Part 7
.
Tidak mudah memang membentuk sebuah
band, begitu pikir Michael. Michael tidak yakin apakah Ashton memang bisa
bermain drum dan Calum bisa bermain bassist. Semuanya membutuhkan banyak
latihan keras. Masalahnya, mereka sama sekali tidak mempunyai tempat untuk
berlatih. Itulah yang membuat pikiran Michael bertambah dan kepalanya pusing.
Belum lagi ia harus belajar bersama
Luke. Jujur saja, ia tidak membutuhkan hal itu. Biarkan saja Calum dan Ashton
yang belajar sementara ia tidak. Tetapi pasti Mrs. Corine akan marah padanya.
Sebenarnya dia sendiri yang harus dibina lebih jauh karena Ashton dan Calum
tidak bodoh-bodoh amat jika mereka mau serius belajar.
Sore ini, Michael duduk termenung di
tepi jalan dekat supermarket tempatnya bertemu dengan Luce. Setelah pertemuan
yang kedua kalinya itu Michael belum sempat bertemu dengan Luce. Jika
dipikir-pikir, kenapa Luce harus bertemu dengannya? Baginya Luce adalah gadis
spesial dan sempurna. Sedangkan ia? Ditambah lagi Luce adalah adik Luke!
“Mike!”
Michael belum sepenuhnya sadar
mengenai suara lembut itu. Ternyata Luce sudah ada di dekatnya dan Luce
sangatlah cantik. Ia rasa ia tidak pantas berbicara dengan Luce. Bahkan bertemu
dengan Luce pun ia tidak pantas.
“Wah Mike kau memang suka bermain
gitar! Hmm.. Apa kau tidak berniat untuk membentuk sebuah band? Kata Helen,
kompetisi band antar-sekolah sebentar lagi dilaksanakan.” Ucap Luce.
Michael tersenyum kecut. “Sebenarnya
aku ingin sekali membentuk band. Tapi apalah kami. Aku, Calum dan Ashton adalah
bocah idiot yang tidak pernah dianggap oleh siapapun. Kalau kami manggung, mana
ada yang mau nonton. Bahkan kami rasa kami tidak pandai memainkan alat musik.”
Ucapnya.
“Jangan nyerah gitu dong. Aku yakin
kalian bisa ikut dalam kompetisi itu kalau kalian memiliki niat yang
sungguh-sungguh. Aku mendukung kalian!”
Gadis di depannya ini memang gadis
ajaib sekaligus bidadari yang diturunkan oleh Tuhan untuknya. Michael beruntung
bisa berkenalan dengan Luce dan gadis itu sama sekali tidak memandanginya
dengan tatapan jijik.
“Eh warna rambutmu sudah berubah
lagi. Sekarang menjadi warna merah. Memangnya sudah lama ya kamu merubah warna
rambutmu?” Tanya Luce.
“Kau tidak suka aku merubah-rubah
warna rambutku?” Michael balik nanya.
Entah kenapa Luce mendadak salting.
“Eh tidak-tidak. Aku suka kok.” Ucapnya.
Michael tertawa. “Kau orang pertama
yang menyukai perubahan warna rambutku. Bahkan Ashton dan Calum tidak suka jika
aku suka mengganti-ganti warna rambut.” Ucapnya.
Obrolan panjang pun dimulai.
Sesekali Michael memainkan gitarnya sehingga menciptakan sebuah nada yang
indah. Tampaknya Luce ingin sekali menyanyi bersama Michael.
“Hmm.. Kakakmu apa kabar?” Tanya
Michael.
Luce sedikit kaget mendengar
pertanyaan Michael. “Luke? Kenapa kau peduli dengannya? Semakin lama Luke
semakin aneh. Dia suka menyendiri di kamar dan tidak mau keluar rumah.”
Ucapnya.
“Apa dia memang begitu?” Tanya
Michael.
“Ngg.. Sebenarnya tidak sih. Luke
itu sebenarnya baik. Hanya saja.. Ah seharusnya aku tidak menceritakan kisah
kakakku karena aku sudah berjanji padanya untuk tidak menceritakan kisahnya
pada orang lain.”
“Oh.. Tidak apa-apa. Tapi dia pintar
sekali. Aku ingin menjadi seperti dirinya.” Ucap Michael.
Selanjutnya, Michael tidak tau apa
ia yang meminta atau tidak mulai bernyanyi menyanyikan lagu One Thing karya One
Direction dan Luce langsung mengikutinya. Gadis itu tampak ceria. Ia begitu
senang berada di samping Michael. Tiba-tiba gadis itu menemukan sebuah ide.
Aha! Kebetulan sekali!
“Besok sore kita ketemuan disini
lagi ya. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan ke kamu.” Ucap Luce dan diangguki
oleh Michael.
***
“Kapan kamu berubah?”
Pertanyaan yang belakang-belakangan
ini membuat kepala Luke menjadi pusing dan sakit. Cukup masalahnya dengan tiga
cowok idiot saja dan ia tidak mau masalah lain datang. Mulai lusa nanti, ia
siap mengajari Calum, Ashton dan Michael dan ia harus bisa sabar menghadapi
mereka dan harus bisa menahan emosi.
“Mama perhatikan kamu terlihat
stress dan badanmu semakin kurus. Mama takut kamu tiba-tiba sakit.” Ucap
Ibunya.
Sebelum menjawab, Luke menarik nafas
dalam-dalam. “Luke baik-baik saja. Ohya, Luke sudah mempunyai kegiatan baru.”
Ucapnya.
“Apa itu?” Tanya Ibunya penasaran.
“Mulai lusa nanti Luke akan menjadi
guru matematika.” Jawabnya.
Tentu saja Ibunya heran. Luke salah
bicara kan? “Siapa yang menyuruhmu?” Tanyanya.
“Mrs. Corine. Luke harus mengajari
tiga cowok idiot agar nilai mereka bisa naik. Dan Luke melakukannya atas dasar
paksaan.”
Ibunya menggeleng-gelengkan
kepalanya. “Kalau mau melakukan sesuatu harus ikhlas. Mama tidak ingin kamu
melakukannya secara terpaksa.” Ucapnya.
“Tapi Luke harus melakukannya ikhlas
atau tidak ikhlas karena itu ancaman Mrs. Corine.” Ucap Luke pasrah lalu
meninggalkan Ibunya.
Benar kan, hidupnya penuh dengan
kepasrahan.
***
Tidak tau kenapa tiba-tiba seisi
sekolah pada dihebohin sama kompetisi band antar sekolah. Salah satu band yang
akan mengikuti kompetisi ini adalah Galaxy Four yang diketuai oleh Alex yang
adalah salah satu jajaran cowok terkenal di sekolah. Selain jago main gitar,
Alex juga jago bermain basket dan wajahnya ganteng sekali. Cukup banyak lho
yang naksir sama Alex.
Luke yang sudah tau tentang band
Galaxy Four jadi jijik sendiri. Mereka dengan tenarnya tebar pesona dan
menampilkan kesombongan mereka. Ditambah lagi teriakan banyak gadis yang dapat
membuatnya semakin mual. Ia pernah sekali bertatapan muka dengan Alex dan Alex
memandanginya dengan aneh. Mungkin Alex mengira ia keturunan alien dari planet
lain.
“Hai Luke Robert Hemmings anak
kesayangan Mrs. Corine! By the way, kau tidak tertarik dengan band? Banyak yang
daftar lho!” Ucap Cheryl.
Luke yang pada saat itu sedang fokus
baca buku mendadak kaget. “Memangnya aku peduli?” Ucapnya dengan nada yang
sombong.
“Memang pada dasarnya kamu anak yang
aneh tapi jenius. Tapi kalau kau membentuk sebuah band, aku yakin sekali kau
bisa mengalahkan ketenaran Galaxy Four. Ih aku jijik tau lihat band mereka.”
Ucap Cheryl.
Kemudian, Calum cs datang memasuki
kelas sambil tertawa dan bercanda. Luke yang tau kedatangan mereka langsung
teringat dengan tugasnya sebagai guru matematika. Besok. Ya, besok! Bisakah ia
memperlambat waktu lebih baiknya menghilangkan semua penderitaan ini?
“Yang jadi guru matematika. Aku
boleh kan bergabung dengan kalian?” Tanya Cheryl.
Luke tidak menjawab. Cowok itu
berubah menjadi cuek dan sedingin es. Tapi Cheryl mengira Luke setuju dan mau
menerimanya sebagai murid Luke.
“Asyiikk. Jadi aku panggil kamu
dengan sebutan ‘pak guru’ ya? Haha..”
Pelajaran pun di mulai dan Luke
begitu tidak konsen. Kepalanya mendadak pusing tujuh keliling dan rasanya ia
ingin saja pingsan. Bisakah ia kembali ke hidupan lamanya? Dan biasakah ia
kembali bersama teman-temannya walau sebenarnya ia sangat membenci
teman-temannya? Dan bisakah ia kembali bersama Kay?
***
Sesuai perjanjiannya dengan Luce,
sore itu Michael sudah ada di tempat kemarin dan setia menunggu Luce. Setelah
menunggu beberapa menit kemudian, Luce pun datang dan penampilan Luce tidak
jauh beda dengan penampilannya kemarin. Luce cantik tanpa make-up dan terlihat
sangat manis.
“Ready?” Tanya Luce.
“Siap untuk apa?” Tanya Michael
bingung.
Keduanya pun berjalan dan Michael
tampak begitu bingung. Sebenarnya maksud Luce apa sih? Jawabannya pun datang.
Michael melihat sebuah rumah tapi tampak bukan seperti rumah melainkan sebuah
tempat untuk latihan. Jangan-jangan…
“Ini adalah markas band milik
sahabat Mamaku. Sudah lama sih tapi ada yang merawat tempat ini.” Ucap Luce.
Michael begitu sangat tidak percaya
dengan apa yang dilihatnya. Ketika ia masuk ke dalam, Michael menemukan
berbagai alat musik dan ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang
dilihatnya. Jika ada Calum dan Ashton disini, mungkin keduanya bisa menjadi
gila!
“Aku tidak percaya kita bisa masuk
di tempat ini. Apa tidak seharusnya kita membayar tempat ini?” Tanya Michael.
Luce tertawa. “Tidak apa-apa. Tempat
ini gratis. Ada juga yang latihan disini tapi dengan waktu yang sudah
ditentukan. Nah jika kamu ingin berlatih bersama teman-temanmu, datang aja
setiap rabu sore, jum’at sore dan minggu sore.” Ucapnya.
Tetapi Michael tidak yakin dengan
ucapan Luce. Pasti tempat ini tidak mungkin gratis karena alat-alatnya bagus
dan tidak kuno. Michael takut jika seandainya ia berlatih disini akan
mengacaukan tempat ini dan Luce akan menjadi kecewa.
“Tapi aku tidak yakin Luc. Juga
Ashton dan Calum. Kalau kami mengacaukan tempat ini bagaimana?” Tanya Michael.
“Jangan insecure begitu. Kalian
sangatlah hebat! Aku mendukung kalian!” Ucap Luce.
Mungkin sebaiknya ia harus
membicarakan hal ini dengan Calum dan Ashton. Jika mereka setuju dan mantap,
apa salahnya untuk menerima? Lagipula ini kesempatan besar yang jarang ia
dapatkan. Tetapi Michael teringat dengan kegiatannya untuk belajar bersama Luke.
Kalau waktunya bentrokan gimana?
***
Pelajaran pertama. Hari sabtu
tanggal 17 Januari. Tetapi Luke tidak benar-benar mengajari mereka. Mereka
malah asyik ngobrol sendiri dan ia dicuekkan. Saat ini ia berada di rumah
Calum. Luke baru sadar Calum bukanlah orang kaya sepert teman-teman lamanya.
Sebenarnya mereka ingin belajar di rumahnya tetapi Luke menolak.
“Aku heran dengan kalian. Kalian
yang butuh sementara kalian sedikitpun tidak mau mendengarkanku.” Ucap Luke
berusaha menahan emosinya.
Tiba-tiba ponsel Michael berdering.
Panggilan dari Luce. Katanya sekarang juga ia harus pergi ke tempat latihan
band kemarin bersama Calum dan Ahston. Mau tidak mau secepatnya ia harus
kesana.
“Mike, kalau itu keinginan Luce dan
Luce mendukung kita, apa salahnya jika kita menerima?” Tanya Calum.
“Ya. Mungkin band adalah pilihan
terbaik kita.” Tambah Ashton.
Michael pun setuju dengan Calum dan
Ashton lalu ia beralih pandang ke arah Luke. Sebenarnya ia tidak enak dengan
Luke karena Luke adalah kakak Luce, orang yang mau membantunya dengan ikhlas.
Dan Michael sama sekali tidak ingin bermusuhan dengan Luke.
“Luk, kami mau pergi dulu. Maafkan
kami. Tapi ini sangat penting.” Ucapnya lalu pergi meninggalkan Luke tanpa
terlebih dahulu mendengar reaksi Luke. Tetapi Luke sempat mendengar pembicaraan
mereka yang menyebut nama ‘Luce’ dan ‘band’. Maksudnya apa sih?
***
Melihat tempat latihan band yang
cukup besar, nyali Calum dan Ashton menjadi ciut. Michael serius kan? Kenapa
tempatnya sebagus ini? Terus bagaimana biayanya? Calum berpikir. Luce baik
sekali pada Michael dan Michael sangat beruntung. Sedangkan dirinya? Helen sama
sekali tidak mau melihatnya.
“Hai kalian sudah datang ya!” Sapa
Luce ceria.
Mereka pun masuk ke dalam ruang
utama dan disana sudah disediakan berbagai macam alat musik. Rasanya seperti di
studio saja. Ashton melihat drum yang langsung menarik minatnya.
“Tempat ini keren.” Ucap Ashton
terkagum-kagum.
“Bagaimana? Apa kalian setuju untuk
membentuk sebuah band?” Tanya Luce semangat.
Ketiganya pun menjawab bersama.
“Tentu saja!”
“Tapi, bagaimana cara kita berlatih?
Sungguh aku sama sekali belum pernah menyentuh bass.” Ucap Calum bingung.
Luce tersenyum. “Urusan itu gampang.
Biar aku yang mengajari kalian.” Ucapnya.
“Hah?!”
Tentu saja ketiganya melongo.
Bagaimana mungkin Luce bisa mengajarinya? Memangnya Luce pandai nge-band ya?
Michael penasaran dengan Luce. Sebenarnya Luce itu siapa sih?
“Yang jelas, sekarang kalian adalah
band. Mengerti?” Ucap Luce sambil tersenyum.
Calum pun ikutan tersenyum.
“Mengerti bu guru!” Ucapnya semangat.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar