Part 13
.
Bangku itu kosong. Luke memandangi
bangku Cheryl yang kosong. Pihak sekolah mengatakan bahwa Cheryl pindah
sekolah. Tidak seharusnya ia merasa sedih. Tapi kalau boleh jujur, Cheryl-lah
yang paling dekat dengannya walau kadang-kadang anak itu suka membuatnya kesal.
Beberapa anak mengejeknya yang entahlah apakah Luke sedih, galau atau kesal.
Tetapi Luke tidak mempedulikan ejekan itu.
Sekarang ia sendiri. Tidak ada orang
yang mau mengajaknya bicara. Tapi bukankah hal itu yang ia inginkan? Bukankah
ia memang ingin menyendiri? Hidupnya memang sepi dan tidak ada kegiatan yang
dilakukannya semenjak ia berhenti menjadi guru matematika Calum cs dan Luke
baru ingat bahwa ia tidak mungkin bercerita pada Ashton karena ia merasa sudah
tidak dianggap lagi oleh mereka.
Tapi Luke bersyukur guru-guru pada
berbaik hati padanya, khusunya Mrs. Corine. Luce juga baik padanya walau ia
telah menyakiti hati Luce. Ia-lah yang membuat Luce berpisah dengan Michael.
Sebenarnya Luke tidak peduli apakah Luce pacaran dengan Michael atau tidak.
Tapi karena ia benar-benar marah, maka itulah senjata satu-satunya untuk
membuatnya merasa sebagai seorang pemenang.
Jam olahraga terasa sepi baginya.
Guru olahraga menyuruh anak muridnya untuk olahraga sendiri. Kalau yang cewek
biasanya tidak olahraga. Tapi ada juga yang bermain basket atau kejar-kejaran
tidak jelas. Sedangkan yang cowok kebanyakan bermain bola. Dari pinggir
lapangan, Luke melihat Calum cs yang tengah bermain bola. Ternyata Calum jago
juga bermain bola dan sudah berkali-kali memberikan gol pada tim-nya.
Jika ia tidak mempunyai ego, pasti
ia sudah ikutan bermain dengan mereka karena Luke merasa sudah lama ia tidak
bermain bola. Hampir dua bulan lebih! Saat ia memandangi Calum cs, Calum tidak
sengaja melihatnya. Otomatis Luke langsung membuang muka. Sebaiknya ia kembali
ke kelas saja karena baginya duduk tidak jelas di pinggir lapangan adalah salah
satu hal yang bodoh.
***
“Kasihan banget ya Luke.” Ucap Donna
yang adalah teman kelas Luke.
“Ya. Coba ada Cheryl, pasti dia
tidak kesepian.” Tambah Jennifer.
Michael sempat mendengarkan suara
anak-anak perempuan itu mengenai Luke. Luke memang kasihan tetapi Luke merasa
baik-baik saja. Michael mengelap keringat yang ada di wajahnya lalu memilih
duduk di lapangan. Tiba-tiba kepalanya menjadi sakit. Aneh. Padahal ia tidak
terlalu serius belajar dan kepalanya menjadi sakit. Apa olahraga juga membuat
kepalanya sakit?
“Sakit kepala lagi?” Tanya Calum
lalu duduk di dekat Michael diikuti Ashton.
“Ya. Aku heran dengan kepalaku.”
Jawab Michael sambil menekan-nekan pelipisnya yang sakit.
“Sebaiknya kau ke dokter aja deh
agar tenang.” Saran Ashton.
Baik Michael maupun Calum langsung
menatap Ashton. “Ke dokter? Aku takut Ash. Kalau aku terkena penyakit serius
gimana?” Tanya Michael.
“Jangan berpikiran seperti itu
Mike.” Ucap Calum.
“Hmmm.. Ohya, sebenar lagi festival
band antar sekolah akan dimulai. Jadi bagaimana?” Tanya Michael mengalihkan
topic.
Ashton dan Calum berpikir sesaat.
“Ah sangat sulit dipercaya. Ku rasa kita tidak akan bisa tampil.” Ucap Ashton.
“Kenapa? Apa band kita tidak pantas
untuk tampil? Bukankah kata Luce band kita cukup baik?” Tanya Michael.
Perasaannya tidak menentu tatkala ia menyebut nama ‘Luce’.
“Iya. Tapi selain kita hanya bertiga
dan tidak ada vokalisnya, aku rasa kita belum siap. Masalahnya kita tidak
mempunyai leader. Selama ini Luce yang menjadi leader kita.” Jawab Ashton.
“Suruh saja Luce bergabung dengan
kita. Apa susahnya?” Usul Calum.
“Luce cewek Cal. Rasanya aneh kalau
ada cewek dan Luce pasti tidak akan mau. Apalagi jika sampai ketahuan Luke. Aku
sudah tidak mau bermasalah dengan Luke.” Jawab Ashton.
“Terus bagaimana?” Tanya Calum.
Tidak ada yang menjawab. Mereka
merasa membentuk sebuah band adalah pekerjaan yang sangat sulit dan mereka
tidak yakin apakah mereka bisa tampil atau tidak. Tapi Michael sangat berharap dirinya bisa tampil di
panggung dan membuat semua penonton bangga.
***
Tidak Michael sangka ternyata ia
berpapasan dengan Luce. Jujur saja, ia sangat merindukan gadis itu. Michael
mencoba memanggil Luce dan berharap tidak ada Luke. Tetapi harapannya tidak
terkabul. Ia tertangkap basah memanggil nama Luce.
“Kau tidak berniat bertemu Michael
kan?” Tanya Luke.
Wajah Luce menyiratkan kebingungan.
Kemudian ia beralih menatap Michael yang sedang menatapnya. Ah.. Ia begitu
rindu dengan wajah itu. Dan warna rambut Michael yang menjadikan Michael
sebagai cowok yang unik dan langka.
“Kakak-kan sudah bilang kalau Luce
tidak boleh bertemu dengan Michael.” Jawab Luce.
“Bagus.” Ucap Luke.
Keduanya pun pergi meninggalkan
tempat itu. Sementara itu, hati Michael begitu sakit melihat seseorang yang
dicintainya menghiraukannya. Hidup ini memang susah. Bagaimanapun juga ia harus
bisa berbicara dengan Luce. Bahkan jika ia harus bersujud di hadapan Luke.
***
Browsur tentang acara festival band
sudah tersebar di sekolah. Ada juga formulir pendaftarannya. Tentu saja hal itu
membuat Michael semakin pusing. Ia memang masih melakukan latihan band bersama
Calum dan Ashton. Tetapi Michael merasa dua sahabatnya itu tidak semangat dan
suka melakukan kesalahan.
“Hei kau mengambil formulirnya?”
Tanya Calum yang melihat Ashton memegang selembar kertas.
Ashton tersenyum. “Ya. Kita akan
mengikutinya.” Ucapnya mantap.
“Kau gila Ash! Kita bisa apa? Aku
nervous jika aku berada di panggung dan dilihat oleh semua orang!” Ucap Calum
putus asa.
“Keep calm, boy. Ini adalah
kesempatan kita untuk menunjukkan kepada mereka bahwa tiga cowok idiot adalah
sebuah band yang berbakat.” Ucap Ashton.
Calum beralih menatap Michael.
“Bagaimana Mike? Kau berani tampil di panggung?” Tanyanya.
Michael menatap dua sahabatnya
dengan tatapan aneh. “Jangan membicarakan soal panggung. Diberi izin untuk ikut
saja kita tidak tau.” Ucapnya.
***
Mencari seorang vokalis memang tidak
mudah. Tidak ada satupun anak yang mau bergabung dengan mereka. Kalaupun ada,
belum tentu mereka cocok. Tapi hari ini ada sebuah keajaiban. Luce datang
menemui mereka dan itu membuat Michael senang.
“Aku senang kalian mau daftar. Aku
mendukung kalian.” Ucap Luce.
Calum tersenyum sedih. “Tapi Luc,
kami bisa apa? Kami tidak ada leader dan kami tidak ada vokalis.” Ucapnya.
Itu juga yang menjadi masalah bagi
Luce. Luce memang sengaja datang kemari diam-diam menemui Michael cs hanya
untuk menanyakan soal band.
“Ku kira kau sudah tidak
mempedulikan kami lagi.” Ucap Ashton.
Luce tersenyum. “Aku tidak akan
melupakan cowok idiot seperti kalian. Memang band kalian belum sempurna.”
Ucapnya.
“Terus bagaimana cara
menyempurnakannya? Kau saja deh yang jadi vokalisnya.” Pinta Calum.
“Ah aku tidak suka. Aku memang suka
band tapi aku tidak suka membuat band. Aku sendiri cewek. Kalau begitu kalian
bertiga saja.” Ucap Luce.
“Bertiga? Kalau bertiga kami tidak
siap Luc.” Ucap Michael yang sedari tadi diam.
Mendengar suara Michael, tiba-tiba
jantung Luce berdetak lebih cepat. Ia sangat merindukan suara Michael dan ia
ingin sekali melihat Michael menyanyi. Jika Luke tidak melarangnya bersama
Michael… Jika Luke bisa berubah menjadi Luke yang dulu…
“Aku heran. Sebenarnya siapa kamu?
Kenapa kamu jago sekali dalam hal musik? Apa keluargamu memang bakat bermain
musik?” Tanya Ashton.
Luce tidak menjawab pertanyaan
Ashton. Ia lebih dulu pergi karena ia melihat Luke dari jauh dan ia tidak mau
Luke menceramahinya karena ia melanggar ucapan Luke.
***
Tidak tau kenapa Luke memilih untuk
berjalan menuju belakang sekolah. Ia memang pernah melakukannya dan ia bertemu
dengan Michael. Siapa tau ia kembali melihat Michael. Ketika ia tiba di
belakang sekolah, Luke menatap tak percaya apa yang dilihatnya. Mereka.. Calum,
Michael dan Ashton sedang bernyanyi ria menyanyikan lagu Teenage Dream-nya Katy
Perri dan mereka tidak buruk-buruk amat.
Lagu itu salah satu lagu favoritnya
yang membuatnya lebih semangat. Luke hampir melupakan lagu itu dan rasanya ia
ingin sekali mendengar lagu itu dan menyanyikan lagu itu. Disana, terdengar
suara Calum menyakikan bagian lirik dari lagu itu. Sementara Michael yang
bermain gitar dan Ashton yang memuku-mukul sebuah kotak yang bisa berfungsi
sebagai drum.
“So
let’s go all the way tonight no regrets, just love
We
can dance, until we die you and I will be young forever..
You
make me feel like I’m living a teenage dream
The
way you turn me on I can’t sleep
Let’s
run away and don’t ever look back don’t ever look back…”
Mereka memilih gaya mereka sendiri
dan hal itu membuat Luke berpikir dengan keras. Luke merasa ia sudah terlalu
jahat dengan mereka dan ia belum meminta maaf. Ya. Luke mengaku bahwa dirinya
salah. Kali pertama ini-lah ia mengaku bahwa dirinya salah.
Entah sejak kapan penjual kantin
yang merasa risih dengan mereka langsung mengusir mereka dan mengata-ngatai mereka
dengan sebutan orang aneh yang suka mengganggu. Gimana tidak menganggu
sementara mereka ribut sendir? Alhasil Calum, Michael dan Ashton berlari
terbirit-birit sebelum si penjual kantin melempari mereka dengan makanan basi.
Luke memerhatikan pemandangan itu dan ingin sekali memarahi si penjual kantin.
Tetapi Calum dan lainnya tidak sedih
atau kesal. Bahkan mereka malah tertawa ngakak menertawai penjual kantin itu.
Hidup mereka memang bahagia dan seakan-akan tidak ada masalah. Ketika salah
satu dari mereka sedih, yang lainnya akan membuat suasana sedih berubah menjadi
bahagia. Selama hidupnya, Luke tidak pernah menemukan orang aneh seperti mereka
yang menurutnya sangat luar biasa. Luke memiliki teman hanya sebatas teman dan
tidak bisa disebut dengan sahabat.
Dan Luke sadar perkataan yang pernah
diucapkan Mrs. Corine saat ia dan tiga cowok idiot itu di panggil ke
ruangannya. Yang mengatakan bahwa ia membutuhkan Michael, Calum, Ashton dan
mereka sendiri membutuhkannya.
***
“Luc..”
Kehadiran Michael sangat tidak
diduganya. Luce kaget bukan main mendapati Michael yang tiba-tiba sudah ada di
depannya. Tapi Luce senang karena ada Michael disini. Michael pun duduk di
samping Luce.
“Besok festival band akan
ditampilkan. Band-band sekolah kami yang sudah dipilih akan tampil besok.” Ucap
Michael.
Luce tidak menanggapi ucapan
Michael.
“Dan sampai detik ini kami belum
menemukan vokalis. Menurutmu, apa yang sebaiknya kami lakukan? Apa sebaiknya
kami tidak mengikuti acara itu?” Tanya Michael.
Luce menghela nafas panjang. “Aku
juga bingung Mike. Tapi aku sangat membutuhkan kalian untuk…”
“Untuk apa?” Tanya Michael
penasaran.
“Ah, sudahlah. Tidak penting.” Ucap
Luce.
Keduanya sama-sama diam dengan
pikiran masing-masing. Diam-diam Michael memerhatikan wajah cantik Luce yang
hampir mirip dengan Luke. Ingin sekali ia menyentuh lembut pipi gadis itu
tetapi ia tau diri.
“Bagaimanapun juga kalian harus
tampil besok. Tidak apa-apa kalian hanya bertiga.” Ucap Luce.
“Tapi Luc, rasanya belum siap kalau
hanya bertiga. Calum sangat tidak siap. Dia kelihatan nervous sekali. Aku takut
jika kita tampil, kita melakukan kesalahan dan banyak yang menertawakan kami.”
Ucap Michael.
Luce pun beralih menatap Michael
yang juga sedang menatapnya. Jarak mereka yang begitu dekat membuat keduanya
sedikit berani. Perlahan Michael mendekatkan wajahnya ke arah Luce dan Luce
memejamkan matanya.
Dan sentuhan lembut dari bibir
Michael membuat hatinya terasa sejuk. Ia begitu nyaman sekali dan merasakan
kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan. Tanpa keduanya sadari, Luke
memerhatikan adegan itu. Tapi ia tidak marah atau kesal. Melainkan tersenyum.
Ya, Luke tersenyum.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar