expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 21 Mei 2015

5 Seconds of Summer ( Part 10 )



Part 10

.

            Satu bulan bukanlah waktu yang singkat bagi Luke. Satu bulan inilah hidupnya sedang di uji oleh Tuhan. Terkadang ia kuat menghadapi ujian ini, dan terkadang ia terjatuh dan menyerah. Luke masih menjadi guru matematika Calum cs dan mereka semakin membaik. Mereka sudah tidak terlalu menyebalkan walau terkadang mereka suka kelewatan bercanda.

            Luke sudah berbicara dengan Mrs. Corine mengenai masalah Michael yang baginya benar-benar aneh. Kata Mrs. Corine Michael memang suka begitu. Michael adalah seorang gamer dan hobi sekali bermain game. Sehari ia bisa berjam-jam bermain game non-stop. Mungkin itu yang membuat kepala Michael suka sakit. Tapi, katanya Michael sudah tidak lagi bermain game.

            Masalahnya dengan Calum belum berakhir. Calum suka menatapnya dengan penuh rasa ketidaksukaan dan tidak mau bicara dengannya. Tapi itu tidak menjadi masalahnya. Yang penting Calum mau belajar dengannya dan nilainya tidak anjlok. Syukurlah nilai Calum tidak buruk-buruk amat.

            Sedangkan dengan Michael, cowok itu tampak berbeda dari Calum dan Ashton. Michael seperti berusaha menghindarinya dan Michael tidak suka kontak mata dengannya. Dan ketika ia tengah menjelaskan, pikiran Michael kemana-mana. Alhasil percuma ia mengajari sekuat mungkin sementara Michael tidak akan pernah mengerti.

            Kalau Asthon, baru ia agak akrab dengan Ashton karena baginya sikap Ashton dewasa dan ia rasa seakan-akan ia menjadi adik Ashton. Nilai matematika-nya cukup bagus dan tidak sia-sia Luke mengajari Ashton. Ternyata, tiga cowok idiot yang awalnya menyebalkan tidak seburuk yang ia kira. Mungkin itu memang sifat khas mereka.

            “Luk..” Ucap Michael pelan.

            Sementara Calum dan Ashton serius mengerjakan soal, tak ada salahnya menanggapi Michael. Luke merasa Michael ingin bicara khusus dengannya.

            “Ada apa?” Tanya Luke.

            “Aku akan berusaha memperbaiki nilaiku. Sekarang aku serius. Aku ingin kau mengajariku sampai aku bisa.” Jawabnya.

            “Hmm.. Baiklah.” Ucap Luke.

            Luke pun mulai mengajari Michael dengan materi yang cukup mudah. Yaitu materi dasar. Bagaimana cara melakukan perkalian dan pembagian yang benar. Michael memerhatikan penjelasan Luke dengan serius dan tidak peduli bagaimana rasa sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi. Rasanya, dunia seperti berputar-putar dan Michael setengah sadar mendengar suara Luke. Tiba-tiba keringat dingin keluar dari wajahnya.

            Calum yang tau akan hal itu langsung bicara. “Mike, kalau kau tidak bisa, jangan dipaksakan! Aku tidak ingin kau sakit.” Ucapnya.

            “Tidak apa Cal. Aku kuat kok.” Ucap Michael meyakinkan Calum.

            Calum merasa Michael melakukan ini karena tidak enak dengan Luke. Luke terlalu memaksa Michael dan akibatnya Michael menjadi sakit seperti ini.

            “Stop Luk! Michael tidak akan pernah bisa!” Ucap Calum dengan suara tinggi.

            Mendengar suara Calum, Luke langsung berhenti menjelaskan lalu beralih menatap Calum. “Sebaiknya kau bawa saja sahabatmu itu ke dokter biar penyakitnya sembuh!” Ucapnya tanpa memikirkan dulu akibatnya.

            Tentu saja emosi Calum langsung naik. “Kau benar-benar keterlaluan Luk!” Ucapnya lalu seakan-akan menyuruh Luke meninggalkan rumahnya. Ya. Mereka memutuskan belajar di rumah Calum.

            “Ohya? Aku memang manusia terjahat yang pernah kau temui! Oke. Aku terima. Tapi kalian harus berterimakasih padaku karena aku sudah membuat nilai matematika kalian menjadi bagus!” Ucap Luke lantas berdiri lalu pergi meninggalkan rumah Calum.

            “Cal, tahan emosimu! Kau kan sudah tau bagaimana sikap Luke?” Ucap Michael.

            “Teruslah membela orang yang sudah sangat membuatmu sakit hati dan kecewa!” Ucap Calum setengah membentak.

***

            Setelah kejadian itu, Luke tak lagi mau peduli dengan mereka. Mungkin ia memang harus menjauhi mereka untuk sementara waktu, terutama Calum. Tampaknya Calum benar-benar membencinya. Banyak sekali masalahnya dengan Calum. Belum lagi dengan Helen. Gadis itu masih saja mengejarnya dan tidak mau menyerah.

            Jam istirahat. Luke ingin menjernihkan pikirannya sebentar. Ia tidak melihat Michael gabung bersama Calum dan Ashton. Dari jauh, Luke memerhatikan Calum yang sedang tertawa bersama Ashton. Entah apa yang menjadi bahan tawa mereka. Selanjutnya, Luke keluar kelas dan melihat beberapa murid yang sedang melihatnya dan Luke mencuekkannya. Senyum pun tidak. Ia memang sombong.

            Ketika Luke berjalan di sekitar belakang sekolah, Luke tidak sengaja mendengar seseorang yang sedang bermain gitar. Nada yang diciptakan orang itu begitu indah dan membuat tenang hatinya. Siapa orang itu?

            Dan saat itulah ia tau siapa orang itu. Ya, Michael! Luke memerhatikan style Michael memainkan gitar itu dengan penuh penghayatan. Sepertinya Michael tengah sedih. Tapi style Michael tidak sembarangan. Jika ada saja cewek yang melihatnya, cewek itu langsung jatuh cinta pada Michael. Entah mengapa tiba-tiba Luke merindukan teman-teman lamanya.

            “Ooo.. Jadi kau hobi bermain gitar juga ya?” Ucap Luke tiba-tiba.

            Tentu saja Michael kaget kepergok Luke di tempat ini. Bagaimana bisa Luke berada di tempat ini? Jujur, Michael tidak suka jika ada orang yang melihat permainannya.

            “Kenapa kau tidak bergabung bersama Calum dan Ashton? Bukannya kalian selalu bersama?” Tanya Luke mengganti topik.

            Michael tersenyum. “Tidak selama kan kita selalu bersama? Terkadang kita membutuhkan waktu untuk menyendiri walau sebentar saja.” Jawabnya.

            Luke terdiam mendengar jawaban Michael. Jadi jika cowok itu merasa ingin sendiri dan membutuhkan ketenangan, cowok itu memilih untuk bermain gitar di tempat yang sepi. Dan Luke sangat tidak menduga akan hal itu. Setaunya, Michael adalah seorang anak bodoh yang suka mengeluh sakit kepala dan membuatnya kesal. Tetapi Luke tidak menyangka cowok seperti Michael jago bermain gitar.

            Kini, hanya suara gitar Micahel saja yang memenuhi tempat itu. Luke masih tetap duduk tak jauh dari Michael dan rasanya ia enggan untuk pergi. Entah apa yang dirasakan cowok itu. Yang jelas, ia merasakan ketenangan dan kedamaian. Terutama saat Michael membentuk suatu instrument indah dari lagu Fool’s Gold. Jari-jari Michael terlihat indah disana dan seakan-akan menyatu dengan senar gitar itu.

            “Ohya. Mungkin aku salah berada disini. Oke aku pergi.” Ucap Luke akhirnya.

            Cowok itu pun pergi meninggalkan Michael yang masih dengan style-nya yang nampak cool. Dan sepertinya Michael tidak peduli dengan Luke.

***

            Helen. Gadis keras kepala itu masih saja ingin mengejar Luke dan harus bisa menaklukan hati cowok itu. Segala cara ia lakukan tapi sayangnya berujung sia-sia. Helen sering curhat dengan Luce dan Luce bingung harus berkomentar apa. Masalahnya Luke adalah kakaknya dan Luce sudah tau jelas bagaimana sifat kakaknya itu. Sekuat mungkin Helen berusaha, Luke tidak akan mau menoleh ke arahnya. Bahkan menghargai usaha Helen pun tidak.

            Dan dengan Calum, cowok itu sudah tidak terlalu mengejarnya. Mungkin cowok itu mengerti. Tapi entah mengapa akhir-akhir ini ia kasihan melihat Calum. Ia kasihan melihat wajah Calum yang menurutnya cukup imut. Dan Helen baru sadar. Yang Calum rasakan sama persis dengan apa yang ia rasakan. Calum sudah lama mengejarnya dan ia cuek-cuek saja sementara ia mengejar Luke tetapi Luke cuek-cuek saja. Ternyata, cukup sakit juga ya di cuekkan dengan orang yang kita cintai?

            “Memikirkan Luke lagi?” Tanya Luce.

            “Eh kau Luc. Eh.. I..Iya.. Ng.. Isi hati kakakmu itu sebenarnya apa sih? Aku lelah Luc.” Ucap Helen.

            Ya. Tampaknya gadis itu mulai putus asa. Ia lelah mengejar-ngejar Luke sementara cowok itu tidak mau melihatnya sedikit saja. Ditambah lagi dengan Cheryl. Gadis itu seperti tidak menginginkan kehadirannya dan rasanya gadis itu seperti cemburu melihatnya berdekatan dengan Luke.

            “Aku kan sudah bilang Len. Lupakan saja kakakku. Dia tidak cocok denganmu. Sebelum terlambat dan kau merasakan patah hati, jauhi-lah Luke. Lupakanlah Luke. Masih banyak cowok lain yang mencintaimu apa adanya.” Ucap Luce.

            “Huh! Bahkan temanku sendiri tidak mau mendukungku. Tapi Luc, sulit sekali melupakan Luke! Dia itu hadir secara tiba-tiba tanpa bisa aku cegah!”

            “Cinta itu emang tidak bisa dicegah Len. Tapi kalau memang kau tidak bisa melupakannya, jangan ganggu hidup Luke. Aku kasihan melihat kakakku, Len. Dia sudah dibebani masalah dengan Calum cs. Dia pernah stress karena masalah-masalah itu!”

            Helen cemberut. “Iya karena kau belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta itu!” Ucapnya.

            Luce tersenyum mendengar ucapan Helen. Jatuh cinta. Tiba-tiba ia teringat dengan Michael. Apakah rasa cinta Helen pada Luke sama seperti rasa cintanya pada Michael? Apakah ia memang mencintai Michael dan ingin sekali menjadi kekasih Michael?

***

            Sejak Luke memutuskan break sementara menjadi guru matematika Calum cs, Luke merasa lebih baik. Tapi ia merahasiakannya dari Mrs. Corine. Jika Mrs. Corine tau, nilainya akan terancam. Jadi, selama ia sekolah disini ia akan selalu merasa diancam?

            Dan Helen. Sampai sekarang gadis itu menjadi beban pikirannya. Mau tidak mau, ia harus menyingkirkan gadis itu. Lagipula, Calum menyukai Helen dan ia tidak mau Calum semakin membencinya. Karena itulah ia harus melakukan sesuatu.

            Dan sesuatu itu datang menghampirinya dan Luke berhasil menemukan sebuah ide yang cemerlang untuk membuat Helen tak lagi mengejarnya.

***

            “Luke sudah tidak mau mengajari kita?” Tanya Ashton.

            Saat itu mereka sedang istirahat sehabis latihan band. Sore ini tidak ada Luce. Katanya Luce sedang sibuk dengan tugasnya. Memang Luce tidak selalu hadir melihat latihan mereka karena Luce sudah menganggap mereka sudah jago.

            Michael yang sedang memainkan gitarnya tidak menanggapi pertanyaan Ashton. Calum pun juga sama. Cowok itu sedang mojok sambil mendengarkan musik lewat headset.

            Merasa dicuekkan, Ashton langsung memukul stik drum-nya dengan keras sehingga Michael dan Calum menjadi kaget. Benar saja. Calum dan Michael langsung kaget karena kerjaan Ashton tadi. Sementara itu Ashton tertawa melihat ekspresi dua sahabatnya yang kaget dan menatapnya dengan sebal.

            “Mentang-mentang kau bisa bermain drum dan suka mengagetkan kami.” Ucap Calum sebal.

            “Salah kalian juga tidak mau mendengar ucapanku!” Ucap Ashton membela diri.

            “Memangnya tadi kau membicarakan apa?” Tanya Calum.

            “Itu. Luke. Sepertinya dia sudah muak dengan kita. Padahal nilai kita naik. Seharusnya dia salut dengan perjuangan kita.” Jawab Ashton.

            Mendengar Ashton mengucapkan nama ‘Luke’, suhu tubuh Calum langsung naik. Kenapa sih ia selalu mendengar nama itu entah apakah dari Ashton atau Michael. Kalau Luke tidak mau mengajarinya lagi ya tidak apa-apa. Malahan itu bagus. Masih banyak guru lain yang lebih baik dari Luke.

            “Dia sudah di pecat jadi guru matematika.” Ucap Calum asal.

            Latihan pun dilanjutkan dan selama latihan Calum tidak serius. Pikirannya kemana-mana dan ia sering lupa lirik lagu. Calum baru sadar kalau band-nya tidak ada vokalis dan Calum berani bertaruh tidak ada satupun anak yang mau bergabung dengan band mereka yang baginya masih tidak jelas.

***

            Semua mata memandang ke arahnya. Semua mata memandang tanpa kedip dan pandangan tidak percaya. Benarkah yang mereka lihat? Atau mereka memang salah lihat? Seorang cowok aneh bernama Luke berjalan mesra bersama seorang cewek tomboi seperti Cheryl?

            Saat keduanya tiba di kelas, sontak seisi kelas heboh. Cheryl tampak manis pagi itu dan dia melingkarkan tangannya di lengan Luke. Ada beberapa anak yang iri melihat keduanya. Dan kenapa mereka bisa mesra seperti itu? Apa Luke dan Cheryl sudah jadian?

            Di belakang sana, Calum kaget bak disengat ribuan volt listrik melihat pasangan baru yang tampak mesra itu. Luke dan Cheryl jadian? Mereka hanya bersandiwara kan? Lantas bagaimana nanti jika Helen tau kalau Luke sudah pacaran sama Cheryl? Pasti hati gadis itu sakit dan hancur. Entah mengapa Calum ingin sekali menghabisi Luke.

            “Kalian sudah jadian?” Tanya Audery, teman sekelas Cheryl.

            Cheryl tersenyum. “Ya. Kami sudah pacaran kemarin. Luke sendiri yang mengatakan kalau dia suka sama aku dan tidak ada salahnya menjalin hubungan dengan Luke?”

            Sepertinya Audery merasa tidak suka. Mana mungkin gadis seperti Cheryl bisa mendapatkan cowok se-ganteng dan se-keren Luke? Dan kenapa bisa Luke menyukai Cheryl? Audery tau Cheryl-lah orang pertama yang berbicara dengan Luke. Tapi rasanya tidak adil jika Cheryl pacaran sama Luke.

            “Cowok itu benar-benar sialan! Dia tidak tau bagaimana perasaan Helen!” Umpat Calum.

            “Sudahlah Cal. Mereka tidak akan lama kok. Cinta anak SMA tidak ada yang abadi. Siapa tau kan besok mereka putus?” Ucap Michael.

            Calum menatap Michael sebal. “Tapi aku tidak mau melihat Helen sakit! Aku lebih ikhlas dia pacaran sama Luke daripada melihat Luke bahagia sama cewek lain!”

            Calum memang tidak pernah sependapat dengan Michael dan ia rasa Michael selalu membela Luke. Dan ia berani bertaruh jika Michael tidak mengenal Luce, pasti Michael membelanya dan membenci Luke seperti ia membenci Luke.

***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar