expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 26 Januari 2014

Forever Love ( Part 10 )

-Forever Love-

Author :: @uny_fahda1D


"Sorry if the story not good and short or unsatisfactory"


Part 10

.

.

.

Bandung... Di kamar Agni...

Lantunan lagu dariSelena Gomez terdengar berisik di dalam kamarnya. Kamarnya sekarang dipenuhilagu Selena Gomez. Agni tak peduli apakah Mama memarahinya karena terlalu kerasmenyetel lagu. Intinya, Agni ingin istirahat sebentar. Menetralkan otaknya yangkemarin hampir kehilangan akal gara-gara perkataan Cakka kemarin.

Agni ingat. Cakkameminta bantuannya. Tentu bantuan itu sangat gila. Tapi bagi cewek lain yangsangat tergila-gila sama Cakka, tentu dengan senang hati siap membantu Cakka.

“Ag..” Kata Cakka.

Agni tersadar. “Iya kak? Ada apa?” Tanyanya.

“Lo bisa bantu gue? Sekali saja..”

“Mmm.. Bantuan apa? Asalkan Agni sanggup, Agni mau kokbantu kakak.” Jawab Agni.

Wajah Cakka lain dari biasanya. Wajah itu menampakkanseseorang yang gagal dalam menggapai cinta. Ya, Agni tau kalo Ify menolakCakka. Ify memang keras kepala dan menolak siapapun cowok yang menembaknya.

“Mmm.. Gue pengen lo jadi pacar bohongan gue. Gimana?”

Sesaat, Agni membisu. Otaknya mulai bekerja mencernasetiap kata yang diucapkan Cakka. Gue pengen lo jadi pacar bohongan gue, gimana? Pacar bohongan? Astaga! Maunya Cakka apa sih? Sudah puaskah dia melihatAgni menderita?

“Gimana Ag?” Tanya Cakka.

“Mmm.. Untuk apa kakak jadiin Agni sebagai pacar bohongankakak?” Agni balik nanya.

“Yaa.. Lo tau sendiri kan gue sekarang lagi.. Ya.. Gimanaya jelasinnya. Pokoknya, lo harus jadi pacar bohongan gue. Titik! Dan lo harusmenerimanya!”

Gambaran orang yang lagi putus asa karena cinta. Agnimelihat Cakka yang pergi begitu saja meninggalkan dirinya, tanpa mendengarjawaban apa yang akan ia berikan ke Cakka.

“Gue jadi pacarbohongan Cakka?” Tanya Agni. “Nggak! Ini semua harus berakhir. Gue harusngatain perasaan gue yang sebenarnya ke Cakka. Gue nggak boleh cuek samaperasaan gue sendiri.”

BRAKK !!!

Pintu kamar Agni dibuka lalu dibanting secara kasar oleh seseorang. Agni mendadak kaget ketikamelihat Cakka yang berwajah mengerikan. Seperti macan yang ingin mencarimangsa. Tetapi Agni mencoba biasa.

“Sayang.. Maaf yakarena tadi aku terlalu kasar. Jadi, kita jalan-jalan yuk? Ada tempat indahyang ingin ku tunjukkan padamu.” Kata Cakka.

Sebisa mungkin Agnimenahan air mata agar tidak keluar. Yang ia tahu, dirinya hanya dijadikanPELAMPIASAN oleh Cakka. Cakka hanya mencintai Ify, bukan dirinya. Agni inginsekali berkata jujur pada Cakka. Tapi tidak sekarang.

“I.. Iya kak..”Jawab Agni.

“Mulai sekarang,jangan panggil aku kakak. Panggil aku ‘kamu’ atau ‘Cakka’, oke?”

Agni mengangguklemah. Setelah itu Cakka memberinya izin untuk mengganti pakaian. Cakkamenunggu di luar kamarnya ditemani berjuta pikiran yang nggak bisa iakendalikan.

‘Apa lo nggakkasian sama Agni? Ah, biarkan saja. Toh dia juga nggak keberatan.’ Batin Cakka.

Beberapa menitkemudian, Agni keluar. Pakaiannya rapi dan penampilannya bisa diacungkanjempol. Cakka tersenyum melihat Agni. Berharap Agni itu adalah Ify. Lalu Cakkamenggandeng tangan Agni menuju luar.

“Ag, makasih yaudah bantu Cakka. Ntar ada hadiahnya lho.” Kata Cakka senang.

Ya, Agni memangdilahirkan sebagai anak yang bernasib tidak menyenangkan. Walau banyak orangyang mengatakan dirinya cantik, pintar dan berkecukupan, Agni merasa dirinyalahmanusia yang paling malang.

Di seluruh mukabumi ini, hanya dia yang malang.

***

Surabaya...

“Kezia!” Teriak Riokeras-keras.

Rio melihat Keziadan anggota cheers lainnya sedang latihan. Mendengar suara Rio, Kezia punmenghentikan latihannya dan langsung menemui Rio.

“Lo nggak latihanbasket?” Tanya Kezia.

“Nggak. Gue males.Eh, lo kan yang nyebarin kalo kita itu pacaran?!” Bentak Rio.

Baru kali ini Keziadibentaki oleh seorang cowok. Apalagi sama pacarnya sendiri. Tentu Kezia nggakterima. Berani-beraninya Rio membentaknya dengan kasar.

“Nggak bodoh! Losendiri kan bilang kalo kita berjanji ngerahasiain hubungan kita?!” BentakKezia tidak kalah dari Rio.

“Heh? Lo berani yasama gue? Oke. Kalo gitu.. KITA PUTUS!!”

Setelah mengucapkankalimat yang paling dibenci oleh cewek, Rio meninggalkan Kezia. Kezia menatapRio dengan sebal. Serius apa tidak sih cowok itu? Kezia emang cewek yang lain.Dia nyari pacar itu bukan cuma untuk senang-senang. Tapi untuk mencariseseorang yang ia cintai dan mencintainya.

“Hei! Lanjut nggak?Ada apa tadi lo sama Rio?” Tanya Oliv, teman Kezia.

“Ng.. Nggak ada.Cowok tadi edan. Ya udah, ayo kita lanjut!”

Mereka punmelanjutkan latihan mereka. Sementara Rio yang sudah nggak bisa menahanemosinya langsung kabur dari sekolah. Moodnya untuk latihan basket udah hilang.Sekarang ini yang ia butuhkan adalah menenangkan diri.

Belum saja Riomenyalakan mesin motornya, Keke datang bersama ribuan pertanyaan. Cewek itu!Ngapain kesini? Dumel Rio dalam hati.

“Yo, Keke maubicara sama Rio.” Tegas Keke. Wajahnya tampak serius.

“Sorry, gue nggakbisa. Permisi..”

Motor Riomeninggalkan sekolah. Keke menghela nafas berat. Hhh.. Selalu sajakedatangannya dibalas bentakan tak wajar dari Rio. Sebenarnya, salahnya padaRio apa sih? Dia kan nggak pernah berbuat salah sama Rio? Rio kan jugapacarnya. Mengapa pacarnya itu sekenanya bentakin dia tanpa alasan?

Keke teringatkejadian kemarin. Ketika ia melihat Rio ngobrol sama Shilla. Apa jangan-janganRio selingkuh? Oh, tidak! Rio adalah miliknya, bukan milik Shilla. Tapi Kekebegitu takut bicara sama Shilla.

Tidak! Ia harusbicara serius sama Rio. Bukan sama Shilla. Dan Rio harus menjawabpertanyaannya. Dan jika Rio memutusinya, Keke berjanji untuk nggak sakit hati.Karena ia tau, Rio sama sekali nggak mencintainya.

***

Sesampai di rumah,Rio berlari ke kamarnya. Lalu ia menjatuhkan tubuhnya di kasur, tanpa menggantibaju terlebih dahulu. Ternyata, sulit juga.. Pikir Rio. Sebenarnya, dia nggaktega memutusi Kezia yang manis itu. Tapi apa boleh buat? Hubungannya denganKezia sudah berakhir dan nggak akan bisa kembali lagi.

“Dengarkan aku.. Ku merindukanmu..”

“Haloo..” Jawab Riomalas.

Ceweknya yangkesepuluh menelponnya. Siapa lagi kalo bukan Sivia? Nah, Sivia ini berbeda dariyang lainnya. Dia nggak nakal seperti Kezia atau Keke. Sivia selalu menurutinyadan nggak berani menolak permintaannya. Ini baru namanya cewek.

“Gue nggak papa.Vi, gue capek. Ntar kita telponan lagi ya, makasih..”

Klik.

Secepatnya Riomematikan HP, lalu HP itu ia lempar dan sekarang entah kemana. Pikirannya saatini sedang kacau. Akibatnya, kepalanya menjadi sakit.

“Gue emang cowoknggak berguna..” Lirihnya.

Pandangannya kiniterpusat pada sebuah bingkai foto yang sudah lama. Di bingkai itu ada dua bocahmanis yang sedang tertawa. Ah, andaikan ia bisa seceria dua bocah itu. Riomengambil bingkai itu dan tersenyum sedih.

“Kak, andaikan loada disini. Kenapa sih lo pergi secara tiba-tiba? Kenapa sih lo lebih sukaditabrak bus daripada bermain-main sama gue?” Tanya Rio pada bingkai foto itu.Seakan-akan ia bicara sama kakaknya itu.

“Gue ingin lokembali. Gue kesepian disini. Walau yah, lo selalu bilang kalo lo nggak akanpisah dari gue, tapi gue ngerasa lo menghilang dan gue nggak bisa mencari lo.Kak, apa yang harus gue lakukan? Apa gue.. Apa gue.. Tidak! Nggak mungkin guemelarikan diri karena tugas gue belum selesai. Tapi gue janji akanmenemuinya..”

Senjaperlahan-lahan datang. Menemani kesepiannya seorang cowok itu. Kedua mata Rioterasa berat. Diletakkannya bingkai foto itu pada tempatnya. Lalu ia tertidurdalam kesedihan dan luka yang mendalam.

‘Gue akanmenemuinya..’

***

Suara mesin motorterdengar jelas di luar rumahnya. Sivia yang lagi asyik mandangin foto Riomerasa tidak nyaman dengan kehadiran suara mesin motor itu. Di rumahnya sedangtidak ada orang. Kedua orangtuanya ada tugas khusus di luar kota. Sedangkankakaknya nggak tau kemana. Biasanya dia lagi ngumpul bareng teman-temannya.

Dengan malas, Siviaberjalan keluar. Tangan kanannya menyentuh ganggang pintu lalu pintu ituterbuka. Seorang cowok tersenyum manis ke arahnya dan Sivia ingin sekalimembanting pintu itu.

“Ngapain lodisini?” Bentak Sivia.

Cowok yang tak lainadalah Alvin itu masih saja memamerkan senyuman yang membuat siapa sajabahagia. Tapi tidak dengan Sivia. Entah mengapa ada sedikit perasaan tidaksukanya pada Alvin. Sejak ia tau yang meledakkan balonnya dulu adalah Alvin.

“Gue mau bicarapenting sama lo.” Jawab Alvin.

“Tapi kan, ini udahmalem. Sebaiknya lo pulang aja.”

Sivia sepertimengusir Alvin dari rumahnya. Malam ini, ia begitu malas bicara. Bicara samaPricilla aja malas apalagi bicara sama Alvin! Tapi bukan Alvin namanya kalogampang menyerah demi memuaskan hatinya.

“Bentar aja Via.Ayolah.. Pliss..” Mohon Alvin dengan mimik muka semanis-manisnya.

Akhirnya, Siviamengizinkan Alvin masuk dengan satu syarat yaitu nggak lama-lama berada dirumahnya ini dan nggak melakukan hal yang tidak benar.

“Nah, apa yang maulo bicarain?” Tanya Sivia.

Diam sesaat. Yangada hanyalah Alvin yang tidak berhenti menatap wajah manis Sivia. Ekor mataAlvin yang indah membuat Sivia salting. Tuh cowok kenapa sih? Batin Sivia.

“Hello Vin.. Lokenapa natap gue kayak gitu?” Tanya Sivia.

Kemudian Alvinkembali tersenyum setelah adegan tadi. “Nggak ada. Ohya Vi, apa.. apa lo benarsuka sama Rio?” Tanyanya.

Sivia mengernyitkandahi. “Ng.. Yaiyalah. Ngapain lo nanya kayak gituan? Lo cemburu kan sama Rio?”

“Bu..Bukannya guecemburu atau apa. Tapi, apa lo tau kalo Rio itu sama sekali nggak mencintailo?”

Pertanyaan yangsedari kemarin membuat Sivia jadi pusing. Rio nggak mencintainya? Pricilla punberkata seperti itu. Tapi, ketika ia bertanya hal itu ke Rio, Rio menjawab,‘Gue cinta sama elo Vi, cinta. Lo jangan percaya sama gosip-gosip nggak jelas.Apa gue harus buktikan kalo gue itu cinta sama elo, Vi?’

Sekarang, yang manayang harus ia percayai? Rio atau Alvin dan segala gosip-gosipnya itu? Hidup iniemang sulit untuk ditebak. Sivia mulai pusing dengan cintanya. Benar deh kataMama, sebaiknya jangan dulu pacaran. Ntar sekolah jadi nggak konsen gara-garamikirin pacaran.

“Viaa..” KataAlvin.

“Eh, gue.. Riocinta kok sama gue.” Jawab Sivia.

“Yakin?”

“Ya!” Tegas Sivia,walau sebenarnya nggak yakin sih.

Diam lagi. Siviamaupun Alvin nggak ada yang bicara. Alvin yang tadi tenang mulai menegang.Memang sangat sulit bicara dengan Sivia mengenai soal Rio. Tiba-tiba, entahdarimana Alvin mendapat keberanian, ia menarik tangan Sivia lalu digenggamnya.Sivia menjadi kaget atas ulah Alvin. Namun, genggaman itu terasa hangat dannyaman.

“Vi.. Gue.. Guesebenarnya suka sama elo. Sejak gue ledakin balon lo itu, dan sejak lomarah-marah sama gue akibat kejahilan gue itu, timbul rasa sayang gue ke elo.Karena itulah, gue berusaha mencari lo untuk minta maaf. Dan sekarang guemenemukan lo. Tapi.. Ternyata lo sama sekali nggak suka sama gue. Gue tau, losangat mencintai Rio. Gue sadar Vi, gue bukan orang yang tepat untuk locintai..”

Genggaman itusemakin kuat. Sivia ingin menangis mendengar pengakuan Alvin. Tapi apa bolehbuat, ia sudah menjadi milik Rio dan terlalu sulit untuk mencintai Alvin.

 “Via.. Gue cinta sama elo.Terserah apa lo mau putus sama Rio atau tidak.” Lanjut Alvin.

Sivia mulai angkatbicara. “Ma..Maaf Vin. Via nggak bisa nerima Alvin. Maaf ya. Sivia sangatmencintai Rio, bukan Alvin. Sebaiknya Alvin pulang aja, cukup jadi teman sajakita berdua, oke?”

Alvin tersenyum.“Oke. Tapi Vi, gue bersumpah kalo lo nangis gara-gara Rio, gue bakal buatperhitungan dengannya, sekaligus kasih dia pelajaran agar dia sadar darikesalahannya.”

Sedikit Siviaterkejut dengan sumpah Alvin barusan. “Mmm, terserah Alvin deh. Yang penting,kita temenan dan Alvin jangan ganggu hubungan Via sama Rio, ya?”

“Baiklah. Ya udah,Alvin balik dulu. Besok kita ketemu lagi ya.. See you..”

Motor itumenghilang di kegelapan malam. Dan Sivia belum juga masuk ke dalam rumah. Iamasih berdiri di teras sambi memeluk tubuhnya dengan kedua tangan karena cuacamalam ini cukup dingin.

“Alvin suka gue?Dia bersumpah kalo gue nangis gara-gara Rio dia bakal kasih Rio pelajaran?”

Sivia kembali kedalam rumahnya. Ia anggap malam ini sebagai mimpi yang buruk. Biarpun Alvinmenyukainya, toh Alvin nerima kan kalo ia dan Alvin hanya sebagai teman saja?

***

“Rio!” Seruseseorang.

Merasa namanyadipanggil, Rio menoleh ke belakang. Ia mendapati seorang cewek berwajah pucat.Kayaknya Rio nggak asing lagi deh sama cewek itu.

“Rio..” Kata orangitu dengan suara pelan.

“Si.. Siapa lo?”Tanya Rio sedikit takut. Entah mengapa ia takut sekali berhadapan denganmanusia itu.

“Kamu lupa ya?”Tanya cewek itu.

Rio mulai berpikirsambil memerhatikan penampilan cewek itu dari atas sampai bawah. Lho? Dia kan..Dia kan...

***

TBC....

Link notes:
http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free contact me :
087864245325

Thankyou (:

Forever Love ( Part 9 )

-Forever Love-

Author :: @uny_fahda19


"Sorry if the story not good and short or unsatisfactory"


Part 9 

. 

. 

. 

“Via cantikk!! Maaf ya baru balas surat lo..” Kata seorang cowok yang tiba-tiba aja muncul.

Sivia yang tadi berwajah sebal kini berubah menjadi cerah. Benarkah itu Rio? Benarkah? Akhirnya, setelah ribuan surat yang ia kirim ke Rio, hari ini lah Rio membalas surat itu. Sivia menerima surat itu dengan hati yang berbunga-bunga. Tak sabaran ia membuka lalu membaca surat itu.

“Ehem..” Kata Alvin.

“Kenapa lo? Iri ya?” Tanya Sivia dengan nada tak ramah. Sementara Rio tersenyum dan bagi Alvin senyum itu adalah senyum kelicikan hati Rio.

Lengkap sudah penderitaannya dan dua cewek yang sangat ia sayangi sudah dimainkan Rio dengan sekenanya. Angel dan Sivia. Alvin yakin sebentar lagi Rio nembak Sivia dan cewek Rio bertambah.

Telah lama Alvin diam-diam menyelidiki Rio. Selama penyelidikannya, muncul rasa benci serta rasa tidak sukanya pada Rio. Sahabatnya itu benar-benar berubah! Benar deh. Alvin masih nggak tau kenapa Rio bisa jadi begini. Tapi, rasa bencinya pada Rio tidak bisa ia hilangkan. Rio harus di kasih pelajaran! Harus!

“Hai Vin! Kenapa lo disini? Jangan bilang lo mau nembak Via.” Kata Rio watados.

Alvin mencoba memasang tampang ramah. “Enggak kok Yo. Ya udah, gue pergi dulu.” Ucapnya seraya meninggalkan Rio dan Sivia.

Dalam hati, Sivia lega. Alvin sudah pergi dan sekarang digantikan oleh Rio. Cowok yang sangat disukainya.

“Ng.. Makasih ya Yo..” Kata Sivia malu.

“Hmm.. Iya cantik.. Maaf ya gue baru bales surat lo. Lo mau tau kan bagaimana perasaan gue setelah baca surat lo?” Kata Rio.

Sivia menggeleng.

“Setelah gue baca, akhirnya gue... JUGA SUKA SAMA ELO! Jadi, mau nggak lo jadi pacar gue?”

Spontan Sivia menganga. Secepat inikah Rio menembaknya? Secepat inikah ia menjadi pacar Rio? Tapi, Sivia merasakan suatu keanehan. Rio seperti sedang merencanakan sesuatu, dan rencana itu dimulai dari acara penembakan Rio dengan Sivia.

“Gimana cantik?” Tanya Rio.

“Ng.. Via mau kok.” Jawab Sivia. Ia memandangi wajah Rio. Wajah yang sangat tampan dan manis. Sivia berharap disana ia menemukan sebuah cinta. Tentu cinta Rio untuknya.

“Oke. Tapi.. Pacarannya diam-diam aja ya. Soalnya Rio belum boleh dikasih pacaran.” Kata Rio.

Banyak alasan memang bagi Rio agar cewek-ceweknya itu nggak curiga padanya. Coba bayangkan. Sudah sepuluh cewek yang dimiliki Rio, dan Sivia cewek yang kesepuluh itu. Anehnya, kabar kalo dia itu seorang playboy serta macarin Kezia belum terbongkar. Rio emang cerdik. Tapi tidak secerdik Alvin.

“Mmm.. Iya deh.” Jawab Sivia.

“Satu lagi. Rahasiakan hubungan kita. Jangan sampai ada yang tau kalo kita pacaran, oke?”

Sangat mudah berbicara sama Sivia. Dari tadi Sivia hanya ngangguk-ngangguk aja dan nggak banyak tanya. Beda banget sama cewek sebelumnya. Terutama Kezia!

***

Bandung.... 

Cakka sudah sampai di rumah Ify. Aneh. Semangatnya menurun drastis. Padahal, kemarin-kemarin ia semangat banget. Sekarang? Kalo dilihat, Cakka seperti orang loyo yang nggak punya tenaga. Nyawa pun mungkin cuma seperempat.

“Haloo..” Kata Cakka.

Seorang cewek keluar dari rumah itu. Agni, cewek itu tersenyum tak biasa. Senyuman lain. Cakka nggak tau arti dari senyuman itu.

“Kak, Ify ada di kamar. Sebaiknya kak Cakka ke kamar Ify aja.” Kata Agni dengan suara lemas.

“Baiklah.” Jawab Cakka singkat.

Pintu yang bertuliskan Alyssa Saufika yang dibawahnya ada gambar cinta, itulah kamar pintu Ify. Yang membuat Cakka sedikit sedih namun terasa menyakitkan, di gambar cinta itu bertuliskan, “Ify akan selalu menunggumu Kak. Apapun yang terjadi, Ify akan tetap menunggu kakak dan berjanji nggak akan suka sama cowok lain. Karena kakak adalah satu-satunya cowok yang Ify cintai di hidup ini selain Ayah.”

“Masuk!” Ketus suara cewek dari dalam kamar.

Cakka menghela nafas panjang. Sudah dapat ia tebak setelah ini Ify akan mengusirnya dengan air mata. Cakka melihat Ify yang sedang duduk dekat jendela. Memandangi pemandangan luar yang mententramkan hatinya.

“Sekali lagi, Ify nggak bisa menerima kakak. Maafkan Ify. Sebaiknya kakak pergi aja. Walau Ify udah melupakan kak Iyel, tapi hati Ify selamanya cinta sama kak Iyel dan nggak akan melupakan kak Iyel.” Kata Ify pelan.

Gabriel. Sebegitu besarkah rasa cinta Ify pada Gabriel? Oh, sial! Cakka jadi ingin bertemu dengan cowok yang bernama Gabriel itu.

“Baiklah. Kau benar. Aku nggak pantas untukmu. Gabriel lah yang pantas. Maafkan aku Fy karena aku telah merusak rasa cintamu kepada Gabriel. Maafkan aku. Aku janji nggak akan memaksamu untuk jadi pacarku. Ini juga perjuangan terakhirku. Permisi..”

Dengan berat hati, Cakka meninggalkan kamar Ify dengan hati yang ditusuk-tusuk. Sementara Ify, ia menangis. Menangis sesenggukan. Meratapi kepergian cowok yang sebenarnya ia cintai. Cakka...

“Ma..Maafkan Ify kak, maafkan. Seharusnya kakak nggak suka sama Ify..” Kata Ify sedih. Air matanya kini membasahi pipinya dan jatuh membasahi kaus angry birds yang ia pakai.

“Kak Iyel.. Dimana kakak? Ify nggak bisa melupakan kakak. Kakak dimana? Mana janji kakak? Apa kak Iyel sudah lupa ya sama Ify? Kak, jawab pertanyaan Ify lewat mimpi ya kak..”

Di luar, Agni menatap Cakka sedih. Ia merasa gagal menjadi teman Cakka. Oh Agni! Apa kau tidak kasian melihat Cakka sedih?

“Ag..” Kata Cakka.

Agni tersadar. “Iya kak? Ada apa?” Tanyanya.

“Lo bisa bantu gue? Sekali saja..”

***

Surabaya.. Kamar Alvin... 

BRAKK !!!!

Cowok berwajah sangar itu membanting pintu dan menghasilkan suara keras. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Alvin, cowok itu tidak bisa mengendalikan emosinya. Bagaimana mungkin? Cewek yang ia sukai telah disukai Rio? Alvin bisa menebak kalo mereka sudah jadian. Hahahaha.. Puas ya hidup lo Yo!

Namun, di sisi lain, Alvin sangat.. sangat merindukan sosok Rio yang dulu. Sosok yang ramah dan baik hati. Karena itulah Alvin menjadikan Rio sebagai sahabatnya. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Apa lebih baik ia membiarkan Sivia dan Angel dipermainkan Rio?

Tidak! Pelan-pelan ia harus memberikan pelajaran untuk Rio. Pelajaran yang bisa membuat Rio berubah menjadi Rio dulu. Bahkan, kejahatan pun harus ia masukkan ke dalam rencananya untuk membuat Rio sadar dari kesalahannya.

“Yo.. Maafkan gue.. Gue melakukan ini demi kebaikan lo juga. Lo harus berubah. Maaf karena sebentar lagi gue akan membongkar rahasia lo. Dan semoga lo nggak membenci gue setelah gue melakukan hal ini pada lo..”

“Tapi gue melakukannya pada waktu yang tepat. Sementara ini, gue akan coba merebut hati Via. Semoga dia mengerti dengan penjelasan gue..”

***

Pagi yang cerah. Pagi ini sangat cerah bagi Sivia. Cewek ini tampak begitu semangat. Ia berjalan dengan hati riang menuju kelas. Di kelas, sudah ada Pricilla sedang ngobrol ria sama teman-temannya.

“Eh, tau nggak, ada yang bilang kalo Rio dan Kezia pacaran!” Kata Zahra.

“Yang bener?” Kata Rahmi.

“Tapi nggak tau lah. Gue dapet gosip dari Silvia, si ratu gosip itu.” Jelas Zahra.

Sivia sedikit tak suka dengan gosip itu. Rio sama Kezia pacaran? Nggak mungkin! Kata Rio, dia belum pernah pacaran. Bukannya Rio dilarang pacaran? Berarti, gosip itu NGGAK BENER!

“Pagi all!!” Kata Sivia lalu duduk di samping Pricilla.

“Pagi juga. Tumben nih wajah lo cerah. Ada apa? Hayooo.. Jangan-jangan...”

“Ish.. Apaan sih lo?”

“Hehehe.. Eh Vi, udah tau belum kalo sebenarnya Rio pacaran sama Kezia?” Tanya Pricilla.

Tuhan.. Kok lama-lama ucapan Pricilla jadi masuk akal ya? Rio kan cakep. Walau dia brondong, cocok lho pacaran sama Kezia. Tapi.. Tapi.. Bukannya statusnya sekarang ini sebagai pacar Rio?

“Nggak bener Pris..” Bantah Sivia.

“Halah. Gue tau kalo lo cemburu kan jika benar cowok yang lo suka pacaran sama Kezia?” Kata Pricilla.

“Ng.. Itu hanya kabar burung aja Pricilla! Rio sama sekali nggak pernah pacaran sama yang namanya Kezia. Tanya aja ke dia kalo lo nggak percaya!”

Sepertinya Sivia nggak mau kalah sama Pricilla. Jelaslah gosip yang mengatakan Rio pacaran sama Kezia itu salah besar! Harusnya ada gosip yang bilang kalo Rio pacaran sama Sivia. Baru itu gosip yang bener.

“Ya, tapi kan..”

Ucapan Pricilla di potong oleh kedatangan guru matematika. Semua murid yang tadinya ribut nggak jelas berubah jadi sepi seperti di hutan. Lalu, guru matematika itu memulai pelajaran, dan selama pelajaran Sivia jadi nggak tenang.

‘Apa iya Rio pacaran sama Kezia?’ Tanyanya dalam hati.

***

Gosip itu menyebar luas. Bukan Sivia aja yang penasaran sama gosip itu. Keke pun curiga dengan gosip itu. Makanya, ntar Keke akan menemui Rio sewaktu pulang sekolah. Sekaligus bertanya sama Rio tentang bagaimana perasaan Rio kepadanya.

Bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. Semua murid-murid berlomba-lomba keluar sekolah. Mereka merasakan betul arti kebebasan yang sesungguhnya. Dari sekian banyak murid, ada satu murid yang dari tadi bingung karena orang yang dicarinya entah keberadaannya dimana.

“Ayo Yo.. Lo ada dimana sih? Lo menghilang kemana? Nomer lo nggak aktif. Nyari lo kayak nyari jarum di tumpukan jerami.” Dumel Keke.

Dan pada akhirnya Keke menemukan Rio yang sedang bercengkrama dengan seorang cewek cantik. Jantung Keke seakan mau berhenti. Cewek itu... Bukannya kak Shilla? Sebentar lagi kan kak Shilla mau ujian? Lho, lho, lho, kok mereka tampak akrab ya?

Walau sedikit takut, Keke memberanikan diri menemui dua manusia itu.

“Ng.. Hai Yo!” Sapa Keke canggung.

Rio yang asyik ngobrol sama Shilla mendadak kaget. Keke? Sedang apa dia disini? Wah, bakal kacau nih. Manalagi gosip gila itu menyebar. Salahnya sendiri juga macarin Kezia.

“Oh, Ke.. Ada apa kesini?” Tanya Rio.

Sementara Shilla menatap Keke dengan sedikit curiga. Yang ditatap jadi takut. Jangan harap deh hidup tenang kalo lagi punya masalah sama kakak kelas.

“Ng.. Ya udah. Kayaknya kehadiran Keke disini menganggu. Kalo gitu Keke pergi dulu yaa..”

Karena suasananya nggak nyaman, Keke memilih pergi saja. Percuma bicara sama Rio. Toh Rio lebih tertarik Shilla dibanding dirinya.

“Siapa cewek itu?” Tanya Shilla.

“Ah, nggak ada. Dia temen SMPku. Mmm.. Shill.. Mmm.. Rio ada acara keluarga. Maaf ya nggak bisa pulang sama kamu. Mmm.. Bye dah kalo gitu..” Kata Rio seraya meninggalkan Shilla yang tidak diberi izin sedikitpun untuk mencegah Rio pergi.

Bukannya ada acara keluarga. Hari ini merupakan jadwalnya bersama Angel! Ah Yo, sulit amat hidup lo. Batin Rio miris, namun Rio bahagia dengan hidupnya saat ini.

“Hai kak!” Sapa seorang cowok.

Shilla tersenyum melihat adik kelas itu. “Ya, ada apa? Kamu siapa?”

“Kakak nggak perlu tau siapa aku. Yang jelas, aku berharap kakak putus sama Rio. Itu saja dari saya, makasih.”

Singkat, padat dan jelas. Kalimat yang diucapkan cowok tadi membuat Shilla penasaran. Siapa cowok itu? Mengapa cowok itu menyuruhnya putus sama Rio? Belum lagi gosip yang mengatakan kalo Rio pacaran sama Kezia.

Ah, pusing!

***

Cewek itu tampak sedikit berubah. Wajahnya menjadi cantik. Kulitnya putih. Walau perubahan yang ia alami yang banyak, namun cewek itu berusaha sekuat mungkin untuk berubah. Sebentar lagi, ia akan menemui sang pangeran yang telah lama dirindunya. Ya, perjuangannya kali ini harus berhasil.

Ditatapnya wajah baru itu di depan cermin. Lumayan cantik. Nggak seperti dulu. Wajahnya sangat jelek dan nggak ada orang yang mau berteman dengannya. Namun, sesuatu yang aneh ia rasakan.

Mengapa tiba-tiba kepalanya menjadi sakit? Oh, tidak! Jangan, jangan kejadian dulu terulang kembali. Cewek itu berusaha kuat dan bertahan. Tapi rasa sakit di kepalanya menjadi-jadi. Alhasil, cewek itu pingsan di tempat. Terakhir ia dengar adalah teriakan dari sang Mama, setelah itu ia tak sadarkan diri.

***

Forever Love ( Part 8 )

-Forever Love-

Author :: @uny_fahda19




Part 8

.

.

.

Coba bukan karena paksaan Pricilla, Sivia nggak bakal ikut jalan-jalan dengannya menuju tempat ini. Dua cewek itu kini duduk santai di sebuah tempat yang nyaman di bawah pohon. Pricilla sengaja membeli dua cangkir susu cokelat hangat dan pizza. Makanan itu mereka makan di tempat ini.

Suasana pagi di bawah pohon ini sangatlah sejuk. Di tambah angin pagi sepoi-sepoi. Pricilla hebat banget nemuin tempat ini. Padahal, jarang lho nemuin tempat sesejuk ini di kota Surabaya.

“Eh Vi, kita kesana yok! Bosen nih gue disini.” Kata Pricilla.

“Ayok.” Jawab Sivia semangat. Ada untungnya juga ya ikut ajakan Pricilla.

Drtrdrtrdrt...

Message From : 0878xxxxxxxx

Priss, gw butuh lo. Skrg jg lo hrz ke rmh gw.

By. Febby

“Siapa yang ngesemes lo?” Tanya Sivia.

Wajah Pricilla keliatan serius. “Vi, gue harus pergi. Ini laptop gue. Lo bawa aja. Ntar gue balik lagi. Bye..”

Lalu Pricilla pergi begitu aja tanpa mendengar komentar Sivia. Sivia sendiri mendengus kesal. Coba deh harga laptop ini murah, udah aja ia banting. Pricilla emang begitu. Sukanya pergi secara mendadak.

Akhirnya, Sivia menemukan sebuah tempat yang nyaman. Tempat itu nggak jauh dari lapangan basket. Sivia duduk bersila sambil memainkan laptop Pricilla. Disana ada game Angry Birds Star Wars. Sivia meng-klik game itu.

BUKK!!!

Sebuah benda bulat oranye tiba-tiba mendarat di laptop Pricilla serta sedikit mengenai wajahnya. Puihh.. Untung laptop itu nggak rusak. Kalo rusak bakal marah deh Pricilla. Seorang cowok mendekatinya.

“Lo kalo maen hati-hati dong!” Bentak Sivia.

“Iya.. Maap.. Maap.. Lho? Bukannya lo..”

Cowok itu menunjuk ke arah Sivia. Sivia berusaha mengingat-ingat siapa cowok itu. Ohya, bukannya itu Alvin? Cowok yang dulu pernah mengajaknya bermain selodor ketika ia sedang mengantar buku di ruang guru.

“Sivia!” Seru Alvin.

Sivia menutup telinganya karena suara Alvin besar banget. Bisa bikin telinganya sakit. “Iya, gue Sivia. Lo mau apa? Mau hadang gue lagi?”

“Bukan. Lo kan gadis kecil yang nangis gara-gara balonnya meledak? Lo masih inget nggak?” Tanya Alvin. Berusaha mengingatkan Sivia ke masa lalunya.

Tak ada respon dari Sivia. Cewek manis itu terdiam. Alvin melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sivia. Tapi Sivia sama sekali nggak nyaut.

Dan masa lalu itu kembali hadir di mata Sivia.

***

Gadis cilik berumur tujuh tahun itu merengek-rengek minta dibelikan balon sama Mamanya. Mamanya nggak bisa melarang putrinya itu. Sivia kecil pun dibelikan balon berbentuk boneka dan warna-warni.

“Makasih ya, Ma. Sivia kesana dulu ya, mau nyari kak Dayat.” Kata Sivia.

“Iya sayang, hati-hati yaa..” Pesan Mama.

Kedua kaki mungil itu berlari riang menuju taman. Disana kakaknya sedang bermain skeat board bersama anak-anak lain. Sivia duduk di salah satu bangku sambil memainkan balonnya.

“Balon, andaikan kamu nggak meledak.” Gumam Sivia.

Tak jauh dari tempat itu, seorang anak laki-laki mulai beraksi dalam kejahilannya. Diambilnya pistol yang berpeluru lincip seperti jarum. Lalu, peluru itu tepat mengenai sasasran. Yaitu balon yang dimainkan anak perempuan itu.

DOORRR!!!

Sivia kaget lalu menangis. Seorang cowok datang sambil tertawa. Menurutnya, wajah cewek itu lucu deh kalo lagi nangis.

“Huaaa.. Mama.. Balon Pia meledak.. Huaaa..” Tangis Sivia.

“Huahahaha.. Cengeng amat kamu jadi cewek. Huahaha..” Tawa cowok yang mengerjai Sivia.

“Kamu.. Gantiin balonku!” Bentak Sivia pada anak laki-laki itu.

Si anak laki-laki masih tertawa. “Wlek! Dasar cengeng.. Dasar cengeng..” Ejeknya.

“MAMAAA!!! SIVIA DIGANGGUIN MAAA!!!” Teriak Sivia.

Bukan Mamanya yang datang, melainkan Mama dari si cowok itu. Mama cowok itu memarahi anaknya hingga anaknya nangis. Nah sekarang, siapa yang disebut cengeng?

“Alvin! Kamu jangan nakal. Kasian dia, pokoknya nanti Mama kamu hukum!”

“Maa.. Alvin janji deh nggak nakal lagi..” Kata Alvin memohon.

“Janji.. Janji. Dari kemarin kamu terus saja janji.”

Lalu Mama Sivia datang menemui Sivia dan Mama cowok yang bernama Alvin. Mama Alvin meminta maaf pada Mama Sivia.

“Ayo Vin, minta maaf.” Suruh sang Mama.

Awalnya, Alvin nolak. Tapi akhirnya Alvin mau juga. Namun, Sivianya yang nggak mau salaman sama Alvin. Bisa ditebak, Sivia nggak mau menerima perminta maafan Alvin.

“Maafin aku ya..” Kata Alvin mencoba jadi anak baik.

“Gag!” Bentak Sivia.

“Via! Kamu nggak boleh gitu. Kamu harus maafin anak itu.” Kata Mama.

“Gag! Pia nggak mau maafin dia!”

Setelah itu, Sivia meninggalkan tempat itu. Sebelumnya ia menatap wajah Alvin lama. Alvin yang merasa bersalah ingin mengejar Sivia tapi ia urungkan.

“Baiklah kalo gitu. Aku janji gag nakal lagi sama aku janji nyari cewek itu serta aku harus mendapatkan perminta maafan darinya!” Tekad Alvin.

Sejak kejadian itulah Alvin berubah menjadi anak laki-laki yang baik. Walau yah kenakalannya masih ada sedikit. Namanya juga anak-anak.

***

“Vi.. Maafin gue ya..” Kata Alvin memohon.

Sivia masih terdiam. Masa lalu yang hampir dilupakannya itu kini menari-nari di otaknya. Membuatnya ingin memarahi siapa sosok yang dulu meledakkan balonnya. Kini, sosok itu ada di hadapannya. Dan sosok itu meminta maaf padanya.

Tapi kan Vi, itu kan hanya masalah SEPELE. Kau bukan anak kecil lagi. Ingat sekali lagi. KAU BUKAN ANAK KECIL LAGI. So, apa susahnya kan nerima perminta maafan Alvin?

“Oke. Lo gue maafin. Tapi kesalahan lo yang sekarang, jangan harap gue mau maafin lo.” Kata Sivia.

“Kesalahan apa lagi? Gue kan udah minta maaf ke elo. Kesalahan gue ke elo nggak ada lagi lah. Atau mungkin lo nggak ikhlas maafin gue?”

“Bukan itu. Liat nih! Wajah gue sama laptop temen gue habis kena dari lemparan ngawur lo. Tentu gue nggak terima!”

Laptop Pricilla ia tunjukkan ke Alvin. Alvin tertawa kecil. Ternyata, Sivia yang dulu nggak ada bedanya dengan Sivia sekarang. Pantas Alvin menyukai Sivia. Astaga! Apakah ia memang menyukai cewek itu?

“Udah lah Vi. Semua salah gue ke elo lo maafin ya, oke cantik?” Kata Alvin.

Sivia membuang muka. Yah, daripada punya masalah sama cowok itu, lebih baik maafkan aja. Sivia juga bosan berada di tempat ini. Manalagi Pricilla belum datang juga. Tapi....

“Via cantikk!! Maaf ya baru balas surat lo..” Kata sebuah suara dari arah timur.

***

Apa ini yang disebut pacaran? Apa ini yang dikatakan saling mencintai satu sama lain? Keke tidur di bawah sinar matahari pagi yang hangat. Dipikirannya terlintas wajah Rio yang sangat ia cintai. Rio.. Awalnya sih cowok itu perhatian padanya, tapi kok lama-lama, Rio jarang ya menemuinya?

Sudah tiga bulan ia menjalin hubungan dengan Rio. Dan kalian tau? Selama tiga bulan itu hanya sepuluh kali Rio mengajaknya pergi. Hari-hari yang lain, Rio tak pernah menemuinya atau bermain ke rumahnya. Jika Keke bertanya tentang hal itu di sekolah, Rio seperti berusaha menghindarinya.

Rio seperti tidak menganggapnya ada! Bahkan nomor HP Rio ketika ia telpon nggak aktif terus. Apa ini yang dinamakan cowok mencintai cewek? Keke sering iri sama teman-temannya yang memiliki cowok yang pengertian. Rio memang cakep, Keke akui itu. Tapi sikap Rio lah yang nggak membuatnya betah.

“Yo.. Lo kenapa sih? Lo udah bosen ya sama Keke?” Gumam Keke. Pandangannya ke atas. Melihat langit biru yang cerah, serta awan-awan yang bentuknya nggak karuan.

“Kalo lo nggak suka Keke, kenapa lo tembak Keke?”

Langit seperti seorang sahabat baginya. Keke malu jika curhat sama Nova. Walau Nova adalah sahabatnya, Keke masih nggak berani menceritakan curhatannya ke Nova. Langitlah teman curhat yang cocok.

“Baiklah kalo begitu. Keke udah nggak tahan. Keke harus mendapatkan penjelasan dari Rio. Kalaupun Rio marah terus putusin Keke, Keke terima. Karena Keke emang nggak pantas buat Rio.”

Keke emang nggak pantas buat Rio! Nyesek sekali bukan bagi cewek yang bernama Keke ini? Mengharapkan cinta yang tak terbalaskan.

***

Bandung...

“Gue harus tenang. Ini adalah keputusan final. Apapun jawabannya, gue nggak akan marah, sedih atau apa. Yang jelas, inilah akhir dari perjuangan gue. Hanya Tuhan yang tau apakah hasilnya baik atau buruk.” Kata Cakka berbicara di depan cermin.

“Ah ya, Agni. Kok dia nggak ngehubungin gue ya? Ada apa dengan cewek itu? Apa dia sedih karena cowok yang disukainya sedang menyukai cewek lain? Setau gue, Agni itu anaknya nggak cengeng. Selama ini, gue nggak pernah liat Agni suka sama cowok. Hmmm.. Pasti cowok yang dia suka adalah cowok spesial. Ya, gue harus tau siapa cowok itu!”

“I.. I wanna save you, wanna save you heart tonight..”

Sadar akan ponselnya berbunyi, Cakka langsung menekan tombol hijau. Yap! Agni yang memiscallnya. Ia berharap ada kabar baik dari Agni. Bukannya Agni udah berjanji akan berbicara baik-baik sama Ify tentang perasaannya?

“Halloo Ag.. Ada apa?”

“......”

“Ify? Gimana? Apa sekarang gue ke rumahnya saja?”

“......”

“Loh? Kok suara lo lemes gitu? Ada apa?”

“.......”

“Oke. Secepatnya gue kesana. Dan ini adalah perjuangan gue yang terakhir. Thanks Ag karena udah bantu gue.”

Klik.

Benar! Ini adalah perjuangannya yang terakhir. Jika Ify menolaknya, Cakka berjanji tidak akan mendekati Ify lagi. Dan Cakka berjanji akan membuka hatinya untuk cewek-cewek yang sedang ngantre demi mendapatkan cintanya.

Tapi, suara Agni tadi memberinya suatu kesimpulan yang pahit.

***
TBC....

Senin, 06 Januari 2014

Forever Love ( Part 7 )

Part 7

.

.

.

Guru-guru pada rapat. Ini merupakan kesempatan bagi murid-murid yang males belajar. Begitupun dengan Rio. Ia males banget belajar. Tapi anehnya nilai kesehariannya bagus-bagus. Rio berjalan santai menuju kelas Alvin.

“Woi Vin!” Kata Rio seraya duduk di bangku di samping bangku Alvin karena bangku di samping Alvin sedang tak berpenghuni.

Alvin yang sedang baca komik sengaja cuek. Ia sama sekali nggak mempedulikan kehadiran Rio. Lalu, tiba-tiba komik yang ia baca direbut Rio.

“Wau! Lo ngefans banget baca komik ini. Lihat! Foto orang ciuman.” Kata Rio.

Dengan cekatan Alvin merebut komik dari tangan Rio. Karena Rio nggak siap, akhirnya komik itu berhasil direbut Alvin.

“Ih bang Alvin ini, cuek amat.” Kata Rio.

Kembali Alvin berkutat dengan komiknya. Rio menunggui Alvin selesai baca dengan hati yang sabar. Hari ini, Rio sangat bahagia. Karena ntar pas pulang sekolah ia akan menembak cewek.

“Vin, lo kan pernah bilang kalo lo lagi naksir sama cewek. Siapa cewek itu?” Tanya Rio.

Alvin menutup komiknya karena ia sendiri nggak seriusan bacanya. Lalu, ia menatap Rio tajam. Sudah ada satu cewek yang sangat ia sayangi menjadi korban cinta Rio. Dan Alvin nggak ingin hal ini berlanjut menjadi besar.

“Lo mau tau banget ya Yo?” Tanya Alvin.

“Tentu. Cowok kayak lo nggak pantes deh ngejomblo.”

Bel istirahat berbunyi. Alvin bersyukur. Biasanya Rio langsung kabur dan nggak akan kembali. Dan benar saja. Rio langsung meninggalkan kelas Alvin.

“Gue pergi dulu yaa.. Mau nemuin seseorang.”

Perkataan Rio tadi memanaskan hatinya. Rio benar-benar keterlaluan! Batin Alvin. Dulu, ia menganggap Rio adalah sahabat baiknya. Rio baik padanya dan sering membantunya. Tapi sekarang, Rio berubah. Rio yang dulu bukan seperti Rio yang sekarang.

Matanya pun terpusat pada seorang cewek yang lewat begitu aja di pandangannya. Alvin tersenyum. Memang benar! Cewek itulah orang yang selama ini dicarinya. Pencariannya pun berhenti sampai disini.

***

“Ke!” Teriak Rio.

Saat ini, Keke sedang berada di kantin. Ia menoleh ke arah sumber suara. Rio? Ada apa cowok itu memanggilnya? Sinyal mata Rio menyuruhnya agar ia mendekati Rio.

“Rio? Ada ap..”

Hah? Mengapa Rio bawa cokelat segala? Berbentuk cinta pula. Untung tempat ini sepi jadi Keke nggak terlalu salting. Kalo tempat ini ramai, bisa jadi bahan gosip ia sekarang.

“Ke.. Elo.. Elo..” Suara Rio yang putus-putus membuat jantung Keke dag dig dug nggak karuan. Rio.. Cepetan deh ngomongnya.. “Ke.. Ng.. Lo mau nggak jadi pacar gue?”

Ctar! Bagaikan disambar halilintar di siang bolong. Tubuh Keke langsung lemas. Jadi, begini ya rasanya ditembak sama orang yang kita sukai? Rio melihat wajah Keke yang sangat malu. Lalu Rio meraih tubuh Keke dan memeluknya.

“Walaupun lo nggak jawab, gue udah tau kok jawabannya. Mana ada cewek yang nolak gue. Ya kan?” Kata Rio.

Keke tersenyum malu. “Iya Yo. Keke suka kok sama Rio. Keke mimpi ya sekarang Keke ditembak Rio?”

“Nggak Ke. Ini kenyataan. Sekarang Keke jadi pacar Rio, oke?”

Rio melepaskan pelukannya itu. Dapat ia lihat wajah bahagia Keke. Lagi-lagi Rio tersenyum puas. Ia puas mengerjadi seorang wanita, karena sebenarnya sampai sekarang ia telah terluka oleh seorang cewek. Dulu... Sangat dulu.... Tapi, apa pacar-pacarnya itu ia jadikan sebagai pelampiasannya?

“Tapi Ke, kita pacarannya diam-diam ya.” Kata Rio.

Keke mengernyitkan dahi. “Kenapa? Semua orang kan harus tau kalo kita itu adalah sepasang kekasih?” Bantah Keke.

“Pokoknya, kamu harus merahasiakan hubungan kita. Rio melakukan ini semua karena Rio sayang sama Keke..”

Sejenak Keke berpikir. Apa maksudnya di balik semua ini? Mana ada kan sepasang kekasih yang mau menyembunyikan sebuah hubungan? Keke hendak bertanya tapi ia urungkan. Intinya, ia sekarang bahagia karena ia sudah menjadi pacar Rio. Cowok yang sangat dicintainya.

***

Bandung.. Di rumah Cakka...

Lama-lama Cakka tak tahan juga. Ify masih belum menjawab perasaannya. Ify selalu menggantung dan ia menjadi penasaran. Tapi ada Agni yang selalu mendukungnya dan menyemangatinya. Mungkin sekarang ia sudah pesimis jika tidak ada Agni di sampingnya.

Sekarang ini juga Cakka sedang meminta bantuan dan nasehat Agni. Meski Agni lebih muda darinya, Cakka merasakan Agni lebih dewasa darinya. Karena itulah ia memilih Agni sebagai teman bantuannya selain karena Agni juga adalah sahabat Ify.

“Ag, lo pernah nggak jatuh cinta?” Tanya Cakka.

Mereka berdua duduk santai di pinggir kolam renang, di belakang rumah Cakka. Agni begitu kaget mendengar pertanyaan Cakka. Baru kali ini Cakka menanyainya dengan pertanyaan yang sulit untuk dijawab itu.

“Ag..”

“Eh..” Agni tersadar. “Pernah kak.” Jawabnya jujur.

Cakka menghela nafas panjang. Semua orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Rindu jika tidak bertemu, gelisah jika bertemu.

“Mmm.. Kira-kira, cowok yang lo suka menyukai lo?” Tanya Cakka.

Agni nggak langsung menjawab. Ia mencoba menenangkan diri akibat dari pertanyaan itu. Kedua kakinya ia cemplungkan ke dalam air kolam yang dingin.

“Agni nggak tau kak. Agni malu ungkapin perasaan Agni ke orang itu.” Jawab Agni memainkan kakinya di kolam itu.

Tentu ‘orang itu’ yang disebutkan Agni adalah Cakka. Aneh bukan. Ia curhat tentang perasaannya pada cowok yang sangat ia sukai. Dan Agni cukup cerdik menyembunyikan perasaannya. Makanya sampai sekarang Cakka tidak tau kalo dirinya di sukai Agni.

“Ungkapin aja Ag. Gue yakin cowok yang lo suka menyukai lo. Lo kan cantik Ag.”

Cantik? Cakka bilang kalo dirinya cantik? Seandainya ia boleh berteriak, tentu sekarang ia berteriak sekencang-kencangnya.

“Nggak kak. Cowok yang Agni suka ternyata udah menyukai cewek lain.” Kata Agni sedih.

Hei! Mengapa tiba-tiba ia berkata seperti itu? Bagaimana kalo Cakka tau cowok yang ia sukai adalah Cakka sendiri?

“Nggak papa. Gini aja, gue akan bantu lo nyampein perasaan lo ke cowok yang lo suka itu. Siapa tau kan dianya suka elo? Lo kan udah bantu gue Ag. Sekarang giliran gue yang bantu lo.”

Entah tiba-tiba Agni menangis. Pertahanannya sudah rapuh. Pertahanan yang telah ia bangun itu sekarang hancur. Hanya sebuah kalimat dari Cakka pertahanannya tak bisa ia pertahankan lagi. Mengetahui hal itu, Cakka simpati dan langung memeluk Agni. Ia menganggap Agni sebagai adiknya sendiri dan Cakka sayang pada Agni.

Pelukan hangat itu membuat Agni merasa tenang. Kak.. Kakak terlalu baik. Biarlah Agni menderita kak.. Asalkan kakak bahagia, Agni bahagia...

“Jangan nangis. Ada gue. Lo boleh cerita sama gue.” Kata Cakka lembut.

“I..Iya kak.. Agni janji Agni nggak nangis lagi. Makasih ya kak..”

Setelah baikan, Cakka melepaskan pelukan itu. Agni mencoba tersenyum serta menyembunyikan perasaannya. Ingat Ag.. Cakka itu buat Ify, bukan buat lo. Ify udah melupakan Gabriel dan mulai mencintai Cakka..

“Ag, lo bisa nggak bantu gue?” Tanya Cakka mulai serius.

“Bisa.” Jawab Agni.

“Besok finalnya. Gue yakin Ify udah menemukan jawaban. Besok kita akan menemuinya. Kalo seandainya dia nolak gue, gue pasrah aja.”

Oh.. Agni selalu kasian melihat wajah sedih Cakka. Apapun yang terjadi, ia harus bisa menyatukan Cakka dan Ify. Agni yakin, dengan perkataan dan nasehatnya, Ify pasti luluh dan mau menerima Cakka. Agni yakin itu.

“Baik kak. Agni juga bantu Kakak. Ntar Agni bicara sama Ify. Semoga dia mau nerima kakak.”

Cakka tersenyum. “Thanks ya Ag. Kalo ini berhasil, gue janji akan kasih lo hadiah terindah.”

Hadiah terindah. Bagi Agni, hadiah paling indah adalah dimana Cakka menyatakan cinta padanya. Agni selalu memimpikan Cakka menggandeng tangannya, mengajaknya pergi ke suatu tempat yang indah, lalu menyatakan cinta padanya. Namun, semua mimpi itu berujung kesedihan. Kala ia terbangun dari mimpi indahnya, menuju alam yang sesungguhnya.

***

Surabaya.. Di rumah Angel...

Sebuah motor ninja terparkir manis di garasinya. Angel langsung keluar demi mengetahui siapa si pemilik motor itu. Dan ketika ia tau siapa pemiliknya...

“Rio!!” Teriak Angel girang.

Si tampan itu menemui Angel dan langsung memeluk Angel. Angel rindu dengan pelukan dari sang kekasih. Rio.. Sudah berapa lamakah ia tidak bertemu dengan kekasihnya itu?

“Maaf Ngel. Rio lama nggak kesini. Rio sibuk banget. Jadi maklumi aja yaa..”

“Iya Yo.. Angel ngerti kok. Tapi Rio janji ya nggak kayak gini lagi. Angel kan pacar Rio. Rio harus ngertiin Angel dong..”

“Iya Angel sayaaangg.. Rio janji nggak gini lagi..”

Hari ini adalah hari yang sangat bahagia. Akhirnya, Rio datang juga menemuinya. Setelah sekian lama ia nggak bisa menghubungi Rio.

‘Lo emang keterlaluan.’ Batin seorang cowok dari dalam rumah Angel.

“Yo, kita jalan-jalan yuk. Mumpung sekarang hari sabtu. Kita jalan-jalannya sampai malam yaa..” Kata Angel.

“Ba..” Rio hampir melupakan sesuatu. Lha, bukannya nanti malam ia malmingan sama Kezia, cewek yang baru tiga hari ia tembak.

Kezia sangatlah cantik. Dia adalah kapten cheers dan sekaligus kakak kelasnya. Dibanding dengan Shilla dan lainnya, Kezia lebih cantik dibanding mereka semua. Alasan Kezia menerima cinta Rio yaitu karena ia patah hati diputusin sama Sion, pacar yang telah lama bersamanya selama tiga tahun.

Dan sangatlah mudah bagi Rio untuk mendapatkan Kezia. Selain berwajah cakep dan manis, Rio dan Sion memiliki banyak persamaan.

‘Dengarkan aku.. Ku merindukanmu..’

Ponselnya berdering. Telpon dari Kezia! Cepat-cepat Rio mereject panggilan itu dan langsung mematikan HP. Kezia sangatlah manja dan Rio tidak suka hal itu.

“Siapa?” Tanya Angel.

“Cewek gila! Dari kemarin dia ngejer-ngejer gue. Nyadar nggak sih dia kalo gue itu udah punya pacar?”

“Ohh, tapi kita jadikan jalan-jalannya?”

“Mmm.. Baiklah.”

***

Di rumah Kezia...

Cewek cantik itu melempar BBnya. Kesal sekali dia karena Rio nggak mau mengangkat telponnya. Maunya apa sih cowok itu? Kezia nggak suka cowoknya itu cuek padanya. Dulu, Sion sangatlah pengertian, dan ia betah pacaran sama Sion. Sekarang? Bagaimana kelanjutan hubungannya dengan adik kelas yang bernama Rio?

“Argh! Cowok itu belum tau gimana gue itu. Gue benci sama cowok seperti dia!” Kata Kezia geram.

“Tapi, kalo gue putus, gue nggak mau. Cowok itu hampir sama kayak Sion. Argh! Pusing gue.”

Sabtu sore yang paling.. paling menyebalkan baginya. Adakah hal indah dan menggembirakan yang ia rasakan sekarang?

***

Di kamar, Rio bersiap-siap. Sore menjelang malam ini adalah waktunya dengan Angel. Mengapa kemarin-kemarin ia sibuk? Karena Rio sibuk ngurusin Kezia yang beda banget dengan cewek-ceweknya. Tapi boleh dibilang, Kezia sebagai ratunya dan yang lainnya sebagai selir. Disini, Rio sebagai raja.

Rio keluar dari kamar. Parfum yang ia pakai menyerbak kemana-mana. Acha dan Cindai menggeleng-gelengkan kepala karena kakak mereka itu terlalu berlebihan.

“Kenapa lo pada? Kaget ya sama penampilan gue?” Tanya Rio kepedean.

“Hueek! Sok pede lo kak.” Kata Acha dengan gaya muntahannya.

“Hahaha.. Gue pergi dulu yaa..” Kata Rio.

Mobil bermerk honda jazz itu ia jalankan menuju rumah Angel. Tampaknya, Angel sudah siap. Ia mengenakan blouse pink dan rok pendek berwarna putih. Pokoknya, Angel cantik abis.

“Hai sayang! Jadi nggak?” Tanya Rio.

“Ngg..” Angel sengaja berpikir-pikir. “Nggak.” Jawabnya.

“Yaahh.. Angel jahat deh sama Rio..”

Melihat ekspresi perubahan wajah Rio, Angel tertawa terbahak-bahak. Rio lucu ah kalo sedang ia kerjain. Ditambah lagi kalo bibirnya lagi manyun. Lucu abis.

“Ayok berangkat!” Kata Angel.

Sepasang kekasih itupun memasuki mobil dan mobil itu berjalan pelan meninggalkan rumah Angel, dan menambah kecepatan ketika sudah berada di jalan raya.

‘Gue harus ikut mereka!’ Batin cowok itu lalu menstarter motornya. Sudah menjadi kebiasaannya membuntuti Rio dan Angel.

***

Minggu pagi enak buat jalan-jalan, lari pagi atau berolahraga. Cowok yang satu ini sedang asyik bermain basket di lapangan dekat rumahnya. Alvin, cowok itu tampak semangat mendribel bola dan menshoot bola.

Tanpa ia sadari, bola yang ia tembak meleset terlalu jauh dan mengenai wajah seorang cewek yang sedang duduk sambil memainkan laptop. Cewek itu berada tak jauh dari lapangan tempatnya bermain. Tentu si cewek merasa kesal bin sebal karena wajahnya serta laptopnya dihantam oleh bola oren itu.

Alvin mendekati cewek itu.

“Lo kalo maen hati-hati dong!” Bentak cewek itu.

“Iya.. Maap.. Maap.. Lho? Bukannya lo..”

***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja


Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

Follow : @uny_fahda19 

Forever Love ( Part 6 )

Part 6

.

.

.

Minggu pagi yang cerah. Matahari bersinar menerangi Kota Surabaya. Pagi hari yang sangat indah menurutnya. Rio mengeluarkan motornya dari garasi. Pakaiannya rapi banget. Dan kalo diperhatikan, Rio sangat cakep. Acha dan Cindai aja terpesona melihat kakaknya.

“Kak! Lo mau kemana?” Teriak Acha diikuti Cindai.

Rio memutarbalikkan badannya dan melihat dua adiknya yang ingin tau rencananya di pagi ini. Jangan sampai mereka menghancurkan rencananya ini.

“Kak, tadi lo ditelpon kak Angel. Katanya dia kangen sama lo.” Kata Acha.

Angel adalah pacarnya. Tapi mereka pacarannya diam-diam. Rio yang menginginkan semua itu. Mengapa ia melakukan secara diam-diam? Ini juga termasuk rencananya.

“Gue nggak peduli. Sekarang gue harus menemui seseorang. Bye!” Kata Rio seraya menjalankan motornya.

Seseorang? Acha dan Cindai sama-sama mengernyitkan kening. Apa Kak Rio mau selingkuh? Dasar! Benar deh kata Alvin. Rio berubah jadi cowok playboy.

Sedangkan Rio telah sampai di sebuah taman bunga yang indah. Taman itu berada di tengah-tengah kota. Rio berusaha mencari seseorang yang dicarinya.

“Rio!” Teriak orang itu.

Rio tersenyum mendapati Shilla yang hari ini sangat cantik. Ah ya, seharusnya ia melakukan rencana ini sejak dulu. Saat ia pertama kali bertemu Shilla di UKS.

“Ada apa lo nyuruh gue kesini?” Tanya Shilla penasaran.

“Mmm.. Gu.. Gue..” Rio sengaja menggugup-gugupkan wajah. Shilla melihatnya dengan tatapan penuh tanda tanya. “Gue mau jujur sama kakak. Sebenarnya, sebenarnya aku suka sama kakak.”

Bagai disambar petir, Shilla kaget mendengar pengakuan Rio. Jujur, Shilla sangat senang. Karena sebenarnya ia juga suka sama Rio sejak pertemuan mereka di UKS.

“Aku juga suka sama kamu Yo.” Kata Shilla jujur.

Jadi cowok cakep itu ternyata enak juga. Semuanya menjadi mudah. Rio jadi bisa menaklukan cewek manapun yang ia sukai. Termasuk Shilla.

“Kalo gitu, kakak mau kan jadi pacar Rio?” Tembak Rio to the point.

Shilla berpikir-pikir. Terima nggak ya? Masalahnya, Rio itu adek kelasnya. Malu dong pacaran sama adek kelas. Ditambah lagi gosip yang bilang kalo Rio itu playboy.

“Kakak jangan khawatir. Rio nggak playboy kok. Gini aja, kita pacarannya diam-diam. Gimana? Kan kakak jadi bisa tenang?”

***

“Maaf Yo, tadi ada masalah sedikit.”

Bersamaan dengan suara Shilla, ponsel Rio berdering. Angel menelponnya. Kalo saja Shilla sampai tau, tamatlah riwayatnya. Rio memilih me-reject panggilan Angel dan mematikan ponselnya.

“Hai Shilla! Hari ini kamu cantik banget.” Puji Rio.

Semenjak mereka pacaran, Rio udah nggak manggil Shilla dalam sebutan kakak. Shilla juga nggak keberatan seandainya Rio memiliki julukan sayang terhadapnya.

“Kok nggak sore aja Yo kita jalan-jalan?” Tanya Shilla.

“Ng.. Itu..” Rio teringat janjinya dengan Pricilla sore nanti. Jadi ada alasan untuknya. “Ntar sore gue mau ketemuan sama sepupu gue. Jadi gue nggak bisa sore nanti sama lo.” Sambungnya.

“Sepupu? Siapa?” Tanya Shilla.

Sebenarnya Rio merasa berdosa telah membohongi Shilla. Tapi berbohong demi kebaikan nggak dilarang kan? Rio emang ada janji dengan Pricilla sore nanti, tapi Pricilla itu bukan sepupunya. Ntar kalo ia bilang ketemuan sama cewek Shilla jadi curiga.

“Ng.. Namanya Prissy. Dia baru datang kemarin dari Bandung.”

Bandung? Sejak kapan ia berani mengingat kota itu? Kota yang dari dulu ingin ia kunjungi. Tapi ia nggak sempat-sempat pergi kesana, karena juga di Bandung nggak ada keluarganya.

“Ohh, ya udah. Kita berangkat aja sekarang. Lo bawa mobil kan Yo?”

Tentu! Kata Rio dalam hati. Kemarin baru ia diizinkan bawa mobil sama Ayahnya. Sewaktu kelas dua SMP Rio mulai belajar nyetir mobil. Hebat bukan dia?

Dan sepertinya ada mata-mata yang mengintai mereka.

***

Angel berusaha menelpon sang pacar. Namun operator berkata, bahwa nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif. Angel mendengus kesal dan langsung melempar ponselnya itu. Rio? Ada apa dengan kamu Yo? Kenapa kamu nggak mau angkat telepon Angel?

Pikiran negatif menghampirinya. Apa jangan-jangan Rio selingkuh? Ada benarnya juga. Mungkin saat ini Rio sedang jalan-jalan sama cewek dan Rio sengaja mematikan ponsel agar ceweknya itu nggak curiga. Benar-benar cerdik! Angel juga bingung mengapa ia bisa menerima tembakan dari Rio.

Kata orang sih, Rio itu playboy. Angel taunya dari Alvin. Alvin adalah sepupunya. Sudah lama Alvin berteman dengan Rio. Tapi ya, apa benar yang dikatakan Alvin? Angel nggak akan percaya sebelum ada bukti yang nyata.

Kembali Angel menghubungi nomor Rio. Tapi hasilnya sama saja. Nomor Rio masih tidak aktif. Padahal, tadi nomor Rio saat pertama ia miscall aktif tuh. Lama-lama, ia curiga deh sama Rio. Angel harus menyelidiki Rio. Apakah perkataan Alvin benar atau tidak, ia harus mengetahui semuanya.

Dan sebelum dirinya patah hati jika seandainya Rio benar-benar nggak mencintainya.

***

Makassar.. Di rumah Tante Dea..

Cewek ini emang serius untuk berubah. Dimulai dari gaya makannya, penampilannya dan tingkah lakunya. Tapi kalo soal makanan, Dea nggak tau apakah ia bisa melakukannya atau tidak. Jika ia kurang makan, penyakitnya kambuh. Dan Dea nggak mau hal itu terulang kembali.

Demi Rio, gue harus bisa berubah! Tekad Dea. Ia sengaja pindah ke Makassar untuk memberi kejutan pada Rio. Rio kan udah janji padanya? Itulah yang menjadi semangatnya tinggi. Cewek bernama Dea ini sama sekali tidak tau kalo Rio hanya MEMBOHONGINYA saja.

“Kak Dea! Lagi apa tuh?” Tanya Nadia, sepupu Dea.

Nadia sangatlah cantik. Dea ingin sekali menjadi seperti Nadia. Cantik, langsing, putih, dan memiliki senyum yang indah. Tuhan memang nggak adil!

“Kak, apa kakak yakin mau berubah? Sebaiknya jangan deh.” Kata Nadia.

Huh! Semua orang selalu berkata seperti itu. Dea... Kamu jangan berubah ya.. Jadilah dirimu sendiri.. Sebenarnya kamu cantik juga kok...

“Nggak Nad! Aku mau berubah. Ini demi janji dari pangeranku.”

“Pangeran? Siapa?” Tanya Nadia penasaran.

Ah, Dea jadi kangen deh sama Rio. Bagaimana kabar Rio? Apa disana Rio sudah punya pacar? Biarkan saja pangerannya itu udah punya pacar. Ntar juga putus, hihihi...

“Namanya Rio. Aku suka padanya sejak pandangan pertama. Dia janji kalo aku berubah, dia bakal ngejadiin aku sebagai pacarnya.”

“Wau! Pasti ganteng ya?”

Dea tersenyum malu. “Of crouse. Dia cowok terganteng yang pernah aku lihat. Walau dia sedikit gimana ya.. Sulit jelasinnya, tapi sebenarnya dia baik kok. Coba kamu jadi aku, kamu bakal gila deh kayak aku.”

“Hahaha.. Iya deh kak. Kalo kakak mau berubah, Nadia oke-oke aja. Tapi eh, kenalin aku dong ke dia. Ya ya ya...” Pinta Nadia.

“Dasar kamu!”

Mereka pun tertawa bersama. Akhirnya, ada satu orang yang mendukungnya. Ayo Dea! Lo pasti bisa! Ini demi pangeran lo.

***

Bandung.. Di teras rumah Ify...

Hidup baru dimulai. Ify sudah bisa melupakan Gabriel, walau terkadang hati kecilnya sangat ingin bertemu Gabriel. Tidak mudah memang melupakan seseorang yang dirindunya. Tapi, Agni tidak setuju jika ia berhenti menunggui kedatangan Gabriel. Agni seperti bukan Agni yang ia kenal.

Mereka, Ify, Agni dan Zevana sedang ngobrol di teras rumah Ify. Kali ini penampilan Ify sangat cantik. Ekspresi kesedihan nggak lagi nampak di wajahnya.

“Kenapa lo nggak setuju kalo Ify berhenti melupakan Gabriel?” Tanya Zevana pada Agni.

“Gue takut.” Jawab Agni penuh misteri.

“Takut?” Zevana mulai penasaran. “Takut kenapa? Kan nantinya lo bakal sukses jadi makcomblang. Tau nggak, Ify berusaha membukakan hatinya untuk Kak Cakka.”

Perasaan cemburu menyerangnya. Ya, Agni cemburu. Entah mengapa rasa cemburu itu selalu mengganggunya, melukai perasaannya. Ia dan Cakka memang dekat. Tapi setaunya, Cakka tidak menyukainya, melainkan menyukai Ify.

Hatinya kini sangat sakit. Agni rela mengorbankan perasaannya demi menyatukan Cakka dan Ify. Sejujurnya ia ingin mengutarakan perasaannya pada Cakka. Tapi, saat ia mendengar semangat cerita Cakka tentang Ify, Agni memilih untuk mundur.

“Hello Ag.. Lo kenapa?” Tanya Zevana menyadarkan Agni.

Agni tersadar. Ia memaksakan senyuman. Walau senyuman itu palsu. Agni mencoba biasa saja dan berusaha menyembunyikan perasaan cemburu itu.

“Gu.. Gue nggak papa.” Jawab Agni.

Zevana tau kalo Agni bohong. Tapi ia membiarkan saja. Agni memang sedikit aneh belakang-belakangan ini. Wau! Masalah baru hadir lagi nihh..

“Fy, lo yakin nerima Kak Cakka?” Tanya Zevana.

Yang ditanya nggak jawab. Jujur, Ify suka dengan Cakka. Cakka adalah lelaki yang baik. Tapi Ify belum siap menjadi kekasih Cakka. Kata hatinya yang menolak semua itu.

“Entahlah.” Jawab Ify.

Sementara, kelegaan yang dirasakan Agni. Walau yang dilakukannya ini salah, tapi apa salahnya juga mengertikan perasaan kita? Toh Agni juga nggak memaksa Ify menolak Cakka serta memaksa Cakka agar jadi pacarnya.

“Yahh.. Terima aja deh, Fy. Kasian tau Kak Cakka. Dia capek ngejer-ngejer lo. Lo kan udah move on tuh dari Gabriel.” Kata Zevana.

Bingung. Yang dirasakan Ify sekarang yaitu bingung. Ia bingung dengan perasaannya pada Cakka. Apakah ia memang cinta sama Cakka atau hanya kagum saja?

“Ngga tau Zev. Gue ngerasa ada tembok yang melarang gue nerima cinta Kak Cakka.”

Agni seperti ingin menangis mendengar perkataan Ify. Gue ngerasa ada tembok yang melarang gue nerima cinta Cakka. Tentu Agni tau siapa tembok itu. Siapa lagi kalo bukan dirinya? Mungkin karena ia dan Ify telah bersahabat dengan waktu yang cukup lama, masing-masing mengetahui apa yang dirasakan. Misal Agni sangat menyukai Cakka dan Ify bingung apakah mau menerima Cakka karena sahabatnya yang bernama Agni itu diam-diam menyukai Cakka.

“Huh, lo gimana sih? Sampai kapan lo begini? Lo harus kasih kepastian dong.” Kata Zevana.

Benar. Sampai kapan ia begini? Kasian Cakka. Hampir setahun ia belum menjawab perasaan Cakka. Ah, andaikan saja ia tidak menyukai Cakka.. Andaikan saja ia tidak meninggalkan sahabat kecilnya itu...

***

Surabaya... Di Rumah Angel...

Baru sore hari ini nomor Rio aktif dan Angel bisa mendengar suara Rio. Angel kangen banget sama suara Rio. Apalagi dengan orangnya. Sudah dua hari Angel nggak ketemu Rio. Kata Rio sih, dia lagi banyak kerjaan. Nggak tau kerjaan apa. Angel sempat berpikir kalo sebenarnya Rio itu nggak mencintainya. Makanya Angel memutuskan untuk menyelidiki Rio.

Di teras, Angel duduk bersila sambil membaca novel karya Santhy Agatha yang kemarin ia pinjam di perpustakaan sekolahnya. Judulnya Crush In Rush. Ternyata Angel salah satu dari pecinta novel. Ia rela mengorbankan uangnya demi membeli novel.

“Angel..” Kata Alvin. Sepupunya itu datang dengan membawa kue yang lezat. Angel tersenyum menyambut kedatangan sepupunya itu.

Alvin duduk di samping Angel. “Gimana hubungan lo sama Rio?” Tanyanya.

“Baik. Ada apa lo nanya hal itu?”

“Yaa.. Cuman nanya aja. Lo emang suka ya sama Rio?”

Alvin seperti sedang menyelidiki hubungannya dengan Rio. Kali ini, Alvin tampak berbeda dari Alvin yang biasanya.

“Suka lah Vin. Kalo gue nggak suka, mana mungkin gue nerima Rio.”

“Hmm.. Ohya, apa lo yakin Rio mencintai lo? Gue perhatikan, Rio cuek aja tuh. Buktinya, dia sengaja mengindar dari lo.”

Deg! Rio menghindar darinya? Apa iya? Apa iya selama ini Rio sama sekali tidak mencintainya? Apa iya dirinya hanya dipermainkan oleh Rio? Tapi, mendengar perkataan Alvin barusan, dugaannya bahwa Rio tidak mencintainya sangat kuat, dan Angel nggak mau hal itu terjadi.

“Ngel.. Gue saranin sebaiknya lo putus sama Rio.” Kata Alvin.

Putus? Tanpa sebuah alasan kuat? Tidak! Angel sangat mencintai Rio dan nggak mau kehilangan Rio. Angel nggak akan mempercayai siapapun sebelum ia melihatnya sendiri dengan kedua matanya.

“Tidak! Angel akan setia sama Rio. Angel nggak peduli apakah Rio cuek ato apa. Yang jelas, Rio sangat mencintai Angel.” Kata Angel tegas.

Alvin tersenyum meremehkan. Lo salah besar Ngel! Batinnya.

***

“Ke!” Teriak Rio.

Yang diteriaki menoleh kebelakang. Keke salting banget ketika mendapati Rio tersenyum manis padanya. Satu yang ia anehi, Rio membawa cokelat yang berbentuk cinta.

“Ke.. Elo.. Elo..”

***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja


Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

Follow : @uny_fahda19