expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 10 November 2016

My Everything ( Prolog )





“Kita putus!”

            Suara cowok itu terdengar sangat jelas. Kita putus! Sementara yang menjadi lawan bicaranya berusaha menguasai keadaan dan mencoba mengendalikan emosinya. Tapi kenapa harus putus? Gadis itu menatap sosok lelaki yang sangat dicintainya. Dua tahun sudah ia menjalin hubungan dengan kekasihnya itu tapi begini akhirannya?

            “T..Tapi kenapa? Aku sangat mencintaimu. Kau berjanji untuk tidak akan meninggalkanku.” Ucap gadis itu.

            Cowok itu tersenyum sinis. “Aku sudah bosan denganmu. Mulai sekarang kau bukan kekasihku lagi!” Ucapnya lalu meninggalkan gadis yang telah menjadi mantannya.

            Hati gadis itu begitu sakit melihat apa yang baru saja dilakukan oleh cowok yang sangat dicintainya. Kenapa dia tega meninggalkanku padahal aku begitu tulus mencintainya? Batin gadis itu. Air matanya mulai keluar membahasi pipinya yang mulus. Dada-nya terasa sesak. Gadis itu tertunduk sambil menangis. Sakit sekali. Rasanya sakit sekali melihat orang yang sangat kau cintai tega membuangmu seperti ini. Dulu, cowok itu berusaha mati-matian untuk membuatnya jatuh cinta dan ia berhasil jatuh cinta dengan cowok itu. Tapi sekarang?

            “Kau jahat! Kau jahat!” Ucap gadis itu.

            Apa yang dilakukan cowok tadi adalah suatu kesalahan besar. Seharusnya cowok itu merasa bersyukur karena bisa mendapatkan gadis seperti dirinya. Ia adalah gadis yang sangat cantik dan pastinya manis. Senyumnya bagaikan bunga yang merekah di pagi hari, ditambah lagi lesung pipit yang membuat senyumannya semakin sempurna.

            “Jadi hubungan ini sia-sia?” Ucap gadis itu.

            Rasanya ingin mati. Tapi bagaimana caranya? Bisa saja gadis itu melakukan hal-hal yang membuat ia kehilangan nyawanya. Kemudian gadis itu berjalan menuju jalan raya. Gadis itu tersenyum sinis. Ia terus saja berjalan tanpa mempedulikan jalan raya. Tiba-tiba saja pandangannya menjadi kabur. Namun ada sebersit cahaya terang yang membuat pandangannya silau. Apakah aku sudah mati? Batinnya.

            Terakhir ia ingat, ia terbaring lemah di aspal bersama darah yang mengalir dari kepalanya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar