expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 21 Mei 2015

5 Seconds of Summer ( Part 14 )



Part 14

.

            Sore yang terasa panjang. Michael, Ashton, dan Calum sudah tiba di tempat latihan dan rasanya beda sekali. Ini adalah latihan terakhir mereka dan besok mereka akan tampil. Tapi Calum mengatakan kalau dirinya sama sekali belum siap. Tapi karena demi sahabatnya, akhirnya Calum siap-siap saja dan pasrah dengan hari esok.

            “Kau serius tadi berciuman dengan Luce?” Tanya Ashton.

            Michael tersenyum. Jika dipikir-pikir, kejadian tadi itu sangat tidak diduganya. Ia mencium Luce tanpa ia duga sama sekali. Hal itu terjadi secara tiba-tiba tanpa bisa ia cegah.

            “Kalau ketahuan Luke bagaimana?” Tanya Calum.

            “Sudahlah. Masalah tadi tidak usah dibicarakan. Ohya, sore ini bakal ada Luce yang melihat latihan kita.” Ucap Michael.

            Tentu saja Calum dan Ashton bersorak gembira. “Kalau dia ada aku jadi semangat dan percaya diri!” Seru Calum senang.

***

            Di tempat lain, tepatnya di rumah Luke, Luce yang sudah berjanji akan menemui Michael cs bersiap-siap untuk kabur dari rumah. Tapi sayangnya Luke melihatnya dan ia bingung mencari alasan apa agar ia bisa pergi dengan tenang.

            “Mama menyuruhmu untuk menemaninya pergi.” Ucap Luke.

            “Apa? Memangnya mau kemana?” Tanya Luce.

            Belum sempat Luke menjawab, Ibunya sudah datang sambil tersenyum ceria. “Mama lupa kasih tau kamu kalau hari ini ada teman Mama yang ulang tahun dan kamu harus ikut.” Ucapnya. Tentu ucapan itu ditujukan pada Luce.

            “Luce tidak bisa Ma biar kak Luke saja.” Ucap Luce.

            “Tidak bisa! Kamu yang harus ikut!” Ucap Ibunya.

            Luke senyum sendiri melihat negoisasi antara Luce dengan Ibunya. Dan sepertinya Luce yang mengalah. Ia tidak enak dengan Ibunya.

            “Tumben kak Luke senyum. Sok pamerin lesung pipitnya lagi.” Ucap Luce.

            Luke tertawa. “Aku akan membuat sebuah kejutan asalkan kau mau jujur denganku.” Ucapnya.

            “Apa?” Tanya Luce.

***

            1 Message From: Luce

            Mike maaf ya aku tidak bisa menemani kalian latihan karena sore ini aku harus pergi ke acara penting Mama. Maaf ya.

            Membaca pesan dari Luce membuat Michael sedih. Juga Calum dan Ashton. Calum yang tadi ceria berubah menjadi sedih. Calum merasa akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi. Dan kenapa Luce baru memberitahukannya sekarang?

            “Jadi gimana?” Tanya Michael.

            Saat mereka hampir memasuki tempat latihan, mereka bertemu dengan Galaxy Four dan tentu saja mereka kaget. Ada apa Galaxy Four kemari? Michael mulai merasakan bau tidak enak.

            “Ooo jadi selama ini kalian latihan band di tempatku?” Ucap Alex sambil melipat tangan di dadanya.

            Apa? Tempat Alex? Baik Michael, Calum dan Ashton sama sekali tidak memahami apa maksud dari ucapan Alex.

            “Seharusnya kalian sadar dong kalau orang-orang idiot seperti kalian tidak cocok membuat band apalagi ikud festival besok!” Ucap Alex.

            Calum yang memang tidak bisa menahan emosinya langsung marah. “Hei kalau bicara hati-hati! Kami sudah lama berlatih dan kami rasa kami bisa! Jangan memandangi kami dari luar saja!” Bentaknya.

            Alex maju selangkah. “Kau bisa bicara apapun yang kau mau. Tetapi tempat ini adalah milik-ku dan kalian tidak akan diperbolehkan latihan disini. Kau tau tempat ini dari Luce kan? Kalau kalian tidak percaya, kalian tanyakan langsung saja pada Luce.” Ucapnya.

            Calum tidak bisa mengatakan apapun. Tapi ia merasa ucapan Alex benar. Ketidakhadiran Luce di tempat ini meyakinkannya bahwa tempat ini memang adalah milik Alex dan ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Begitu pula dengan Ashton da Michael.

            “Ohya satu lagi. Band kalian tidak lengkap. Mustahil jika kalian diperbolehkan ikut di festival itu. Nilai kalian saja sudah jelek ngapain harus mengikuti acara seperti itu?”

            Setelah mengucapkan kalimat itu, Alex cs pergi meninggalkan Calum, Michael dan Ashton sambil tertawa. Calum merasa sangat tersindir oleh ucapan Alex. Tiba-tiba ia teringat dengan pertengkarannya dengan Luke. Baginya, Alex jauh lebih jahat dibanding Luke. Ketiganya pun memilih duduk sambil memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.

            “Ya. Seharusnya kita sadar siapa kita.” Ucap Calum tiba-tiba.

            “Maksudmu?” Tanya Ashton.

            “Kita bukanlah band seperti apa yang dikatakan Luce. Luce hanya membuat kita senang dan bersemangat padahal latihan yang selama ini kita lakukan tidak berarti sama sekali. Luce seperti mempermainkan kita.” Jawab Calum.

            “Jangan berkata seperti itu! Luce sudah banyak membantu kita.” Ucap Michael.

            “Aku tau kau sangat mencintai gadis itu. Tapi ku rasa Luce sama seperti Luke.” Ucap Calum.

            Angin malam yang dingin menemani mereka dan membuat mereka kedinginan. Seharusnya Luce berada disini dan mereka pasti sedang latihan. Bukannya malah duduk sedih di atas tanah dengan langit yang bertaburan bintang.

            “Usaha kita selama ini sia-sia.” Ucap Calum.

            “Tidak Cal. Usaha kita tidak sia-sia. Kau sangat hebat Cal.” Ucap Michael.

            “Terimakasih karena sudah menghiburku.” Ucap Calum.

            Sementara itu Ashton yang sedari tadi diam ternyata tengah berpikir. Lalu cowok itu bicara. “Aku penasaran dengan keluarga Luce. Dia belum menjawab pertanyaanku. Aku yakin sekali keluarga Luce adalah pecinta musik.” Ucapnya.

            “Maksudmu Luke?” Tanya Calum.

            “Tepat sekali! Luce sangat pandai dalam soal band. Siapa lagi yang mengajarinya jika bukan kakaknya sendiri?” Ucap Ashton.

            Sepertinya Michael mulai paham maksud ucapan Ashton. “Mungkin saja. Tapi Luke begitu misterius.” Ucapnya.

            “Apa kalian sedang membicarakanku?” Tanya suara seseorang yang berada tidak jauh dari mereka.

***

            Sudah lama Luke berada di tempat itu dan menyaksikan mereka yang berhadapan dengan Alex. Setelah Alex pergi, Luke melihat Calum, Ashton dan Michael yang sedang duduk lemas. Luke penasaran bagaimana reaksi Calum untuk membuat bahagia teman-temannya. Tetapi sampai detik ini Calum tak kunjung menjahili teman-temannya.

            Luke pun keluar dari persembunyiannya dan bersiap-siap untuk membuat kaget Calum, Ashto dan Michael yang tengah membicarakannya.

            “Apa kalian sedang membicarakanku?” Tanya Luke.

            Otomatis Calum, Ashton dan Michael kaget melihat kehadiran Luke secara tiba-tiba. Michael takut jika Calum tidak bisa menahan emosi dan bersiap-siap kembali menghajar Luke. Tapi sampai detik ini Calum tidak menampakkan wajah emosinya.

            “Kenapa? Apa kau marah?” Tanya Calum. Suaranya terdengar tidak ramah.

            Luke tidak menjawab pertanyaan Calum. Cowok itu malah memilih duduk tepat di samping kiri Calum. Tentu saja Calum merasa kaget. Luke sedang bercanda kan?

            “Mengapa kau bisa menemukan kami?” Tanya Ashton.

            “Luce. Ternyata selama ini kalian diam-diam melakukan latihan band bersama Luce.” Jawab Luke.

            “Lantas dimana Luce sekarang? Katanya tempat latihan itu adalah milik Alex.” Tanya Michael.

            Sebelum menjawab Luke memperbaiki cara duduknya. “Luce sedang pergi bersama Ibunya. Karena itulah aku yang kemari.” Jawabnya.

            Ucapan Luke terdengar ganjil. Michael begitu sangat penasaran. Ia berharap Luke mau menceritakan siapa sebenarnya dirinya dan mengapa sikapnya seperti itu.

            “Kami tidak membutuhkan kehadiranmu. Bukankah kau berjanji untuk tidak menemui kami lagi? Apa karena kau kesepian dan pada akhirnya kau yang mencari kami?” Tanya Calum. Sepertinya cowok itu masih menyimpan amarah pada Luke.

            Untunglah Luke tidak terpancing dengan ucapan Calum. “Urusanku dengan kalian belum selesai.” Ucapnya lalu bangkit berdiri. Kemudian Luke menatap Calum. “Aku hanya ingin minta maaf ke kalian tentang sikapku selama ini. Aku minta maaf karena sudah menyakiti Helen. Dan aku minta maaf karena sudah menjauhkan Luce dari Michael.” Sambungnya.

            Tentu saja kata-kata itu terdengar mustahil diucapkan oleh cowok seperti Luke. Luke meminta maaf padanya? Tidak mungkin cowok egois dan somong seperti Luke meminta maaf pada mereka.

            “Kami juga minta maaf karena suka membuatmu kesal. Kami sadar, kami memang membutuhkanmu.” Ucap Ashton.

            “Ya. Aku juga minta maaf.” Tambah Michael.

            Tinggal Calum saja yang belum meminta maaf padahal Calum yang paling banyak melakukan kesalahan pada Luke. Oh ayolah Cal! Luke sudah meminta maaf padamu dan mengapa kau tidak bisa?

            “Aku.. Aku juga minta maaf.” Ucap Calum akhirnya.

            Luke tersenyum melihat wajah mereka yang seperti wajah-wajah orang bersalah. “Oke. Kita tidak ada masalah lagi dan kita damai.” Ucapnya.

            “Ya. Jika dipikir-pikir apa untungnya jika kita bermusuhan?” Gumam Ashton.

            “Jadi, apa aku boleh bergabung dengan kalian?” Tanya Luke.

            Kata-kata mustahil kedua yang diucapkan oleh Luke pun keluar. Langsung saja Michael, Calum dan Ashton menatap tak percaya wajah Luke. Luke mau bergabung dengan mereka?

            “Apa kami salah dengar? Kami hanyalah sekumpulan cowok-cowok idiot yang bodoh sedangkan kau pintar.” Ucap Ashton.

            “Tidak.. Tidak. Kalian sangat luar biasa! Persahabatan kalian-lah yang membuat aku yakin dimana tempatku berada, yaitu bersama kalian. Aku ingin menjadi sahabat kalian.” Ucap Luke sungguh-sungguh. Cowok itu sengaja tersenyum ke arah Calum. Berharap Calum mau membalas senyumannya. Tiba-tiba Calum berdiri dan cowok itu tepat berada di hadapan Luke.

            “Kau boleh menjadi sahabat kami setelah kau meninjuku agar kita adil.” Ucap Calum sambil tersenyum.

            Luke tertawa. “Aku tidak sejahat itu.”

            Kemudian Ashton dan Michael ikut berdiri dan mereka saling berhadapan. Dan mereka sama-sama tertawa tanpa sebab karena tidak ada hal lucu yang harus ditertawakan. Tiba-tiba Ashton teringat sesuatu.

            “Aku hampir lupa kalau kita sedang berduka karena masalah band.” Ucap Ashton.

            “Aku tau apa yang kalian inginkan. Ayo!” Ucap Luke sembari mengajak Ashton, Calum dan Michael agar mau mengikutinya. Nah kejutan apa selanjutnya yang akan ditampilkan oleh Luke?

***

            Ternyata Luke membawa mereka ke rumahnya. Ini pertama kalinya Calum, Ashton dan Michael datang ke rumah Luke. Rumah Luke sederhana tapi bagus. Bahkan bagi Calum rumah Luke cukup mewah dan lebih besar dibanding rumahnya. Baru masuk ke dalam saja sudah membuat mereka terkagum-kagum. Calum tidak sengaja menemukan sebingkai foto di ruang tamu. Di foto itu, ada Luke dan Luce yang terlihat sangat manis. Yang membuatnya penasaran, disana Luke sedang membawa gitar.

            “Rumahmu bagus sekali. Pasti kau orang kaya.” Ucap Ashton.

            Luke tertawa. “Ibuku hanyalah seorang guru matematika dan Ayahku sudah meninggal.” Ucapnya.

            Tentu saja Ashton kaget dengan ucapan Luke. “Oh maafkan aku. Apa itu yang membuatmu sedih dan berubah?”

            “Mungkin saja.” Ucap Luke.

            Luke mengajak mereka menuju belakang rumahnya dan disana ada sebuah gudang yang cukup besar. Luke tau apa isi gudang itu. Ia ingat ketika Luce memaksanya membuka gudang itu dan sudah seharusnya ia senang dan berterimakasih pada Luce dan Ibunya.

            “Jadi tujuan kita adalah ke gudang itu?” Tanya Michael.

            “Tentu saja.” Jawab Luke.

            Luke membuka kenop pintu gudang itu. Sedikit gelap karena suasana di luar juga sudah mulai gelap. Otomatis Calum, Michael dan Ashton tidak dapat melihat isi gudang itu dengan jelas.

            “Kau tidak mencoba untuk menahan kami kan?” Tanya Calum. Sepertinya cowok itu mulai curiga.

            Luke tidak menjawab pertanyaan Calum. Kemudian ia menyalakan lampu dan pada saat itulah mereka tau apa isi gudang itu. Tentu saja Calum, Ashton dan Michael melongo dan merasa sangat tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Dalam hati, Luke tertawa geli menahan wajah Calum, Ashton, dan Michael.

            “Wah! Ini tempat latihan band-mu sendiri kan?” Tanya Calum.

            “Iya. Dulu, aku punya band. Tetapi sayang. Mereka membuangku karena kasus Ayahku hingga Ayahku meninggal.” Jawab Luke.

            Akhirnya Luke menceritakan kisahnya dari awal. Dari siapa dia yang sebenarnya, hidupnya seperti apa, dan hal apa yang membuat hidupnya berubah total dan sikapnya yang terlihat aneh sekaligus sombong.

            “Aku tidak menyangka ternyata hidupmu seperti itu. Maafkan kami.” Ucap Ashton.

            “Tidak apa-apa. Aku yakin segala cobaan dan masalah pasti ada jalan keluarnya.” Ucap Luke.

            “Luke benar. Jadi…. Apa kita siap untuk tampil besok?” Ucap Calum.

            Semua mata memandang ke arahnya. Tetapi Michael kurang yakin dan merasa seperti belum siap. Ia baru mengenal Luke dan tidak tau bagaimana anak itu.

            “Mengapa tidak?” Tanya Luke sambil tersenyum.

            Tiba-tiba Calum langsung memeluk tubuh Luke dengan erat sampai Luke terjatuh dan langsung diikuti oleh Michael dan Ahston. Bahkan sampai Luke tidak bisa bernafas karena kerjaan tiga cowok idiot itu. Namun hatinya merasakan sebuah kebahagiaan. Bahkan kebahagiaan yang sama sekali belum pernah dirasakannya.

***

5 Seconds of Summer ( Part 13 )



Part 13

.

            Bangku itu kosong. Luke memandangi bangku Cheryl yang kosong. Pihak sekolah mengatakan bahwa Cheryl pindah sekolah. Tidak seharusnya ia merasa sedih. Tapi kalau boleh jujur, Cheryl-lah yang paling dekat dengannya walau kadang-kadang anak itu suka membuatnya kesal. Beberapa anak mengejeknya yang entahlah apakah Luke sedih, galau atau kesal. Tetapi Luke tidak mempedulikan ejekan itu.

            Sekarang ia sendiri. Tidak ada orang yang mau mengajaknya bicara. Tapi bukankah hal itu yang ia inginkan? Bukankah ia memang ingin menyendiri? Hidupnya memang sepi dan tidak ada kegiatan yang dilakukannya semenjak ia berhenti menjadi guru matematika Calum cs dan Luke baru ingat bahwa ia tidak mungkin bercerita pada Ashton karena ia merasa sudah tidak dianggap lagi oleh mereka.

            Tapi Luke bersyukur guru-guru pada berbaik hati padanya, khusunya Mrs. Corine. Luce juga baik padanya walau ia telah menyakiti hati Luce. Ia-lah yang membuat Luce berpisah dengan Michael. Sebenarnya Luke tidak peduli apakah Luce pacaran dengan Michael atau tidak. Tapi karena ia benar-benar marah, maka itulah senjata satu-satunya untuk membuatnya merasa sebagai seorang pemenang.

            Jam olahraga terasa sepi baginya. Guru olahraga menyuruh anak muridnya untuk olahraga sendiri. Kalau yang cewek biasanya tidak olahraga. Tapi ada juga yang bermain basket atau kejar-kejaran tidak jelas. Sedangkan yang cowok kebanyakan bermain bola. Dari pinggir lapangan, Luke melihat Calum cs yang tengah bermain bola. Ternyata Calum jago juga bermain bola dan sudah berkali-kali memberikan gol pada tim-nya.

            Jika ia tidak mempunyai ego, pasti ia sudah ikutan bermain dengan mereka karena Luke merasa sudah lama ia tidak bermain bola. Hampir dua bulan lebih! Saat ia memandangi Calum cs, Calum tidak sengaja melihatnya. Otomatis Luke langsung membuang muka. Sebaiknya ia kembali ke kelas saja karena baginya duduk tidak jelas di pinggir lapangan adalah salah satu hal yang bodoh.

***

            “Kasihan banget ya Luke.” Ucap Donna yang adalah teman kelas Luke.

            “Ya. Coba ada Cheryl, pasti dia tidak kesepian.” Tambah Jennifer.

            Michael sempat mendengarkan suara anak-anak perempuan itu mengenai Luke. Luke memang kasihan tetapi Luke merasa baik-baik saja. Michael mengelap keringat yang ada di wajahnya lalu memilih duduk di lapangan. Tiba-tiba kepalanya menjadi sakit. Aneh. Padahal ia tidak terlalu serius belajar dan kepalanya menjadi sakit. Apa olahraga juga membuat kepalanya sakit?

            “Sakit kepala lagi?” Tanya Calum lalu duduk di dekat Michael diikuti Ashton.

            “Ya. Aku heran dengan kepalaku.” Jawab Michael sambil menekan-nekan pelipisnya yang sakit.

            “Sebaiknya kau ke dokter aja deh agar tenang.” Saran Ashton.

            Baik Michael maupun Calum langsung menatap Ashton. “Ke dokter? Aku takut Ash. Kalau aku terkena penyakit serius gimana?” Tanya Michael.

            “Jangan berpikiran seperti itu Mike.” Ucap Calum.

            “Hmmm.. Ohya, sebenar lagi festival band antar sekolah akan dimulai. Jadi bagaimana?” Tanya Michael mengalihkan topic.

            Ashton dan Calum berpikir sesaat. “Ah sangat sulit dipercaya. Ku rasa kita tidak akan bisa tampil.” Ucap Ashton.

            “Kenapa? Apa band kita tidak pantas untuk tampil? Bukankah kata Luce band kita cukup baik?” Tanya Michael. Perasaannya tidak menentu tatkala ia menyebut nama ‘Luce’.

            “Iya. Tapi selain kita hanya bertiga dan tidak ada vokalisnya, aku rasa kita belum siap. Masalahnya kita tidak mempunyai leader. Selama ini Luce yang menjadi leader kita.” Jawab Ashton.

            “Suruh saja Luce bergabung dengan kita. Apa susahnya?” Usul Calum.

            “Luce cewek Cal. Rasanya aneh kalau ada cewek dan Luce pasti tidak akan mau. Apalagi jika sampai ketahuan Luke. Aku sudah tidak mau bermasalah dengan Luke.” Jawab Ashton.

            “Terus bagaimana?” Tanya Calum.

            Tidak ada yang menjawab. Mereka merasa membentuk sebuah band adalah pekerjaan yang sangat sulit dan mereka tidak yakin apakah mereka bisa tampil atau tidak. Tapi Michael  sangat berharap dirinya bisa tampil di panggung dan membuat semua penonton bangga.

***

            Tidak Michael sangka ternyata ia berpapasan dengan Luce. Jujur saja, ia sangat merindukan gadis itu. Michael mencoba memanggil Luce dan berharap tidak ada Luke. Tetapi harapannya tidak terkabul. Ia tertangkap basah memanggil nama Luce.          

            “Kau tidak berniat bertemu Michael kan?” Tanya Luke.

            Wajah Luce menyiratkan kebingungan. Kemudian ia beralih menatap Michael yang sedang menatapnya. Ah.. Ia begitu rindu dengan wajah itu. Dan warna rambut Michael yang menjadikan Michael sebagai cowok yang unik dan langka.

            “Kakak-kan sudah bilang kalau Luce tidak boleh bertemu dengan Michael.” Jawab Luce.

            “Bagus.” Ucap Luke.

            Keduanya pun pergi meninggalkan tempat itu. Sementara itu, hati Michael begitu sakit melihat seseorang yang dicintainya menghiraukannya. Hidup ini memang susah. Bagaimanapun juga ia harus bisa berbicara dengan Luce. Bahkan jika ia harus bersujud di hadapan Luke.

***

            Browsur tentang acara festival band sudah tersebar di sekolah. Ada juga formulir pendaftarannya. Tentu saja hal itu membuat Michael semakin pusing. Ia memang masih melakukan latihan band bersama Calum dan Ashton. Tetapi Michael merasa dua sahabatnya itu tidak semangat dan suka melakukan kesalahan.

            “Hei kau mengambil formulirnya?” Tanya Calum yang melihat Ashton memegang selembar kertas.

            Ashton tersenyum. “Ya. Kita akan mengikutinya.” Ucapnya mantap.

            “Kau gila Ash! Kita bisa apa? Aku nervous jika aku berada di panggung dan dilihat oleh semua orang!” Ucap Calum putus asa.

            “Keep calm, boy. Ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan kepada mereka bahwa tiga cowok idiot adalah sebuah band yang berbakat.” Ucap Ashton.

            Calum beralih menatap Michael. “Bagaimana Mike? Kau berani tampil di panggung?” Tanyanya.

            Michael menatap dua sahabatnya dengan tatapan aneh. “Jangan membicarakan soal panggung. Diberi izin untuk ikut saja kita tidak tau.” Ucapnya.

***

            Mencari seorang vokalis memang tidak mudah. Tidak ada satupun anak yang mau bergabung dengan mereka. Kalaupun ada, belum tentu mereka cocok. Tapi hari ini ada sebuah keajaiban. Luce datang menemui mereka dan itu membuat Michael senang.

            “Aku senang kalian mau daftar. Aku mendukung kalian.” Ucap Luce.

            Calum tersenyum sedih. “Tapi Luc, kami bisa apa? Kami tidak ada leader dan kami tidak ada vokalis.” Ucapnya.

            Itu juga yang menjadi masalah bagi Luce. Luce memang sengaja datang kemari diam-diam menemui Michael cs hanya untuk menanyakan soal band.

            “Ku kira kau sudah tidak mempedulikan kami lagi.” Ucap Ashton.

            Luce tersenyum. “Aku tidak akan melupakan cowok idiot seperti kalian. Memang band kalian belum sempurna.” Ucapnya.

            “Terus bagaimana cara menyempurnakannya? Kau saja deh yang jadi vokalisnya.” Pinta Calum.

            “Ah aku tidak suka. Aku memang suka band tapi aku tidak suka membuat band. Aku sendiri cewek. Kalau begitu kalian bertiga saja.” Ucap Luce.

            “Bertiga? Kalau bertiga kami tidak siap Luc.” Ucap Michael yang sedari tadi diam.

            Mendengar suara Michael, tiba-tiba jantung Luce berdetak lebih cepat. Ia sangat merindukan suara Michael dan ia ingin sekali melihat Michael menyanyi. Jika Luke tidak melarangnya bersama Michael… Jika Luke bisa berubah menjadi Luke yang dulu…

            “Aku heran. Sebenarnya siapa kamu? Kenapa kamu jago sekali dalam hal musik? Apa keluargamu memang bakat bermain musik?” Tanya Ashton.

            Luce tidak menjawab pertanyaan Ashton. Ia lebih dulu pergi karena ia melihat Luke dari jauh dan ia tidak mau Luke menceramahinya karena ia melanggar ucapan Luke.

***

            Tidak tau kenapa Luke memilih untuk berjalan menuju belakang sekolah. Ia memang pernah melakukannya dan ia bertemu dengan Michael. Siapa tau ia kembali melihat Michael. Ketika ia tiba di belakang sekolah, Luke menatap tak percaya apa yang dilihatnya. Mereka.. Calum, Michael dan Ashton sedang bernyanyi ria menyanyikan lagu Teenage Dream-nya Katy Perri dan mereka tidak buruk-buruk amat.

            Lagu itu salah satu lagu favoritnya yang membuatnya lebih semangat. Luke hampir melupakan lagu itu dan rasanya ia ingin sekali mendengar lagu itu dan menyanyikan lagu itu. Disana, terdengar suara Calum menyakikan bagian lirik dari lagu itu. Sementara Michael yang bermain gitar dan Ashton yang memuku-mukul sebuah kotak yang bisa berfungsi sebagai drum.

            “So let’s go all the way tonight no regrets, just love

            We can dance, until we die you and I will be young forever..

           

            You make me feel like I’m living a teenage dream

            The way you turn me on I can’t sleep

            Let’s run away and don’t ever look back don’t ever look back…”

            Mereka memilih gaya mereka sendiri dan hal itu membuat Luke berpikir dengan keras. Luke merasa ia sudah terlalu jahat dengan mereka dan ia belum meminta maaf. Ya. Luke mengaku bahwa dirinya salah. Kali pertama ini-lah ia mengaku bahwa dirinya salah.

            Entah sejak kapan penjual kantin yang merasa risih dengan mereka langsung mengusir mereka dan mengata-ngatai mereka dengan sebutan orang aneh yang suka mengganggu. Gimana tidak menganggu sementara mereka ribut sendir? Alhasil Calum, Michael dan Ashton berlari terbirit-birit sebelum si penjual kantin melempari mereka dengan makanan basi. Luke memerhatikan pemandangan itu dan ingin sekali memarahi si penjual kantin.

            Tetapi Calum dan lainnya tidak sedih atau kesal. Bahkan mereka malah tertawa ngakak menertawai penjual kantin itu. Hidup mereka memang bahagia dan seakan-akan tidak ada masalah. Ketika salah satu dari mereka sedih, yang lainnya akan membuat suasana sedih berubah menjadi bahagia. Selama hidupnya, Luke tidak pernah menemukan orang aneh seperti mereka yang menurutnya sangat luar biasa. Luke memiliki teman hanya sebatas teman dan tidak bisa disebut dengan sahabat.

            Dan Luke sadar perkataan yang pernah diucapkan Mrs. Corine saat ia dan tiga cowok idiot itu di panggil ke ruangannya. Yang mengatakan bahwa ia membutuhkan Michael, Calum, Ashton dan mereka sendiri membutuhkannya.

***

            “Luc..”

            Kehadiran Michael sangat tidak diduganya. Luce kaget bukan main mendapati Michael yang tiba-tiba sudah ada di depannya. Tapi Luce senang karena ada Michael disini. Michael pun duduk di samping Luce.

            “Besok festival band akan ditampilkan. Band-band sekolah kami yang sudah dipilih akan tampil besok.” Ucap Michael.

            Luce tidak menanggapi ucapan Michael.

            “Dan sampai detik ini kami belum menemukan vokalis. Menurutmu, apa yang sebaiknya kami lakukan? Apa sebaiknya kami tidak mengikuti acara itu?” Tanya Michael.

            Luce menghela nafas panjang. “Aku juga bingung Mike. Tapi aku sangat membutuhkan kalian untuk…”

            “Untuk apa?” Tanya Michael penasaran.

            “Ah, sudahlah. Tidak penting.” Ucap Luce.

            Keduanya sama-sama diam dengan pikiran masing-masing. Diam-diam Michael memerhatikan wajah cantik Luce yang hampir mirip dengan Luke. Ingin sekali ia menyentuh lembut pipi gadis itu tetapi ia tau diri.

            “Bagaimanapun juga kalian harus tampil besok. Tidak apa-apa kalian hanya bertiga.” Ucap Luce.

            “Tapi Luc, rasanya belum siap kalau hanya bertiga. Calum sangat tidak siap. Dia kelihatan nervous sekali. Aku takut jika kita tampil, kita melakukan kesalahan dan banyak yang menertawakan kami.” Ucap Michael.

            Luce pun beralih menatap Michael yang juga sedang menatapnya. Jarak mereka yang begitu dekat membuat keduanya sedikit berani. Perlahan Michael mendekatkan wajahnya ke arah Luce dan Luce memejamkan matanya.

            Dan sentuhan lembut dari bibir Michael membuat hatinya terasa sejuk. Ia begitu nyaman sekali dan merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan. Tanpa keduanya sadari, Luke memerhatikan adegan itu. Tapi ia tidak marah atau kesal. Melainkan tersenyum.

            Ya, Luke tersenyum.

***