Part 11
.
Berita jadiannya Luke dengan Cheryl
sudah tersebar di seluruh penjuru sekolah. Tetapi Luke tidak paham karena ia
dan Cheryl tidak terkenal di sekolah. Sementara itu, Helen yang tau bahwa cowok
yang dicintainya sudah pacaran dengan gadis lain amat terkejut dan patah hati.
Kenapa bisa? Kenapa Luke bisa pacaran sama cewek yang berada sangat jauh
dibawahnya?
Oke. Jika dilihat dari segi fisik
antara Helen dengan Cheryl, Helen memang jauh lebih cantik dibanding Cheryl.
Tapi sikapnya bertolak belakang dengan sikap Cheryl yang lebih dewasa. Apa Luke
tidak menyukai anak-anak kecil sepertinya? Tapi Helen rasa dirinya sudah besar.
Ia sudah berumur empat belas tahun dan jarak umurnya dengan Luke hanya tiga
tahun.
“Luc, beritahu aku bahwa ini hanya
sebuah mimpi! Kakakmu tidak serius kan pacaran sama Cheryl?”
Luce hanya mengangkat bahu pertanda
tidak tau. Terserah kakaknya mau pacaran sama siapa atau hanya untuk dijadikan
pelampiasan saja. Tapi bagi Luce kakaknya tidak benar-benar pacaran. Ia tau
betul ekspresi kakaknya jika sedang jatuh cinta.
Saat jam istirahat, entah apa yang
membuatnya memberanikan diri datang ke kelas Luke dan meminta Luke untuk
menjelaskan apa yang sudah terjadi. Helen tidak peduli dengan kakak kelas yang
mengejeknya atau mengata-ngatainya sebagai gadis yang bodoh. Ia hanya ingin
mendapatkan keberanan tentang berita itu dari mulut Luke sendiri.
Rasanya seperti deva ju saat Helen
tiba di pintu kelas Luke, ia melihat Calum berdiri disana sambil menatapnya.
Tapi Helen tidak peduli. Pikirannya hanya ada satu. Yaitu Luke. Saat ia melihat
isi kelas Luke, Helen terpaku melihat Luke yang sedang tertawa bersama Cheryl.
Disana Cheryl tampak manja dengan Luke dan Helen muak sekali melihatnya. Kenapa
harus Cheryl? Kenapa tidak dirinya saja?
Air matanya sudah tidak bisa
dibendung lagi. Beberapa kakak kelas melihatnya dengan tatapan iba. Helen pun
berlari keluar kelas dan ia rasa ia ingin menangis sekencang-kencangnya dan
memaki dirinya sendiri bahwa dirinya sangat bodoh. Benar apa kata Luce. Ia
harus melupakan Luke sebelum ia merasakan patah hati yang luar biasa.
Tiba-tiba Helen merasa lengannya di
cengkram oleh seseorang, dan seseorang itu adalah Calum. Hah! Kenapa Calum
melakukan ini padanya? Tidak-kah Calum mengerti perasaannya? Tidak-kah Calum
mengerti kalau hatinya saat ini sedang hancur?
“Lepasin!” Bentak Helen.
Calum pun melepaskan cengkramannya.
“Rasanya sakit bukan? Iya, sama. Aku juga sakit.” Ucapnya.
“Kenapa? Apa kau masih mau
mengejarku? Hah? Apa jangan-jangan kau yang menyuruh Luke pacaran sama Cheryl?”
Sebisa mungkin Calum menahan
emosinya. “Asal kau tau, di dunia ini hanya ada satu manusia yang sangat ku
benci. Yaitu Luke. Tidak mungkin aku membiarkan hatimu sakit. Aku mencintaimu
Len. Kenapa kau tidak sadar juga sih?”
Helen tidak mempedulikan ucapan
Calum. Saat ini hatinya sedang sakit dan ia ingin sekali menangis dipelukan
Luce. “Aku harus pergi!” Ucapnya lalu berlari menjauhi Calum.
“LEN! AKU LEBIH INGIN KAU PACARAN
SAMA LUKE DARIPADA KAU MERASAKAN SAKIT HATI SEPERTI INI! AKU IKLHAS KAU PACARAN
SAMA LUKE ASALKAN KAU BAHAGIA. KALAU KAU BAHAGIA, AKU JUGA BAHAGIA!” Teriak
Calum. Tetapi apakah Helen mau mendengarnya?
***
“Luce tidak menyangka kalau kakak
sejahat itu sama Helen.”
Malam itu Luce sengaja melihat Luke
duduk menyendiri di teras rumah. Ternyata Luke melakukan ini semua hanya agar
Helen menjauhinya dan tidak mengejarnya lagi. Luke sudah benar-benar muak
dengan Helen. Helen memang salah dan terlalu memaksakan diri. Tapi tidak hanya
dengan cara ini kan untuk membuat Helen menjahui Luke?
“Aku sudah muak dengan Helen! Dia
terlalu kekanak-kanakan.” Ucap Luke.
“Iya. Luce juga tau kak. Tapi Helen
punya hati kak dan hatinya sakit saat ini! Kenapa kakak tidak mau bicara
baik-baik saja sama Helen? Siapa tau kan Helen nanti mengerti.”
Luke menghela nafas sebal. “Aku
malas bicara baik-baik dengannya dan apakah ia sakit hati atau tidak itu bukan
urusanku!”
Luce menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kakaknya benar-benar berubah! Kakaknya berubah menjadi seseorang yang egois dan
tidak mau mengerti perasaan orang lain sekalipun orang itu sudah membuatnya
kesal. Kapan Luke bangun?
“Lagipula masih ada Calum yang
mungkin bisa mengobati hati gadis itu.” Ucap Luke.
Luce tidak bisa berkata apa-apa
lagi. Ia hanya bisa berharap supaya Luke terbangun dari tidurnya dan kembali
menjadi Luke yang dulu. Luke yang selalu ceria. Luke yang banyak memiliki
teman. Luke yang tidak menyendiri dan gampang stress.
“Sejak kapan kau dekat dengan
Michael?” Tanya Luke.
Mendadak seluruh tubuh Luce membeku
dan rasanya ia sudah tidak bisa bernafas lagi.
***
Entah angin apa yang membuatnya
kembali mengajari Calum, Michael dan Asthon. Sudah seminggu lebih Luke
menghindar mereka dan ia rasa ia harus bertemu dengan mereka. Luke sudah tidak
peduli apakah Calum masih marah padanya atau tidak. Ia malas adu mulut dengan
cowok itu, apalagi kalau sampai adu fisik.
Tadi Calum menyuruhnya datang ke
rumahnya. Tepatnya di belakang rumahnya karena suasana disana cukup sejuk dan
nyaman. Luke tidak tau mengapa tempat itu yang dipilih oleh Calum. Namun
perasaan Luke tidak enak. Ia yakin sekali pasti akan ada sesuatu yang akan
terjadi.
Luke ingat percakapannya dengan
Luce. Ia sudah tau hubungan Luce dengan Michael dan entah mengapa Luke sangat
tidak menyukainya. Luke bisa menebak kalau adiknya itu menyukai Michael. Begitu
pula sebaliknya. Michael juga menyukai Luce. Luke berjanji tidak akan
membiarkan Luce jatuh lebih dalam lagi. Ia harus menjauhkan Luce dari Michael
bagaimanapun caranya.
Satu hal lagi yang penting, yang
sudah ia pikirkan baik-baik. Luke rasa tidak ada salahnya untuk bercerita
mengenai hidupnya dari A sampai Z pada Ashton karena Luke yakin cowok itu bisa
menjaga rahasia dan mau memberikannya masukan. Luke memang nyaman berbicara
dengan Ashton. Tapi sekali lagi ia tidak mau dianggap berteman dengan tiga
cowok idiot itu.
Sesampai di tempat tujuan, bau-bau
tidak enak mulai tercium. Terlebih saat Luke menatap Calum yang sedang berdiri
sendirian tidak jauh dari tempatnya berada.Bisa ia lihat wajah Calum yang
dihiasi amarah dan penuh rasa kebencian. Oke. Calum semakin membencinya karena
ia sudah menyakiti Helen. Tapi bukannya Calum bahagia karena Helen sudah tak
lagi mengejarnya?
“Mana lainnya?” Tanya Luke berusaha
untuk tenang.
Calum tidak menjawab pertanyaan
Luke. Cowok itu malah berjalan mendekat ke arah Luke. Dan tanpa Luke sadari,
cowok itu langsung meninjunya. Karena tidak tau hal apa yang akan menimpanya,
Luke tidak bisa berbua apa-apa tatkala Calum berhasil membuat mulut dan pipinya
mengeluarkan darah. Tinjuan Calum memang bukan tinjuan biasa. Di tambah lagi
Luke yang belum siap.
Sebisa mungkin Luke menahan sakit
yang ia rasa. Buku-buku yang tadi ia bawa berserakan. Calum tetap menatap tajam
ke arah Luke dan penasaran bagaimana reaksi cowok itu. Apa Luke balas
meninjunya?
“Ayo bangun! Laki-laki harus kuat!”
Bentak Calum garang.
Luke yang masih merasakan sakit
sambil memegang pipinya berusaha untuk berdiri tegap dan menatap Calum. Seharusnya
ia tau sejak awal. Seharusnya ia tau bahwa geng Calum sangat berbahaya.
“Kau tau apa kesalahanmu?” Tanya
Calum.
Lagi-lagi Luke berusaha bersikap
tenang dan menahan emosinya. “Seharusnya kau yang sadar akan kesalahanmu!
Berani-berani-nya kau meninjuku!” Ucapnya.
Calum tersenyum sinis. “Bodoh! Kau
adalah makhluk terjahat yang pernah aku temui! Makhluk yang paling egois dan
tidak mau mengerti perasaan orang lain! Apa kau tidak sadar sudah banyak sekali
hati yang kau sakiti?”
“Aku menyesal mengajarimu. Sungguh
kau membuatku kecewa. Seharusnya kau berterimakasih padaku.” Ucap Luke.
“Mengajariku? Dan kau bilang aku
harus berterimakasih padamu? Kau yang bodoh! Kami tidak memutuhkanmu! Bisa saja
kami mencari guru lain, yang lebih bermutu darimu! Hanya saja aku kasihan
padamu. Kau tidak mempunyai satupun teman dan kau yang membutuhkan kami.
Seharusnya kau yang berterimakasih pada kami!”
Sebisa mungkin Luke tetap tenang dan
berusaha mengatur nafasnya yang turun naik. “Aku tidak membutuhkan kalian! Aku
mengajari kalian karena itu perintah Mrs. Corine! Aku yang kasihan pada kalian
yang hidupnya tidak jelas. Nilai selalu berada di bawah C dan banyak yang
mengata-ngatai kalian adalah sebuah grup yang aneh! Tidak heran kalau kalian
dijuluki tiga cowok idiot. Seharusnya kalian malu!”
“Biarpun kami bodoh, tapi kami tidak
seperti hidupmu yang menyendiri dan egois! Biarpun kami nakal, kami tidak
mungkin bisa menyakiti perasaan orang lain. Kami tau diri! Gelar tiga cowok
idiot itu tidak membuat kami tersinggung! Dan mengenai Mrs.Corine, seharusnya
kau pintar sedikit! Mrs. Corine hanya ingin melihat kau bergabung dengan kami
agar kau memiliki teman! Sebenarnya Mrs. Corine tidak mengharapkan nilai kami
menjadi bagus! Jika Mrs. Corine mengancammu, itu hanya akalnya saja! Tidak
mungkin Mrs. Corine memberikanmu nilai C jika kau tidak mau mengajari kami! Dia
itu guru yang adil! Aku sudah tau akan sifanya!”
Mendengar ucapan Calum yang panjang
lebar mengenai Mrs. Corine membuat Luke berpikir. Benar juga apa yang dikatakan
Mrs. Corine. Mrs. Corine hanya ingin melihatnya ceria bersama teman-teman yang
lain. Bodoh! Seharusnya ia tau sejak awal!
Melihat perubahan wajah Luke, Calum
merasa dirinya menang. “Kau sudah sadar? Seharusnya kau sadar dari dulu!
Percuma punya otak pintar tapi aslinya bodoh! Nah sekarang siapa yang disebut
sebagai ‘anak yang bodoh’?”
Tentu saja Luke marah dikatakan
bodoh oleh Calum. Mungkin Calum butuh pelajaran. Calum sudah membuatnya
kesakitan dan ia akan membalasnya. Dan sepertinya Calum sudah bisa menebak hal
apa yang akan ia lakukan. Calum pun bersiap-siap mengambil ancang-ancang untuk
menghajarnya kembali.
“STOP!!!”
Secepat mungkin Michael berlari dan
melerai dua cowok itu diikuti Ashton. Mengapa Calum dan Luke bisa sampai
berkelahi seperti ini? Michael kaget melihat wajah Luke yang lebam akibat
tinjuan Calum.
“Cal, apa yang kau lakukan pada
Luke?” Tanya Michael.
“Hah! Selalu saja kau menyalahkanku
dan lebih membela Luke! Sahabat macam apa kau?” Bentak Calum.
“Cal sudahlah. Kalau Ibumu melihatmu
bagaimana? Dia pasti akan marah besar padamu!” Ucap Ashton.
Setelah suasana cukup membaik, Luke
pun bicara. “Aku memang bodoh. Seharusnya aku tidak mengenal kalian. Seharusnya
aku tidak terlalu mempedulikan ancaman Mrs. Corine. Oke. Jika kalian ingin
semuanya berakhir, aku tidak akan lagi mau mengajari kalian. Aku rasa, masih
banyak kegiatan lain yang harus ku kerjakan daripada mengajari anak-anak bodoh
seperti kalian.” Ucapnya.
Calum yang sepertinya ingin
menyerang Luke langsung dihadang oleh Ashton. Ia tidak ingin Calum kembali
menghajar Luke dan lebih ingin mendengarkan penjelasan Luke walaupun ucapannya
terdengar menyakitkan.
“Dan kau Mike, aku sudah tau
bagaimana hubunganmu dengan Luce. Sebaiknya aku menjaga adikku agar tidak jatuh
lebih dalam dengan cowok bodoh seperti dirimu! Dan kau seharusnya mengaca dulu
dan sadar kalau cowok sepertimu tidak pantas untuk Luce yang jelas-jelas sangat
berbeda.” Ucap Luke.
Wajah Michael menjadi pucat
mendengar ucapan Luke. Inilah yang paling ia takutkan. Luke sudah benar-benar
marah dan melarangnya berdekatan dengan Luce. Padahal ia sangat menyayangi
gadis itu.
“Kau benar-benar keterlaluan Luk!
Kau sudah menyakiti Helen dan sekarang kau giliran menyakiti Michael dan adikmu
sendiri?” Ucap Calum.
“Sebaiknya kau mengajari sahabatmu
itu agar bisa mencintai gadis lain. Oke. Senang berkenalan dengan kalian. Ku
harap kalian bisa mencari guru yang lebih baik dariku.” Ucap Luke lalu pergi
meninggalkan tempat itu.
“Mike lihat Mike! Cowok sialan itu
sudah membuat kita kehilangan Luce! Bagaimana jika Luke tau kalau selama ini
Luce yang mengajari kita tentang band? Bagaimana jika Luce sudah tidak peduli
dengan kita? Band kita akan hancur!” Ucap Calum frustasi.
Michael tidak merespon ucapan Calum.
Entah apa yang kini ada dipikiran cowok itu. Yang jelas, ia begitu takut jika
ia kehilangan Luce walau ia belum menyakatan kalau sebenarnya ia menyukai gadis
itu.
“Aku berharap semuanya akan
baik-baik saja.” Ucap Ashton.
Lain halnya dengan Calum. “Aku
berharap Luce bukanlah adik Luke.” Ucapnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar