expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 26 Januari 2014

Forever Love ( Part 9 )

-Forever Love-

Author :: @uny_fahda19


"Sorry if the story not good and short or unsatisfactory"


Part 9 

. 

. 

. 

“Via cantikk!! Maaf ya baru balas surat lo..” Kata seorang cowok yang tiba-tiba aja muncul.

Sivia yang tadi berwajah sebal kini berubah menjadi cerah. Benarkah itu Rio? Benarkah? Akhirnya, setelah ribuan surat yang ia kirim ke Rio, hari ini lah Rio membalas surat itu. Sivia menerima surat itu dengan hati yang berbunga-bunga. Tak sabaran ia membuka lalu membaca surat itu.

“Ehem..” Kata Alvin.

“Kenapa lo? Iri ya?” Tanya Sivia dengan nada tak ramah. Sementara Rio tersenyum dan bagi Alvin senyum itu adalah senyum kelicikan hati Rio.

Lengkap sudah penderitaannya dan dua cewek yang sangat ia sayangi sudah dimainkan Rio dengan sekenanya. Angel dan Sivia. Alvin yakin sebentar lagi Rio nembak Sivia dan cewek Rio bertambah.

Telah lama Alvin diam-diam menyelidiki Rio. Selama penyelidikannya, muncul rasa benci serta rasa tidak sukanya pada Rio. Sahabatnya itu benar-benar berubah! Benar deh. Alvin masih nggak tau kenapa Rio bisa jadi begini. Tapi, rasa bencinya pada Rio tidak bisa ia hilangkan. Rio harus di kasih pelajaran! Harus!

“Hai Vin! Kenapa lo disini? Jangan bilang lo mau nembak Via.” Kata Rio watados.

Alvin mencoba memasang tampang ramah. “Enggak kok Yo. Ya udah, gue pergi dulu.” Ucapnya seraya meninggalkan Rio dan Sivia.

Dalam hati, Sivia lega. Alvin sudah pergi dan sekarang digantikan oleh Rio. Cowok yang sangat disukainya.

“Ng.. Makasih ya Yo..” Kata Sivia malu.

“Hmm.. Iya cantik.. Maaf ya gue baru bales surat lo. Lo mau tau kan bagaimana perasaan gue setelah baca surat lo?” Kata Rio.

Sivia menggeleng.

“Setelah gue baca, akhirnya gue... JUGA SUKA SAMA ELO! Jadi, mau nggak lo jadi pacar gue?”

Spontan Sivia menganga. Secepat inikah Rio menembaknya? Secepat inikah ia menjadi pacar Rio? Tapi, Sivia merasakan suatu keanehan. Rio seperti sedang merencanakan sesuatu, dan rencana itu dimulai dari acara penembakan Rio dengan Sivia.

“Gimana cantik?” Tanya Rio.

“Ng.. Via mau kok.” Jawab Sivia. Ia memandangi wajah Rio. Wajah yang sangat tampan dan manis. Sivia berharap disana ia menemukan sebuah cinta. Tentu cinta Rio untuknya.

“Oke. Tapi.. Pacarannya diam-diam aja ya. Soalnya Rio belum boleh dikasih pacaran.” Kata Rio.

Banyak alasan memang bagi Rio agar cewek-ceweknya itu nggak curiga padanya. Coba bayangkan. Sudah sepuluh cewek yang dimiliki Rio, dan Sivia cewek yang kesepuluh itu. Anehnya, kabar kalo dia itu seorang playboy serta macarin Kezia belum terbongkar. Rio emang cerdik. Tapi tidak secerdik Alvin.

“Mmm.. Iya deh.” Jawab Sivia.

“Satu lagi. Rahasiakan hubungan kita. Jangan sampai ada yang tau kalo kita pacaran, oke?”

Sangat mudah berbicara sama Sivia. Dari tadi Sivia hanya ngangguk-ngangguk aja dan nggak banyak tanya. Beda banget sama cewek sebelumnya. Terutama Kezia!

***

Bandung.... 

Cakka sudah sampai di rumah Ify. Aneh. Semangatnya menurun drastis. Padahal, kemarin-kemarin ia semangat banget. Sekarang? Kalo dilihat, Cakka seperti orang loyo yang nggak punya tenaga. Nyawa pun mungkin cuma seperempat.

“Haloo..” Kata Cakka.

Seorang cewek keluar dari rumah itu. Agni, cewek itu tersenyum tak biasa. Senyuman lain. Cakka nggak tau arti dari senyuman itu.

“Kak, Ify ada di kamar. Sebaiknya kak Cakka ke kamar Ify aja.” Kata Agni dengan suara lemas.

“Baiklah.” Jawab Cakka singkat.

Pintu yang bertuliskan Alyssa Saufika yang dibawahnya ada gambar cinta, itulah kamar pintu Ify. Yang membuat Cakka sedikit sedih namun terasa menyakitkan, di gambar cinta itu bertuliskan, “Ify akan selalu menunggumu Kak. Apapun yang terjadi, Ify akan tetap menunggu kakak dan berjanji nggak akan suka sama cowok lain. Karena kakak adalah satu-satunya cowok yang Ify cintai di hidup ini selain Ayah.”

“Masuk!” Ketus suara cewek dari dalam kamar.

Cakka menghela nafas panjang. Sudah dapat ia tebak setelah ini Ify akan mengusirnya dengan air mata. Cakka melihat Ify yang sedang duduk dekat jendela. Memandangi pemandangan luar yang mententramkan hatinya.

“Sekali lagi, Ify nggak bisa menerima kakak. Maafkan Ify. Sebaiknya kakak pergi aja. Walau Ify udah melupakan kak Iyel, tapi hati Ify selamanya cinta sama kak Iyel dan nggak akan melupakan kak Iyel.” Kata Ify pelan.

Gabriel. Sebegitu besarkah rasa cinta Ify pada Gabriel? Oh, sial! Cakka jadi ingin bertemu dengan cowok yang bernama Gabriel itu.

“Baiklah. Kau benar. Aku nggak pantas untukmu. Gabriel lah yang pantas. Maafkan aku Fy karena aku telah merusak rasa cintamu kepada Gabriel. Maafkan aku. Aku janji nggak akan memaksamu untuk jadi pacarku. Ini juga perjuangan terakhirku. Permisi..”

Dengan berat hati, Cakka meninggalkan kamar Ify dengan hati yang ditusuk-tusuk. Sementara Ify, ia menangis. Menangis sesenggukan. Meratapi kepergian cowok yang sebenarnya ia cintai. Cakka...

“Ma..Maafkan Ify kak, maafkan. Seharusnya kakak nggak suka sama Ify..” Kata Ify sedih. Air matanya kini membasahi pipinya dan jatuh membasahi kaus angry birds yang ia pakai.

“Kak Iyel.. Dimana kakak? Ify nggak bisa melupakan kakak. Kakak dimana? Mana janji kakak? Apa kak Iyel sudah lupa ya sama Ify? Kak, jawab pertanyaan Ify lewat mimpi ya kak..”

Di luar, Agni menatap Cakka sedih. Ia merasa gagal menjadi teman Cakka. Oh Agni! Apa kau tidak kasian melihat Cakka sedih?

“Ag..” Kata Cakka.

Agni tersadar. “Iya kak? Ada apa?” Tanyanya.

“Lo bisa bantu gue? Sekali saja..”

***

Surabaya.. Kamar Alvin... 

BRAKK !!!!

Cowok berwajah sangar itu membanting pintu dan menghasilkan suara keras. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Alvin, cowok itu tidak bisa mengendalikan emosinya. Bagaimana mungkin? Cewek yang ia sukai telah disukai Rio? Alvin bisa menebak kalo mereka sudah jadian. Hahahaha.. Puas ya hidup lo Yo!

Namun, di sisi lain, Alvin sangat.. sangat merindukan sosok Rio yang dulu. Sosok yang ramah dan baik hati. Karena itulah Alvin menjadikan Rio sebagai sahabatnya. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Apa lebih baik ia membiarkan Sivia dan Angel dipermainkan Rio?

Tidak! Pelan-pelan ia harus memberikan pelajaran untuk Rio. Pelajaran yang bisa membuat Rio berubah menjadi Rio dulu. Bahkan, kejahatan pun harus ia masukkan ke dalam rencananya untuk membuat Rio sadar dari kesalahannya.

“Yo.. Maafkan gue.. Gue melakukan ini demi kebaikan lo juga. Lo harus berubah. Maaf karena sebentar lagi gue akan membongkar rahasia lo. Dan semoga lo nggak membenci gue setelah gue melakukan hal ini pada lo..”

“Tapi gue melakukannya pada waktu yang tepat. Sementara ini, gue akan coba merebut hati Via. Semoga dia mengerti dengan penjelasan gue..”

***

Pagi yang cerah. Pagi ini sangat cerah bagi Sivia. Cewek ini tampak begitu semangat. Ia berjalan dengan hati riang menuju kelas. Di kelas, sudah ada Pricilla sedang ngobrol ria sama teman-temannya.

“Eh, tau nggak, ada yang bilang kalo Rio dan Kezia pacaran!” Kata Zahra.

“Yang bener?” Kata Rahmi.

“Tapi nggak tau lah. Gue dapet gosip dari Silvia, si ratu gosip itu.” Jelas Zahra.

Sivia sedikit tak suka dengan gosip itu. Rio sama Kezia pacaran? Nggak mungkin! Kata Rio, dia belum pernah pacaran. Bukannya Rio dilarang pacaran? Berarti, gosip itu NGGAK BENER!

“Pagi all!!” Kata Sivia lalu duduk di samping Pricilla.

“Pagi juga. Tumben nih wajah lo cerah. Ada apa? Hayooo.. Jangan-jangan...”

“Ish.. Apaan sih lo?”

“Hehehe.. Eh Vi, udah tau belum kalo sebenarnya Rio pacaran sama Kezia?” Tanya Pricilla.

Tuhan.. Kok lama-lama ucapan Pricilla jadi masuk akal ya? Rio kan cakep. Walau dia brondong, cocok lho pacaran sama Kezia. Tapi.. Tapi.. Bukannya statusnya sekarang ini sebagai pacar Rio?

“Nggak bener Pris..” Bantah Sivia.

“Halah. Gue tau kalo lo cemburu kan jika benar cowok yang lo suka pacaran sama Kezia?” Kata Pricilla.

“Ng.. Itu hanya kabar burung aja Pricilla! Rio sama sekali nggak pernah pacaran sama yang namanya Kezia. Tanya aja ke dia kalo lo nggak percaya!”

Sepertinya Sivia nggak mau kalah sama Pricilla. Jelaslah gosip yang mengatakan Rio pacaran sama Kezia itu salah besar! Harusnya ada gosip yang bilang kalo Rio pacaran sama Sivia. Baru itu gosip yang bener.

“Ya, tapi kan..”

Ucapan Pricilla di potong oleh kedatangan guru matematika. Semua murid yang tadinya ribut nggak jelas berubah jadi sepi seperti di hutan. Lalu, guru matematika itu memulai pelajaran, dan selama pelajaran Sivia jadi nggak tenang.

‘Apa iya Rio pacaran sama Kezia?’ Tanyanya dalam hati.

***

Gosip itu menyebar luas. Bukan Sivia aja yang penasaran sama gosip itu. Keke pun curiga dengan gosip itu. Makanya, ntar Keke akan menemui Rio sewaktu pulang sekolah. Sekaligus bertanya sama Rio tentang bagaimana perasaan Rio kepadanya.

Bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. Semua murid-murid berlomba-lomba keluar sekolah. Mereka merasakan betul arti kebebasan yang sesungguhnya. Dari sekian banyak murid, ada satu murid yang dari tadi bingung karena orang yang dicarinya entah keberadaannya dimana.

“Ayo Yo.. Lo ada dimana sih? Lo menghilang kemana? Nomer lo nggak aktif. Nyari lo kayak nyari jarum di tumpukan jerami.” Dumel Keke.

Dan pada akhirnya Keke menemukan Rio yang sedang bercengkrama dengan seorang cewek cantik. Jantung Keke seakan mau berhenti. Cewek itu... Bukannya kak Shilla? Sebentar lagi kan kak Shilla mau ujian? Lho, lho, lho, kok mereka tampak akrab ya?

Walau sedikit takut, Keke memberanikan diri menemui dua manusia itu.

“Ng.. Hai Yo!” Sapa Keke canggung.

Rio yang asyik ngobrol sama Shilla mendadak kaget. Keke? Sedang apa dia disini? Wah, bakal kacau nih. Manalagi gosip gila itu menyebar. Salahnya sendiri juga macarin Kezia.

“Oh, Ke.. Ada apa kesini?” Tanya Rio.

Sementara Shilla menatap Keke dengan sedikit curiga. Yang ditatap jadi takut. Jangan harap deh hidup tenang kalo lagi punya masalah sama kakak kelas.

“Ng.. Ya udah. Kayaknya kehadiran Keke disini menganggu. Kalo gitu Keke pergi dulu yaa..”

Karena suasananya nggak nyaman, Keke memilih pergi saja. Percuma bicara sama Rio. Toh Rio lebih tertarik Shilla dibanding dirinya.

“Siapa cewek itu?” Tanya Shilla.

“Ah, nggak ada. Dia temen SMPku. Mmm.. Shill.. Mmm.. Rio ada acara keluarga. Maaf ya nggak bisa pulang sama kamu. Mmm.. Bye dah kalo gitu..” Kata Rio seraya meninggalkan Shilla yang tidak diberi izin sedikitpun untuk mencegah Rio pergi.

Bukannya ada acara keluarga. Hari ini merupakan jadwalnya bersama Angel! Ah Yo, sulit amat hidup lo. Batin Rio miris, namun Rio bahagia dengan hidupnya saat ini.

“Hai kak!” Sapa seorang cowok.

Shilla tersenyum melihat adik kelas itu. “Ya, ada apa? Kamu siapa?”

“Kakak nggak perlu tau siapa aku. Yang jelas, aku berharap kakak putus sama Rio. Itu saja dari saya, makasih.”

Singkat, padat dan jelas. Kalimat yang diucapkan cowok tadi membuat Shilla penasaran. Siapa cowok itu? Mengapa cowok itu menyuruhnya putus sama Rio? Belum lagi gosip yang mengatakan kalo Rio pacaran sama Kezia.

Ah, pusing!

***

Cewek itu tampak sedikit berubah. Wajahnya menjadi cantik. Kulitnya putih. Walau perubahan yang ia alami yang banyak, namun cewek itu berusaha sekuat mungkin untuk berubah. Sebentar lagi, ia akan menemui sang pangeran yang telah lama dirindunya. Ya, perjuangannya kali ini harus berhasil.

Ditatapnya wajah baru itu di depan cermin. Lumayan cantik. Nggak seperti dulu. Wajahnya sangat jelek dan nggak ada orang yang mau berteman dengannya. Namun, sesuatu yang aneh ia rasakan.

Mengapa tiba-tiba kepalanya menjadi sakit? Oh, tidak! Jangan, jangan kejadian dulu terulang kembali. Cewek itu berusaha kuat dan bertahan. Tapi rasa sakit di kepalanya menjadi-jadi. Alhasil, cewek itu pingsan di tempat. Terakhir ia dengar adalah teriakan dari sang Mama, setelah itu ia tak sadarkan diri.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar