Part 3
.
Keputusan Ibunya untuk menyekolahkan
Luke dan Luce di Summary High School tidak bisa ditolak lagi. Ibunya rasa
sekolah itu adalah sekolah yang paling tepat. Saat ini Luke menduduki kelas
sebelas dan Luce menduduki kelas delapan. Ohya, Ibunya sudah mendapatkan
pekerjaan tetapi bukan di Summary High School. Maunya sih disana tetapi disana
tidak ada peluang pekerjaan.
“Sekolah.” Batin Luce. Tiba-tiba ia
teringat dengan teman-temannya selama ia tinggal di Perth. Bagaimana kabar
teman-temannya disana?
“Apa sebaiknya sekolah diundur saja?
Kenapa besok harus sekolah?” Tanya Luke. Tampaknya cowok itu belum siap untuk
sekolah dan bergaul dengan orang lain.
Ibunya tersenyum. “Sekolah adalah
hal terbaik untuk kalian. Mama tidak ingin anak-anak Mama menjadi anak yang
bodoh. Mama ingin anak-anak Mama bisa meraih cita-cita yang kalian impikan.”
Ucapnya.
“Tapi bukankah ini terlalu cepat?
Kita belum seminggu tinggal di Perth.” Ucap Luke.
Mungkin ucapan Ibunya benar. Sekolah
adalah hal yang paling baik. Walau belum seratus persen Luke siap menghadapi
hari-hari barunya. Luka lama masih belum tersembuhkan. Luke trauma bergaul
dengan siapapun terutama dalam suatu grup yang disebut Most Wanted Boy. Jika boleh meminta, ia ingin sendiri. Ia tidak
ingin dikhianati.
“Baiklah.” Ucap Luke.
Besok adalah hari yang bersejarah
baginya. Besok ia akan menjadi murid baru di Summary High School dan bertemu
teman-teman baru. Luke berharap semuanya akan baik-baik saja dan harapannya,
sekolah itu bisa membuatnya menjadi semakin baik dan ia berjanji akan belajar
dengan rajin agar nilai-nilainya tidak membuat kecewa Ibunya.
***
Gedung itu menjulang tinggi, namun
tidak semegah seperti sekolah lamanya yang ada di Sydney. Bisa di bilang
sekolah itu tidak terlalu populer dan dihuni oleh beratus anak pejabat. Sekolah
itu termasuk salah satu sekolah yang di perhatikan oleh pemerintah. Artinya,
sebagian besar penghuni sekolah itu adalah warga yang tidak mampu.
Lama Luke memandangi sekolah barunya
itu, ia pun masuk ke dalam dan bisa ia lihat lapangan luas disana. Keberadaan
Luce tidak bisa ia prediksi. Kemarin mereka sudah melihat-lihat isi sekolah ini
dan Luke rasa Luce sudah hafal. Mungkin Luce sudah mendapatkan teman-teman baru
berhubung Luce bukanlah gadis biasa. Wajahnya sangat cantik dan istimewa. Bisa
jadi adiknya itu banyak digemari oleh para cowok. Apalagi bakat adiknya yang
dapat diacungi jempol.
Akhirnya ia menemukan kelasnya.
Tepatnya di 11-3, dan Luke baru sadar bahwa ia sudah terlambat. Luke bisa
mendengar suara seorang guru yang sedang menjelaskan materi di depan kelas.
Entah mengapa tiba-tiba kepalanya menjadi pusing. Sejujurnya, ia belum siap
sekolah, dan belajar.
Sepertinya guru itu mengetahui
kedatangan Luke. Guru itupun mempersilahkan Luke masuk ke dalam kelas dan
menyuruh Luke memperkenalkan diri di depan sana. Luke yang merasa risih ditatap
oleh banyak mata mencoba untuk biasa saja dan memperkenalkan diri seadanya.
“Namaku Luke. Aku dari Sydney.”
Ucapnya singkat dan tanpa minat.
Luke yang pernah menyandang gelar Most Wanted Boy di sekolah lamanya tak
heran langsung dipuja oleh banyak cewek. Murid cewek-cewek itu pada
berbisik-bisik satu sama lain. Ada juga yang terkagum sambil berteriak dalam
hati, ‘Ganteng banget tuh cowok!’.
Setelah selesai, Luke melihat satu bangku kosong yang sepertinya memang
di buat khusus untuknya. Bangku itu berada di paling belakang. Di depan bangku
itu duduk seorang cowok berkaca-mata yang sepertinya adalah anak jenius.
Sedangkan di samping bangkunya, ada seorang anak berwajah Asia yang sedari tadi
ia perhatikan ribut bersama dua temannya.
Ternyata guru itu adalah seorang guru matematika yang sedang membahas
tentang materi logaritma yang sebagian besar membuat sebal para murid. Tapi
tidak dengan Luke. Ia menyukai pelajaran matematika dan mungkin pelajaran itu
satu-satunya pelajaran yang bisa ia banggakan sedangkan otaknya nol di
pelajaran lainnya. Terutama yang berhubungan dengan seni dan bahasa.
Saat guru itu tengah menerangkan soal, kasak-kusuk mulai terdengar di
samping kanan bangkunya. Tepat di anak yang berwajah Asia tadi. Luke tidak
sengaja melirik anak itu yang sepertinya sedang membicarakannya bersama dua
temannya. Tapi Luke mencoba untuk bersikap cuek dan fokus di depan sana.
***
“Luke?”
Suara seorang gadis menyadarkannya. Luke yang tengah membereskan
buku-bukunya mendadak kaget melihat kedatangan seorang cewek berambut pendek
dan sepertinya cewek itu tomboi dan terkesan sangar. Rambutnya sebagian hitam
dan sebagian merah. Siapa cewek itu?
“Siapa?” Tanya Luke.
“Aku Cheryl. Satu-satunya gadis tomboi di sekolah ini. Kamu anak baru
harus hati-hati berada di sekolah ini. Banyak sekali setan-setan nakal yang
suka menganggu murid baru polos seperti dirimu.” Ucap cewek itu.
Bagaikan sebuah mimpi. Gadis aneh, batin Luke. Ngapain juga gadis yang
bernama Cheryl tadi memperingatinya? Dan rasanya Cheryl seperti sudah akrab
dengannya. Jangan-jangan sekolah ini aneh lagi dan berisi murid-murid yang aneh
juga.
“Terutama mereka.” Tunjuk Cheryl pada tiga cowok yang kini sedang tertawa
ngakak. Bukannya tiga cowok itu yang tadi membicarakannya? “Mereka terkenal
dengan sebutan three idiots. Ketuanya
adalah Ahston Irwin yang hobinya mukul-mukul segala benda yang ditemuinya. Lalu
ada Michael. Bocah aneh yang nilainya selalu mendapat D dan banyak dibenci oleh
guru. Dan yang terakhir Calum. Cowok yang sok imut yang katanya adalah pacar
Katy Perri. Benar-benar menyebalkan.”
Cara Cheryl menjelaskan cukup terdengar lucu. Ditambah lagi braces berwarna hitam yang terpasang di
giginya, padahal giginya sudah terlihat rapi. Mungkin beginilah ciri khas dari
sekolah ini. Ya, Luke bisa menemukan banyak pengalaman baru dan hal-hal baru
yang tidak diketahuinya.
“Ku rasa mereka tadi membicarakanku.” Ucap Luke. Pandangannya kini tepat
di tiga cowok idiot itu.
“Mereka iri padamu. Lihat saja! Calum yang sok imut dan manis takut
dikalahkan olehmu. Aku yakin sekali kau bukan cowok biasa.” Ucap Cheryl.
Luke yang masih fokus memandangi tiga cowok idiot itu langsung
cepat-cepat mengalihkan pandangan ke arah lain karena ia tertangkap basah.
Lihat! Tiga cowok idiot itu kini menertawainya. Adakah hal lain yang lebih
mengesalkan dibanding ini?
***
Beda halnya dengan Luce. Gadis itu sudah mendapatkan teman yang banyak.
Salah satunya adalah Helen. Dia adalah blasteran Inggris-Aussie. Wajahnya
cantik, rambutnya pirang dan tubuhnya tinggi seperti model. Di sekolah, Helen
adalah anggota dari cheerleader dan
begitu aktif di ekskull itu.
Helen banyak menceritakan tentang sekolah ini. Alasannya untuk bersekolah
di sekolah ini karena ia merasa nyaman dan persahabatan yang begitu setia.
Sebenarnya bisa saja Helen bersekolah di sekolah lain yang lebih bagus dari
sekolah itu tapi ia tidak mau. Sekolah yang bags bukanlah sekolah populer yang
gedungnya mewah dan isinya anak orang kaya semua.
Di sekolah, Helen termasuk salah satu gadis yang paling banyak diincar
cowok. Selain cantik, otaknya juga pandai. Biasanya kan anak cheers otaknya bego semua. Tapi beda
halnya dengan Helen. Intinya, Helen adalah gadis yang sangat sempurna. Luce
sempat berpikir akan menjodohkan Helen dengan Luke. Pasti cocok.
“Jadi, kakakmu juga pindah kesini juga?” Tanya Helen.
“Iya. Dia sangat tampan. Namanya Luke. Kalau kau melihatnya, aku berani
bertaruh kau langsung menyukainya.” Jawab Luce.
Helen tersenyum. “Aku jadi penasaran.” Ucapnya.
Kemudian, Helen menceritakan sekumpulan-sekumpulan geng ‘cowok nakal’
yang selalu saja bikin keonaran di sekolah. Salah satunya adalah Tiga Idiot.
Mereka duduk di kelas 11, sama seperti Luke. Tidak tau kenapa mereka bisa
dinamakan Tiga Idiot.
“Pokoknya, kau jangan sampai bertemu mereka. Mereka itu anaknya nakal
sekali. Satu lagi. Salah satu dari mereka yang bernama Calum mati-matian
mengejarku tapi aku tolak.” Ucap Helen.
“Memangnya mereka suka bikin masalah apa di sekolah?” Tanya Luce
penasaran.
“Ah pokoknya banyak deh. Nilai-nilai mereka yang selalu merah, suka
terlambat datang ke sekolah, penampilan yang seperti orang gila, terutama
Michael yang suka gonta-ganti warna rambut. Dan yang paling parah lagi, mereka
suka bikin keributan di belakang sekolah. Katanya sih mereka itu satu band dan
Michael suka bermain gitar sama teman-temannya.” Jelas Helen.
Tiba-tiba Luce teringat pada masa lalu itu. Masa lalu yang indah namun
berubah menjadi kesedihan. Lalu ia teringat dengan cowok yang ia temui di toko
musik beberapa hari yang lalu. Cowok yang mampu membuatnya tersenyum dalam
sekejap. Andaikan cowok itu bersekolah di sekolah ini.
“Jadi, kau sudah lama tinggal di Sydney?” Tanya Helen.
“Ya. Sydney adalah kota yang indah.” Jawab Luce.
“Hmm.. Kenapa kau pindah ke Perth?”
Mungkin belum saatnya ia menceritakan semuanya pada Helen walau ia sudah
menganggap Helen sebagai teman dekatnya dan Helen juga bisa mengerti.
***
Waktu terasa lama sekali. Luke bosan berada di kelasnya yang sangat
ribut. Juga ada Cheryl, si gadis aneh yang sepertinya ingin tau tentangnya.
Maklum jam terakhir tidak ada guru dan tidak ada tugas. Luke memerhatikan Cheryl
yang sedang tertawa lepas bersama teman-temannya. Wajah Cheryl lumayan ngeri
juga. Kenapa Cheryl lebih suka berpenampilan seperti itu?
Luke teringat dengan adiknya. Apakah adiknya sama bosannya seperti
dirinya? Tapi sepertinya tidak. Luce bahagia tinggal di Kota yang baru ini.
Gadis itu memang cepat sekali move on.
Tiba-tiba ada sebuah pesawat kertas
yang mendarat tepat di atas mejanya. Luke yakin sekali itu perbuatan orang
iseng. Tapi Luke mau saja membuka pesawat itu dan entah bagaimana perasaannya
ketika membaca tulisan dari pesawat kertas itu.
Kau
anak baru dan belum tau apa-apa tentang sekolah ini. Jangan macam-macam. Kami
selalu mengintaimu. Berhati-hatilah.
By.
Three Idiots
Ingin sekali Luke meremas-remas
kertas itu lalu menghajar si pengirim pesawat itu. Tapi Luke sadar siapa
dirinya sekarang. Ia bukanlah Luke yang dulu. Luke yang adalah penguasa seluruh
isi sekolah dan tidak ada satupun yang berani padanya. Tapi Luke yakin mereka
hanya iseng saja.
Setelah melempar asal pesawat kertas
yang sudah tidak berbentuk pesawat lagi, Luke menyempatkan diri menengok ke
belakang dimana tempat tiga idiot berada. Ia melihat seorang cowok berambut hijau
bermodel seperti sasuke tertawa bersama dua teman anehnya sambil bermain gitar
dengan asal. Seperti itukah kegiatan mereka?
Lalu Luke tidak sengaja bertatapan
dengan cowok berwajah Asia yang kata Cheryl adalah cowok terimut di sekolah
ini. Luke merasa seperti sedang menjadi buronan mereka. Mengapa mereka
memandangnya dengan aneh seperti ia sedang mempunyai masalah besar dengan
mereka? Apa itu yang biasanya dilakukan mereka terhadap murid baru seperti
dirinya?
Untunglah semua ini selesai dan Luke
bisa bernafas lega. Bel panjang berbunyi dan secepatnya ia harus pulang ke
rumah karena ia sudah tidak tahan lagi. Ketika ia berjalan keluar melewati
pintu kelas, Luke merasa ada seseorang yang menyenggol lengannya dengan keras.
Saat Luke mengarahkan pandang ke samping kanan, saat itulah ia tau siapa orang
yang menyenggol lengannya dengan tidak sopan.
Si bocah idiot berwajah Asia yang ia
lupa siapa nama yang disebut oleh Cheryl. Tapi cowok itu seperti merasa tidak
bersalah. Benar-benar keterlaluan. Bisakah ia mati di detik ini juga? Atau
bisakah ia keluar dari sekolah yang menyakitkan ini?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar