expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 06 Januari 2014

Forever Love ( Part 6 )

Part 6

.

.

.

Minggu pagi yang cerah. Matahari bersinar menerangi Kota Surabaya. Pagi hari yang sangat indah menurutnya. Rio mengeluarkan motornya dari garasi. Pakaiannya rapi banget. Dan kalo diperhatikan, Rio sangat cakep. Acha dan Cindai aja terpesona melihat kakaknya.

“Kak! Lo mau kemana?” Teriak Acha diikuti Cindai.

Rio memutarbalikkan badannya dan melihat dua adiknya yang ingin tau rencananya di pagi ini. Jangan sampai mereka menghancurkan rencananya ini.

“Kak, tadi lo ditelpon kak Angel. Katanya dia kangen sama lo.” Kata Acha.

Angel adalah pacarnya. Tapi mereka pacarannya diam-diam. Rio yang menginginkan semua itu. Mengapa ia melakukan secara diam-diam? Ini juga termasuk rencananya.

“Gue nggak peduli. Sekarang gue harus menemui seseorang. Bye!” Kata Rio seraya menjalankan motornya.

Seseorang? Acha dan Cindai sama-sama mengernyitkan kening. Apa Kak Rio mau selingkuh? Dasar! Benar deh kata Alvin. Rio berubah jadi cowok playboy.

Sedangkan Rio telah sampai di sebuah taman bunga yang indah. Taman itu berada di tengah-tengah kota. Rio berusaha mencari seseorang yang dicarinya.

“Rio!” Teriak orang itu.

Rio tersenyum mendapati Shilla yang hari ini sangat cantik. Ah ya, seharusnya ia melakukan rencana ini sejak dulu. Saat ia pertama kali bertemu Shilla di UKS.

“Ada apa lo nyuruh gue kesini?” Tanya Shilla penasaran.

“Mmm.. Gu.. Gue..” Rio sengaja menggugup-gugupkan wajah. Shilla melihatnya dengan tatapan penuh tanda tanya. “Gue mau jujur sama kakak. Sebenarnya, sebenarnya aku suka sama kakak.”

Bagai disambar petir, Shilla kaget mendengar pengakuan Rio. Jujur, Shilla sangat senang. Karena sebenarnya ia juga suka sama Rio sejak pertemuan mereka di UKS.

“Aku juga suka sama kamu Yo.” Kata Shilla jujur.

Jadi cowok cakep itu ternyata enak juga. Semuanya menjadi mudah. Rio jadi bisa menaklukan cewek manapun yang ia sukai. Termasuk Shilla.

“Kalo gitu, kakak mau kan jadi pacar Rio?” Tembak Rio to the point.

Shilla berpikir-pikir. Terima nggak ya? Masalahnya, Rio itu adek kelasnya. Malu dong pacaran sama adek kelas. Ditambah lagi gosip yang bilang kalo Rio itu playboy.

“Kakak jangan khawatir. Rio nggak playboy kok. Gini aja, kita pacarannya diam-diam. Gimana? Kan kakak jadi bisa tenang?”

***

“Maaf Yo, tadi ada masalah sedikit.”

Bersamaan dengan suara Shilla, ponsel Rio berdering. Angel menelponnya. Kalo saja Shilla sampai tau, tamatlah riwayatnya. Rio memilih me-reject panggilan Angel dan mematikan ponselnya.

“Hai Shilla! Hari ini kamu cantik banget.” Puji Rio.

Semenjak mereka pacaran, Rio udah nggak manggil Shilla dalam sebutan kakak. Shilla juga nggak keberatan seandainya Rio memiliki julukan sayang terhadapnya.

“Kok nggak sore aja Yo kita jalan-jalan?” Tanya Shilla.

“Ng.. Itu..” Rio teringat janjinya dengan Pricilla sore nanti. Jadi ada alasan untuknya. “Ntar sore gue mau ketemuan sama sepupu gue. Jadi gue nggak bisa sore nanti sama lo.” Sambungnya.

“Sepupu? Siapa?” Tanya Shilla.

Sebenarnya Rio merasa berdosa telah membohongi Shilla. Tapi berbohong demi kebaikan nggak dilarang kan? Rio emang ada janji dengan Pricilla sore nanti, tapi Pricilla itu bukan sepupunya. Ntar kalo ia bilang ketemuan sama cewek Shilla jadi curiga.

“Ng.. Namanya Prissy. Dia baru datang kemarin dari Bandung.”

Bandung? Sejak kapan ia berani mengingat kota itu? Kota yang dari dulu ingin ia kunjungi. Tapi ia nggak sempat-sempat pergi kesana, karena juga di Bandung nggak ada keluarganya.

“Ohh, ya udah. Kita berangkat aja sekarang. Lo bawa mobil kan Yo?”

Tentu! Kata Rio dalam hati. Kemarin baru ia diizinkan bawa mobil sama Ayahnya. Sewaktu kelas dua SMP Rio mulai belajar nyetir mobil. Hebat bukan dia?

Dan sepertinya ada mata-mata yang mengintai mereka.

***

Angel berusaha menelpon sang pacar. Namun operator berkata, bahwa nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif. Angel mendengus kesal dan langsung melempar ponselnya itu. Rio? Ada apa dengan kamu Yo? Kenapa kamu nggak mau angkat telepon Angel?

Pikiran negatif menghampirinya. Apa jangan-jangan Rio selingkuh? Ada benarnya juga. Mungkin saat ini Rio sedang jalan-jalan sama cewek dan Rio sengaja mematikan ponsel agar ceweknya itu nggak curiga. Benar-benar cerdik! Angel juga bingung mengapa ia bisa menerima tembakan dari Rio.

Kata orang sih, Rio itu playboy. Angel taunya dari Alvin. Alvin adalah sepupunya. Sudah lama Alvin berteman dengan Rio. Tapi ya, apa benar yang dikatakan Alvin? Angel nggak akan percaya sebelum ada bukti yang nyata.

Kembali Angel menghubungi nomor Rio. Tapi hasilnya sama saja. Nomor Rio masih tidak aktif. Padahal, tadi nomor Rio saat pertama ia miscall aktif tuh. Lama-lama, ia curiga deh sama Rio. Angel harus menyelidiki Rio. Apakah perkataan Alvin benar atau tidak, ia harus mengetahui semuanya.

Dan sebelum dirinya patah hati jika seandainya Rio benar-benar nggak mencintainya.

***

Makassar.. Di rumah Tante Dea..

Cewek ini emang serius untuk berubah. Dimulai dari gaya makannya, penampilannya dan tingkah lakunya. Tapi kalo soal makanan, Dea nggak tau apakah ia bisa melakukannya atau tidak. Jika ia kurang makan, penyakitnya kambuh. Dan Dea nggak mau hal itu terulang kembali.

Demi Rio, gue harus bisa berubah! Tekad Dea. Ia sengaja pindah ke Makassar untuk memberi kejutan pada Rio. Rio kan udah janji padanya? Itulah yang menjadi semangatnya tinggi. Cewek bernama Dea ini sama sekali tidak tau kalo Rio hanya MEMBOHONGINYA saja.

“Kak Dea! Lagi apa tuh?” Tanya Nadia, sepupu Dea.

Nadia sangatlah cantik. Dea ingin sekali menjadi seperti Nadia. Cantik, langsing, putih, dan memiliki senyum yang indah. Tuhan memang nggak adil!

“Kak, apa kakak yakin mau berubah? Sebaiknya jangan deh.” Kata Nadia.

Huh! Semua orang selalu berkata seperti itu. Dea... Kamu jangan berubah ya.. Jadilah dirimu sendiri.. Sebenarnya kamu cantik juga kok...

“Nggak Nad! Aku mau berubah. Ini demi janji dari pangeranku.”

“Pangeran? Siapa?” Tanya Nadia penasaran.

Ah, Dea jadi kangen deh sama Rio. Bagaimana kabar Rio? Apa disana Rio sudah punya pacar? Biarkan saja pangerannya itu udah punya pacar. Ntar juga putus, hihihi...

“Namanya Rio. Aku suka padanya sejak pandangan pertama. Dia janji kalo aku berubah, dia bakal ngejadiin aku sebagai pacarnya.”

“Wau! Pasti ganteng ya?”

Dea tersenyum malu. “Of crouse. Dia cowok terganteng yang pernah aku lihat. Walau dia sedikit gimana ya.. Sulit jelasinnya, tapi sebenarnya dia baik kok. Coba kamu jadi aku, kamu bakal gila deh kayak aku.”

“Hahaha.. Iya deh kak. Kalo kakak mau berubah, Nadia oke-oke aja. Tapi eh, kenalin aku dong ke dia. Ya ya ya...” Pinta Nadia.

“Dasar kamu!”

Mereka pun tertawa bersama. Akhirnya, ada satu orang yang mendukungnya. Ayo Dea! Lo pasti bisa! Ini demi pangeran lo.

***

Bandung.. Di teras rumah Ify...

Hidup baru dimulai. Ify sudah bisa melupakan Gabriel, walau terkadang hati kecilnya sangat ingin bertemu Gabriel. Tidak mudah memang melupakan seseorang yang dirindunya. Tapi, Agni tidak setuju jika ia berhenti menunggui kedatangan Gabriel. Agni seperti bukan Agni yang ia kenal.

Mereka, Ify, Agni dan Zevana sedang ngobrol di teras rumah Ify. Kali ini penampilan Ify sangat cantik. Ekspresi kesedihan nggak lagi nampak di wajahnya.

“Kenapa lo nggak setuju kalo Ify berhenti melupakan Gabriel?” Tanya Zevana pada Agni.

“Gue takut.” Jawab Agni penuh misteri.

“Takut?” Zevana mulai penasaran. “Takut kenapa? Kan nantinya lo bakal sukses jadi makcomblang. Tau nggak, Ify berusaha membukakan hatinya untuk Kak Cakka.”

Perasaan cemburu menyerangnya. Ya, Agni cemburu. Entah mengapa rasa cemburu itu selalu mengganggunya, melukai perasaannya. Ia dan Cakka memang dekat. Tapi setaunya, Cakka tidak menyukainya, melainkan menyukai Ify.

Hatinya kini sangat sakit. Agni rela mengorbankan perasaannya demi menyatukan Cakka dan Ify. Sejujurnya ia ingin mengutarakan perasaannya pada Cakka. Tapi, saat ia mendengar semangat cerita Cakka tentang Ify, Agni memilih untuk mundur.

“Hello Ag.. Lo kenapa?” Tanya Zevana menyadarkan Agni.

Agni tersadar. Ia memaksakan senyuman. Walau senyuman itu palsu. Agni mencoba biasa saja dan berusaha menyembunyikan perasaan cemburu itu.

“Gu.. Gue nggak papa.” Jawab Agni.

Zevana tau kalo Agni bohong. Tapi ia membiarkan saja. Agni memang sedikit aneh belakang-belakangan ini. Wau! Masalah baru hadir lagi nihh..

“Fy, lo yakin nerima Kak Cakka?” Tanya Zevana.

Yang ditanya nggak jawab. Jujur, Ify suka dengan Cakka. Cakka adalah lelaki yang baik. Tapi Ify belum siap menjadi kekasih Cakka. Kata hatinya yang menolak semua itu.

“Entahlah.” Jawab Ify.

Sementara, kelegaan yang dirasakan Agni. Walau yang dilakukannya ini salah, tapi apa salahnya juga mengertikan perasaan kita? Toh Agni juga nggak memaksa Ify menolak Cakka serta memaksa Cakka agar jadi pacarnya.

“Yahh.. Terima aja deh, Fy. Kasian tau Kak Cakka. Dia capek ngejer-ngejer lo. Lo kan udah move on tuh dari Gabriel.” Kata Zevana.

Bingung. Yang dirasakan Ify sekarang yaitu bingung. Ia bingung dengan perasaannya pada Cakka. Apakah ia memang cinta sama Cakka atau hanya kagum saja?

“Ngga tau Zev. Gue ngerasa ada tembok yang melarang gue nerima cinta Kak Cakka.”

Agni seperti ingin menangis mendengar perkataan Ify. Gue ngerasa ada tembok yang melarang gue nerima cinta Cakka. Tentu Agni tau siapa tembok itu. Siapa lagi kalo bukan dirinya? Mungkin karena ia dan Ify telah bersahabat dengan waktu yang cukup lama, masing-masing mengetahui apa yang dirasakan. Misal Agni sangat menyukai Cakka dan Ify bingung apakah mau menerima Cakka karena sahabatnya yang bernama Agni itu diam-diam menyukai Cakka.

“Huh, lo gimana sih? Sampai kapan lo begini? Lo harus kasih kepastian dong.” Kata Zevana.

Benar. Sampai kapan ia begini? Kasian Cakka. Hampir setahun ia belum menjawab perasaan Cakka. Ah, andaikan saja ia tidak menyukai Cakka.. Andaikan saja ia tidak meninggalkan sahabat kecilnya itu...

***

Surabaya... Di Rumah Angel...

Baru sore hari ini nomor Rio aktif dan Angel bisa mendengar suara Rio. Angel kangen banget sama suara Rio. Apalagi dengan orangnya. Sudah dua hari Angel nggak ketemu Rio. Kata Rio sih, dia lagi banyak kerjaan. Nggak tau kerjaan apa. Angel sempat berpikir kalo sebenarnya Rio itu nggak mencintainya. Makanya Angel memutuskan untuk menyelidiki Rio.

Di teras, Angel duduk bersila sambil membaca novel karya Santhy Agatha yang kemarin ia pinjam di perpustakaan sekolahnya. Judulnya Crush In Rush. Ternyata Angel salah satu dari pecinta novel. Ia rela mengorbankan uangnya demi membeli novel.

“Angel..” Kata Alvin. Sepupunya itu datang dengan membawa kue yang lezat. Angel tersenyum menyambut kedatangan sepupunya itu.

Alvin duduk di samping Angel. “Gimana hubungan lo sama Rio?” Tanyanya.

“Baik. Ada apa lo nanya hal itu?”

“Yaa.. Cuman nanya aja. Lo emang suka ya sama Rio?”

Alvin seperti sedang menyelidiki hubungannya dengan Rio. Kali ini, Alvin tampak berbeda dari Alvin yang biasanya.

“Suka lah Vin. Kalo gue nggak suka, mana mungkin gue nerima Rio.”

“Hmm.. Ohya, apa lo yakin Rio mencintai lo? Gue perhatikan, Rio cuek aja tuh. Buktinya, dia sengaja mengindar dari lo.”

Deg! Rio menghindar darinya? Apa iya? Apa iya selama ini Rio sama sekali tidak mencintainya? Apa iya dirinya hanya dipermainkan oleh Rio? Tapi, mendengar perkataan Alvin barusan, dugaannya bahwa Rio tidak mencintainya sangat kuat, dan Angel nggak mau hal itu terjadi.

“Ngel.. Gue saranin sebaiknya lo putus sama Rio.” Kata Alvin.

Putus? Tanpa sebuah alasan kuat? Tidak! Angel sangat mencintai Rio dan nggak mau kehilangan Rio. Angel nggak akan mempercayai siapapun sebelum ia melihatnya sendiri dengan kedua matanya.

“Tidak! Angel akan setia sama Rio. Angel nggak peduli apakah Rio cuek ato apa. Yang jelas, Rio sangat mencintai Angel.” Kata Angel tegas.

Alvin tersenyum meremehkan. Lo salah besar Ngel! Batinnya.

***

“Ke!” Teriak Rio.

Yang diteriaki menoleh kebelakang. Keke salting banget ketika mendapati Rio tersenyum manis padanya. Satu yang ia anehi, Rio membawa cokelat yang berbentuk cinta.

“Ke.. Elo.. Elo..”

***
TBC....
Kalo ada yang aneh ato gak nyambung komen aja


Kalo mau baca dari part awal buka aja ya blogku : http://risedirectioners.blogspot.com
ato link notesku : http://m.facebook.com/notes/?id=100004086973604

Free Contact me : 083129582037 ( axis )

Makasiiii (:

Follow : @uny_fahda19 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar