expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 06 Januari 2014

Forever Love ( Part 7 )

Part 7

.

.

.

Guru-guru pada rapat. Ini merupakan kesempatan bagi murid-murid yang males belajar. Begitupun dengan Rio. Ia males banget belajar. Tapi anehnya nilai kesehariannya bagus-bagus. Rio berjalan santai menuju kelas Alvin.

“Woi Vin!” Kata Rio seraya duduk di bangku di samping bangku Alvin karena bangku di samping Alvin sedang tak berpenghuni.

Alvin yang sedang baca komik sengaja cuek. Ia sama sekali nggak mempedulikan kehadiran Rio. Lalu, tiba-tiba komik yang ia baca direbut Rio.

“Wau! Lo ngefans banget baca komik ini. Lihat! Foto orang ciuman.” Kata Rio.

Dengan cekatan Alvin merebut komik dari tangan Rio. Karena Rio nggak siap, akhirnya komik itu berhasil direbut Alvin.

“Ih bang Alvin ini, cuek amat.” Kata Rio.

Kembali Alvin berkutat dengan komiknya. Rio menunggui Alvin selesai baca dengan hati yang sabar. Hari ini, Rio sangat bahagia. Karena ntar pas pulang sekolah ia akan menembak cewek.

“Vin, lo kan pernah bilang kalo lo lagi naksir sama cewek. Siapa cewek itu?” Tanya Rio.

Alvin menutup komiknya karena ia sendiri nggak seriusan bacanya. Lalu, ia menatap Rio tajam. Sudah ada satu cewek yang sangat ia sayangi menjadi korban cinta Rio. Dan Alvin nggak ingin hal ini berlanjut menjadi besar.

“Lo mau tau banget ya Yo?” Tanya Alvin.

“Tentu. Cowok kayak lo nggak pantes deh ngejomblo.”

Bel istirahat berbunyi. Alvin bersyukur. Biasanya Rio langsung kabur dan nggak akan kembali. Dan benar saja. Rio langsung meninggalkan kelas Alvin.

“Gue pergi dulu yaa.. Mau nemuin seseorang.”

Perkataan Rio tadi memanaskan hatinya. Rio benar-benar keterlaluan! Batin Alvin. Dulu, ia menganggap Rio adalah sahabat baiknya. Rio baik padanya dan sering membantunya. Tapi sekarang, Rio berubah. Rio yang dulu bukan seperti Rio yang sekarang.

Matanya pun terpusat pada seorang cewek yang lewat begitu aja di pandangannya. Alvin tersenyum. Memang benar! Cewek itulah orang yang selama ini dicarinya. Pencariannya pun berhenti sampai disini.

***

“Ke!” Teriak Rio.

Saat ini, Keke sedang berada di kantin. Ia menoleh ke arah sumber suara. Rio? Ada apa cowok itu memanggilnya? Sinyal mata Rio menyuruhnya agar ia mendekati Rio.

“Rio? Ada ap..”

Hah? Mengapa Rio bawa cokelat segala? Berbentuk cinta pula. Untung tempat ini sepi jadi Keke nggak terlalu salting. Kalo tempat ini ramai, bisa jadi bahan gosip ia sekarang.

“Ke.. Elo.. Elo..” Suara Rio yang putus-putus membuat jantung Keke dag dig dug nggak karuan. Rio.. Cepetan deh ngomongnya.. “Ke.. Ng.. Lo mau nggak jadi pacar gue?”

Ctar! Bagaikan disambar halilintar di siang bolong. Tubuh Keke langsung lemas. Jadi, begini ya rasanya ditembak sama orang yang kita sukai? Rio melihat wajah Keke yang sangat malu. Lalu Rio meraih tubuh Keke dan memeluknya.

“Walaupun lo nggak jawab, gue udah tau kok jawabannya. Mana ada cewek yang nolak gue. Ya kan?” Kata Rio.

Keke tersenyum malu. “Iya Yo. Keke suka kok sama Rio. Keke mimpi ya sekarang Keke ditembak Rio?”

“Nggak Ke. Ini kenyataan. Sekarang Keke jadi pacar Rio, oke?”

Rio melepaskan pelukannya itu. Dapat ia lihat wajah bahagia Keke. Lagi-lagi Rio tersenyum puas. Ia puas mengerjadi seorang wanita, karena sebenarnya sampai sekarang ia telah terluka oleh seorang cewek. Dulu... Sangat dulu.... Tapi, apa pacar-pacarnya itu ia jadikan sebagai pelampiasannya?

“Tapi Ke, kita pacarannya diam-diam ya.” Kata Rio.

Keke mengernyitkan dahi. “Kenapa? Semua orang kan harus tau kalo kita itu adalah sepasang kekasih?” Bantah Keke.

“Pokoknya, kamu harus merahasiakan hubungan kita. Rio melakukan ini semua karena Rio sayang sama Keke..”

Sejenak Keke berpikir. Apa maksudnya di balik semua ini? Mana ada kan sepasang kekasih yang mau menyembunyikan sebuah hubungan? Keke hendak bertanya tapi ia urungkan. Intinya, ia sekarang bahagia karena ia sudah menjadi pacar Rio. Cowok yang sangat dicintainya.

***

Bandung.. Di rumah Cakka...

Lama-lama Cakka tak tahan juga. Ify masih belum menjawab perasaannya. Ify selalu menggantung dan ia menjadi penasaran. Tapi ada Agni yang selalu mendukungnya dan menyemangatinya. Mungkin sekarang ia sudah pesimis jika tidak ada Agni di sampingnya.

Sekarang ini juga Cakka sedang meminta bantuan dan nasehat Agni. Meski Agni lebih muda darinya, Cakka merasakan Agni lebih dewasa darinya. Karena itulah ia memilih Agni sebagai teman bantuannya selain karena Agni juga adalah sahabat Ify.

“Ag, lo pernah nggak jatuh cinta?” Tanya Cakka.

Mereka berdua duduk santai di pinggir kolam renang, di belakang rumah Cakka. Agni begitu kaget mendengar pertanyaan Cakka. Baru kali ini Cakka menanyainya dengan pertanyaan yang sulit untuk dijawab itu.

“Ag..”

“Eh..” Agni tersadar. “Pernah kak.” Jawabnya jujur.

Cakka menghela nafas panjang. Semua orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Rindu jika tidak bertemu, gelisah jika bertemu.

“Mmm.. Kira-kira, cowok yang lo suka menyukai lo?” Tanya Cakka.

Agni nggak langsung menjawab. Ia mencoba menenangkan diri akibat dari pertanyaan itu. Kedua kakinya ia cemplungkan ke dalam air kolam yang dingin.

“Agni nggak tau kak. Agni malu ungkapin perasaan Agni ke orang itu.” Jawab Agni memainkan kakinya di kolam itu.

Tentu ‘orang itu’ yang disebutkan Agni adalah Cakka. Aneh bukan. Ia curhat tentang perasaannya pada cowok yang sangat ia sukai. Dan Agni cukup cerdik menyembunyikan perasaannya. Makanya sampai sekarang Cakka tidak tau kalo dirinya di sukai Agni.

“Ungkapin aja Ag. Gue yakin cowok yang lo suka menyukai lo. Lo kan cantik Ag.”

Cantik? Cakka bilang kalo dirinya cantik? Seandainya ia boleh berteriak, tentu sekarang ia berteriak sekencang-kencangnya.

“Nggak kak. Cowok yang Agni suka ternyata udah menyukai cewek lain.” Kata Agni sedih.

Hei! Mengapa tiba-tiba ia berkata seperti itu? Bagaimana kalo Cakka tau cowok yang ia sukai adalah Cakka sendiri?

“Nggak papa. Gini aja, gue akan bantu lo nyampein perasaan lo ke cowok yang lo suka itu. Siapa tau kan dianya suka elo? Lo kan udah bantu gue Ag. Sekarang giliran gue yang bantu lo.”

Entah tiba-tiba Agni menangis. Pertahanannya sudah rapuh. Pertahanan yang telah ia bangun itu sekarang hancur. Hanya sebuah kalimat dari Cakka pertahanannya tak bisa ia pertahankan lagi. Mengetahui hal itu, Cakka simpati dan langung memeluk Agni. Ia menganggap Agni sebagai adiknya sendiri dan Cakka sayang pada Agni.

Pelukan hangat itu membuat Agni merasa tenang. Kak.. Kakak terlalu baik. Biarlah Agni menderita kak.. Asalkan kakak bahagia, Agni bahagia...

“Jangan nangis. Ada gue. Lo boleh cerita sama gue.” Kata Cakka lembut.

“I..Iya kak.. Agni janji Agni nggak nangis lagi. Makasih ya kak..”

Setelah baikan, Cakka melepaskan pelukan itu. Agni mencoba tersenyum serta menyembunyikan perasaannya. Ingat Ag.. Cakka itu buat Ify, bukan buat lo. Ify udah melupakan Gabriel dan mulai mencintai Cakka..

“Ag, lo bisa nggak bantu gue?” Tanya Cakka mulai serius.

“Bisa.” Jawab Agni.

“Besok finalnya. Gue yakin Ify udah menemukan jawaban. Besok kita akan menemuinya. Kalo seandainya dia nolak gue, gue pasrah aja.”

Oh.. Agni selalu kasian melihat wajah sedih Cakka. Apapun yang terjadi, ia harus bisa menyatukan Cakka dan Ify. Agni yakin, dengan perkataan dan nasehatnya, Ify pasti luluh dan mau menerima Cakka. Agni yakin itu.

“Baik kak. Agni juga bantu Kakak. Ntar Agni bicara sama Ify. Semoga dia mau nerima kakak.”

Cakka tersenyum. “Thanks ya Ag. Kalo ini berhasil, gue janji akan kasih lo hadiah terindah.”

Hadiah terindah. Bagi Agni, hadiah paling indah adalah dimana Cakka menyatakan cinta padanya. Agni selalu memimpikan Cakka menggandeng tangannya, mengajaknya pergi ke suatu tempat yang indah, lalu menyatakan cinta padanya. Namun, semua mimpi itu berujung kesedihan. Kala ia terbangun dari mimpi indahnya, menuju alam yang sesungguhnya.

***

Surabaya.. Di rumah Angel...

Sebuah motor ninja terparkir manis di garasinya. Angel langsung keluar demi mengetahui siapa si pemilik motor itu. Dan ketika ia tau siapa pemiliknya...

“Rio!!” Teriak Angel girang.

Si tampan itu menemui Angel dan langsung memeluk Angel. Angel rindu dengan pelukan dari sang kekasih. Rio.. Sudah berapa lamakah ia tidak bertemu dengan kekasihnya itu?

“Maaf Ngel. Rio lama nggak kesini. Rio sibuk banget. Jadi maklumi aja yaa..”

“Iya Yo.. Angel ngerti kok. Tapi Rio janji ya nggak kayak gini lagi. Angel kan pacar Rio. Rio harus ngertiin Angel dong..”

“Iya Angel sayaaangg.. Rio janji nggak gini lagi..”

Hari ini adalah hari yang sangat bahagia. Akhirnya, Rio datang juga menemuinya. Setelah sekian lama ia nggak bisa menghubungi Rio.

‘Lo emang keterlaluan.’ Batin seorang cowok dari dalam rumah Angel.

“Yo, kita jalan-jalan yuk. Mumpung sekarang hari sabtu. Kita jalan-jalannya sampai malam yaa..” Kata Angel.

“Ba..” Rio hampir melupakan sesuatu. Lha, bukannya nanti malam ia malmingan sama Kezia, cewek yang baru tiga hari ia tembak.

Kezia sangatlah cantik. Dia adalah kapten cheers dan sekaligus kakak kelasnya. Dibanding dengan Shilla dan lainnya, Kezia lebih cantik dibanding mereka semua. Alasan Kezia menerima cinta Rio yaitu karena ia patah hati diputusin sama Sion, pacar yang telah lama bersamanya selama tiga tahun.

Dan sangatlah mudah bagi Rio untuk mendapatkan Kezia. Selain berwajah cakep dan manis, Rio dan Sion memiliki banyak persamaan.

‘Dengarkan aku.. Ku merindukanmu..’

Ponselnya berdering. Telpon dari Kezia! Cepat-cepat Rio mereject panggilan itu dan langsung mematikan HP. Kezia sangatlah manja dan Rio tidak suka hal itu.

“Siapa?” Tanya Angel.

“Cewek gila! Dari kemarin dia ngejer-ngejer gue. Nyadar nggak sih dia kalo gue itu udah punya pacar?”

“Ohh, tapi kita jadikan jalan-jalannya?”

“Mmm.. Baiklah.”

***

Di rumah Kezia...

Cewek cantik itu melempar BBnya. Kesal sekali dia karena Rio nggak mau mengangkat telponnya. Maunya apa sih cowok itu? Kezia nggak suka cowoknya itu cuek padanya. Dulu, Sion sangatlah pengertian, dan ia betah pacaran sama Sion. Sekarang? Bagaimana kelanjutan hubungannya dengan adik kelas yang bernama Rio?

“Argh! Cowok itu belum tau gimana gue itu. Gue benci sama cowok seperti dia!” Kata Kezia geram.

“Tapi, kalo gue putus, gue nggak mau. Cowok itu hampir sama kayak Sion. Argh! Pusing gue.”

Sabtu sore yang paling.. paling menyebalkan baginya. Adakah hal indah dan menggembirakan yang ia rasakan sekarang?

***

Di kamar, Rio bersiap-siap. Sore menjelang malam ini adalah waktunya dengan Angel. Mengapa kemarin-kemarin ia sibuk? Karena Rio sibuk ngurusin Kezia yang beda banget dengan cewek-ceweknya. Tapi boleh dibilang, Kezia sebagai ratunya dan yang lainnya sebagai selir. Disini, Rio sebagai raja.

Rio keluar dari kamar. Parfum yang ia pakai menyerbak kemana-mana. Acha dan Cindai menggeleng-gelengkan kepala karena kakak mereka itu terlalu berlebihan.

“Kenapa lo pada? Kaget ya sama penampilan gue?” Tanya Rio kepedean.

“Hueek! Sok pede lo kak.” Kata Acha dengan gaya muntahannya.

“Hahaha.. Gue pergi dulu yaa..” Kata Rio.

Mobil bermerk honda jazz itu ia jalankan menuju rumah Angel. Tampaknya, Angel sudah siap. Ia mengenakan blouse pink dan rok pendek berwarna putih. Pokoknya, Angel cantik abis.

“Hai sayang! Jadi nggak?” Tanya Rio.

“Ngg..” Angel sengaja berpikir-pikir. “Nggak.” Jawabnya.

“Yaahh.. Angel jahat deh sama Rio..”

Melihat ekspresi perubahan wajah Rio, Angel tertawa terbahak-bahak. Rio lucu ah kalo sedang ia kerjain. Ditambah lagi kalo bibirnya lagi manyun. Lucu abis.

“Ayok berangkat!” Kata Angel.

Sepasang kekasih itupun memasuki mobil dan mobil itu berjalan pelan meninggalkan rumah Angel, dan menambah kecepatan ketika sudah berada di jalan raya.

‘Gue harus ikut mereka!’ Batin cowok itu lalu menstarter motornya. Sudah menjadi kebiasaannya membuntuti Rio dan Angel.

***

Minggu pagi enak buat jalan-jalan, lari pagi atau berolahraga. Cowok yang satu ini sedang asyik bermain basket di lapangan dekat rumahnya. Alvin, cowok itu tampak semangat mendribel bola dan menshoot bola.

Tanpa ia sadari, bola yang ia tembak meleset terlalu jauh dan mengenai wajah seorang cewek yang sedang duduk sambil memainkan laptop. Cewek itu berada tak jauh dari lapangan tempatnya bermain. Tentu si cewek merasa kesal bin sebal karena wajahnya serta laptopnya dihantam oleh bola oren itu.

Alvin mendekati cewek itu.

“Lo kalo maen hati-hati dong!” Bentak cewek itu.

“Iya.. Maap.. Maap.. Lho? Bukannya lo..”

***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja


Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

Follow : @uny_fahda19 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar