expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 21 Mei 2015

5 Seconds of Summer ( Part 9 )



Part 9

.

            Kondisi Luke sudah mulai membaik dan Luke kelihatan lebih santai dari sebelumnya. Tapi ia harus kembali dengan aktifitasnya yaitu sebagai guru matematika untuk Calum, Michael dan Ashton. Dan berhadapan dengan Helen. Memang benar apa kata Luce. Ternyata Helen menyukainya dan kini sedang mengejarnya. Cewek seperti itu bukan tipenya.

            “Helen. Cewek itu lagi ngejar kamu ya?” Tanya Cheryl.

            Entah sejak kapan gadis itu berubah. Penampilannya sudah tidak terlalu tomboi lagi dan Helen mulai rapi. Style rambut cewek itu juga agak berubah.

            “Ya. Aku heran dengan cewek-cewek seperti Helen. Mereka mengejar cowok hanya karena wajahnya atau kekayaannya bukan dari hatinya yang sesungguhnya.” Ucap Luke.

            “Biasalah. Helen masih kecil. Dia masih kelas delapan sementara kita sudah kelas sebelas. Cuekkin saja.” Ucap Cheryl.

            “Cuekkin gampang saja. Tapi aku tidak suka dia mengejarku. Aku sudah dibebani masalah dengan Calum cs. Dan kenapa harus ditambah lagi oleh Helen?”

            Tiba-tiba Cheryl teringat sesuatu. “Setauku Calum sedang mengejar Helen! Sudah lama Calum menyukai Helen tetapi Helen cuek-cuek saja. Padahal menurutku Calum benar-benar serius sama Helen.” Ucapnya.

            Calum menyukai Helen? Jika Calum tau kalau Helen sedang mengejarnya, masalah akan bertambah lagi. Bahkan lebih berat. Bisa saja kan Calum membencinya? Tapi sungguh, ia tak peduli apakah Calum menyukai Helen atau tidak karena ia sama sekali tidak menyukai gadis itu. Jadi ia tidak perlu merasa bersalah pada Calum.

            “Luk, Helen itu tipe cewek pemilih. Mantannya aja ganteng-ganteng dan tenar-tenar.” Ucap Cheryl.

            “Lantas, mengapa dia mengejarku? Aku kan tidak tenar. Aku hanya anak buangan disini dan tidak dianggap!” Ucap Luke.

            Anak buangan? Anak tak dianggap? Sebenarnya apa sih yang membuat sikap Luke seperti itu? Luke itu anaknya tertutup dan kalau bicara sehematnya saja. Apa Luke tidak mempunyai seorang sahabat?

            “Aku heran deh sama kamu. Kamu itu anaknya aneh sekali. Semenjak kamu sekolah disini, kamu tidak mau bergaul dengan siapapun. Dan kamu selalu menolak jika ada yang mengajakmu berteman.” Ucap Cheryl.

            “Kau kan sudah jadi temanku.” Ucap Luke.

            Entah mengapa kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Ia sudah menjadi teman Cheryl? Sementara itu Cheryl menanggapi ucapan Luke dengan tawa. Jika Luke sudah menganggapnya sebagai seorang teman, akan sangat mudah Luke berteman dengan yang lain. Cheryl sadar selama ini tidak ada cowok yang mau menganggapnya sebagai teman. Mungkin karena penampilannya yang aneh. Tapi Luke beda.

***

            Jika dihitung, sudah tiga minggu Luke menjadi guru matematika Calum cs dan Luke bersyukur setelah ia sembuh, Calum dan lainnya mulai agak serius dan jarang bercanda. Mungkin karena mereka sudah sadar bahwa sikap mereka selama ini salah. Mrs. Corine juga kagum dengan perjuangan Luke. Tidak sia-sia ia menyuruh Luke mengajari Calum cs.

            Nilai mereka memang tidak bisa dikatakan bagus. Tetapi Mrs. Corine tetap menghargai usahanya. Tapi, ada satu masalahnya. Yaitu Michael. Walau Michael pernah berjanji untuk lebih serius belajar, tetapi cowok itu tetap tidak mau serius dan suka mengeluh karena kepalanya sering sakit. Aneh. Kenapa Michael selalu merasakan sakit kepala saat berhadapan dengan matematika?

            “Besok ada tes dari Mrs. Corine. Aku tidak mau nilai kalian di bawah B!” Ucap Luke setengah mengancam.

            Ashton melebarkan matanya. “Nilai C saja sudah cukup Luk! Aku tidak sanggup mendapatkan nilai B!” Ucapnya.

            “Kalau kalian berusaha sekuat mungkin, pasti kalian bisa mendapat nilai B! Bahkan A!” Ucap Luke.

            Tiba-tiba Calum bicara. “Kami tau kau itu pintar. Tapi jangan paksain kami supaya kami bisa mendapatkan nilai bagus! Otak kami memang segitu dan kami memang tidak cocok dengan pelajaran hitung-hitungan!” Ucapnya.

            Calum memang sedikit membencinya dan Luke sudah menduganya. Luke tau bagaimana Calum yang sudah lama mengejar Helen sementara Helen menyukainya dan melakukan apapun agar bisa mendapatkannya. Tapi Luke tidak ada niat untuk kelahi sama Calum dan saling menyalahkan. Tugasnya hanyalah mengajari Calum hingga bisa dan ia akan bebas.

            “Terserah.” Ucap Luke.

            Mereka pun kembali belajar dan sebisa mungkin Luke mengajari mereka hingga mereka paham. Kebetulan sore itu mereka sedang berada di rumah Michael. Tentu saja Mama Michael begitu senang dan berterimakasih pada Luke karena sudah mau mengajari Michael. Setelah selesai menjelaskan, Luke membuat soal sederhana yang akan ia kasih pada Calum, Michael dan Ashton. Luke yakin sekali mereka pasti bisa mengerjakan jika mereka serius mendengarkan penjelasannya.

            Saat mereka tengah mengerjakan soal, Michael tampak tidak tenang. Berkali-kali cowok itu meremas-remas dahinya yang sakit. Di sampingnya ada Calum yang menatap sahabatnya itu dengan heran sekaligus kasihan.

            “Mike, kau tidak apa-apa?” Tanya Calum. Ia melihat buku Michael yang masih bersih.

            Michael berusaha untuk tersenyum. “Kepalaku sakit Cal. Sakit sekali. Sudah ku bilang kalau aku tidak seharusnya ikut belajar. Aku berbeda dari kalian.” Ucapnya.

            “Ehem..” Ucap Luke menatap Calum dan Michael. Otomatis keduanya langsung menatap ke arah Luke.

            “Aku tau kalau kau tidak pernah mau mendengarkan penjelasanku. Aku sungguh kecewa denganmu Mike.” Ucap Luke.

            Baru saja Michael bicara, Calum yang terlebih dahulu bicara. “Michael sedang sakit Luk! Apa kau tidak kasihan padanya? Kau terlalu memaksanya! Michael memang tidak bisa mengerjakan soal-soal ini!” Ucapnya setengah membentak.

            Luke menatap Calum tajam. “Kenapa kau yang peduli? Aku sedang bicara dengan Michael dan bukan kau! Apakah Michael bisa atau tidak itu bukan urusanmu!”

            Emosi Calum sudah tidak bisa ditahan lagi. Sementara Ashton dan Michael diam saja menghadapi dua manusia yang sedang berada di bawah pengaruh emosi.

            “Kenapa aku peduli pada Michael? Karena Michael adalah sahabatku! Kami sudah lama bersahabat dan kami saling mengerti satu sama lain! Michael memang sering ngeluh sakit kepala dan aku sarankan untuk ke dokter. Tapi Michael takut jika ada terjadi sesuatu padanya! Tolong mengerti sedikit dan jangan jadi orang yang egois!” Ucap Calum berapi-api.

            Mendengar ucapan Calum, Luke terdiam dan tidak bisa berkata apapun. Cowok itu pun memilih sedikit menjauh dari Calum cs dan membelakangi mereka.

            “Ini memang salahku. Aku terlalu bodoh menjadi manusia.” Ucap Michael lalu pergi meninggalkan rumahnya. Entah kemana Michael pergi.

            Menyadari kepergian Michael, secara refleks Calum membanting buku matematika lalu berlari mengejar Michael. Tak peduli bagaimana reaksi Luke. Setelah menemukan Michael yang sedang duduk tak jauh dari pagar rumahnya sambil menekan-nekan dahinya, Calum pun berjalan mendekati Michael.

            “Mike kau tidak apa-apa?” Tanya Calum.

            “Aku tidak apa-apa, Cal.” Jawab Michael.

            “Luke memang keras kepala. Aku tidak suka dengan sikapnya. Mungkin kita harus bicara pada Mrs. Corine untuk membicarakan masalah ini. Bisa saja kan Mrs. Corine mencari guru lain yang lebih baik dari Luke?”

            “Cal, Mrs. Corine memilih Luke karena dia tidak mempunyai teman sama sekali. Karena itulah Mrs. Corine menyuruh Luke untuk bergabung dengan kita.”

            Bergabung dengan kita? Batin Calum jijik. Orang seperti Luke tidak bisa disebut sebagai teman. Luke sama sekali tidak memahami arti persahabatan. Luke tidak mau mengerti perasaan orang lain. Dan Calum takut jika Luke mau menerima Helen, ia akan cemburu setengah mati dan semakin membenci Luke.

            Tiba-tiba Calum teringat sesuatu. “Aku tau kau selalu membela Luke karena kau menyukai adik Luke! Ya, Luce! Kau takut kan jika Luke tau kau menyukai Luce dan Luke malah menjauhimu dari Luce?”

            Michael tersenyum. “Tidak juga. Aku hanya kasihan dengan Luke. Luce bilang Luke sedang hancur dan dia membutuhkan seseorang untuk bisa membuatnya tersenyum seperti dulu. Masa lalunya-lah yang membuatnya menjadi seperti ini. Bagaimanapun juga kita harus mengerti perasaan Luke. Kau tau, sejak Luke menjadi guru matematika kita, nilai matematika-mu sedikit naik kan? Juga Ashton dan Mrs. Corine bangga dengan kita.”

            Calum tidak membalas ucapan Michael. Pandangan cowok itu menatap lurus di depan sana. Beberapa menit kemudian, Luke datang dan entah apa selanjutnya yang akan dilakukan anak itu.

            “Aku tidak mau tau. Intinya nilai kalian harus B!” Ucapnya lalu pergi meninggalkan tempat itu.

            “Yang benar saja..” Ucap Calum kesal.

***

            Entah apa yang membuatnya nekat untuk datang ke kelas Luke. Helen tau Luke anaknya keras kepala dan sangat sulit mendapatkan Luke. Ketika ia tepat berada di pintu kelas 11-3, Helen harus bisa menahan rasa kesalnya karena disana sudah ada Calum yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Tunggu! Bukannya ia dan Calum adalah teman?

            “Bagus kau disini.” Ucap Helen sambil tersenyum. “Ngomong-ngomong, Luke ada di dalam?” Tanyanya.

            Calum tidak langsung menjawab. “Orang yang kau cari bukan di dalam sana. Tapi disini!” Jawabnya.

            Helen menatap Calum dengan aneh. “Bukannya kau sudah janji ingin membantuku dekat sama Luke?” Tanyanya.

            Calum tersenyum sinis. “Maaf Len. Aku sadar sekarang ternyata Luke bukan anak yang baik. Aku kasihan padamu jika nanti Luke menyakitimu. Percayalah.” Ucapnya.

            “Hah! Aku tau karena kau masih ingin mengejarku!” Ucap Helen marah lalu masuk ke dalam kelas Luke.

            Dari jauh, Calum memandangi Helen yang kini sudah berada di meja Luke. Calum tidak bisa membayangkan hal apa yang akan terjadi selanjutnya.

            “Hai Luk!” Sapa Helen ceria.

            Lagi-lagi gadis itu! Batin Luke kesal. “Ada apa? Aku sedang sibuk belajar karena nanti ada ulangan. Sebaiknya kau pergi saja.” Ucapnya.

            Namun Helen tidak mau menyerah. “Kau kan sudah pintar. Ngapain harus belajar?” Tanyanya.

            Untunglah Cheryl datang dan Luke menjadi tenang. Luke berharap Cheryl bisa mengusir Helen dari tempat ini dan membuat Helen cemburu. Membuat Helen cemburu?

            “Oh.. Helen. Adik kelas yang paling cantik itu ya?” Ucap Cheryl.

            Entah apa yang dirasakan Helen namun gadis itu tampak ciut dihadapan Cheryl. Siapa gadis itu? Apa gadis itu pacar Luke? Bodoh! Ia memang bodoh! Tidak seharusnya ia nekat seperti ini. Bisa-bisa ia digebukin lagi sama kakak kelas. Akhirnya Helen pun keluar dari kelas Luke dan kembali berhadapan dengan Calum. Cowok itu menatapnya dengan tatapan aneh sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

            Sebelum kepergian Helen, Calum menatap wajah gadis itu yang ada kesalnya, marah dan sedih. Tiba-tiba hatinya menjadi pedih. Kapan gadis itu akan sadar? Kapan gadis itu sadar bahwa ia sudah lama mencintai Helen dan selalu ada untuk gadis itu? Kapan Helen akan sadar?

            Dan Calum sadar bahwa ternyata Luke tidak menyukai Helen. Buktinya Luke memana-manasi Helen dengan kedatangan Cheryl agar hati Helen menjadi sakit. Ya. Helen harus bersiap-siap merasakan patah hati. Tapi Calum tidak ingin hati gadis itu sakit. Ia hanya ingin gadis itu bahagia walau harus bersama Luke.

***

            “Aku heran tadi saat mengerjakan tes aku cukup mudah untuk mengerjakannya.” Ucap Ashton senang.

            “Kau sebenarnya memang pintar Ash.” Ucap Calum.

            Tiba-tiba Luce datang setengah berlari mendekati mereka. Wajah gadis itu tampak ceria. Apalagi ketika bertatapan dengan Michael dan melihat senyum Michael.

            “Nanti sore kita latihan! Aku akan mempersiapkan sebuah lagu dan aku berharap kalian akan membuat kejutan untukku.” Ucap Helen senang.

            Dari arah yang tidak terlalu jauh, seorang cowok yang tidak lain adalah Luke menatap curiga ke arah Luce yang sedang berbicara bersama Calum, Michael dan Ashton. Sejak kapan Luce mengenali tiga cowok idiot itu? Dan sejak kapan adiknya akrab? Kenapa adiknya menyembunyikan hal itu darinya? Dan kenapa ia baru tau sekarang?

            “Aku siap saja Luc. Aku benar-benar bersemangat hari ini.” Ucap Ashton.

            “Ya. Aku juga.” Tambah Michael.

            Band mereka memang cukup baik dan ini diluar dugaan Luce. Luce kira Michael dan lainnya hanya bercanda saja dalam soal band tapi ternyata mereka beneran serius. Termasuk Michael. Cowok itu semakin hari semakin jago bermain gitar. Anehnya sampai saat ini mereka tak kunjung mencari vokalis. Bahkan Calum menyuruh dirinya saja yang menjadi vokalisnya tetapi Luce menolak.

***

            Tidak di duganya malam itu Luke sudah menunggu di dalam kamarnya sambil melipatkan tangan di dadanya. Tentu saja Luce kaget. Tumben sekali kakaknya menunggunya di kamar dan kenapa harus di kamarnya?

            “Ada apa kak?” Tanya Luce heran.

            Luke tidak langsung menjawab. Kemudian ia menjawab. “Sejak kapan kau akrab dengan grup aneh itu?” Tanyanya.

            Sudah Luce duga. Lambat laun kakaknya pasti akan tau bahwa selama ini ia sering berkumpul bersama Michael cs dan Luce tau kakaknya tidak menyukai hal itu. Luke pernah bercerita bahwa ia sangat membenci Michael cs dan selalu kesal jika mengajari mereka matematika. Terutama Michael yang suka mengeluh tentang sakit kepalanya.

            Entah kenapa tiba-tiba Luce merasa takut. Takut jika kakaknya tau bahwa ia diam-diam menyukai Michael dan memilih menyuruhnya menjauh dari Michael. Jujur, ia tidak bisa berada jauh dari cowok itu karena baginya Michael adalah cowok yang istimewa dengan warna rambutnya yang suka berganti-ganti.

            “Darimana kakak tau kalau aku akrab dengan mereka?” Luce balik nanya.

            Luke tersenyum sinis. “Aku tidak suka kau akrab dengan mereka. Kalau kau kenapa-napa gimana?”

            “Hei! Mereka tidak seperti yang kakak kira! Mereka itu baik dan menyenangkan!” Bantah Luce.

            Luke menatap tajam adiknya. “Memangnya ada untungnya kau berteman dengan mereka? Dan apa untungnya mereka berteman denganmu?”

            “Kak! Mereka itu sebenarnya berbakat! Luce hanya mengembangkan bakat mereka dan menjadikan mereka dalam satu ba…”

            Ups! Hampir saja Luce mengucapkan kata itu di depan Luke. Untung tidak kelewatan. Jika Luke tau, bakal mati ia! Luke akan marah besar dan memaksanya menjauhi Michael cs dan ia tidak mau hal itu terjadi.

            “Ada sesuatu yang kau sembunyikan. Tapi tak apa. Itu hak-mu juga.” Ucap Luke lalu pergi meninggalkan kamar Luce.

            Setelah Luke pergi, Luce bisa bernafas lega. Sepertinya Luke paham dengan hidupnya dan rahasianya. Tidak selamanya kan ia selalu bercerita tentang rahasianya pada Luke?

***
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar