Part 9
.
Kondisi Luke sudah mulai membaik dan
Luke kelihatan lebih santai dari sebelumnya. Tapi ia harus kembali dengan
aktifitasnya yaitu sebagai guru matematika untuk Calum, Michael dan Ashton. Dan
berhadapan dengan Helen. Memang benar apa kata Luce. Ternyata Helen menyukainya
dan kini sedang mengejarnya. Cewek seperti itu bukan tipenya.
“Helen. Cewek itu lagi ngejar kamu
ya?” Tanya Cheryl.
Entah sejak kapan gadis itu berubah.
Penampilannya sudah tidak terlalu tomboi lagi dan Helen mulai rapi. Style
rambut cewek itu juga agak berubah.
“Ya. Aku heran dengan cewek-cewek
seperti Helen. Mereka mengejar cowok hanya karena wajahnya atau kekayaannya
bukan dari hatinya yang sesungguhnya.” Ucap Luke.
“Biasalah. Helen masih kecil. Dia
masih kelas delapan sementara kita sudah kelas sebelas. Cuekkin saja.” Ucap
Cheryl.
“Cuekkin gampang saja. Tapi aku
tidak suka dia mengejarku. Aku sudah dibebani masalah dengan Calum cs. Dan
kenapa harus ditambah lagi oleh Helen?”
Tiba-tiba Cheryl teringat sesuatu.
“Setauku Calum sedang mengejar Helen! Sudah lama Calum menyukai Helen tetapi
Helen cuek-cuek saja. Padahal menurutku Calum benar-benar serius sama Helen.”
Ucapnya.
Calum menyukai Helen? Jika Calum tau
kalau Helen sedang mengejarnya, masalah akan bertambah lagi. Bahkan lebih
berat. Bisa saja kan Calum membencinya? Tapi sungguh, ia tak peduli apakah
Calum menyukai Helen atau tidak karena ia sama sekali tidak menyukai gadis itu.
Jadi ia tidak perlu merasa bersalah pada Calum.
“Luk, Helen itu tipe cewek pemilih.
Mantannya aja ganteng-ganteng dan tenar-tenar.” Ucap Cheryl.
“Lantas, mengapa dia mengejarku? Aku
kan tidak tenar. Aku hanya anak buangan disini dan tidak dianggap!” Ucap Luke.
Anak buangan? Anak tak dianggap?
Sebenarnya apa sih yang membuat sikap Luke seperti itu? Luke itu anaknya
tertutup dan kalau bicara sehematnya saja. Apa Luke tidak mempunyai seorang
sahabat?
“Aku heran deh sama kamu. Kamu itu
anaknya aneh sekali. Semenjak kamu sekolah disini, kamu tidak mau bergaul
dengan siapapun. Dan kamu selalu menolak jika ada yang mengajakmu berteman.”
Ucap Cheryl.
“Kau kan sudah jadi temanku.” Ucap
Luke.
Entah mengapa kata-kata itu yang
keluar dari mulutnya. Ia sudah menjadi teman Cheryl? Sementara itu Cheryl
menanggapi ucapan Luke dengan tawa. Jika Luke sudah menganggapnya sebagai
seorang teman, akan sangat mudah Luke berteman dengan yang lain. Cheryl sadar
selama ini tidak ada cowok yang mau menganggapnya sebagai teman. Mungkin karena
penampilannya yang aneh. Tapi Luke beda.
***
Jika dihitung, sudah tiga minggu
Luke menjadi guru matematika Calum cs dan Luke bersyukur setelah ia sembuh,
Calum dan lainnya mulai agak serius dan jarang bercanda. Mungkin karena mereka
sudah sadar bahwa sikap mereka selama ini salah. Mrs. Corine juga kagum dengan
perjuangan Luke. Tidak sia-sia ia menyuruh Luke mengajari Calum cs.
Nilai mereka memang tidak bisa
dikatakan bagus. Tetapi Mrs. Corine tetap menghargai usahanya. Tapi, ada satu
masalahnya. Yaitu Michael. Walau Michael pernah berjanji untuk lebih serius
belajar, tetapi cowok itu tetap tidak mau serius dan suka mengeluh karena
kepalanya sering sakit. Aneh. Kenapa Michael selalu merasakan sakit kepala saat
berhadapan dengan matematika?
“Besok ada tes dari Mrs. Corine. Aku
tidak mau nilai kalian di bawah B!” Ucap Luke setengah mengancam.
Ashton melebarkan matanya. “Nilai C
saja sudah cukup Luk! Aku tidak sanggup mendapatkan nilai B!” Ucapnya.
“Kalau kalian berusaha sekuat
mungkin, pasti kalian bisa mendapat nilai B! Bahkan A!” Ucap Luke.
Tiba-tiba Calum bicara. “Kami tau
kau itu pintar. Tapi jangan paksain kami supaya kami bisa mendapatkan nilai
bagus! Otak kami memang segitu dan kami memang tidak cocok dengan pelajaran
hitung-hitungan!” Ucapnya.
Calum memang sedikit membencinya dan
Luke sudah menduganya. Luke tau bagaimana Calum yang sudah lama mengejar Helen
sementara Helen menyukainya dan melakukan apapun agar bisa mendapatkannya. Tapi
Luke tidak ada niat untuk kelahi sama Calum dan saling menyalahkan. Tugasnya
hanyalah mengajari Calum hingga bisa dan ia akan bebas.
“Terserah.” Ucap Luke.
Mereka pun kembali belajar dan
sebisa mungkin Luke mengajari mereka hingga mereka paham. Kebetulan sore itu
mereka sedang berada di rumah Michael. Tentu saja Mama Michael begitu senang
dan berterimakasih pada Luke karena sudah mau mengajari Michael. Setelah
selesai menjelaskan, Luke membuat soal sederhana yang akan ia kasih pada Calum,
Michael dan Ashton. Luke yakin sekali mereka pasti bisa mengerjakan jika mereka
serius mendengarkan penjelasannya.
Saat mereka tengah mengerjakan soal,
Michael tampak tidak tenang. Berkali-kali cowok itu meremas-remas dahinya yang
sakit. Di sampingnya ada Calum yang menatap sahabatnya itu dengan heran
sekaligus kasihan.
“Mike, kau tidak apa-apa?” Tanya
Calum. Ia melihat buku Michael yang masih bersih.
Michael berusaha untuk tersenyum.
“Kepalaku sakit Cal. Sakit sekali. Sudah ku bilang kalau aku tidak seharusnya
ikut belajar. Aku berbeda dari kalian.” Ucapnya.
“Ehem..” Ucap Luke menatap Calum dan
Michael. Otomatis keduanya langsung menatap ke arah Luke.
“Aku tau kalau kau tidak pernah mau
mendengarkan penjelasanku. Aku sungguh kecewa denganmu Mike.” Ucap Luke.
Baru saja Michael bicara, Calum yang
terlebih dahulu bicara. “Michael sedang sakit Luk! Apa kau tidak kasihan
padanya? Kau terlalu memaksanya! Michael memang tidak bisa mengerjakan
soal-soal ini!” Ucapnya setengah membentak.
Luke menatap Calum tajam. “Kenapa
kau yang peduli? Aku sedang bicara dengan Michael dan bukan kau! Apakah Michael
bisa atau tidak itu bukan urusanmu!”
Emosi Calum sudah tidak bisa ditahan
lagi. Sementara Ashton dan Michael diam saja menghadapi dua manusia yang sedang
berada di bawah pengaruh emosi.
“Kenapa aku peduli pada Michael?
Karena Michael adalah sahabatku! Kami sudah lama bersahabat dan kami saling
mengerti satu sama lain! Michael memang sering ngeluh sakit kepala dan aku
sarankan untuk ke dokter. Tapi Michael takut jika ada terjadi sesuatu padanya!
Tolong mengerti sedikit dan jangan jadi orang yang egois!” Ucap Calum
berapi-api.
Mendengar ucapan Calum, Luke terdiam
dan tidak bisa berkata apapun. Cowok itu pun memilih sedikit menjauh dari Calum
cs dan membelakangi mereka.
“Ini memang salahku. Aku terlalu
bodoh menjadi manusia.” Ucap Michael lalu pergi meninggalkan rumahnya. Entah
kemana Michael pergi.
Menyadari kepergian Michael, secara
refleks Calum membanting buku matematika lalu berlari mengejar Michael. Tak
peduli bagaimana reaksi Luke. Setelah menemukan Michael yang sedang duduk tak
jauh dari pagar rumahnya sambil menekan-nekan dahinya, Calum pun berjalan
mendekati Michael.
“Mike kau tidak apa-apa?” Tanya
Calum.
“Aku tidak apa-apa, Cal.” Jawab
Michael.
“Luke memang keras kepala. Aku tidak
suka dengan sikapnya. Mungkin kita harus bicara pada Mrs. Corine untuk
membicarakan masalah ini. Bisa saja kan Mrs. Corine mencari guru lain yang
lebih baik dari Luke?”
“Cal, Mrs. Corine memilih Luke
karena dia tidak mempunyai teman sama sekali. Karena itulah Mrs. Corine
menyuruh Luke untuk bergabung dengan kita.”
Bergabung dengan kita? Batin Calum
jijik. Orang seperti Luke tidak bisa disebut sebagai teman. Luke sama sekali
tidak memahami arti persahabatan. Luke tidak mau mengerti perasaan orang lain.
Dan Calum takut jika Luke mau menerima Helen, ia akan cemburu setengah mati dan
semakin membenci Luke.
Tiba-tiba Calum teringat sesuatu.
“Aku tau kau selalu membela Luke karena kau menyukai adik Luke! Ya, Luce! Kau
takut kan jika Luke tau kau menyukai Luce dan Luke malah menjauhimu dari Luce?”
Michael tersenyum. “Tidak juga. Aku
hanya kasihan dengan Luke. Luce bilang Luke sedang hancur dan dia membutuhkan
seseorang untuk bisa membuatnya tersenyum seperti dulu. Masa lalunya-lah yang
membuatnya menjadi seperti ini. Bagaimanapun juga kita harus mengerti perasaan
Luke. Kau tau, sejak Luke menjadi guru matematika kita, nilai matematika-mu
sedikit naik kan? Juga Ashton dan Mrs. Corine bangga dengan kita.”
Calum tidak membalas ucapan Michael.
Pandangan cowok itu menatap lurus di depan sana. Beberapa menit kemudian, Luke
datang dan entah apa selanjutnya yang akan dilakukan anak itu.
“Aku tidak mau tau. Intinya nilai
kalian harus B!” Ucapnya lalu pergi meninggalkan tempat itu.
“Yang benar saja..” Ucap Calum
kesal.
***
Entah apa yang membuatnya nekat
untuk datang ke kelas Luke. Helen tau Luke anaknya keras kepala dan sangat
sulit mendapatkan Luke. Ketika ia tepat berada di pintu kelas 11-3, Helen harus
bisa menahan rasa kesalnya karena disana sudah ada Calum yang tengah menatapnya
dengan tatapan yang sulit diartikan. Tunggu! Bukannya ia dan Calum adalah
teman?
“Bagus kau disini.” Ucap Helen
sambil tersenyum. “Ngomong-ngomong, Luke ada di dalam?” Tanyanya.
Calum tidak langsung menjawab.
“Orang yang kau cari bukan di dalam sana. Tapi disini!” Jawabnya.
Helen menatap Calum dengan aneh.
“Bukannya kau sudah janji ingin membantuku dekat sama Luke?” Tanyanya.
Calum tersenyum sinis. “Maaf Len.
Aku sadar sekarang ternyata Luke bukan anak yang baik. Aku kasihan padamu jika
nanti Luke menyakitimu. Percayalah.” Ucapnya.
“Hah! Aku tau karena kau masih ingin
mengejarku!” Ucap Helen marah lalu masuk ke dalam kelas Luke.
Dari jauh, Calum memandangi Helen
yang kini sudah berada di meja Luke. Calum tidak bisa membayangkan hal apa yang
akan terjadi selanjutnya.
“Hai Luk!” Sapa Helen ceria.
Lagi-lagi gadis itu! Batin Luke
kesal. “Ada apa? Aku sedang sibuk belajar karena nanti ada ulangan. Sebaiknya
kau pergi saja.” Ucapnya.
Namun Helen tidak mau menyerah. “Kau
kan sudah pintar. Ngapain harus belajar?” Tanyanya.
Untunglah Cheryl datang dan Luke
menjadi tenang. Luke berharap Cheryl bisa mengusir Helen dari tempat ini dan
membuat Helen cemburu. Membuat Helen cemburu?
“Oh.. Helen. Adik kelas yang paling
cantik itu ya?” Ucap Cheryl.
Entah apa yang dirasakan Helen namun
gadis itu tampak ciut dihadapan Cheryl. Siapa gadis itu? Apa gadis itu pacar
Luke? Bodoh! Ia memang bodoh! Tidak seharusnya ia nekat seperti ini. Bisa-bisa
ia digebukin lagi sama kakak kelas. Akhirnya Helen pun keluar dari kelas Luke
dan kembali berhadapan dengan Calum. Cowok itu menatapnya dengan tatapan aneh
sambil melipatkan kedua tangannya di dada.
Sebelum kepergian Helen, Calum
menatap wajah gadis itu yang ada kesalnya, marah dan sedih. Tiba-tiba hatinya
menjadi pedih. Kapan gadis itu akan sadar? Kapan gadis itu sadar bahwa ia sudah
lama mencintai Helen dan selalu ada untuk gadis itu? Kapan Helen akan sadar?
Dan Calum sadar bahwa ternyata Luke
tidak menyukai Helen. Buktinya Luke memana-manasi Helen dengan kedatangan
Cheryl agar hati Helen menjadi sakit. Ya. Helen harus bersiap-siap merasakan
patah hati. Tapi Calum tidak ingin hati gadis itu sakit. Ia hanya ingin gadis
itu bahagia walau harus bersama Luke.
***
“Aku heran tadi saat mengerjakan tes
aku cukup mudah untuk mengerjakannya.” Ucap Ashton senang.
“Kau sebenarnya memang pintar Ash.”
Ucap Calum.
Tiba-tiba Luce datang setengah
berlari mendekati mereka. Wajah gadis itu tampak ceria. Apalagi ketika
bertatapan dengan Michael dan melihat senyum Michael.
“Nanti sore kita latihan! Aku akan
mempersiapkan sebuah lagu dan aku berharap kalian akan membuat kejutan
untukku.” Ucap Helen senang.
Dari arah yang tidak terlalu jauh,
seorang cowok yang tidak lain adalah Luke menatap curiga ke arah Luce yang
sedang berbicara bersama Calum, Michael dan Ashton. Sejak kapan Luce mengenali
tiga cowok idiot itu? Dan sejak kapan adiknya akrab? Kenapa adiknya
menyembunyikan hal itu darinya? Dan kenapa ia baru tau sekarang?
“Aku siap saja Luc. Aku benar-benar
bersemangat hari ini.” Ucap Ashton.
“Ya. Aku juga.” Tambah Michael.
Band mereka memang cukup baik dan
ini diluar dugaan Luce. Luce kira Michael dan lainnya hanya bercanda saja dalam
soal band tapi ternyata mereka beneran serius. Termasuk Michael. Cowok itu
semakin hari semakin jago bermain gitar. Anehnya sampai saat ini mereka tak
kunjung mencari vokalis. Bahkan Calum menyuruh dirinya saja yang menjadi
vokalisnya tetapi Luce menolak.
***
Tidak di duganya malam itu Luke
sudah menunggu di dalam kamarnya sambil melipatkan tangan di dadanya. Tentu
saja Luce kaget. Tumben sekali kakaknya menunggunya di kamar dan kenapa harus
di kamarnya?
“Ada apa kak?” Tanya Luce heran.
Luke tidak langsung menjawab.
Kemudian ia menjawab. “Sejak kapan kau akrab dengan grup aneh itu?” Tanyanya.
Sudah Luce duga. Lambat laun
kakaknya pasti akan tau bahwa selama ini ia sering berkumpul bersama Michael cs
dan Luce tau kakaknya tidak menyukai hal itu. Luke pernah bercerita bahwa ia
sangat membenci Michael cs dan selalu kesal jika mengajari mereka matematika.
Terutama Michael yang suka mengeluh tentang sakit kepalanya.
Entah kenapa tiba-tiba Luce merasa
takut. Takut jika kakaknya tau bahwa ia diam-diam menyukai Michael dan memilih
menyuruhnya menjauh dari Michael. Jujur, ia tidak bisa berada jauh dari cowok
itu karena baginya Michael adalah cowok yang istimewa dengan warna rambutnya
yang suka berganti-ganti.
“Darimana kakak tau kalau aku akrab
dengan mereka?” Luce balik nanya.
Luke tersenyum sinis. “Aku tidak
suka kau akrab dengan mereka. Kalau kau kenapa-napa gimana?”
“Hei! Mereka tidak seperti yang
kakak kira! Mereka itu baik dan menyenangkan!” Bantah Luce.
Luke menatap tajam adiknya.
“Memangnya ada untungnya kau berteman dengan mereka? Dan apa untungnya mereka
berteman denganmu?”
“Kak! Mereka itu sebenarnya
berbakat! Luce hanya mengembangkan bakat mereka dan menjadikan mereka dalam
satu ba…”
Ups! Hampir saja Luce mengucapkan
kata itu di depan Luke. Untung tidak kelewatan. Jika Luke tau, bakal mati ia!
Luke akan marah besar dan memaksanya menjauhi Michael cs dan ia tidak mau hal
itu terjadi.
“Ada sesuatu yang kau sembunyikan.
Tapi tak apa. Itu hak-mu juga.” Ucap Luke lalu pergi meninggalkan kamar Luce.
Setelah Luke pergi, Luce bisa
bernafas lega. Sepertinya Luke paham dengan hidupnya dan rahasianya. Tidak
selamanya kan ia selalu bercerita tentang rahasianya pada Luke?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar