Niall, maafkan aku.. maafkan aku..” Tangis Ariana.

            Jika Niall lemah, makan cowok itu ikut menangis. “Aku baik-baik saja. Kau jangan kuatir. Aku baik-baik saja.” Ucap Niall.

            Ariana mengelap matanya. “Tapi kau tau apa yang tadi aku bicarakan.” Ucapnya.

            Niall tampak kebingungan. Lalu dia berkata. “Well, aku menyimpulkan apa yang kau ucapkan dari gerakan mulutmu. Tapi bicaramu cepat sekali jadi susah bagiku untuk menerjemahkannya.” Ucapnya.

            Isakan Ariana mulai reda. Jadi itu rahasia yang disimpan oleh Luke, Vio dan Niall? Kenapa mereka harus menyembunyikan semua itu padanya? Oke. Mereka berhak untuk tidak memberitahu pada siapapun, termasuk dirinya.

            “Jadi kau sudah tau kan sekarang? Mulai saat ini kau harus belajar bicara pelan dengan Niall atau lebih bagusnya lagi menggunakan bahasa tubuh.” Ucap Luke.

            Ariana mencoba untuk tersenyum. “Oke.” Ucapnya.

            “Aku lapar.” Ucap Niall tiba-tiba yang membuat tiga sahabatnya itu tertawa.

            “Aku tau tempat yang cocok!” Seru Ariana.

***

            Malam harinya, Ariana masih tidak percaya apa yang terjadi dengan Niall. Mengapa Niall sampai tidak bisa mendengar? Apakah sejak lahir Niall seperti itu? Tapi kenapa Niall di sekolahkan di sekolah umum? Menurut Ariana, Niall adalah murid yang pintar. Jadi bisa saja Niall sekolah di sekolah umum walau kenyataannya dia tidak normal. Tidak. Niall normal, hanya saja Niall istimewa.

            Lama memikirkan Niall, Iphone-nya berdering. Ariana membuka iphone-nya lalu tersenyum. Obrolan panjang bersama Niall dimulai. Niall hanya mengirim sapaan singkat padanya.

            Nialljmms: Malam cantik.

            ArianaGrk: Malam jelek :p

            Nialljmms: Aku jelek? L Ariana jahat deh L

            Ariana berusaha menahan tawanya membaca balasan dari Niall. Sebenarnya Niall itu lucu deh. Seandainya Niall tidak mengalami hal buruk, seandainya Niall bisa mendengar seperti anak lainnya, sudah dipastikan setiap hari Ariana akan terus tertawa hanya karena Niall.

             ArianaGrk: Iya deh, Niall ganteng kok.

            Nialljmms: Nah gitu dong.

            Sebenarnya Ariana ingin menanyakan yang lebih lanjut tentang bagaimana bisa Niall kehilangan pendengarannya. Tetapi gadis itu merasa ragu dan tidak enak dengan Niall. Rasanya ia berdosa mengetahui Niall yang sudah tidak bisa mendengar lagi. Astaga! Ariana baru sadar jadi Niall sudah tidak bisa mendengarkan lagu dan…

            Ariana mengerti mengapa Niall terlihat frustrasi ketika ia tak sengaja melihat Niall bermain gitar di ruang musik. Tapi Ariana kagum dengan Niall yang walau sudah tidak bisa mendengar lagi, Niall bisa bermain gitar dengan baik.

            ArianaGrk: Aku ingin menanyakan suatu hal padamu, tapi kau jangan marah ya.

            Nialljmms: Biar aku tebak. Kau pasti penasaran kenapa aku bisa kehilangan pendengaranku.

            Ariana menjadi tidak enak. Gadis itu berharap disebrang sana Niall baik-baik saja. Ariana tidak mau Niall membencinya hanya karena ia ingin tau kisah hidup Niall.

            ArianaGrk: Iya. Tapi aku tidak memaksamu untuk menceritakan padaku.

            Nialljmms: It’s ok. Kau sudah menjadi sahabatku jadi tidak ada salahnya aku menceritakan hal ini padamu.

            Ariana tersenyum. Sahabat?

            ArianaGrk: Oke.

            Dengan sabar, Ariana menunggu kisah apa yang sebentar lagi akan ia ketahui tentang sosok Niall. Tentu hidup Niall tidaklah mudah. Ariana harus banyak-banyak bersyukur kalau ia masih diberi telinga yang tidak cacat sedikitpun. Ariana tidak bisa membayangkan jika ia hidup tanpa mendengar suara apapun, pastinya ia akan menjadi gila.

            Nialljmms: Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu. Aku mengalami kecelakaan parah saat mengendarai motor bersama paman. Pamanku selamat hanya saja kakinya tidak bisa disembuhkan, sedangkan aku, kau pasti bisa menebaknya. Aku mengalami cidera yang berat dikedua telingaku. Dokter mengatakan aku sudah tidak bisa mendengar lagi. Awalnya aku mengira semua ini hanyalah sebuah candaan yang lucu. Tapi semuanya benar. Aku sudah tidak bisa lagi mendengar dan aku frustrasi. Kata Mom, aku terlihat seperti orang gila namun syukurlah aku bisa sembuh dari ‘kegilaanku’, maksudnya aku mulai bisa menerima kenyataan. Untunglah Luke selalu ada untukku dan dia-lah satu-satunya teman yang aku punya. Luke selalu menyemangatiku walau tidak sepenuhnya aku kembali ceria seperti diriku yang dulu.

            Sebisa mungkin Ariana menahan tangisnya agar tidak turun. Tapi percuma saja. Air mata itu tidak bisa ditahannya dan mulai keluar tanpa ia sadari. Dua tahun yang lalu? Ariana jadi teringat dengan kisahnya yang membuatnya hilang ingatan. Apa ia juga mengalami kecelakaan seperti apa yang dialami Niall?

            ArianaGrk: I’m crying now. Tapi aku senang kau sudah menceritakan kisahmu sehingga aku merasa benar-benar menjadi temanmu. Kau sudah menceritakan kisahmu. Andaikan aku juga bisa menceritakan kisahku yang tidak kalah sedihnya dari kisahmu.

            Nialljmms: Kenapa? Tell me pls!

            Jadi Niall belum tau kalau aku amnesia? Batin Ariana.

            ArianaGrk: Aku terkena amnesia dan tidak bisa mengingat dua tahun belakangan ini. Aku penasaran dengan kejadian apa yang bisa membuat ingatanku hilang. Mom tidak mau menceritakannya padaku.

            Nialljmms: Aku baru tau kalau kau mengalami amnesia. Mungkin kau pernah mengalami kecelakaan. Tidak mungkin ingatanmu hilang secara tiba-tiba.

            ArianaGrk: Mungkin saja. Luke dan Vio juga berpikir seperti itu.

            Lama Niall membalas skype-nya, Ariana memutuskan membuka buku biologinya. Tapi otaknya di malam ini tidak sanggup menerima materi yang ia baca. Alhasil, Ariana membacanya tanpa mengerti apa maksud dari bacaan itu. Tiba-tia iphone-nya berdering. Dari Niall.

Nialljmms: I wanna ask to you something. But you should answer it honestly.

            ArianaGrk: Ok.

            Entah mengapa Ariana menjadi penasaran dengan pertanyaan yang akan Niall tanyakan padanya.

            Nialljmms: Kau menyukai Luke?

            Apa? Ariana kaget membaca pertanyaan yang Niall kirim padanya. Mengapa Niall menanyakan hal itu padanya? Apa.. Apa Niall tidak suka jika ia menyukai Luke? Ariana menggelengkan kepalanya.

            ArianaGrk: Aku menyukai Luke, tapi hanya sebatas teman. Memangnya kenapa?

            Nialljmms: Aku hanya bertanya saja.

            Mendadak Iphone-nya mati karena kekurangan makanan(?) Ariana langsung men-charge Iphone-nya tapi berhubung sudah malam, Ariana memutuskan membiarkan Iphone-nya dalam keadaan mati tanpa diisi oleh daya karena tidak mungkin ia menunggu baterai iphone-nya sampai penuh.

***

My Everything ( Part 9 )



Hari ini Ariana tampak semangat. Ditambah lagi skype dari Niall yang menyemangatinya agar ia tidak malas bangun pagi. Dasar Niall! Aneh bukan ia suka tersenyum sendiri hanya karena mengingat Niall. Apalagi pada saat melihat Niall bermain gitar seperti ada sesuatu yang berbeda, seperti ada sesuatu yang tidak bisa ia terjemahkan.

            “Biar aku tebak. Kau habis mendapatkan mimpi indah ya?” Ucap Zayn saat mereka sarapan seperti biasanya.

            Ariana pura-pura memasang wajah seolah-olah ia sedang berpikir. “Kau tau kak, aku mendapatkan satu teman lagi. Anaknya super pendiam tapi jika di skype dia cerewet sekali.” Ucapnya.

            “Teman-temanmu memang aneh kecuali Luke.” Ucap Zayn.

            Ariana tertawa kecil. “Kak, pada saat kak Zayn jatuh cinta sama kak Gigi, apa kak Zayn merasa senang bahkan sampai tidak bisa berhenti memikirkan kak Gigi?” Tanyanya.

            “Memangnya kenapa? Kau ingin sekali jatuh cinta. Tenang saja. Cinta itu akan datang sendirinya tanpa kau sadari.” Jelas Zayn.

            “Tapi tanda-tandanya seperti apa? Aku beri contoh antara aku dengan Luke. Aku senang berteman dengan Luke. Dia pengertian walau kadang nyebelin. Tapi aku tidak sampai memikirkannya. Aku menyayangi Luke hanya sebatas sahabat.” Ucap Ariana.

            “Artinya Luke bukan-lah orangnya.” Ucap Zayn.

            Ariana terdiam sesaat. Bagaimana kalau… Niall? Tidak! Ia bahkan baru akrab dengan Niall kemarin malam saat ia dan Niall ngobrol melalui skype. Lagipula Niall anaknya cukup misterius dan Ariana takut jika Niall tidak menampakkan wujud aslinya(?). Setelah selesai sarapan, Ibunya mengantarnya ke sekolah.

            A moment like this, some people wait a lifetime

For a moment like this, some people search forever

For that one special kiss, ohh, I can't believe it's happening to me

Some people wait a lifetime, for a moment like this..”

Ariana tampak menikmati lagu yang sengaja distel Ibunya di radio mobilnya. Lagu yang dibawakan oleh penyanyi terkenal jebolan Amerika yang bernama Kelly Clarkson. Lagu yang sederhana dan Ariana berhasil menyanyikan lagu itu diiringi dengan permainan pianonya. Setelah tiba di sekolah, Ariana cepat-cepat keluar dari mobil karena melihat rambut pirang Niall yang sudah tidak asing lagi.

“Hei!” Ucap Ariana sambil menyentuh bahu Niall.

Niall membalikkan badannya dan tersenyum melihat siapa yang datang. Ariana! Niall tidak bisa menyembunyikan wajah senangnya saat melihat gadis itu.

“Wajahmu sedikit pucat. Kau sakit?” Tanya Ariana.

Karena Niall tidak melihatnya, Niall tidak menjawab pertanyaan Ariana. Cowok itu terus berjalan dan sepertinya lupa akan keberadaan Ariana disampingnya. Niall memang begitu. Salah satu sikap Niall yang sangat tidak disukai Ariana. Niall tidak mau menjawab pertanyaannya, kalaupun iya, jawaban yang Niall berikan tidak sepenuhnya nyambung dengan pertanyaannya.

“Kenapa kau mengikutiku? Bukankah kau sekelas dengan Luke?” Tanya Niall.

Ariana tersenyum malu karena bukannya tiba di kelasnya melainkan di kelas Niall. “Ohya, nanti aku ke kelasmu setelah itu kita ke kantin. Jadi jangan kabur ke perpustakaan atau UKS.” Ucap Ariana lalu pergi meninggalkan Niall. Niall hanya mengangkat bahunya lalu masuk ke dalam kelasnya.

Ariana tiba di kelasnya. Dia tersenyum lebar melihat Vio dan Luke yang sedang asyik ngobrol. “Hai kalian berdua!” Sapa Ariana ceria.

Vio sempat menutup telinganya. “Mentang-mentang suaramu bagus jadi kau seenaknya teriak.” Ucapnya.

Well, I have a good new.” Ucap Ariana.

“Apa itu?” Tanya Luke.

“Coba tebak.” Ucap Ariana.

Vio dan Luke mulai berpikir. Tapi Luke tidak bersemangat memikirkan hal seperti itu. “You’re falling in love with someone!” Ucap Vio.

“Hush! Bukan itu.” Ucap Ariana.

“Terus apa?” Tanya Vio.

Ariana tersenyum misterius. “Kau kenal Niall?” Tanyanya.

“Niall?” Tanya Luke dengan nada tinggi.

“Ya, Niall. Cowok berambut pirang, berkaca mata, dan matanya mirip dengan matamu.” Jawab Ariana.

“Darimana kau tau dia?” Tanya Luke.

“Kami sudah berteman. Aku rasa kalian sudah kenal dengan Niall. Awalnya kami bertemu di perpustakaan, lalu di UKS. Nah di UKS itu Niall memberikan skype-nya padaku lalu kami mengobrol. Ternyata Niall anaknya menyenangkan tapi kesehariannya dia tertutup, pemalu dan pendiam.” Jelas Ariana.

Seorang guru datang dan pelajaran pun dimulai.

***

            “Aku tak menyangka ternyata kau dan Niall adalah sepupu.” Ucap Ariana.

            Dunia emang sempit. Pantasan saja mata Niall dan mata Luke begitu mirip, juga sikap Niall dan Luke yang sama-sama pendiam. Tidak apa-apa, yang penting ganteng*eh. Niall dan Luke tampak akrab. Jelaslah mereka kan saudara sepupu. Tapi kenapa selama ini Luke tak pernah mengajak Niall bergabung dengannya?

            Ariana memerhatikan gaya makan Niall yang cukup lucu. Tadi Niall memesan banyak makanan. Ariana bisa menenak kalau Niall adalah pecinta makanan tapi tubuhnya tidak gemuk-gemuk. Begini kan lebih baik, ada tambahan satu teman yaitu Niall.

            “Kenapa kau tidak mau bergabung dengan kami?” Tanya Ariana pada Niall.

            Bukan Niall yang menjawab, tapi Luke. “Dulu Niall sering bergabung dengan kami tapi akhir-akhir ini dia suka menyendiri.” Ucap Luke.

            “Kau bukan Niall, Luk!” Ucap Ariana.

            Well, aku-lah yang menjadi juru bicara Niall karena Niall malas bicara.” Ucap Luke.

            Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Luke. Baginya, Niall adalah anak yang misterius. Niall tidak mau menjawab pertanyaannya dan saat ia memanggil nama Niall dari kejauhan, Niall tidak pernah menoleh ke arahnya. Sekarang Luke yang menjawab pertanyaannya yang berhubungan dengan Niall. Maksudnya apa?

            “Kalian berdua kelihatan aneh.” Ucap Ariana.

            “Bisakah kita membahas soal lain yang tidak berkaitan dengan Niall?” Tanya Vio yang sedaritadi diam.

            Bahkan Vio merasa tidak senang membicarakan Niall. Baiklah. Mungkin ia memang tidak boleh tau meski ia penasaran. Ariana melanjutkan makannya dan sempat melihat Niall yang berbisik di telinga Luke, entah apa yang dibisikkan Niall tapi sepertinya bisikan itu merupakan salah satu rahasia mereka yang tidak boleh ia ketahui.

***

            Zayn tampak sedih melihat Gigi yang tengah membereskan kopernya. Gadis itu akan pulang ke New York. Katanya, Gigi ingin menjenguk seseorang disana yang bagi Gigi sangat penting. Gigi tidak mau memberitahu pada Zayn mengenai sosok siapa yang akan ia jenguk tapi dari wajah Gigi saja, Zayn bisa menebak bahwa kekasihnya itu sangat mengkhawatirkan orang yang akan dijenguknya.

            “Dia terkena penyakit leukimia. Aku begitu sedih mendengarnya.” Jelas Gigi.

            Zayn ikutan sedih melihat wajah Gigi yang seperti ingin menangis. “Keluargamu?” Tanya Zayn.

            Gigi mengangguk. Sebuah taksi datang yang akan membawanya ke bandara. Sebelum masuk ke dalam taksi, Zayn memeluk Gigi dengan erat. Andaikam ia tidak ada kerjaan disini, Zayn pasti ikut ke New York dengan Gigi meski New York adalah tempat yang paling dibencinya. Zayn kesal kenapa gadis yang sangat dicintainya itu berasal dari New York.

            “Kau janji secepat ini akan kembali?” Tanya Zayn setelah melepaskan pelukannya.

            “Tentu saja. Aku akan mati jika berlama-lama disana.” Jawab Gigi.

            Zayn tersenyum kecil. “Aku harap saudaramu itu cepat sembuh.” Ucapnya.

            Taksi itu membawa pergi belahan jiwanya dan beberapa hari kedepannya Zayn tidak akan melihat Gigi. Pernah terbesit dipikirannya kalau-kalau orangtua Gigi menyuruh Gigi kembali ke New York sehingga ia tidak akan bertemu Gigi lagi. Menyebalkan! Kenapa Zayn tidak jatuh cinta dengan gadis Inggris saja?

            Awalnya Zayn ingin ke cafee-nya hanya untuk melihat-lihat, tetapi tubuhnya cukup lelah dan ia harus banyak istirahat. Akhirnya Zayn memutuskan pulang ke rumah. Sabar Zayn, Gigi pasti kembali. Setiba di rumah, Zayn melihat Ariana yang asyik bermain Iphone sambil tertawa. Ada apa dengan adiknya itu?

            “Hei! Kau tertawa tidak bagi-bagi.” Ucap Zayn mendekati Ariana.

            “Kau kak bikin kaget aja!” Ucap Ariana.

            “Apa yang kau baca? Novel?” Tanya Zayn. Lelaki itu hendak merebut Iphone Ariana tapi Ariana lebih cepat menjauhkan Iphone-nya dari Zayn.

            “Kau kenapa kak? Wajahmu terlihat menyedihkan.” Tanya Ariana.

            Zayn teringat akan perpisahannya dengan Gigi sekaligus merasa khawatir dengan salah satu anggota keluarga Gigi yang terkena penyakit leukimia.

            “Gigi pulang ke New York untuk menjenguk anggota keluarganya yang sakit.” Ucap Zayn.

            Wajah Ariana yang tadinya senang berubah menjadi sedih. “Semoga dia cepat sembuh. Kenapa kak Zayn tidak ikut kak Gigi saja? New York kota yang indah. Aku sangat merindukan New York.” Ucap Ariana.

            Sebisa mungkin Zayn tersenyum sambil menahan emosinya yang mendadak keluar. “Aku tidak mau kesana lagi.” Ucap Zayn.

            “Tapi aku ingin.” Ucap Ariana.

            Kemudian Zayn memilih masuk ke dalam kamarnya sebelum ia dikalahkan oleh emosinya. Sesampai di kamar, Zayn membuka bungkusan kertas yang ada benda di dalamnya. Benda yang sangat tipis. Benda yang tidak lain adalah lembar foto yang sudah lama ia simpan secara diam-diam. Jika Ariana tau, kemungkinan besar ingatan gadis itu menjadi pulih dan Zayn tidak mau hal itu terjadi.

            Zayn tersenyum sinis menatap foto itu. Disana ada seorang cowok yang Zayn akui sangat tampan namun ternyata cowok itu sangat jahat. Dimana kamu? Batin Zayn. Ingin sekali ia pergi ke New York dan membunuh cowok yang ada di dalam foto itu. Zayn tidak peduli dikatakan sebagai pembunuh asalkan ia bisa membunuh cowok itu.

             Tapi apakah ia berani membunuh cowok itu? Zayn menjadi pusing. Seharusnya ia bisa melupakan masa lalu itu. Seharusnya bukan ia yang marah dengan cowok itu, melainkan Ariana. Tapi bagaimana bisa Ariana marah sedangkan gadis itu mengalami amnesia?

***

            “Pesawat datang….”

            Ariana bagaikan gadis idiot karena tengah berusaha menyuapi Niall. Saat ini mereka berada di rumah Vio dan Ariana ingin mencoba membuat masakan yang pernah diajarkan oleh Ibunya. Masakannya sudah jadi tapi rasanya cukup aneh. Luke saja yang baru mencicipinya langsung ngacir ke kamar mandi sedangkan Vio sembunyi entah kemana.

            Hanya Niall yang masih bertahan dengan bubur yang dibuat Ariana. Rasanya hambar tapi Niall memaksakan diri untuk memakannya. Katanya, Niall tidak tega melihat bubur yang tidak dimakan itu. Tapi saat suapan ketiga, perut Niall serasa mual dan ingin muntah.

            “Aku tidak kuat lagi.” Ucap Niall.

            Ariana menjadi cemberut. Kenapa sih masakannya tidak enak? Padahal resep yang ia buat sama seperti resep Ibunya. Apa karena amnesia sialan ini Ariana jadi lupa dan salah resep? Tapi tidak mungkin deh. Luke dan Vio datang dengan wajah yang ketakutan. Vio bersembunyi di balik punggung Luke.

            “Oke, oke. Aku berjanji untuk tidak akan membuat bubur ini.” Ucap Ariana.

            Luke dan Vio berjalan mendekati Ariana dan Niall. Vio menyentuh pundak Niall. “Kau belum mati? Hebat.” Ucapnya bercanda.

            Ariana sempat melihat gaya bicara Vio pada Niall yang terkesan berbeda. Niall kenapa sih? Kalau begini caranya rasa penasarannya semakin parah dan mau tidak mau Ariana harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Niall.

            “Aku ingin pizza raksasa saat ini juga.” Ucap Niall.

            “Kalau begitu aku akan menelpon si tukang pizza. Aku juga ingin pizza.” Ucap Vio lalu mengambil Iphone-nya.

            Selanjutnya, Niall menatap Ariana yang juga sedang menatapnya. Cepat-cepat Niall menundukkan wajahnya. “Aku.. Aku penasaran denganmu. Sebenarnya kau kenapa sih?” Tanya Ariana tiba-tiba.

            “Nanti kau akan tau.” Ucap Luke.

            Ariana menatap Luke. “Kenapa kau yang menjawab?” Tanyanya.

            “Bagaimana kalau kita bermain monopoli?” Usul Niall.

***