expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 21 Mei 2015

5 Seconds of Summer ( Part 3 )



Part 3

.

            Keputusan Ibunya untuk menyekolahkan Luke dan Luce di Summary High School tidak bisa ditolak lagi. Ibunya rasa sekolah itu adalah sekolah yang paling tepat. Saat ini Luke menduduki kelas sebelas dan Luce menduduki kelas delapan. Ohya, Ibunya sudah mendapatkan pekerjaan tetapi bukan di Summary High School. Maunya sih disana tetapi disana tidak ada peluang pekerjaan.

            “Sekolah.” Batin Luce. Tiba-tiba ia teringat dengan teman-temannya selama ia tinggal di Perth. Bagaimana kabar teman-temannya disana?

            “Apa sebaiknya sekolah diundur saja? Kenapa besok harus sekolah?” Tanya Luke. Tampaknya cowok itu belum siap untuk sekolah dan bergaul dengan orang lain.

            Ibunya tersenyum. “Sekolah adalah hal terbaik untuk kalian. Mama tidak ingin anak-anak Mama menjadi anak yang bodoh. Mama ingin anak-anak Mama bisa meraih cita-cita yang kalian impikan.” Ucapnya.

            “Tapi bukankah ini terlalu cepat? Kita belum seminggu tinggal di Perth.” Ucap Luke.

            Mungkin ucapan Ibunya benar. Sekolah adalah hal yang paling baik. Walau belum seratus persen Luke siap menghadapi hari-hari barunya. Luka lama masih belum tersembuhkan. Luke trauma bergaul dengan siapapun terutama dalam suatu grup yang disebut Most Wanted Boy. Jika boleh meminta, ia ingin sendiri. Ia tidak ingin dikhianati.

            “Baiklah.” Ucap Luke.

            Besok adalah hari yang bersejarah baginya. Besok ia akan menjadi murid baru di Summary High School dan bertemu teman-teman baru. Luke berharap semuanya akan baik-baik saja dan harapannya, sekolah itu bisa membuatnya menjadi semakin baik dan ia berjanji akan belajar dengan rajin agar nilai-nilainya tidak membuat kecewa Ibunya.

***

            Gedung itu menjulang tinggi, namun tidak semegah seperti sekolah lamanya yang ada di Sydney. Bisa di bilang sekolah itu tidak terlalu populer dan dihuni oleh beratus anak pejabat. Sekolah itu termasuk salah satu sekolah yang di perhatikan oleh pemerintah. Artinya, sebagian besar penghuni sekolah itu adalah warga yang tidak mampu.

            Lama Luke memandangi sekolah barunya itu, ia pun masuk ke dalam dan bisa ia lihat lapangan luas disana. Keberadaan Luce tidak bisa ia prediksi. Kemarin mereka sudah melihat-lihat isi sekolah ini dan Luke rasa Luce sudah hafal. Mungkin Luce sudah mendapatkan teman-teman baru berhubung Luce bukanlah gadis biasa. Wajahnya sangat cantik dan istimewa. Bisa jadi adiknya itu banyak digemari oleh para cowok. Apalagi bakat adiknya yang dapat diacungi jempol.

            Akhirnya ia menemukan kelasnya. Tepatnya di 11-3, dan Luke baru sadar bahwa ia sudah terlambat. Luke bisa mendengar suara seorang guru yang sedang menjelaskan materi di depan kelas. Entah mengapa tiba-tiba kepalanya menjadi pusing. Sejujurnya, ia belum siap sekolah, dan belajar.

            Sepertinya guru itu mengetahui kedatangan Luke. Guru itupun mempersilahkan Luke masuk ke dalam kelas dan menyuruh Luke memperkenalkan diri di depan sana. Luke yang merasa risih ditatap oleh banyak mata mencoba untuk biasa saja dan memperkenalkan diri seadanya.

            “Namaku Luke. Aku dari Sydney.” Ucapnya singkat dan tanpa minat.

            Luke yang pernah menyandang gelar Most Wanted Boy di sekolah lamanya tak heran langsung dipuja oleh banyak cewek. Murid cewek-cewek itu pada berbisik-bisik satu sama lain. Ada juga yang terkagum sambil berteriak dalam hati, ‘Ganteng banget tuh cowok!’.

Setelah selesai, Luke melihat satu bangku kosong yang sepertinya memang di buat khusus untuknya. Bangku itu berada di paling belakang. Di depan bangku itu duduk seorang cowok berkaca-mata yang sepertinya adalah anak jenius. Sedangkan di samping bangkunya, ada seorang anak berwajah Asia yang sedari tadi ia perhatikan ribut bersama dua temannya.

Ternyata guru itu adalah seorang guru matematika yang sedang membahas tentang materi logaritma yang sebagian besar membuat sebal para murid. Tapi tidak dengan Luke. Ia menyukai pelajaran matematika dan mungkin pelajaran itu satu-satunya pelajaran yang bisa ia banggakan sedangkan otaknya nol di pelajaran lainnya. Terutama yang berhubungan dengan seni dan bahasa.

Saat guru itu tengah menerangkan soal, kasak-kusuk mulai terdengar di samping kanan bangkunya. Tepat di anak yang berwajah Asia tadi. Luke tidak sengaja melirik anak itu yang sepertinya sedang membicarakannya bersama dua temannya. Tapi Luke mencoba untuk bersikap cuek dan fokus di depan sana.

***

“Luke?”

Suara seorang gadis menyadarkannya. Luke yang tengah membereskan buku-bukunya mendadak kaget melihat kedatangan seorang cewek berambut pendek dan sepertinya cewek itu tomboi dan terkesan sangar. Rambutnya sebagian hitam dan sebagian merah. Siapa cewek itu?

“Siapa?” Tanya Luke.

“Aku Cheryl. Satu-satunya gadis tomboi di sekolah ini. Kamu anak baru harus hati-hati berada di sekolah ini. Banyak sekali setan-setan nakal yang suka menganggu murid baru polos seperti dirimu.” Ucap cewek itu.

Bagaikan sebuah mimpi. Gadis aneh, batin Luke. Ngapain juga gadis yang bernama Cheryl tadi memperingatinya? Dan rasanya Cheryl seperti sudah akrab dengannya. Jangan-jangan sekolah ini aneh lagi dan berisi murid-murid yang aneh juga.

“Terutama mereka.” Tunjuk Cheryl pada tiga cowok yang kini sedang tertawa ngakak. Bukannya tiga cowok itu yang tadi membicarakannya? “Mereka terkenal dengan sebutan three idiots. Ketuanya adalah Ahston Irwin yang hobinya mukul-mukul segala benda yang ditemuinya. Lalu ada Michael. Bocah aneh yang nilainya selalu mendapat D dan banyak dibenci oleh guru. Dan yang terakhir Calum. Cowok yang sok imut yang katanya adalah pacar Katy Perri. Benar-benar menyebalkan.”

Cara Cheryl menjelaskan cukup terdengar lucu. Ditambah lagi braces berwarna hitam yang terpasang di giginya, padahal giginya sudah terlihat rapi. Mungkin beginilah ciri khas dari sekolah ini. Ya, Luke bisa menemukan banyak pengalaman baru dan hal-hal baru yang tidak diketahuinya.

“Ku rasa mereka tadi membicarakanku.” Ucap Luke. Pandangannya kini tepat di tiga cowok idiot itu.

“Mereka iri padamu. Lihat saja! Calum yang sok imut dan manis takut dikalahkan olehmu. Aku yakin sekali kau bukan cowok biasa.” Ucap Cheryl.

Luke yang masih fokus memandangi tiga cowok idiot itu langsung cepat-cepat mengalihkan pandangan ke arah lain karena ia tertangkap basah. Lihat! Tiga cowok idiot itu kini menertawainya. Adakah hal lain yang lebih mengesalkan dibanding ini?

***

Beda halnya dengan Luce. Gadis itu sudah mendapatkan teman yang banyak. Salah satunya adalah Helen. Dia adalah blasteran Inggris-Aussie. Wajahnya cantik, rambutnya pirang dan tubuhnya tinggi seperti model. Di sekolah, Helen adalah anggota dari cheerleader dan begitu aktif di ekskull itu.

Helen banyak menceritakan tentang sekolah ini. Alasannya untuk bersekolah di sekolah ini karena ia merasa nyaman dan persahabatan yang begitu setia. Sebenarnya bisa saja Helen bersekolah di sekolah lain yang lebih bagus dari sekolah itu tapi ia tidak mau. Sekolah yang bags bukanlah sekolah populer yang gedungnya mewah dan isinya anak orang kaya semua.

Di sekolah, Helen termasuk salah satu gadis yang paling banyak diincar cowok. Selain cantik, otaknya juga pandai. Biasanya kan anak cheers otaknya bego semua. Tapi beda halnya dengan Helen. Intinya, Helen adalah gadis yang sangat sempurna. Luce sempat berpikir akan menjodohkan Helen dengan Luke. Pasti cocok.

“Jadi, kakakmu juga pindah kesini juga?” Tanya Helen.

“Iya. Dia sangat tampan. Namanya Luke. Kalau kau melihatnya, aku berani bertaruh kau langsung menyukainya.” Jawab Luce.

Helen tersenyum. “Aku jadi penasaran.” Ucapnya.

Kemudian, Helen menceritakan sekumpulan-sekumpulan geng ‘cowok nakal’ yang selalu saja bikin keonaran di sekolah. Salah satunya adalah Tiga Idiot. Mereka duduk di kelas 11, sama seperti Luke. Tidak tau kenapa mereka bisa dinamakan Tiga Idiot.

“Pokoknya, kau jangan sampai bertemu mereka. Mereka itu anaknya nakal sekali. Satu lagi. Salah satu dari mereka yang bernama Calum mati-matian mengejarku tapi aku tolak.” Ucap Helen.

“Memangnya mereka suka bikin masalah apa di sekolah?” Tanya Luce penasaran.

“Ah pokoknya banyak deh. Nilai-nilai mereka yang selalu merah, suka terlambat datang ke sekolah, penampilan yang seperti orang gila, terutama Michael yang suka gonta-ganti warna rambut. Dan yang paling parah lagi, mereka suka bikin keributan di belakang sekolah. Katanya sih mereka itu satu band dan Michael suka bermain gitar sama teman-temannya.” Jelas Helen.

Tiba-tiba Luce teringat pada masa lalu itu. Masa lalu yang indah namun berubah menjadi kesedihan. Lalu ia teringat dengan cowok yang ia temui di toko musik beberapa hari yang lalu. Cowok yang mampu membuatnya tersenyum dalam sekejap. Andaikan cowok itu bersekolah di sekolah ini.

“Jadi, kau sudah lama tinggal di Sydney?” Tanya Helen.

“Ya. Sydney adalah kota yang indah.” Jawab Luce.

“Hmm.. Kenapa kau pindah ke Perth?”

Mungkin belum saatnya ia menceritakan semuanya pada Helen walau ia sudah menganggap Helen sebagai teman dekatnya dan Helen juga bisa mengerti.

***

Waktu terasa lama sekali. Luke bosan berada di kelasnya yang sangat ribut. Juga ada Cheryl, si gadis aneh yang sepertinya ingin tau tentangnya. Maklum jam terakhir tidak ada guru dan tidak ada tugas. Luke memerhatikan Cheryl yang sedang tertawa lepas bersama teman-temannya. Wajah Cheryl lumayan ngeri juga. Kenapa Cheryl lebih suka berpenampilan seperti itu?
           
Luke teringat dengan adiknya. Apakah adiknya sama bosannya seperti dirinya? Tapi sepertinya tidak. Luce bahagia tinggal di Kota yang baru ini. Gadis itu memang cepat sekali move on.

            Tiba-tiba ada sebuah pesawat kertas yang mendarat tepat di atas mejanya. Luke yakin sekali itu perbuatan orang iseng. Tapi Luke mau saja membuka pesawat itu dan entah bagaimana perasaannya ketika membaca tulisan dari pesawat kertas itu.

            Kau anak baru dan belum tau apa-apa tentang sekolah ini. Jangan macam-macam. Kami selalu mengintaimu. Berhati-hatilah.


            By. Three Idiots
            Ingin sekali Luke meremas-remas kertas itu lalu menghajar si pengirim pesawat itu. Tapi Luke sadar siapa dirinya sekarang. Ia bukanlah Luke yang dulu. Luke yang adalah penguasa seluruh isi sekolah dan tidak ada satupun yang berani padanya. Tapi Luke yakin mereka hanya iseng saja.

            Setelah melempar asal pesawat kertas yang sudah tidak berbentuk pesawat lagi, Luke menyempatkan diri menengok ke belakang dimana tempat tiga idiot berada. Ia melihat seorang cowok berambut hijau bermodel seperti sasuke tertawa bersama dua teman anehnya sambil bermain gitar dengan asal. Seperti itukah kegiatan mereka?

            Lalu Luke tidak sengaja bertatapan dengan cowok berwajah Asia yang kata Cheryl adalah cowok terimut di sekolah ini. Luke merasa seperti sedang menjadi buronan mereka. Mengapa mereka memandangnya dengan aneh seperti ia sedang mempunyai masalah besar dengan mereka? Apa itu yang biasanya dilakukan mereka terhadap murid baru seperti dirinya?

            Untunglah semua ini selesai dan Luke bisa bernafas lega. Bel panjang berbunyi dan secepatnya ia harus pulang ke rumah karena ia sudah tidak tahan lagi. Ketika ia berjalan keluar melewati pintu kelas, Luke merasa ada seseorang yang menyenggol lengannya dengan keras. Saat Luke mengarahkan pandang ke samping kanan, saat itulah ia tau siapa orang yang menyenggol lengannya dengan tidak sopan.

            Si bocah idiot berwajah Asia yang ia lupa siapa nama yang disebut oleh Cheryl. Tapi cowok itu seperti merasa tidak bersalah. Benar-benar keterlaluan. Bisakah ia mati di detik ini juga? Atau bisakah ia keluar dari sekolah yang menyakitkan ini?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar