expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 31 Mei 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 5 )

Hy all !!!

Ini part limanya .. yang berhenti tag komen ajj ..

Ohya, yang nggak ke tag maap ya, cz dia udah full tagnya ..

Happy reading ...

Yang baca wajib like+komen #maksabanget#




Part 5

.

.

.

Hari itu Rio mengutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia menerima ciuman Keke. Parahnya lagi, cewek yang dilihatnya di toko buku tadi melihat adegan itu. Ah, bodoh! Tapi Rio merasa bersyukur bisa selamat dari incaran Keke. Katanya tadi, Keke tidak akan lagi mengejarnya. Rio ingat percakapannya tadi dengan Keke.

“Keke janji nggak akan incar Rio lagi.” Jelas Keke.

“Ya.” Jawab Rio singkat.

“Ohya Yo, kalo Lo udah sampe di Jakarta, tolong temuin Dea ya. Dea itu temen gue waktu kecil.”

Nggak penting! Batin Rio. Tujuannya ke Jakarta hanya untuk belajar saja. Nggak lebih dari itu. Rio juga berjanji untuk tidak tergoda oleh ribuan cewek-cewek cantik disana. Meskipun nantinya ia bertemu Dea yang katanya Keke adalah cewek cantik yang dengan mudahnya menarik perhatian cowok.

Ingat. Rio cuman sekali jatuh cinta. Yaitu pada seorang cewek yang pernah ditemuinya di Bunaken itu, sekaligus di toko buku itu.

***

“GILA !!!”

Ify membanting novelnya keras-keras di lantai. Shilla yang sedang mendengarkan musik di earphone terlonjak kaget. Musik yang ia dengar kalah kerasnya dari bantingan novel Ify. Shilla dapat menyimpulkan kalo sahabatnya itu terpukul atas kejadian tadi. Shilla lebih memilih untuk diam.

“Ternyata, semua cowok sama saja. Gue benci cowok!”

Ify mengambil novel yang sedikit rusak. Saat ini Ify lagi malas baca novel kalo suasana hatinya lagi nggak mood. Ify...Ify.. Kenapa Lo bisa suka sama cowok aneh itu? Kenapa Lo bisa cemburu? Padahal cowok itu sama sekali nggak Lo kenal? Apa Lo belum puas disakiti sama Gabriel yang sekarang ini bahagia sama si cewek Korea? Hah? Korea dari hongkong! Tampangnya aja cantik tapi hatinya tidak.

Malam ini memang malam yang paling menyakitkan baginya. Secepat mungkin Ify ingin terbang ke rumahnya. Lalu, pintu kamar di buka. Tampak makhluk yang dibencinya tersenyum melihatnya. Bukan..Bukan.. Melainkan tersenyum melihat Shilla.

“Malam Shilla.. Lagi apa?” Sapa Alvin sok manis. Ify muntah melihat Alvin dan mendengar suara Alvin.

“Eh Alvin..” Shilla melepas earphonenya lalu tersenyum melihat pangeran hatinya. “Lagi dengerin musik. Ada apa?”

“Mmm, sepertinya besok kita mau balik ke Jakarta.”

Berita yang menggembirakan! Senyuman terbentuk dibibirnya. Lebih cepat lebih baik. Ify sudah tidak tahan lagi berada di Kota menyebalkan ini.

“Ya.. Padahal gue mau lama-lama..” Shilla kecewa.

Aduh Shill, pulang aja.. Bosen tau nginep disini... Semoga Alvin tidak mengubah keputusannya untuk balik ke Jakarta besok. Ify harap-harap cemas.

“Gue sih maunya juga begitu, tapi kita kan belum nyari SMA. Kalo pendaftarannya sudah ditutup gimana?”

Shilla berpikir sejenak.

“Benar. Eh, bagaimana kalo kita sekolah di SMA Himalaya? Om gue lho yang punya sekolahan itu..”

“Setuju. Gue juga mau dekat sama Lo. Okey! Good nigt, have a nice dream..”

Mendengar kalimat Alvin, hati Shilla berbunga-bunga. Gue juga mau dekat sama Lo. Jadi, Alvin naksir padanya? Hihihi.. Semoga saja benar. Beruntung banget gue jadi cewek.

“Cie.. Yang lagi senang..” Sindir Ify.

“Apaan sih Lo? Sana, Lo cari cowok sendiri.”

“Ogah ah. Enek gue sama cowok. Sama-sama nggak punya hati.” Kata Ify seraya merebahkan tubuhnya lalu menarik selimut secara kasar.

“Hei! Semua cowok punya hati. Kalo nggak, bakalan mati.”

“Terserah!”

“Terserah!” Kata Shilla yang mengikuti gaya Ify. Matanya menangkap novel yang berjudul Winter In Tokyo. Hemm, sepertinya novel ini menarik. Shilla pun membaca novel itu bersama sunyinya malam yang menemaninya.

***

Bandara Soekarno-Hatta. Rio menarik kopernya yang lumayan berat. Ia meminta bantuan taksi untuk mengantarnya menuju rumah Pak Marto. Kemudian, taksi itu melaju dengan kcepatan sedang. Jalan raya tampak ramai dan padat. Sangat mustahil kita melihat kendaraan yang melaju kebut-kebutan.

Bayangan cewek itu lagi. Rio berusaha membuang bayangan cewek asing yang menemani pikirannya sejak tadi. Untuk itu, Rio memilih untuk mendengarkan musik.

“Sudah sampai.” Kata Pak supir. Rio turun dengan hati lega. Ia mengambil koper dan barang bawaannya, tak lupa juga ia membayar uang pada pak supir karena telah mengantarnya. Rio berjalan mendekati rumah. Sesaat, hatinya ragu. Apa benar ini rumah teman Ayahnya?

“Permisi Pak, apa benar ini rumah Pak Marto?” Tanya Rio ramah pada satpam yang duduk santai di dekat gerbang.

“Ya, benar. Adik siapa?” Tanya Satpam itu tak kalah ramah. Setiap orang pasti mengira satpam ini masih muda. Tapi, umur satpam ini sudah dibilang tua lho. Senyuman dan sifat ramahnya lah yang membuat satpam ini terlihat muda.

“Saya Rio Pak, anaknya Pak Angga.” Jawab Rio.

Satpam itu tiba-tiba tersenyum. Ia mempersilahkan Rio masuk ke dalam rumah mewah itu. Rio masuk walau hatinya agak ragu. Benarkah ini rumah Pak Marto? Kalo ya, betapa kayanya Pak Marto. Rio pernah mendengar dari cerita ayahnya bahwa Pak Marto belum memiliki anak. Katanya, istrinya sudah lama meninggal. Sejak itu, Pak Marto tidak kawin lagi. Pak Marto lebih suka hidup sendiri.

Rio melihat seorang Pria berumuran empat puluhan tersenyum ramah padanya. Rio yakin orang itu adalah Pak Marto.

“Selamat datang! Maaf tadi saya tidak bisa menjemput adik.” Kata orang itu.

“Tak apa. Mmm, bapak tinggal sendiri ya disini?”

“Sebelumnya, ayo duduk dulu.”

Rio mematuhi perintah Pak Marto. Kedua matanya menangkap foto yang terbingkai rapi. Di foto itu ada wajah Pak Marto dan seorang cowok yang tidak ia kenal. Lho? Bukannya Pak Marto tidak punya anak?

“Itu anak saya, maksudnya anak angkat saya. Namanya Cakka Nuraga.” Jelas Pak Marto seolah-olah paham apa yang dipikirkan Rio.

“Oo, terus kemana dia sekarang?” Tanya Rio ingin tau.

Pak Marto menghela nafas panjang.

“Sebenarnya, Cakka anak yang baik. Tapi gara-gara pengaruh temannya, Cakka berubah menjadi anak tidak baik. Saya yakin pergaulan Cakka bebas. Saya begitu gagal menjadi orangtua, walaupun Cakka bukan anak kandung saya. Sekarang, Cakka menghilang tiga minggu yang lalu. Kabarnya sudah tidak diketahui.”

Sungguh menyakitkan bila di dengar. Rio tau zaman sekarang ini maraknya pergaulan bebas. Cewek-cewek banyak yang tidak perawan lagi. Perzinaan merajalela. Tandanya kiamat bentar lagi mau datang, hemmm...

Seorang wanita yang kira-kira umurnya lebih muda menyuguhkan dua cangkir teh dan setoples kue kering. Kira-kira umur wanita itu kurang lebih dua puluh tahun. Wanita itu tersenyum ramah pada Rio.

“Ini adik saya, namanya Angel. Dia sedang menempuh kuliah di IKJ ( Insitut Kesenian Jakarta ). Katanya sih dia mau jadi sutradara.” Kata Pak Marto.

“Rio.” Ucap Rio sambil menjabat tangan Angel.

Percakapan mereka sangat hangat. Rio sekarang tau Pak Marto tinggal di rumah ini bersama adiknya yang bernama Angel. Ada juga dua pembantu dan satu satpam yang bertugas disini. Setelah cukup berbincang-bincang, Rio diantarkan oleh Angel ke kamar barunya yang berada di lantai dua.

“Makasih ya Kak..” Kata Rio.

“Urwell. Jangan ragu minta bantuan Kakak. Ya udah, kamu istirahat saja. Kakak juga mau kuliah ntar lagi.”

Rio masuk ke dalam kamarnya yang di design dengan warna dinding cokelat. Di samping kasur ada meja berukuran sedang. Di atas meja itu ada lampu belajar. Rio begitu nyaman berada di kamar ini. Lalu, Rio mengirim pesan Ke Nyopon.

To : Nyopon

Gw udah sampe. Thanks atas do’anya.

Kemudian Rio tertidur lelap.

***

“Ini bagian Lo.” Kata seorang cowok.

“Thanks.” Jawab Cakka sambil mengusap keringatnya.

Tadi, ia dan teman-temannya sedang bermain streetball. Lumayan, dapat duit. Ia dan teman-temannya sudah lama main streeball. Teman dari temannyalah yang ngadain permainan streetball ini.

Cakka dan satu temannya yang bernama Patton duduk di sebuah bangku yang sedikit rusak. Patton melihat wajah sahabatnya itu. Tampaknya Cakka sedang ada masalah.

“Lo kenapa? Apa uang Lo kurang?” Tanya Patton.

“Nggak. Nggak ada kok.” Jawab Cakka.

“Mmm, Lo ada masalah?”

Mungkin sudah saatnya ia bercerita.

“Gue mau kabur dari rumah. Gue capek tinggal sama Ayah angkat gue. Ya, mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk memulai kehidupan baru.”

Mata Patton membelalak.

“Apa Lo gila? Seharusnya Lo beruntung tinggal sama Ayah angkat Lo. Coba Lo sedikit patuh sama dia, coba Lo jadi orang baik.”

“Gue nggak bisa jadi anak baik. Gue udah kotor dimatanya. Gue adalah anak yang kurang ajar.”

“Terserah Lo.”

Sesaat, keduanya terdiam. Lalu Cakka beranjak berdiri dari duduknya dan meninggalkan Patton seorang diri. Dalam perjalanan, Cakka berpikir keras. Dimana ia akan tinggal? Dengan siapa ia akan tinggal? Tiba-tiba matanya menangkap seorang cewek yang sedang ada masalah. Cewek itu dihadang oleh dua preman jahat yang serba pake tato.

Cepat-cepat Cakka menemui cewek itu.

***
TBC....
Hmmm... Siapa ya cewek yang diliat Cakka itu ????
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen ajj J
@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Kamis, 30 Mei 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 4 )

Hy all !!!

Ini part empatnya.. Yang berhenti tag komen ajj..

Ohya, yang nggak ke tag maap ya, cz dia udah full tagnya...

Happy reading...

Yang baca wajib like+komen #maksabanget#




Part 4

.

.

.

Niatnya emang udah bulat untuk melanjutkan sekolah di Jakarta. Orangtuanya pun menyetujui niatnya itu. Lusa, Rio siap terbang ke Jakarta. Disana nanti ia akan menemui Pak Marto, teman Ayahnya itu yang akan membantunya nanti. Juga tempat penginapan. Mungkin saja Pak Marto mau menerimanya tinggal dirumahnya.

Rio membereskan kamarnya yang tidak rapi. Sudah tiga hari ia belum merapikan kamar. Akibatnya, kamarnya berubah menjadi kandang ayam, dan Rio tidak suka melihat kamarnya kacau. Kedua matanya perih jika melihat sesuatu yang kurang pas menurutnya.

Puih.. Selesai juga. Rio tidak perlu membantu siapapun karena ia bisa melakukannya sendiri. Rio mengecek HPnya. Ternyata ada pesan masuk dari Keke.

Yo, temuin Keke di mall ya. Lntai dua di KFC. Cpt! Ada yg mo Keke bicarain.

Keke adalah adik kelasnya. Kata orang sih, Keke itu anaknya kurang baik atau nggak baik. Dia itu sombong, suka marah dan menjadi Ratu di sekolahnya. Apalagi sejak Kakak kelas sembilan selesai ujian, Keke merasa bebas berkuasa karena nggak ada kakak kelas. Adanya Keke yang labrak adik kelas. Juga, udah lama Keke naksir padanya. Tapi Rio nggak peduliin cewek itu.

Namun sekarang, mungkin Rio akan menemui Keke. Rio akan berbicara pada Keke secara baik-baik agar Keke mengerti dan paham kalo ia nggak suka sama Keke.

Sesampai di mall, Rio menuju tempat yang dibilang Keke tadi. Lantai dua KFC. Tapi nggak ada tanda-tanda Keke disana. Rio menelpon Keke. Nomernya nggak dapat dihubungi. Tuh cewek apa mau mempermainkannya sih? Akhirnya, Rio memutuskan untuk pergi ke toko buku.

Rio melihat-lihat novel yang judulnya sangat menarik. Ada yang berjudul Gomawo Saranghae karya Keisha Sarang, Love’s Direction karya Mell Shaliha, Cinta di Atas Awan karya Gleen Alexi, Summer Breeze karya Orizuka dan lain sebagainya. Sebenarnya sih Rio bukan penggemar novel. Namun Rio ingin sekali melihat-lihat novel ini.

Begitu banyak novel yang dilihatnya sehingga Rio tidak menyadari ada cewek yang juga sedang melihat-lihat novel. Cewek itu juga tidak menyadari keberadaan Rio. Cewek itu semakin dekat ke arahnya tanpa Rio sadari. Semakin dekat dan dekat....

“Maaf.” Ucap Rio. Lho? Kok dia sih yang minta maaf? Bukannya tuh cewek yang salah? Berjalan tanpa memerhatikan jalan? Cewek itu mendongakkan kepala ke arahnya. Rio dapat melihat dengan jelas wajah cewek itu. Wajahnya manis, cantik, dan penuh ceria. Eh, Bukannya...Bukannya cewek itu...

***

“Lo dimana sih Yo?” Batin Keke. Manalagi, HPnya rusak, nggak tau kenapa bisa rusak. Tadi dia barusan dari toilet.

“Eh mbak, boleh pinjem HPnya nggak?” Tanya Keke pada cewek yang kira-kira umurnya setahun diatasnya.

“Untuk apa?” Tanya cewek itu.

“Untuk makan. Ya jelaslah untuk nelpon!”

“Oh, ya ya.”

Si cewek mengasih Keke HP Samsung Galaxy. Keke melihat tampilan layar walpaper. Disana ada foto cewek itu bersama seorang cowok. Mungkin pacarnya. Hemmm... Tapi lumayan ganteng juga, dan kayaknya ia mengenali wajah cowok di walpaper itu.

“Hey! Kok diem? Kapan telponnya?” Protes cewek itu.

“Iya iya.” Kata Keke buru-buru.

***

“Eh maaf.” Kata cewek yang tak lain adalah Ify. Ify berusaha menjauh dari cowok itu. Tapi, mengapa ada yang janggal dari cowok itu? Sepertinya ia perhan melihat cowok itu sebelumnya. Dimana ya? Ify mencoba mengingat-ingat. Cowok itu... Hemmm... Astaga! Apa cowok itu yang membuatnya menjadi gelisah? Dan sekarang Tuhan mempertemukannya dengan cowok itu?

“Maaf sekali lagi ya.” Kata Ify mencoba tenang walau jantungnya berdegup kencang. Cowok itu yang tadinya kaget menjadi tersenyum.

“Nggak papa.”

Ify menjauhi cowok itu. Tapi tangannya ditarik oleh sebuah tangan yang tak lain adalah tangan cowok itu.

“Mmm..Kamu... Kamu cewek yang pernah aku lihat di Bunaken itu kan?” Tanya cowok itu.

“Ha? I..Iya.” Jawab Ify gugup. Gila ni cowok. Keren abis. Ify benar-benar suka sama tu cowok. Suka? Buang-buang! Bila ia menyimpan rasa itu, tentu hatinya akan sakit lagi.

HP Rio berdering. Sebuah nomor asing menelponnya.

“Halo... Iya.. Keke? Dimana?”

Ify mendengar dengan jelas omongan cowok itu. Dapat ia simpulkan yang menelpon adalah pacar cowok itu. Nggak mungkin kan cowok cakep itu nggak punya pacar.

“Maaf. Aku pergi dulu.” Kata Rio berlalu dihadapannya.

‘Jangan pergi!’ Batin Ify. Hey! Apa haknya ngelarang cowok itu pergi?

***

Rio dan Keke berhadapan. Sepertinya mereka berdua sedang membicarakan hal yang serius. Keke yang duluan bicara dan Rio mendengarkan Keke dengan seksama.

“Yo, Lo mau ke Jakarta?” Tanya Keke.

Rio mengangguk.

“Orangtua Lo ijinin Lo?”

Rio mengangguk.

“Apa ini keputusan final Lo?”

Lagi-lagi Rio mengangguk. Tuh cowok hemat suara. Rio hanya menjawab bila ada hal penting menyangkut dirinya, dan Rio yakin. Keke menyuruhnya kesini hanya untuk basa-basi. Tapi Rio senang hari ini karena cinta pertamanya telah ditemuinya. Siapa lagi kalo bukan cewek di toko buku tadi?

Astaga! Kenapa ia lupa menanyakan nama cewek itu? Kenapa ia lupa meminta nomor HP cewek itu? Terus, bagaimana caranya ia bisa mengenali cewek itu? Rio..Rio...

“Lo kenapa Yo?” Tanya Keke.

“Ng..Nggak papa kok. Emang ada apa Lo nyuruh gue kesini?”

Sudah saatnya Keke merayu agar Rio tidak jadi pergi ke Jakarta. Keke nggak ingin Rio pergi. Intinya Rio nggak boleh pergi.

“Please Rio... Jangan pergi.. Keke nggak mau Rio pergi..” Melas Keke.

“Nggak bisa Ke. Rio udah nggak bisa lagi ngubah keputusan Rio.”

Ya, Rio tak bisa mengubah keputusan itu. Dan, selama-lamanya ia tak akan bisa bertemu lagi dengan cinta pertamanya.

“Ah, Keke nggak mau!”

“Lo kayak anak kecil aja.” Kesal Rio melihat Keke yang lagi ngambek. Keke emang begitu. Segala permintaannya harus dituruti. Kalo nggak, Keke bakal ngambek atau yang lebih parah lagi. Kabur dari rumah.

“Biarin. Kalo Rio pergi, Keke bakal bunuh diri!”

CTAR! Gila tuh cewek. Apa hak cewek itu ngelarang ia pergi? Suka-suka Rio dong mau pergi. Rio kehabisan akal. Karena itulah ia akan memenuhi satu permintaan Keke supaya Keke memberinya ijin untuk pergi.

“Beneran ni?” Tanya Keke tersenyum.

“Ya.” Jawab Rio.

“Apapun?”

“Ya.”

“Gue mau...”

***

Setelah membayar di kasir, Ify berlari kecil mencari Shilla. Cewek itu membeli novel yang berjudul Winter In Tokyo karya Ilana Tan. Ify mencari Shilla dengan susah payah, tapi Shillanya nggak ketemu. HPnya juga belum diisi pulsa. Bagaimana caranya menelpon Shilla kalo pulsa nggak ada?

Lalu, kemana Alvin dan Adit? Katanya mereka pergi ke toko olahraga. Tapi kok nggak adanya? Emangnya berapa toko olahraga di Mall ini? Ify menjadi gelisah. Kalo ia pulang sendiri, ntar pasti tersesat. Sadar, ini Manado, bukan Jakarta! Kalo ini Jakarta Ify masih bisa pulang sendiri.

Tiba-tiba terdengar suatu bunyi yang nggak asing lagi bila di dengar. Ify tertawa. Perutnya minta jatah makan. Uang yang ia bawa cukup banyak, tapi nggak banyak kayak Shilla sih. Ify memutuskan pergi ke KFC tuk sekedar beli kentang goreng atau burger. Jangan beli ayam deh, ngirit uang.

“IFY !!!” Teriak lengkingan suara seorang cewek.

“Shilla?” Kata Ify senang. Shilla mendekati Ify lalu menarik tangan Ify duduk di tempatnya tadi. Shilla menunjuk tangan ke arah tempat duduk seorang cewek yang tadi pinjam HPnya. Dengan malas Ify melihat yang Shilla tunjukan tadi.

Kedua matanya tidak salah lihat kan? Ify memadangi mereka dengan perasaan jijik. Lho? Bukannya itu cowok yang tadi ditemuinya di toko buku? Astaga! Jadi cowok itu pacar si cewek? Entah mengapa rasa cemburu itu menyerangnya. Ify tak tahu kapan rasa itu datang. Rasa itu... Apakah ia benar-benar jatuh cinta dengan cowok itu?

***

TBC....
Cakka kok belum keluar juga ya???
Ntar deh di part selanjutnya...
Kalo ada yang aneh ato ngk nyambung komen aja J
@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Senin, 27 Mei 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 3 )

Hy all !

Ini part tiganya... Yang mau tag/berhenti tag komen ajj...

Ohya, yang nggak ke tag maap ya, mungkin qu lupa...

Happy reading...





Part 3

.

.

.

“Liburan kali ini kita kemana?” Tanya Nyopon pada Rio. Dua cowok itu sedang jalan santai mengelilingi kompleks perumahan.

“Entahlah. Gue rasa gue langsung terbang ke Jakarta aja.” Jawab Rio.

Tampak kekecewaan di wajah Nyopon. Cowok itu harus menerima kalo Rio, sahabatnya harus pergi ke Jakarta demi mengejar cita-cita. Sebenarnya Nyopon tidak ingin Rio sekolah di Jakarta. Sekolah disini kan bagus juga, apa bedanya dengan sekolah di Jakarta?

“Gue tau Lo nggak mau gue pergi. Tapi niat gue udah bulat.” Kata Rio.

“Ya, nggak papa.” Kata Nyopon berusaha tersenyum. Rio pun ikut tersenyum.

“Gimana kalo kita refresing ke Pantai Bunaken?” Usul Rio akhirnya. Ia ingin menghabiskan waktu terakhirnya di Manado ini bersama sahabatnya. Tentu Nyopon tidak bisa menolak.

***

Ify serasa ingin pingsan melihat Gabriel, mantannya mendekatinya. Shilla menyikut tangannya. Sepertinya Shilla nggak suka kehadiran Gabriel disini. Di tambah lagi, cewek cantik keturunan Korea yang Shilla yakini adalah pacar Gabriel. Cewek cantik yang merusak hubungan sahabatnya dengan Gabriel.

Ify mengatur nafasnya. Ia mencoba tenang walau hatinya masih terasa tersakiti.

“Hy Fy! Hy Shil! Kalian mau kemana?” Sapa Gabriel ramah. Tangannya merangkul cewek di sampingnya.

“Manado.” Jawab Ify dingin.

Gabriel tau kalo mantannya itu masih mencintainya. Tapi apa boleh buat, ia kadung cinta sama cewek yang sekarang ini menjadi pacarnya. Jadi, Gabriel mencintai cewek bukan karena perilaku atau kebaikan si cewek, tapi karena tampangnya? Tapi, ada alasan lain yang membuatnya harus meninggalkan Ify.

“Yuk kita masuk!” Kata Alvin.

Mendengar suara Alvin, Ify menatap Gabriel dengan penuh kebencian. Jika ia memiliki kemampuan karate, saat ini juga Ify akan menghabisi Gabriel. Ify dan Shilla pun mengikuti Alvin dan Adit.

“Siapa mereka?” Tanya Pricilla-Pacar Gabriel-.

“Nggak penting.” Jawab Gabriel yang membuat Pricilla penasaran.

***

Sinar matahari masuk ke dalam celah jendelanya yang masih tertutup. Ify terbangun dari mimpi yang buruk. Sampai saat ini Ify masih memimpikan mantannya itu. Ah ayolah Fy, apa susahnya sih melupakan Gabriel?

Kota Manado pagi ini terlihat cerah. Tadi Alvin menelpon. Katanya sebentar lagi akan beragkat ke Bunaken. Sebuah pulau indah yang berada di teluk Manado. Ify membangunkan Shilla yang masih tertidur pulas. Sepertinya Shilla sedang memimpikan Alvin.

“Eh, udah pagi ya?” Tanya Shilla sambil mengucek-ngucek mata.

“Ya. Mandi terus kita berangkat.”

Setelah semua siap, Adit mengajak mereka pergi ke pelabuhan Manado. Katanya, untuk mencapai Pulau Bunaken harus pergi ke pelabuhan dulu lalu menaiki speed boat atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar tiga puluh menit.

Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Nah, pulau Bunaken itulah yang akan menjadi tempat kunjungan mereka.

Benar juga. Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit mereka sampai. Ify, Shilla, Alvin dan Adit turun dengan lega. Ify takjub dengan pulau ini. Bagus banget. Beda dengan Jakarta yang adanya cuman Mall, Dufan, Kebun Binatang dan lain sebagainya.

“Capek Shil?” Tanya Alvin.

“Nggak kok.” Jawab Shilla malu.

“Bagus banget ya pulau ini. Betah deh gue tinggal disini.” Kata Alvin.

“Iya Vin, tapi kalo yang udah lama tinggal disini ya anggep pulau ini biasa aja.” Kata Shilla.

Mereka berjalan pelan menikmati keindahan pulau ini. Sungguh, perjalanan kali ini membuat Ify melupakan Gabriel. Kalo dipikir-pikir, nggak ada gunanya kan menyimpan cinta kita yang udah disakiti. Ya, Ify akan membuang cintanya itu ke tong sampah. Biarin aja Gabriel bahagia sama pilihannya.

Ify berjalan santai di belakang Shilla. Sementara Shilla udah agak akrab sama Alvin. Tiba-tiba, ia melihat seorang cowok tak jauh dari tempatnya. Cowok itu juga melihatnya. Ify menjadi salting sekaligus kagum sama cowok itu. Ah Fy, kagumin cowok yang nggak Lo kenal. Tapi ya, tampang cowok itu keren banget. Ify berani taruhan kalo tampang itu lebih cakep dari tampang pujaan hati Shilla.

Lho? Kok mikirin cowok asing itu ya? Ify mengalihkan pandangannya ke arah pantai yang luas. Sinar matahari di atas sana tidak terlalu panas. Jadi Ify tidak perlu pakai topi.

***

Rio dan Nyopon berjalan santai di pinggir pantai. Angin sejuk menerpa rambut mereka. Rio suka pemandangan ini. Tidak salah ia mengunjungi pulau cantik ini sebelum ia pindah ke Jakarta. Rio mengedarkan pandangan ke segala penjuru pantai itu. Lalu, kedua matanya menangkap sesosok cewek asing. Cewek itu juga sedang melihatnya.

‘Mimpi apa gue semalem?’ Batin Rio. Cewek itu terus melihatinya, dan Rio juga tidak berhenti melihat cewek itu. Lalu, cewek itu mengalihkan pandangannya. Rio sedikit kecewa. Tapi yah, dia bukan apa-apanya cewek itu. Kenal pun tidak.

“Lo kenapa Yo?” Tanya Nyopon.

“Eh, nggak ada kok.” Jawab Rio sedikit kaget.

Ingin rasanya Rio mengejar cewek itu. Ah, cewek itu benar-benar telah mencuri hatinya. Rio yang telah lama berusaha untuk tidak jatuh cinta sama cewek akhirnya jatuh cinta juga. Lho lho lho? Emang gue beneran apa suka sama cewek itu? Tidak-tidak. Rio membantah batinnya. Tapi tetap saja bayangan cewek tadi menari-nari di pikirannya.

‘Cinta pertama gue.’ Batin Rio sambil tersenyum.

***

Perjalanan tadi sangat melelahkan bagi Rio. Ia baru sampai di rumah jam enam sore. Sesampai di rumah, Rio lari ke kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk. Rio melihat di atas langit kamarnya, seperti sedang memikirkan sesuatu. Ah ya, cewek itu lagi! Rio sial banget karena tadi ia tidak sempat kenalan sama cewek itu. Coba kalo tadi ia kenalan, mungkin sekarang ini ia bahagia.

Bahagia? Sejak kapan seorang Rio bahagia karena cewek? Di sekolah, Rio dikenal sebagai cowok cuek. Tapi tampangnya boleh dikatakan ‘wau’. Sudah banyak cewek yang naksir sama dia, bahkan dulu ada kakak kelas yang menembaknya. Parah banget kan? Rio menyesal punya tampang cakep. Ia pengin punya tampang biasa aja kayak teman-temannya yang kurang populer.

Kembali lagi ke cewek itu. Rio memflashback kembali pertemuannya dengan cewek itu. Ah, pusing-pusing! Untuk apa pikirin cewek asing itu? Untuk menambah beban pikiran? Sekarang ini yang paling penting adalah berusaha agar keterima di SMA Himalaya. Ya, Rio harus menyiapkan segalanya mulai dari sekarang.

***

Ify gelisah. Malam hari di hotel tempatnya menginap, hatinya gelisah banget. Udah hampir memasuki tengah malam dan Ify belum juga tidur. Argh! Ify mengacak-acak rambutnya. Sejak pulang dari bunaken tadi, pikirannya dipenuhi cowok keren yang dilihatnya tadi. Ify heran banget dengan dirinya. Kok bisa ya naksir sama cowok asing? Apa? Naksir? Gue suka sama tu cowok? Sebaiknya buang aja rasa suka itu. Nggak ada gunanya nyimpen-nyimpen. Ify kan janji untuk nggak pacaran, karena Ify benci cowok.

Tapi cowok tadi... Itulah yang membuat pikirannya kacau. Bukannya bahagia refresing ke Manado, tapi malah bikin kepala pusing. Ify melirik Shilla yang sedang tertidur pulas. Temannya itu memang sangat capek. Dan ia sebenarnya juga capek dan ingin tidur. Tapi perasaan aneh itulah yang menghambatnya. Cowok.. Cowok itu...

Ify menatap pemandangan dibalik jendela. Sepi. Mana mungkin orang berkeliaran tengah malam kecuali orang itu nggak ada kerjaan. Akhirnya Ify berusaha untuk tidur. Harus! Besok ia harus bangun pagi atau tidak bisa ikut jalan-jalan keliling Manado bersama Shilla cs. Ify pun tertidur diiringi mimpi dan rasa gelisah yang karuan.

***

“Kamu siapa?” Tanya Ify menunjuk cowok yang tiba-tiba udah duduk disampingnya. Cowok itu diam, tidak menjawab pertanyaan Ify. Sebagai gantinya, cowok itu memamerkan senyuman manisnya yang bikin cewek-cewek histeris, Ify pun tak terkecuali.

“Siapa kamu? Kenapa kamu diam aja?”

Terpaksa Ify berkata lebih keras agar cowok itu mau menjawab pertanyaannya. Tapi, percuma juga. Cowok itu nggak mau jawab. Dasar cowok tuli! Batin Ify. Ify memilih untuk diam juga sambil membuka akun twitter di HPnya. Tiba-tiba, cowok itu sedikit berdekatan ke tubuhnya. Ify jadi takut. Jangan-jangan, cowok ini ada maunya. Lalu cowok itu merangkulnya, dan memeluknya. Gila! Ify hampir nggak bisa bernafas.

“Kamu siapa sih? Lepasin aku!” Berontak Ify. Andai kata ia kenal betul sama cowok ini, atau andaikata cowok ini adalah Gabriel, tak segan-segan Ify menampar cowok itu.

“Maaf.” Kata cowok itu akhirnya. Perlahan, Ify terbebas dari pelukan cowok itu.

“It’s okay. Kamu siapa? Ada apa dengan saya?” Tanya Ify.

Cowok itu seperti berpikir. Ify mendengus kesal. Emang apa susahnya sih ngasih tau namanya? Apa cowok itu amnesia lalu lupa dengan namanya sendiri?

“Mmm, gue cowok yang Lo temuin di Bunaken kemarin itu.” Jawab cowok itu dengan mimik muka malu.

Deg! Jantung Ify berhenti berdetak. Jadi...Jadi dia cowok itu? Dia cowok itu? Ify ingin saja teriak saking bahagia. Tuhan baik sekali mempertemukannya dengan cowok yang bikin hatinya gelisah. Sekarang, Ify harus tau siapa nama cowok itu. Masih banyak kesempatan untuk bertanya lebih lanjut tentang cowok itu.

“Nama lo siapa?” Tanya Ify.

“Nama gue...”

***

“IFY!!! BANGUN!!! LIAT NIH UDAH JAM BERAPA??? APA LO MAU GUE TINGGAL???”

Teriakan Shilla membuat Ify kaget. Keringat dingin bercucuran membasahi wajahnya. Tau hal itu, Shilla merasa bersalah. Pasti Ify barusan mengalami mimpi buruk. Ify menatap Shilla dengan raut muka kekecewaan. Shilla yang nggak tau apa-apa cuman tersenyum.

“Ada apa sih lo?” Tanya Shilla.

“Nggak penting.” Cuek Ify lalu bangun dan meninggalkan Shilla.

“Hey! Ntar lagi gue dan lainnya ngajak Lo pergi ke Mall. Biasa, shooping..” Teriak Shilla dengan bangga.

***

Mall ini emang nggak semegah mall yang ada di Jakarta. Namun tetap aja ini adalah mall. Shilla yang paling semangat belanja. Dengan uang berlimpah yang ia bawa, mungkin Shilla bisa habisin satu juta lebih. Wuih.. Bayangkan! Kalau penulis sih bangkrut ntar...

Terus terang aja, Ify nggak suka cara sahabatnya itu. Ngapain juga buang-buang uang? Mending ditabung. Ya, Shilla kan termasuk penggilla shooping. Sementara Alvin dan Adit mengelilingi toko yang menjual aneka macam pelaratan olahraga.

Hemm... Kayaknya Ify sendiri yang nggak sibuk. Ify memutuskan berjalan ke Toko Buku. Siapa tau kan di toko itu ada novel yang udah kebuka plastiknya lalu ia dapat membaca gratis. Hehe... Lumayan, ngirit pengeluaran.

Ify mencari-cari novel yang menarik. Karena terlalu serius mencari dan nggak memerhatikan jalan, tiba-tiba ia menabrak seseorang. Orang yang ditabraknya itu kaget. Begitu pula dengan Ify. Perlahan, ia mendongakkan wajahnya ke orang itu karena orang itu lebih tinggi darinya.

 “Maaf.” Kata orang itu.

TBC....
Kalo ada yang aneh ato ngk nyambung komen aja J
@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Sabtu, 25 Mei 2013

Please, Dont Forget Me! ( Part 2 )


Hy all !!!

Ini part duanya.. yang mau tag/berhenti tag komen ajj...

Ohya, yang gag ke tag maap ya, mungkin qu lupa...

Happy reading ....




Part 2

.

.

.

“Gue sebenarnya suka sama...”

Sebelum Alvin menjawab, Ify berusaha mencerna kalimat singkat yang diucapkan Alvin. Hah? Apa? Alvin sedang menyukai seorang gadis? Apa Alvin ingin curhat padanya tentang gadis yang disukainya itu? Ify tak habis pikir. Ia dan Alvin bukan teman dekat. Alvin bisa saja curhat pada teman dekatnya. Lha, kok dia malah curhat sama aku? Jangan-jangan...

“Gue suka sama Shilla.”

Oh, syukurlah. Ify mengira Alvin suka padanya. Tapi tidak. Ya, Alvin menyukai gadis lain dan gadis yang Alvin bilang tadi adalah... adalah Shilla? Tunggu! Shilla sahabatnya bukan? Apa benar? Perasaan sih Shilla nggak akrab sama Alvin. Shilla nggak mungkin tidak bercerita padanya kalo lagi ada masalah. Ify merasa aneh sama cowok di depannya itu.

“Gue suka sama Shilla.” Ulang Alvin serius.

Sadar Fy, sadar! Yah, mugkin bukan Shilla sahabatnya. Mungkin saja Shilla lain. Di dunia ini banyak lho yang bernama Shilla. Bukan Shilla sahabatnya saja. Ya, kalo begitu, apa salahnya Alvin suka sama Shilla?

“Ashilla Zahrantiara, nama temen lo itu kan? Salamin gue ke dia ya.” Kata Alvin berharap.

Tidak, tidak! Apa ia salah dengar? Alvin, cowok incaran para cewek naksir sama Shilla yang adalah sahabatnya? Benar-benar beruntung Shilla.

“Mmm, emang Alvin dekat ya sama Shilla?” Tanya Ify kikuk.

Alvin tidak menjawab. Cowok itu malah tersenyum. Senyuman yang menurutnya adalah senyum yang misterius. Sejak kejadian itu, Ify merasa berdosa karena tidak memberitahu ke Shilla tentang perasaan Alvin. Ify tak yakin jika ia beritahu Shilla. Kalo Alvin bohong gimana?

***

“J..Jadi.. Alvin J..Jonatan naksir s..sama g..gue?” Tanya Shilla tak percaya.

Ify mengangguk tak yakin. Betapa berdosanya ia kalo ternyata Alvin cuman bersandiwara saja. Lihat kan, Shilla senang bukan main. Mana ada sih cewek yang menolak Alvin? Kecuali...Kecuali ia. Ya. Hanya Ify Alyssa yang tidak tertarik pada Alvin Jonatan. Karena Ify sudah muak mendengar kata cinta. Ify benci cowok. Ify benci pacaran. Ify nggak mau lagi patah hati.

“Ya ampun Fy... Gue nggak percaya..”

Shilla loncat-loncat nggak jelas. Sementara Ify hanya tersenyum kecil. Shil, apa lo nggak takut kalo suatu hari Alvin tidak mencintai lo lagi? Seperti gue ini. Seorang cewek yang sedang patah hati karena diputuskan oleh sang pacar yang namanya malas gue sebutin. Dan, kemana si cowok yang telah membuat hatinya sakit? Ify tak mau tau.

“Ohya Shil, kita berangkat ke Manado hari Senin pagi. Berarti tinggal dua hari lagi. Gue yakin kedua orangtua lo yang kaya itu ngizin lo pergi dan ngasih lo uang yang banyak.” Kata Ify dan Shilla berhenti meloncat.

“Tentu. Dan gue janji kok yang bayarin transportasi, makanan, penginapan lo.” Kata Shilla tersenyum.

***

Browser SMA Himayala, salah satu SMA swasta terfavorite di Kota Jakarta. Berada di jalan muh. Amin no. 2, Jakarta Timur. Di atas browser itu tertulis, bagi yang berminat, silahkan daftar disana. Pendaftaran di buka pada tanggal 12 Juni 2013.

“Lo yakin mau masuk disana Yo?” Tanya Nyopon, teman dekat Rio.

Rio tidak menjawab. Hatinya begitu bimbang. Manado- Jakarta itu cukup jauh. Rio nggak tau apa jadinya jika ia jauh dari orangtua. Walaupun ia cowok, Rio merasa masih membutuhkan perlindungan dari orangtua. Di Jakarta juga ia tidak memiliki saudara atau teman dekat.

“Yo...”

“Eh, nggak tau Pon. Tapi kayaknya gue pengin banget sekolah disana.” Jawab Rio akhirnya walaupun masih ragu.

“Tapi kan, disana lo nggak ada keluarga. Apa lo nggak takut tinggal sendiri disana?”

Sejenak Rio berpikir. Ngapain juga takut? Jadi cowok itu harus berani. Kalo seandainya ia memilih sekolah disana, Rio harus menanggung resiko sendiri. Ya, apa salahnya mencoba daftar disana? Lagipula, Rio suka hal-hal baru yang belum pernah ia lakukan.

***

“Jadi kamu mau sekolah di Jakarta?” Tanya Angga-Ayah Rio-.

“Ya Pa. Keputusan Rio sudah bulat.” Jawab Rio mantap.

Mamanya yang sedang berada di dapur segera berkumpul di ruang keluarga itu. Achel belum pulang karena masih jam empat. Biasanya ia pulang jam lima atau setengah enam.

“Lalu, sama siapa kamu tinggal disana? Mama takut kamu kenapa-napa.” Tambah Mama. Ia duduk di samping Rio seraya mengelus punggung Rio.

“Entahlah. Yang penting keputusan Rio udah bulat sekolah disana.”

Mama menghela nafas panjang. Ia tau anaknya itu suka dengan tantangan baru. Kalo Rio mau sekolah disana, siapa yang larang? Asalkan Rio menjadi anak baik disana.

“Gimana Pa?” Tanya Irma-Mama Rio-.

“Hhh, kalo itu keputusan Rio, Papa tidak bisa melarang.” Kata Angga akhirnya yang membuat Rio lega.

“Thanks Pa..” Kata Rio senang.

“Ohya, Papa punya kenalan disana. Siapa tau kamu boleh numpang tinggal di rumahnya.”

***

Dea Christa Amanda mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru rumah itu. Rumah yang masih terlihat bagus. Rumah yang menyimpan kenangan pahitnya. Dea duduk di sofa ruang tamu sambil menyesap jus jeruk yang tadi disediakan Bi Tari.

 Perjalannya dari Medan ke Jakarta membuat badannya terasa remuk. Sebenarnya, Dea malas pindah ke tempat ini. Jakarta. Tapi Dea harus melakukan semua ini. Ya. Dea ingin membalas dendam terhadap dua cewek yang dulu pernah menjadi sahabatnya.

Kakaknya yang bernama Alvin Jonatan entah pergi kemana bersama Pamannya. Dea tidak peduli. Terpenting, sekarang ini ia bisa mengembalikan seluruh tenaganya yang hilang. Jus jeruk yang tadinya penuh sudah habis di minumnya. Memang, Dea haus. Bahkan sangat haus.

 Seorang wanita menemuinya. Wanita itu tersenyum bahagia melihat putrinya kembali datang setelah lima tahun berpisah. Putrinya itu ternyata sangat cantik. Aura mengelus rambut putrinya. Dea tersenyum senang. Ia rindu belaian lembut dari sang Mama.

“Kamu sudah besar sayang, kamu tambah cantik deh..” Puji Aura.

“Ah Mama, biasa aja kali.” Kata Dea malu.

“Mmm, kamu mau Mama daftarin di SMP Suka Maju? Sekolah disana bagus lho.”

Dea mengangguk. Ia tak peduli dimana ia sekolah. Sekarang ini Dea ingin mencari dua mantan sahabatnya itu yang dulu membuat hidupnya tersakiti. Sungguh, Dea tidak berani mengingat kenangan masa kecilnya yang kelam.

“Sekarang kamu istirahat dulu. Kak Alvinmu lagi jalan-jalan sama Om Adit.”

“Kemana?”

“Katanya sih ke Manado.”

Dea meng’o’kan omongan Mama. Lalu ia berjalan pelan menuju tangga atas. Disanalah kamar baru yang ia tempati. Kamar itu berukuran besar dan menurutnya kamar itu lebih bagus daripada kamarnya selama ia tinggal di Medan bersama Tantenya.

***

Liburan datang juga. Pagi itu, Ify sudah siap dengan perlengkapannya. Wajahnya begitu berseri-seri. Ia tak sabar betul berkunjung ke Pantai Bunaken, Manado. Sama halnya dengan Shilla. Gadis itu juga terlihat bahagia. Apalagi sejak ia tau kalo Alvin suka padanya. Shilla sih mau-mau aja pacaran sama Alvin. Tapi ada suatu yang menjanggal di hatinya.

Kok Alvin bisa suka sama dirinya ya? Padahal, ia dan Alvin nggak akrab. Bertegur sapapun tidak pernah.

“Shill, ntar lagi Alvin mo kesini. Siap-siap aja.”

Ify sudah siap dengan barang bawaannya. Ia menunggu kedatangan Alvin dan Pamannya. Katanya, mereka nanti akan naik pesawat. Tiketnya sudah di beli Shilla kemarin. Ify enak-enak aja. Semuanya Shilla yang bayarin. Ya begitulah enaknya punya sahabat yang kaya dan tidak pelit.

 “Hei! Maaf buat kalian menunggu lama.” Kata seseorang yang tak lain adalah Alvin. Penampilan cowok itu keren sekali. Sumpah deh, kalo yang baca ini liat si cowok itu, dijamin pingsan deh. Hehe...

“Ya, nggak papa.” Kata Ify. Sementara Shilla terdiam. Jantungnya berdetak cepat tidak seperti biasanya melihat tampang Alvin. Ya Tuhan, Alvin suka sama aku? Yang benar aja.

“Hei Shilla! Apa kabar? Kamu terlihat cantik hari ini.” Kata Alvin tersenyum.

Pipi Shilla memerah saking malunya. Ify berdehem. Ia nggak mau dikacangin sama dua orang itu. Lalu, seorang pria datang ke tempat mereka. Ify bisa menebak kalo pria itu adalah Pamannya Alvin.

“Ini Pamanku. Namanya Om Adit.” Kata Alvin.

Ya, mungkin tidak penting untuk diperkenalkan. Sebuah taksi biru berhenti di tempat itu. Setelah memasuki semua barang ke dalam bagasi, Ify, Shilla, Alvin dan Adit masuk ke dalam taksi itu. Adit duduk di depan. Sementara sisanya duduk dibelakang. Shilla yang berada di tengah karena Ify tidak mau berada di samping Alvin. Ya begitulah Ify, enek sekali dekat-dekat sama cowok.

Taksi itu melaju kencang menuju bandara soekarno-hatta. Butuh waktu sejam untuk sampai disana. Itupun kalo tidak macet. Tapi untunglah Kota Jakarta saat ini nggak terlalu ramai. Nggak tau kenapa.

“Sebelumnya kamu pernah ke Manado?” Tanya Alvin pada Shilla.

Shilla tergagap.

“Eh, belum. Kalo ke Singapura baru pernah.” Jawab Shilla. Sama sekali nggak nyambung ama pertanyaan Alvin.

“Santai aja Shil.”

Jantung.. Kenapa kamu nakal sekali? Batin Shilla. Sedaritadi jantungnya nggak mau normal. Detakannya selalu melebihi dosis. Jika Alvin tau kalo jantungnya saat ini nggak normal, bakalan malu Shilla.

Akhirnya, taksi itu sampai di bandara. Ify melihat takjub bandara itu. Maklum, baru kali ini ia datang ke bandara. Banyak orang yang berlalu lalang disana. Tiba-tiba, ekor matanya menagkap sesosok cowok yang dulu pernah membuatnya sakit hati. Cowok itu melihatnya sambil melambaikan tangan.

Dia...

Mantannya...

Ify serasa ingin pingsan.

TBC...
Nah lho? Siapa sih mantannya Ify?
Kalo ada yg aneh ato nggak nyambung komen aja J 
@Fahdastevadit  ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Jumat, 24 Mei 2013

Please.... Don't Forget Me !!! ( Part 1 )


Hy all !!!

Ini part pertamanya .. Yang mau tag/berhenti tag komen ajj ..

Happy reading ..





Part 1

.

.

.

“Horee !!! Gue lulus !!!”

Shilla menggeleng-gelengkan kepalanya melihat gelagat sahabatnya itu. Ify Alyssa tepatnya. Ia dan Ify sudah bersahabat sejak berumur lima tahun. Sudah lama bukan? Sekarang ia dan Ify berumur enam belas tahun.

“Lo juga lulus kan Shil?” Tanya Ify berharap. Ah, lulus dong pasti. Ashilla Zahrantiara kan termasuk golongan murid pintar di SMP Buana itu? Mustahil kalo Shilla nggak lulus.

“Menurutmu?” Shilla balik nanya. Ify mengerutkan dahi. Nih anak apa maksudnya?

“Maksud lo?”

“Oh em.. Lulus.. Hehe..”

Untuk merayakan kelulusan mereka, Ify mengajak Shilla berlibur ke Manado. Ify ingin sekali mengunjungi Pantai Bunaken. Kata orang, Pantai itu indah banget. Karena itulah Ify ingin berlibur kesana.

“Jadi, lo mau ke Manado?” Tanya Shilla heran.

“Yap!” Jawab Ify semangat.

Shilla terdiam sesaat. Lalu....

“Apa lo gila Fy? Manado! Itu letaknya jauh Fy.. Lo kira Manado ada di samping rumah lo apa? Fy, kita berada di Jakarta, bukan di Sulawesi atau di Manado. Lagipula, lo nggak punya saudara disana. Untuk apa kita liburan ke Manado? Buang-buang uang aja. Lo pikir ortu lo ngizinin lo pergi kesana apa? Pikir-pikir dong sebelum mengatakan sesuatu.”

Shilla mengomel panjang lebar yang membuat Ify tertawa geli. Sahabatnya satu itu yang paling cerewet dari sahabatnya yang lain. Eh walaupun begitu, Shilla pengertian lho dan baik. Beruntung Ify mempunyai sahabat seperti Shilla.

“Shill..Shilla cantik.. Kita perginya bukan berdua aja. Ada orang lain yang bersama kita..” Jelas Ify yang membuat Shilla penasaran.

“Siapa?” Tanya Shilla.

***

Cuaca di Kota Manado pada pagi hari itu lumayan cerah. Mentari tersenyum menyambut pagi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh cowok itu. Cowok itu sangat menyukai matahari. Terutama pada saat matahari terbit dan tenggelam. Dari kecil ia memang menyukai matahari walau ia mengakui kedua matanya tak sanggup melihat bola raksasa panas itu.

Jam di tangannya menunjukkan hampir pukul delapan pagi. Ia lupa kalo ia belum sarapan. Cowok itu turun ke lantai bawah menemui kedua orangtuanya dan Kakak sematawayangnya.

“Pagi Ma.. Pa.. Kak Acel..” Sapanya ramah. Ia duduk di samping Achel sekaligus berhadapan dengan Mama.

Nama cowok itu adalah Mario Stevano. Panggil aja Rio. Kalo ia kenalan sama orang asing biasanya pake nama Vano yang diambil dari nama panjangnya yaitu Stevano. Cowok manis ini baru saja lulus SMP. Sedangkan Kakaknya yang bernama Acel duduk di bangku satu SMA dan sebentar lagi akan naik ke kelas dua SMA.

Rio mengambil roti tawar dan selai kacang kesukannya. Tak lupa juga ia meminum teh hangat. Pagi yang cerah ini kalo nggak diisi acara minum teh sangat tidak sempurna. Kalo malam hari baru Rio suka membawa secangkir cappucino lalu meminumnya di atap rumah bersama Achel. Selain menyukai matahari, Rio juga menyukai bintang. Bintang di malam hari membuat hatinya terasa tenang.

“Setelah ini kamu mau melanjutkan sekolah dimana?” Tanya Papa.

Sejenak Rio berpikir, lalu ia mengangkat bahu.

“Entahlah, mungkin di sekolah Kak Acel.” Jawab Rio.

Sarapan pagi ini cukup menyita beberapa menit saja. Tidak sampai satu jam. Papa yang selalu berangkat pagi cepat-cepat mengambil kunci mobil lalu mengendarainya menuju tempat kerjanya. Sementara Mama cukup kerja di rumah. Kalau Kakaknya masuk siang. Tentu saja bagi seluruh kelas satu jadwalnya masuk siang. Inilah yang membuat Acel jengkel. Kebiasaan tidur siangnya harus ia tinggalkan selama setahun. Dan kebiasaan itu lama kelamaan hilang juga seiring berjalannya waktu.

“Mau kemana Yo?” Tanya Mama melihat Rio seperti terburu-buru. Mungkin ada suatu hal penting yang harus ia kerjakan.

“Mau ke rumah teman.” Jawab Rio singkat serata meninggalkan Mama dan Acel.

***

“Siapa?” Tanya Shilla penasaran. Ify malah ketawa.

“Lo penasaran banget.” Kata Ify.

“Siapa makanya Fy..”

Shilla menarik baju Ify layaknya anak kecil yang minta dibeliin permen sama Mamanya. Ya, walalupun Shilla cerewet, pengertian, Shilla juga punya satu sifat yang sudah lama melekat ditubuhnya. Yaitu manja. Shilla anak tunggal dari pasangan Hendri Kusumo dan Diana Asih yang adalah seorang pengusaha yang sukses.

Rumah Shilla megah. Di rumah itu banyak fasilitas. Ada taman bunga, kolam renang, lapangan olahraga, tempat santai, balkon yang luas, tempat ngeband dan sebagainya. Banyak lho anak-anak cowok yang berkunjung ke rumahnya dan Shilla tidak keberatan akan hal itu. Keluarga Shilla adalah keluarga kaya yang ramah.

“Shill, lo kenal Alvin kan?” Tanya Ify misterius.

“Ya..Ya.. Ah, nggak kayaknya. Alvin siapa? Gue pernah denger namanya tapi nggak tau orangnya.”

“Ituloh, Alvin Jonathan Sindunata.. Cowok cakep yang banyak digandrungi cewek-cewek.”

“Terus, apa hubungannya Alvin dengan liburan kita ke Manado?”

“Ya... Dia mau menemani kita bareng Pamannya.”

“What? Nggak, nggak! Gue nggak akrab ma Alvin. Emangnya Lo akrab ma Alvin? Kok Alvin mau nemenin cewek kayak kita?”

Ify tersenyum. Sudah saatnya ia bercerita pada Shilla. Semoga ceritanya ini dapat membuat jantung Shilla copot. Hahaha...

***

Sore itu Ify sedang berbelanja ke Mall sendirian. Tumben sekali ya, biasanya ia pergi ke Mall bareng Shilla. Itupun belanjanya pake uang tabungannya. Belanjanya juga yang penting-penting aja. Beda dengan Shilla. Pulang dari Mall membawa belanjaan berat yang menurut Ify tidak penting.

Nah, tujuannya ke Mall membeli novel untuk tugas resensi. Ini juga sebagai nilai ujian praktek Bahasa Indonesia selain baca pidato. Ify tertawa geli mengingat teman seperjuangannya berpidato di depan kelas. Ada yang bagus, lucu ataupun malu.

Ify memasuki toko buku Gramedia yang berada di lantai dua. Mall pada sore ini cukup ramai. Di tambah anak-anak yang sedang merayakan ulangtahun di KFC. Ketika Ify mengambil novel yang menurutnya bagus, ada suara yang memanggilnya. Ify menoleh ke sumber suara. Lho? Bukannya itu Alvin?

“Ify ya? Temannya Shilla?” Tanya Alvin ramah.

“Em.. Iya, ada apa?” Tanya Ify mencoba biasa. Gini ni reaksi Ify kalo liat cowok cakep seperti Alvin. Selalu aja gugup.

“Mmm, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Di Mc donald aja ya bicaranya.” Kata Alvin.

 Ify menatap heran wajah cowok di depannya. Apa ia salah dengar? Ia kan nggak terlalu akrab sama Alvin. Tapi bisa aja Alvin mau ngasih ia info penting. Akhirnya Ify menurut saja. Ia membayar novel di kasir. Tapi Alvin memaksakan diri yang membayar novel itu. Ya.. Apa boleh buat? Sekalian ngirit pengeluaran.

“Jadi, sejak kecil lo temenan sama Shilla?” Tanya Alvin mengawali pembicaraan. Yang ditanya cuman mengangguk sambil menyedok es krim vanilla cokelatnya.

“Menurut lo, gimana Shilla?” Tanya Alvin lagi.

“Gimana apanya?” Ify balik nanya.

“Maksud gue, Shilla itu orangnya kayak gimana?”

Siapa sih cowok ini? Kok nanya-nanya tentang Shilla? Ify bingung mau jawab apa. Namun kedua mata ramah Alvin membuka mulutnya untuk segera menceritakan semua tentang Shilla. Sifat Shilla, sikap Shilla, hobby Shilla, kehidupan Shilla..

“Oh, jadi begitu ya?” Kata Alvin senang. Bibirnya membentuk sebuah senyuman yang manis. Ify hampir terhanyut oleh senyuman itu. Tapi siapa ia? Kagum boleh aja, tapi kalo sampai suka.. No..No! Ify nggak mau pacaran. Ify nggak mau kejadian dulu terulang. Ify nggak mau merasakan patah hati saat ia ditinggal kekasihnya.

“Hey Fy!” Alvin menyadarkan Ify yang sedang melamun.

“Oh ya, ada apa?”

Alvin tertawa melihat reaksi gadis di depannya.

“Kenapa sih?” Tanya Ify salting.

“Gue..Gue sebenarnya..”

“Sebenarnya apa?” Tanya Ify penasaran.

“Gue sebenarnya suka sama...”

TBC...
Kalo ada yang aneh ato nggak nyambung komen aja J 
@fahdastevadit 

Selasa, 21 Mei 2013

Princess From Village ( Epilog )


Jangan pada kecewa yaa... J 
Aku tu kalo bikin cerbung gg suka panjang-panjang...
Maaf seribu maaf ya cerbungnya sampe disini aja J 


Epilog

.

.

.

Hampir sejam ia berada di batu nisan itu. Pemakaman Desa Telaga Asri sudah sepi. Orang-orang yang tadi melayat kembali ke rumah masing-masing. Rio begitu menyesal. Sangat menyesal. Seharusnya Rio mendengarkan perkataan Ify. Seharusnya ia kembali ke Kerajaan Umari. Rio mencoba untuk tersenyum. Melepas cinta pertamanya pergi ke dunia lain.

“Bahagia disana Fy, disana ada Debo yang selalu menemani lo..”

Rio berusaha menahan air matanya agar tidak lagi jatuh.

***

Rio bolak-balik di luar ruang rawat A42. Kedua orangtua Ify, Alvin, Cakka, Agni, Sivia, Gabriel dan Pricilla sudah sampai. Mereka mendekati Rio dan berusaha menenangkan Rio.

“Ini semua salah gue. Salah gue.” Lirih Rio.

Seorang dokter keluar dari ruangan itu. Ia memperbolehkan Rio dan lainnya masuk. Rio masuk dengan hati bergetar. Tuhan, semoga Ify masih hidup. Aku tau, Ify tidak mencintaiku. Tapi izinkanlah aku melihat senyumannya, izinkanlah Ify menghirup udara segar di dunia ini, izinkanlah Ify memlih cowok lain yang dicintainya.

Rio mendekati Ify yang terbaring lemah. Banyak perban yang di pasang di tubuh itu. Perlahan, kedua matanya terbuka. Ify tersenyum melihat Rio. Rio membalas senyuman itu. Rio takut, itu senyuman terakhir Ify. Rio takut.

***

 “Debo!” Teriak Ify. Ify rindu dengan sosok di depannya ini.

“Hy Fy! Sedang apa kamu disini?” Tanya Debo heran.

“Aku..Aku nggak tau.”

“Fy, ini tempat kembali orang yang udah meninggal. Kamu nggak cocok ada di tempat ini. Sana, kembali ke dunia. Tugasmu di dunia masih banyak.”

“Tapi, bagaimana dengan dirimu?”

“I be fine Fy. Sana, kamu jalan ke lorong itu. Temui Rio, disana Rio sedang menungguimu.”

Ify menurut. Ia berjalan pelan menuju lorong itu. Tapi semakin dekat dengan lorong, nafasnya semakin berat. Kedua kakinya tak sanggup lagi berjalan. Dari sini, Ify dapat mendengar tangisan Rio. Oh Rio, aku ingin kesana, tapi aku tidak bisa. Aku kenapa?

“Kenapa kamu kembali?” Tanya Debo.

“Aku nggak bisa kesana Deb. Kok bisa ya?”

Debo menghela nafas panjang.

“Fy, artinya.. Artinya kamu sudah tidak dapat kembali ke dunia.” Kata Debo sedih.

***

“Fy, aku udah memenuhi permintaanmu untuk mengembalikan kamu ke Desa. Aku tau, kamu sangat mencintai Desa. Aku pernah menghayal kalo kita bulan madu, aku akan mengajakmu kesini.” Kata Rio mencoba tertawa.

Langit sore berubah menjadi mendung. Langit menangis menumpahkan airnya. Sama seperti Rio. Tiba-tiba saja Rio menangis. Walaupun ia mencoba menahan kesedihan, air mata itu tak bisa dihentikan.

Rio mencium batu nisan itu. Disana tertulis, ‘Ify Alyssa Umari, Putri dari Desa Telaga Asri’. Rio tersenyum. Ia lalu bangkit beriringan rintik air hujan yang turun semakin deras.

***

I know that’s all my fault
Cause I never seem to care
I know that’s all my fault
Cause I never fight for loosing you

I realize it now
It’s a foolish things to do
I do realize it now
How this love should be taking care of

For every step I take
Makes me know how I feel

How I love you, I realize it now
You’re the living gift I have
Sure I love you for being the best thing in my life
Seems sometime I too forget how I am being in love
You’re the reason of my life
Like a soulmate suppose to be

 
END...
Masih gantung yyaa ???
Sebenarnya Debo itu siapa ???
Saiia juga bingung mau jawab apa, hehe :D
Tapi ntar ada cerbungku yang lain kok, yang nggak kalah serunya ama cerbung princess from village #kepedeanbanget#
Doain aja deh supaya ada Princess From Village yang kedua...
Salam : @fahdastevadit


Minggu, 19 Mei 2013

Princess From Village Part 21


Part 21

.

.

.

“Debo... Kamu dimana..” Lirih gadis itu.

Rio mendekati sumber suara. Tepatnya di taman. Rio melihat seorang cewek sedang menangis.

“Deb.. Lusa ulang tahunku, Debo harus datang.. Disana kita berjanji untuk selalu menjaga cinta kita. Deb.. Ify sayang Debo...”

Debo cowok sialan Fy! Umpat Rio. Rio mendekati Ify. Tentu saja Ify menatapnya tajam. Jangan-jangan... Batin Ify.

“Mau apa lo kesini?” Bentak Ify.

“Gue mau kasi kabar yang mengejutkan.” Kata Rio tenang.

“Apa itu? Apa lo menyuruh Debo jauhin gue agar lo bisa dapetin gue?”

“Tidak Fy.. Debo yang melakukannya sendiri. Dia selingkuh sama Putri Pricilla, sekarang, Debo membawa Pricilla ke suatu tempat. Mungkin disana mereka memulai kehidupan mereka yang baru... Gue dapet info dari Shilla.. Teman dekat Pricilla..”

Bagai di sambar petir, Ify begitu kaget mendengar penjelasan Rio. Tuhan.. Katakanlah padaku kalau omongan itu tidak benar. Debo nggak mungkin selingkuh dan membawa Pricilla pergi tapi.. Saat ini Pricilla juga menghilang! Apa ia harus percaya dengan omongan Rio?

“Gue tau Yo, Pricilla juga hilang. DAN INI SEMUA BAGIAN DARI RENCANA LO! Gue benci lo Yo, benci! Demi Tuhan, gue nggak akan pernah suka sama cowok kayak lo! NGGAK AKAN!!”

Emosi Ify tidak terkontrol. Rio terdiam mendengar bentakan Ify. Lalu, Ify meninggalkan Rio. Rio masih tetap di tempat itu. Apa gue begitu buruk di mata lo Fy? Gue nggak tau kenapa Debo hilang. Gue nggak pernah nyuruh Debo culik Pricilla. Gue tau Fy, lo nggak akan pernah suka sama gue.. Maaf Fy karena telah mengganggu hubungan lo dengan Debo, gue janji, gue nggak akan ganggu hidup lo. Maaf Fy... Gue emang nggak pantas jadi orang yang lo cintai...

***

Acara pesta ulang tahun Putri Alyssa yang ke tujuh belas malam ini juga dilaksanakan. Ribuan tamu memenuhi istana megah itu. Sang putri tersenyum dengan gaun putih yang indah. Alyssa tidak menyangka kalau ia adalah seorang putri.

‘Debo kemana?’ Batinnya. Belakang-belakangan ini Debo menghilang. Alyssa nggak tau kemana perginya Debo. Ia berharap, Debo datang padanya, lalu mengajaknya dansa, lalu memeluknya. Alyssa rindu sekali sama cowok itu.

“Aku disini Fy..” Ucap suara seseorang.

“Debo!” Teriaknya. Alyssa memeluk tubuh Debo. Tapi, ia merasa sedang memeluk angin. Apa? Kenapa Debo tidak bisa di pegang? Kenapa, Kenapa Debo seperti mau menghilang?

“Maafkan aku Fy, aku harus pergi. Kamu disini baik-baik aja. Happy birthday my Princess, love you..”

Setelah mengucapkan semua itu, bayang Debo menghilang. Alyssa menangis tersedu-sedu. Di hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas sangatlah menyakitkan. Lalu, ada tangan yang memegangya. Seorang cowok tampan tersenyum padanya.

***

Ify terbangun dari mimpinya. Air matanya tidak berhenti mengalir. Mungkin.. Mungkin ini saatnya ia akan kembali ke Desa. Ify sudah tidak sanggup tinggal di Kota. Dan Debo, kemana dia? Apa ia harus mempercayai omongan Rio?

Sekarang hari ulang tahunnya. Di mimpi, Ify menjadi seorang putri yang cantik. Ingat Fy, itu cuman mimpi, hiasan tidur, kau tak boleh mempercayainya.

Di rumah lagi sepi. Ya, Ify memutuskan diam-diam pergi menuju Desa. Ify kangen sama Mama dan teman-temannya yang lain. Ify pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Ketika ia membuka baju, alangkah kagetnya ia.

Ada yang lain dari dirinya.

Jadi, mimpi itu... Apakah mimpi itu benar?

***

Semua kembali ke asalnya. Semua kembali seperti semula. Kita tau, kejahatan selalu kalah melawan kebaikan. Ini yang dirasakan Pricilla. Gadis itu menangis meratapi dua orang yang dicintainya telah pergi meninggalkannya. Pertama Mama. Walaupun Pricilla membencinya, tapi ia tetap sayang. Mama yang melahirkannya ke dunia. Mama yang mengajari hal yang belum ia ketahui. Mama orang pertama yang ia temui.

Kedua Debo. Cowok itu merelakan nyawa demi keselamatan orang yang dicintainya. Pricilla salut sama Debo. Nggak mungkin bunga tif akan menyiksa orang sebaik Debo. Pricilla yakin, Debo bukan cowok biasa. Sepertinya Debo mempunyai rahasia tersendiri yang belum diketahuinya. Ya, mungkin selama-lamanya ia tak akan tau.

Kini, tugasnya hanya mengatakan yang sebenarnya bahwa Aghata Pricilla bukan seorang putri, melainkan seorang gadis biasa. Dan, Ify Alyssa lah yang menjadi Putri Kerajaan Umari. Pricilla yakin, Ify akan menyadarinya.

***

Alvin bolak balik dari ujung ke ujung lain. Cakka pusing melihatnya. Cakka tau, Alvin sangat kehilangan Pricilla, adik semata wayangnya. Sementara Rio, cowok itu sejak kemarin nggak mau ngomong. Makan pun ia enggan. Tubuhnya semakin kurus dan aura ketampanannya sedikit menghilang.

Padahal, malam ini adalah hari ulang tahun Pricilla ke tujuh belas. Dan hari istimewa itu sepertinya tidak terlaksana.

Tapi tidak selamanya hari istimewa itu tidak terlaksana, setelah Alvin tau yang sebenarnya.
***

“Fy, mau kemana?” Tanya Pricilla melihat Ify pergi ke tempat yang gelap. Ify membatalkan niatnya kembali ke Desa karena kejadian tadi. Di lengannya, muncul tanda mahkota.

“Aku..Aku..”

“Fy, yuk pulang. Hari ini kan hari ulangtahunmu. Mama dan Papa menunggumu lho.” Kata Pricilla senang.

Ify tidak menyangka, sangat tidak menyangka kalau takdir mengatakan ia adalah seorang putri. Padahal, Ify ingin menjadi gadis biasa. Seorang gadis yang sangat rindu pada kampung halamannya, Desa...

“Priss, kenapa.. Kenapa aku dulu dibuang?” Tanya Ify lirih. Pricilla mendekati Ify lalu merangkul Ify.

“Maafin aku, ini semua salahku. Harusnya aku mengaku kalo aku bukan anak Gina. Seharusnya aku nggak nurutin kemauan Mama. Mama yang jahat. Maafkan aku..”

“Ya, nggak papa. Mmm..” Sejenak Ify ragu. Ia ragu menanyakan keberadaan Debo. “Mmm, kemana Debo? Bukannya kamu pergi bersamanya?”

Pricilla ragu untuk menjawab. Lalu ia tersenyum.

“Ikut aku ke Kerajaan Putri Alyssa...”

***

“Mama..” Teriak Ify. Gadis itu memeluk erat sang Mama. Gina membalas pelukannya.

“Maafkan Mama sayang..” Kata Gina menyesal.

“Nggak papa Ma. Ify tau Mama melakukannya karena terdesak.” Kata Ify tersenyum.

Keluarga bahagia itu berkumpul menjadi satu. Alvin juga ada disana. Alvin merangkul Ify yang kini menjadi adiknya. Ify mirip sekali sama wajah Mama.

“Mereka bahagia.” Gumam Pricilla. Cakka tak sengaja mendengarnya.

“Jadi, lo bukan anak kandung Gina? Dan Ify yang sebenarnya adalah anak kandung Gina?” Tanya Cakka.

Pricilla mengangguk.

“Pantesan aja si Rio cinta mati sama si Ify. Haha.. Rio bakal senang tuh, sebentar lagi dia mau tunangan sama cewek yang bikin dia gila seperti ini..” Tawa Cakka sengaja melirik ke arah Rio.

“Siapa yang lo maksud? Eh Pricilla!” Rio kaget melihat Pricilla sudah ada di istana ini. Dan, dimana Debo? Entah mengapa Rio ingin berlutut di kaki Debo. Rio ingin minta maaf pada Debo. Rio sadar, Debo cowok yang baik dan pantas mendapatkan Ify. Sedangkan ia....

“Hai Yo!” Sapa Pricilla ramah.

“Lo... Kemana Debo?” Tanya Rio.

Pricilla menghela nafas dalam-dalam. Hatinya tak sanggup lagi mengingat Debo.

“Ntar lo tau.”

Kita kembali ke keluarga bahagia. Setelah memeluk orang yang disayangnya, Mama mengucapkan happy birthday kepada Ify. Ify membalasnya dengan senyum bahagia. Kini, ia  tau siapa dirinya yang sebenarnya. Oh God! Thanks to find my familiy!

“Fy, kamu udah dewasa. Kamu tau kan tugas yang harus dilaksanakan seorang Putri jika umurnya sudah mencapai tujuh belas tahun?” Tanya Gina.

Kali ini Ify tidak tersenyum. Ia teringat Debo. Dimana dia? Debo dimana? Kemana perginya orang yang sangat dicintainya itu? Astaga! Baru sekarang ia sadar. Ia bukan rakyat biasa lagi. Ify adalah seorang putri, dan seorang putri harus menikah dengan pangeran. Oh, apakah cintanya pada Debo cukup sampai disini?

“Kenapa diam sayang? Kamu cantik lho. Mama yakin si Rio mau sama kamu. Pesta pertunangan kalian akan dilaksanakan sebentar lagi.” Kata Gina semangat.

Tidak! Ify nggak akan membiarkan Debo berpisah dengannya. Ify cinta mati sama Debo. Ify tak mudah melepas Debo. Perlahan, air mata turun di pipinya.

Ify menangis merindukan sesosok kekasih yang dicintainya.

***

“J..Jadi, If..Ify adalah an..anak kandung G..Gina..” Kata Rio tak percaya.

“Yap. Bahagialah Yo, cewek yang buat lo segila ini sekarang adalah jodoh lo. Kalian akan hidup bahagia selamanya.” Kata Alvin.

Rio terdiam. Benarkah ia dijodohkan sama Ify? Benarkah Ify adalah putri Kerajaan Umari? Sebersit senyum menghiasi bibirnya. Namun, senyum itu pudar. Rio sadar. Ify sangat membencinya. Ify mencintai Debo, bukan dirinya. Dirinya adalah sampah di mata Ify. Rio sudah berjanji nggak akan mengganggu Ify lagi. Rio berjanji akan membatalkan perjodohan itu, dan menyuruh Ify bersama Debo lagi.

***

“Nggak mungkin..”

Tangis Ify mengeras ketika Pricilla menjelaskan semuanya tentang Debo. Ify sangat terpukul. Begitupun Rio yang tak sengaja mendengar percakapan antara Ify dan Pricilla. Jadi, selama ini Debo menghilang karena... Karena mengorbankan nyawa demi keselamatan Ify?

Nggak. Debo nggak boleh mati. Seharusnya, Rio yang melakukan semua itu. Bukan Debo. Debo sangat baik, sedangkan ia... Rio yakin, setelah ini Ify nggak mau lagi menyapanya. Ify membencinya. Dengan hati yang berat, Rio pergi ke atas menuju kamarnya. Ia beresekan semua barang-barangnya.

“Jangan nangis Fy, Debo berpesan padamu agar kamu nggak sedih. Bahagialah Fy. Kalo lo bahagia, Debo pasti bahagia.” Hibur Pricilla. Air matanya juga tak dapat berhenti mengalir.

“Aku nggak bisa Pris.. Aku nggak bisa. Aku nggak bisa hidup tanpa Debo..”

“Fy, seandainya Debo masih hidup, gue dukung hubungan lo sama dia. Tapi, apa lo.. Apa lo nggak sedikit punya rasa sama Rio?”

“Rio... Rio emang mencintaiku Priss. Tapi dia udah keterlaluan. Rio hampir merusakku.”

“Apa?” Tanya Pricilla kaget. Tau hal itu, Ify menjelaskan kejadian di waktu itu. Ketika Rio membawanya ke tempat yang sepi.

“Fy, Rio emang begitu. Tapi lo harus dewasa Fy, lo mau kan tunangan sama Rio? Gue yakin Rio cowok yang baik.”

Ify berusaha untuk tersenyum. Jika itu yang terbaik, Ify rela menerima semuanya. Ify akan bahagia agar Debo bahagia.

“Tapi kamu, apa kamu juga mencintai Rio?” Tanya Ify.

Pricilla malah ketawa.

“Nggak Fy, gue nggak suka sama Rio..”

“Rio kabur Priss !!” Teriak Alvin yang tergopoh-gopoh datang menemui Ify dan Pricilla.

“Apa? Kenapa?” Kaget Pricilla.

“Gue nggak tau. Fy, lo kejer dia. Hanya lo yang dapat mengembalikannya kesini.” Kata Alvin.

Ify ragu. Tapi melihat wajah Alvin dan Pricilla, akhirnya Ify berlari mengejar Rio.

***

“Gue emang cowok nggak baik, gue sadar Fy. Gue mementingkan perasaan gue dan perasaan lo gue nggak mau tau. Maaf Fy, gue mau balik ke Kerajaan gue. Disana, gue akan mencoba melupakan lo. Makasih Fy karena telah mengisi hatiku...” Lirih Rio.

Jalan raya di malam hari lumayan ramai. Rio menarik kopernya. Entah apa selanjutnya yang ia lakukan.

“RIO!!!” Teriak seorang cewek yang tak lain adalah Ify. Rio menoleh ke belakang.

“Rio, lo mau kemana?” Tanya Ify.

“Gue mau balik.” Jawab Rio cuek.

“Balik? Ntar lagi kita mau tunangan Yo.”

“Omong kosong. Perjodohan itu udah gue batalkan. Maaf Fy, aku harus pergi.”

Ify memegang lengan Rio. Sungguh, Rio ingin memeluk Ify. Tapi hatinya menolak.

“Lepasin gue Fy! Sana lo balik ke rumah lo!” Bentak Rio.

“Yo, lo kenapa? Apa lo udah nggak mencintai gue lagi?” Tanya Ify sedih.

“Fy, lo cuman cinta sama Debo. Gue nggak berani merusak perasaan lo. Gue berdosa besar sama lo. Gue nggak mau tau perasaan lo. Gue cowok yang egosi Fy..”

Benar apa yang dikatakan Rio. Ify nggak bisa menggantikan Debo dengan siapapun.

“Yo.. Ayo balik!” Kata Ify dikeraskan. Ia menarik tangan Rio secara paksa.

Mereka berada di pinggir jalan raya. Hampir saja mereka memasuki jalan raya yang ramai tempat motor dan mobil berlalu lalang. Rio mencoba nggak mendengar omongan Ify. Rio nggak bisa kembali ke Kerajaan. Rio berjalan mendekati tengah jalan raya.

“RIO!! LO JANGAN MATI!!” Teriak Ify ketakutan. Ia menarik tangan Rio agar tubuh Rio tidak dihantam oleh kendaraan yang melaju kencang.

“Kurang ajar! Gue mau mati. Lepasin gue!”

Emosi Rio tidak terkontrol. Saat ini Rio ingin sendiri. Pikirannya juga tidak jernih. Dengan kasarnya, dan tanpa ia sadar, Rio yang mendorong Ify ke tengah jalan raya. Tepat pada saat itu, sebuah mobil dengan cepat menabrak tubuh mungil itu.

Rio sadar. Pikirannya kembali jernih. Kejadian ini seperti sebuah mimpi buruk. Orang-orang mengerumuni tubuh lemah itu. Disekeliling tubuh itu banyak darah segar. Rio berteriak sekeras-serasnya.

“IFY !!!”

Rasa salah menghampirinya. Rio bersimpuh di samping tubuh Ify. Ia pegang urat nadi Ify. Masih berdetak. Ada kesempata keduanya. Sebuah mobil CRV menolongnya. Rio dan lainnya membawa Ify memasuki mobil itu lalu pergi ke RS terdekat.

Di dalam mobil, Rio terus memandangi wajah pucat Ify. Tangannya dipenuhi darah segar Ify.

“Bertahanlah Fy...”

Rio memegang urat nadi Ify. Tidak! Jangan! Jangan tinggalin gue Fy. Urat nadi Ify tidak beedetak. Dan wajah Ify semakin pucat.

Sampai di rumah sakit, Rio memegang urat nadi di pergelangan tangan Ify. Keajaiban Tuhan. Urat nadi yang semula tidak berdetak kembali berdetak.

“Bertahanlah Fy..”

***
Hayooo.. Gimana ???

Apakah Ify masih hidup atau.....

Kalo ada yg aneh ato ngk nyambung komen aja :)

Jumat, 17 Mei 2013

Princess From Village Part 20


Part 20

.

.

.

Mobil misterius itu berhenti di sebuah rumah kecil yang letaknya agak jauh dari Kota. Seorang cowok memapah cewek yang sedang tertidur. Cowok itu meletakkan si cewek di kasur. Sebentar, ia mengamati wajah cantik cewek itu.

“Apa gue harus melakukannya?”

Rio bimbang. Hatinya berkata untuk segera melakukan itu, tapi, di hatinya yang lain, jangan melakukan hal buruk itu. Rio... Apa lo nggak kasian sama Ify? Rio duduk di samping Ify. Tepatnya di samping kepala Ify. Gadis itu belum juga terbangun karena pengaruh bius.

“Debo..” Lirih Ify.

Kening Rio berkerut. Tampaknya Ify mulai sadar. Jantungnya deg-degkan. Apa aku harus melakukannya? Tapi, kalau aku tidak melakukannya, buat apa aku culik Ify ke tempat ini?

Mata gadis itu perlahan-lahan terbuka. Dilihatnya pemandangan disekitarnya yang menurutnya begitu asing. Aku dimana? Batinnya. Ify menoleh ke kanan.

APA???

“Hai.. Udah sadar ya?” Rio tersenyum.

“Apa? Dimana aku? Kamu..” Kata Ify ketakutan menunjuk Rio.

Tuhan... Terakhir kali aku bertanya, apa aku harus melakukan hal itu? Harus Yo! Untuk apa lo bawa Ify kemari jika lo tidak melakukan tujuannya? Ah, tapi apa lo nggak kasian sama Ify? Apa lo nggak tega ngeliat Ify kehilangan sesuatu yang paling berharga yang dimilikinya? Batin Rio bergulat.

“Fy..” Lirih Rio. Cowok itu menatap lekat wajah Ify.

“Mau apa kamu? Hah?” Bentak Ify akhirnya. Ia bangun lalu mendorong tubuh Rio.

“Aku.. Aku mau..”

“Mau apa? Apa lo..”

Ify tersadar. Di tempat ini, hanya ia dan Rio saja. Nggak ada orang lain. Apa yang kalian pikirkan jika seorang cewek bersama cowok di tempat yang sunyi? Sepertinya Rio dapat membaca pikiran Ify.

“Tenang Fy, aku belum melakukannya kok. Sekarang baru aku mau melakukannya.”

Entah dapat angin darimana Rio mengatakan hal itu. Ify mencoba teriak. Tapi mulutnya di tutup oleh tangan Rio. Yang bisa ia lakukan hanya menyebut nama ‘Tuhan’. Rio mendekatkan Ify ke tubuhnya. Ify berusaha meronta. Tapi tenaganya udah habis. Tuhan.. Tolong aku...

Terdengar suara isakan. Ify menangis. Kalau gini caranya, lebih baik ia mati. Rio mendengar isakan itu. Tangannya berhenti bergerak. Rio pun sadar. Yang dilakukannya ini adalah salah. Ya, Rio sadar akan kesalahannya. Ia pun menjauhi Ify. Ify menghela nafas lega. Rio sama sekali belum menyentuhnya. Tuhan... Makasih...

“Fy, maafkan aku..” Lirih Rio.

“I..Iya..” Takut Ify.

Terjadi keheningan diantara keduanya. Ify maupun Rio terdiam. Semenit kemudian baru Rio bicara.

“Ini Fy, kunci kamarmu. Aku menemukannya di taman. Yuk deh pulang. Sekali lagi maafkan aku.” Kata Rio seraya memberikan kunci itu pada Ify.

Ify menerima kunci itu dengan penuh kelegaan. Sebenarnya, bukan sepenuhnya Rio yang salah. Ia juga salah. Salahnya sendiri membawa kunci kamar ke sekolah. Akibatnya ada orang yang memasuki kamarnya.

Rio menstarter mobilnya. Membelah malam yang gelap. Di sampingnya ada Ify yang sedang melamun. Rio bersyukur dalam hati karena belum melakukan suatu hal yang bodoh. Oh God! Thanks verry much to reminded me!

***

BUG !!!!

Pagi yang cerah ini diawali dengan hantaman keras Debo mengenai wajah Rio. Setelah mendengar cerita Ify tadi, Debo tidak segan-segan memukuli Rio. Rio sudah keterlaluan. Sekali lagi, Debo menghantam wajah Rio. Rio tidak marah ataupun membalas. Cowok itu diam saja.

“Kurang ajar lo! Kenapa lo culik Ify? Hah?” Marah Debo.

Rio meringis kesakitan. Bibirnya mengeluarkan darah. Tapi Rio mencoba untuk tidak memperlihatkan kesakitannya. Hatinya jauh lebih sakit dibanding dari hantaman keras Debo.

“Gue..”

“Apa? Lo mau hancurin Ify dengan cara yang yang haram? Lo cowok egosi Yo. Lo nggak pernah mau tau perasaan Ify. Lo hanya mementingkan perasaan lo saja.”

“Ma..Maafin gue.. Lo kan yang beri ijin gue untuk membujuk Ify agar Ify suka sama gue?” Bela Rio.

“Gue emang ijinin Lo Rio.. Tapi bukan dengan cara ini. Lo ngerjar Ify karena nafsu! Artinya, lo mencintai Ify secara tidak tulus.. Gue kira lo cowok yang baik.”

“Deb, gue mencintai Ify dengan tulus. Plis Deb, gue cinta mati sama Ify. Gue pengin jadi bagian dari hidup Ify..”

“Gue nggak percaya. Lo belum tau apa definisi dari mencintai seseorang dengan tulus.”

Debo duduk di bawah pohon yang rindang. Ekspresi wajahnya terlihat sangat kecewa. Rio, dia belum tau apa arti dari mencintai seseorang dengan tulus. Rio mencintai Ify karena nafsu. Buktinya, Rio hampir merusak hal yang berharga dalam hidup Ify. Debo sangat kecewa.

“Emang apa definisi mencintai orang dengan tulus?” Tanya Rio mendekati Debo.

“Yo, mencintai seseorang dengan tulus terjadi ketika kita rela berkorban demi orang yang kita cintai, walaupun hati kita tersakiti, dan meskipun itu menyangkut nyawa kita. Artinya, lo harus rela kalo Ify nggak bisa mencintai lo. Lo harus sabar, suatu hari nanti hati Ify terbuka untuk lo..” Jelas Debo.

Rio berusaha mencerna penjelasan Debo. Tapi, apa ia dia rela Ify bersama cowok lain yang adalah Debo sendiri? Nggak! Rio nggak rela. Ify harus suka padanya. Tapi... Itu artinya ia tidak mempedulikan perasaan Ify. Artinya ia egois. Egois!

“Gue nggak tau.” Kata Rio seraya pergi meninggalkan Debo. Sesekali Rio mengusap darah yang masih ada di bibirnya.

***

Semenjak kejadian itu, Rio jarang menemui Ify. Rio berusaha menjauhi, melupakan Ify. Tapi, hari-harinya seperti tidak bernyawa. Rio tidak tahan dengan perasaannya! Ify.. Apa gue harus jauhin lo dari Debo? Apa Debo harus gue bunuh?

Kegilaan untuk yang kedua kalinya. Setan-setan dipikiran Rio membisikkannya untuk segera membunuh Debo agar ia bisa mendapatkan Ify. Tapi, gimana cara membunuh Debo? Rio teringat dengan penjelasan Debo beberapa hari yang lalu. Kalimat itu masih terngiang di kepalanya.

“Yo, mencintai seseorang dengan tulus terjadi ketika kita rela berkorban demi orang yang kita cintai, walaupun hati kita tersakiti, dan meskipun itu menyangkut nyawa kita. Artinya, lo harus rela kalo Ify nggak bisa mencintai lo. Lo harus sabar, suatu hari nanti hati Ify terbuka untuk lo..”

Apa lebih baik gue mati aja? Agar cinta gue ke Ify akan musnah? Gue nggak bisa bersabar. Gue nggak bisa... Gue juga nggak yakin Debo mencintai Ify dengan tulus. Apa mencintai seseorang dengan tulus hanya dengan cara mengorbankan sesuatu? Nggak juga kan. Siapa sih Debo itu? Dia cowok misterius...

***

Hari yang ditunggu Jessica datang juga. Hari ini ia akan mencari bunga Fel. Tau hal itu, Pricilla semakin bersalah. Ya, seharusnya ia memilih untuk tidak membantu Mama lagi. Lalu, apa ia bisa mencegah Mama? Salah satu cara yaitu mencabut akar bunga Tif dan mengorbankan nyawa. Apa ia berani melakukan hal itu?

“Gue akan mencabut akar bunga Tif..” Lirih Pricilla ketika ia bertemu Debo.

“Apa lo yakin?” Tanya Debo.

“Iya. Gue siap mati demi Ify. Ify adalah seorang putri. Dia anak kandung Gina. Bukan gue. Gue berani relain nyawa gue demi Ify..”

“Priss... Jangan lakuin itu. Biar gue aja.” Kata Debo tiba-tiba.

“Apa? Lo? Jangan Deb, lo nggak salah.. Gue yang salah.. Hiks..Hiks..Hiks..” Tangis Pricilla. Tanpa sengaja, Pricilla bersandar di bahu Debo. Debo pun memeluk Pricilla. Sialnya, seorang cowok melihat adegan itu dari jauh. Tapi cowok itu nggak bisa mendengarkan percakapan mereka karena jaraknya cukup jauh. Cowok itu geram pada Debo. Ow.. Jadi Debo punya selingkuhan...

“Priss, ini udah menjadi tugas gue. Kenapa gue lakuin ini? Karena gue sayang sama Ify. Dia adalah cewek yang sangat gue cintai. Gue rela mengorbankan nyawa gue demi keselamatan Ify..”

“Jangan Deb..Jangan.. Prissy nggak ingin Debo mati..”

Terjawab sudah. Rio dapat menyimpulkan, cowok yang dulu mencium Pricilla adalah Debo. Ya! Lo siap-siap mati Deb.. Dan Ify akan jadi milik gue.. Dasar lo, bisanya nasehatin orang. Tapi buktinya lo nggak mencintai Ify dengan tulus. Lo berkorban apa?

Rio tersenyum puas. Hatinya sangat girang. Ify akan jadi miliknya, dan jika Debo mati, Ify harus suka dengannya. Sekalian bawa Ify ke kerajaan Haling.

***

“Lo..”

Debo melihat Rio sedang membawa pisau tajam. Ada apa dengan cowok itu? Batin Debo. Tidak sedikitpun ia merasa takut. Rio mendekati Debo dan mencibir Debo.

“Deb, gue nggak nyangka ternyata lo selingkuh. Cowok macam apa lo? Katanya lo cinta sama Ify. Buktinya?” Kata Rio. Dia mengangkat pisau tinggi-tinggi.

“Selingkuh? Gue nggak pernah selingkuh. Lo mau apa dengan pisau itu?”

Debo mundur beberapa langkah. Namun Rio maju agar jaraknya dengan Debo dekat. Debo memerhatikan wajah Rio baik-baik. Wajah Rio bak penjahat yang ingin membunuh siapa saja.

“Lo nggak usah bohong. Gue liat lo tadi sama Pricilla. Kalo lo nggak cinta lagi sama Ify, sebaiknya lo putusin dia. Gue yang akan menggantikan lo.”

“Gila lo! Gue nggak ada apa-apa sama Pricilla. Justru tadi gue bicara dengannya karena ada satu hal penting. Dan ini menyangkut keselamatan Ify! Mama Pricilla akan membunuh Ify. Dan Ify adalah anak kan..” Omongan Debo diputuskan Rio.

“Bohong lo! Lo cowok brengsek. Teganya lo menyakiti hati Ify. Kalau Ify tau gimana? Dan... waktu itu gue pernah liat lo nyium Pricilla. Benar bukan?” Kata Rio tersenyum puas. Cowok di depannya terdiam sesaat.

“Yo.. Pricilla itu mantan gue. Gue nggak lagi mencintainya, gue hanya mencintai satu cewek yaitu Ify..”

“Mencintai apa? Hah? Kapan lo pernah berkorban buat Ify? Kalo lo mencintainya dengan tulus, segera lo putusin Ify dan suruh Ify jadi pacar gue. Beres kan, dan lo harus rela gue dapetin Ify dan gue akan bawa dia ke kerajaan gue!”

Debo mati kutu sama cowok satu ini. Habislah kesabarannya. Apa Rio tidak tau Ify dalam bahaya? Apa Rio tidak tau ia akan mengorbankan nyawa demi menyelamatkan Ify? Apa Rio tidak tau kalau sebenarnya Ify memang hanya untuk dia, Rio! Ify adalah anak kandung Gina, Debo salah mencintai Ify. Rio lah yang cowok yang paling cocok buat Ify. Debo berusaha buat Ify bahagia, dan kebahagiaan Ify ada di tangannya! Tapi ketahuilah, lambat laun Ify pasti bisa mencintai Rio. Debo yakin itu.

“Yo.. Lo mau gue mati? Lo mau gue mati agar lo bisa dapetin Ify?” Tanya Debo sedikit membentak.

“Ya. Coba lo nggak selingkuh. Gue kira, lo cowok yang baik. Tapi, lo juga mencintai Pricilla. Ify pasti kecewa sama lo!” Rio mendekatkan pisau di depan dada Debo. Debo menanggapinya dengan tenang. Rio cuman emosi aja, Rio terlalu mencintai Ify sampai-sampai melakukan hal yang nggak benar.

“Yo.. Sekali lagi, gue nggak selingkuh sama Pricilla. Tadi itu Pricilla minta bantuan gue. Okelah kalo lo mau gue mati, ntar lo liat kedepannya. Ohya, kalo gue nggak ada, tolong lo jaga Ify. Lo bahagiain Ify.” Kata Debo melunak.

Perlahan, pisau yang ia bawa terjatuh. Tangan Rio bergetar hebat. Ia tidak tau mengapa tangannya tiba-tiba terasa lemas. Rio menatap Debo. Ternyata Debo sedang tersenyum padanya.

“Maafin gue kalo gue banyak salah sama lo. Gue titip Ify. Gue akan pergi ke tempat yang jauh..” Kata Debo.

“Lo mau kemana?” Tanya Rio.

Debo tidak menjawab. Cowok itu menjauhi Rio. Semakin menjauh, Rio semakin penasaran. Siapa sih Debo itu? Dia mau kemana? Sebenarnya Debo selingkuh atau tidak? Ya! Rio akan menemui Pricilla. Rio yakin Pricilla akan menjelaskan semua.

***

“Priss..”

Shilla melihat gelagat aneh sahabatnya. Mereka berdua duduk di taman. Pricilla menoleh ke Shilla. Sepertinya Shilla ingin segera ia menjawab.

“Gue mau pergi sama Debo.” Kata Pricilla.

Shilla mengerutkan kening.

“Pergi kemana? Ngapain lo pergi sama mantan lo itu? Kalo Ify tau bagaimana?”

“Maaf, lo nggak boleh tau. Gue pergi dulu.” Kata Pricilla seraya meninggalkan Shilla yang masih belum puas. Pricilla pergi ke rumah Debo. Tampaknya Debo sudah siap. Air muka Pricilla berubah menjadi sedih. Debo... Harusnya gue yang lakuin, bukan lo...

“Mm, Deb, lo nggak pamit Ify?” Tanya Pricilla.

“Nggak. Kalo gue ketemu dia, pikiran gue bisa berubah. Lo sampaikan salam ke dia. Bilang, gue baik-baik aja.” Kata Debo.

“Tapi Deb, Ify pasti sedih. Sebentar lagi ulang tahunnya yang ke tujuh belas.”

“Ify nggak akan sedih Priss.. Rio yang akan membahagiakan Ify. Rio adalah jodoh Ify, bukan gue. Gue menyesal jatuh cinta padanya, dan gue menyesal putusin lo. Tapi Priss, jujur, gue lebih sayang sama Ify dibanding lo. Maaf.”

Baiklah. Pricilla juga tau kalo Debo lebih mencintai Ify dibanding dirinya. Dan Debo berani mengorbankan nyawanya demi keselamatan Ify. Padahal, ini semua salahnya. Salahnya yang mengikuti rencana jahat Mama. Pricilla benci Mama!

***

Seharian ini Rio tidak menemukan Pricilla. Kerajaan jadi gempar. Dan seharian ini Rio tidak menemukan Debo. Apa Debo penyebab Pricilla menghilang? Rio dapat menyimpulkan kalo Debo yang membawa Pricilla ke suatu tempat. Debo memang licik! Perkataannya yang terakhir hanyalah belaka. Debo tidak sungguh-sungguh mencintai Ify. Firasatnya pun benar saat Rio bertemu Shilla.

“Pricilla pergi sama Debo.” Kata Shilla singkat.

Puas lo Deb! Batin Rio. Benar kan, Debo yang membawa pergi Pricilla.

“Tapi Yo, gue nggak tau apa tujuannya pergi sama Debo. Gue liat wajah Pricilla waktu dia bilang ke gue, wajahnya sedih Yo. Gue penasaran.” Tambah Shilla.

Rio semakin yakin bahwa Debo adalah cowok yang tidak baik. Debo itu selingkuh sama Pricilla. Debo keterlaluan. Dan, saat itu juga Rio mendengar sebuah isakan. Isakan yang tidak asing lagi baginya.

***
TBC...

Kalo ada yang aneh ato ngk nyambung di komen aja J 

Selasa, 14 Mei 2013

Princess From Village Part 19


Part 19

.

.

.

Sudah seminggu lebih Rio melakukan aksinya. Tapi percuma aja, Ify tak luluh juga. Rio sedikit putus asa. Ify.. Bisa-bisa gue gila karena lo! Pagi ini, Rio menstarter mobilnya menuju kost Ify. Pokonya, Ify harus mau! Titik! Rio berani mengorbankan harga dirinya demi mendapatkan gadis yang ia sukai.

“Mmm, permisi..” Ucap Rio ramah.

Beberapa menit kemudian, muncul seorang cewek dari dalam rumah. Rio tersenyum senang. Sementara cewek itu mendadak kaget. Dia lagi dia lagi.. Batin cewek itu.

“How are you Fy? Rio disini rindu sama Ify..” Kata Rio semanis-manisnya.

“Ya. Mau apa kamu?” Tanya Ify dingin.

“Mmm, mau nggak Ify ikut jalan-jalan ke taman sama Rio? Kali ini aja Fy. Rio akan buktiin kalau Rio mencintai Ify dengan tulus.”

“Sorry. Aku sibuk.”

“Yah.. Kalau gitu nunggu Ify nggak sibuk.”

Rio mencoba bersabar. Ia yakin kali ini Ify bakal luluh. Rio yakin sekali.

“Gue selalu sibuk. Sana, lo pergi! Nggak ada kerjaan aja lo.”

“Rio emang lagi nggak ada kerjaan, hehehe..” Cengir Rio.

“Nggak Rio. Ify kan udah bilang, Ify nggak bisa nerima cinta Rio. Apa Rio nggak bosan ngejar Ify? Banyak lho Yo cewek cantik di luar sana..”

“Tapi nggak secantik dirimu, sayang..” Kata Rio sembari mencubit pipi Ify.

“Kurang ajar lo!” Bentak Ify menepis tangan Rio.

“Fy, ayolah. Terima cinta Rio. Rio pengin Ify bilang kalo Ify cinta sama Rio. Ayolah Fy, Rio mencintai Ify dengan tulus.”

Putus asa! Rio berlutut menyentuh kaki Ify. Ify diam aja. Kali ini, Rio nggak bisa dibiarkan.

“Nggak Yo. Lo pergi sana!” Ify mencoba melepas tangan Rio di kakinya.

“Nggak Fy, Nggak! Rio cinta Ify. RIO CINTA IFY. POKOKNYA IFY HANYA MILIK RIO !!!” Bentak Rio. Tuh cowok putus asa. Seluruh kesabarannya hilang entah kemana. Kini, setan-setan dipikiran Rio menyuruhnya untuk segera melakukan itu. Mumpung tempat ini lagi sepi.

“Ehem..” Kata seorang cowok yang baru saja datang.

***

Bulan purnama tampak terang menghiasi gelapnya malam. Rio, termenung seorang diri di taman bunga. Ia ingat kejadian tadi. Hampir saja ia melakukan hal itu. Tapi, Debo datang dan langsung menghajarnya. Rio maklum. Perbuatannya tadi sudah keluar batas.

Tuhan, apa yang harus gue lakukan agar Ify suka gue? Salah satu cara ya itu tadi. Cara yang nggak baik. Tapi, apa ia mampu melakukannya? Apa Rio berani merusak Ify? Nggak Yo, nggak! Itu perbuatan buruk. Tapi...

Argh! Kepalanya menjadi pusing. Setan-setan merayunya untuk melakukan itu. Sementara malaikat membantah rayuan setan.

“Ayolah Rio, lo pasti bisa. Lo kan pengin Ify jadi milik lo?” Rayu setan.

“Jangan Yo, kasian Ify. Kamu harus mengerti perasaannya.” Bantah Malaikat.

“Rio.. Jangan dengerin malaikat itu. Lo harus bisa melakukan itu. Tadi lo hampir berhasil, tapi ada pacar cewek itu. Coba pacar cewek itu nggak ada, Ify bakal jadi milik lo saat ini!”

“Rio, kalau kamu nurutin rayuan setan, apa jadinya kamu? Apa orangtuamu mau menerimamu lagi? Tentu saja tidak. Mereka malu padamu..”

“Kalau orangtuamu mengusirmu, ya pergi aja ke tempat lain. Bawa Ify ke suatu tempat yang bagi lo aman, dan lo bisa tinggal bersama Ify selama-lamanya.”

Rio berteriak sekencang-kencangnya. Bisikan malaikat dan rayuan setan membuatnya gila. Ify.. Kenapa gue bisa suka sama lo? Siapa lo sebenarnya Fy? Siapa? Lo bukan gadis biasa Fy... Sesaat, Rio terdiam. Ia pandangi bulan purnama di atas sana. Bulan purnama tampak tenang. Tidak seperti dirinya.

“Bulan... Aku harus apa..” Lirih Rio.

***

Istana itu sangat megah. Ia berjalan perlahan menuju gerbang istana. Seorang penjaga istana membungkukkan badan. Lalu, ia masuk ke dalam istana. Disana, dapat ia lihat ribuan orang menatapnya takjub. Ia tersipu malu.

“Hore... Putri Alyssa datang !!” Seru salah seorang tamu.

Putri Alyssa? Memangnya aku putri? Batinnya.

“Kamu kembali sayang, Mama sangat merindukanmu..” Ucap seorang wanita yang bernama Gina.

“Mama? Saya bukan anak Ratu. Saya hanyalah gadis desa. Ada apa Ratu memanggil saya?”

“Bukan sayang, kamu adalah putri Raja. Maaf, Mama membuangmu. Sungguh, waktu itu Mama sangat menyesal menukarkanmu dengan anak Jessica..”

“Saya.. Saya nggak percaya. Kenapa Ratu membuang saya?”

Air matanya menetes membasahi pipinya yang putih. Gina memeluknya. Ia berada dipelukan seorang wanita yang kini adalah Ibu kandungnya.

“Maafkan Mama sayang, Mama membuangmu karena ada satu hal yang tidak kamu ketahui. Maafkan Mama...”

***

Tengah malam, Ify terbangun dengan keringat yang membahasi wajahnya. Mimpi itu... Apa mimpi itu merupakan sebuah petunjuk? Sudah tiga kali Ify memimpikan hal yang sama. Kerajaan, Ratu, Gina, Putri...

Putri? Apa aku seorang putri? Nggak mungkin. Beberapa kali Ify membantah. Dia nggak mungkin seorang putri. Ia hanyalah gadis desa yang sedang merantau ke Kota. Yah, mimpi adalah hiasan tidur. Baginya, mimpi itu tidak benar. Ify pun kembali tertidur.

***

 Pagi yang cerah. Sangat cerah. Semua orang kembali melakukan aktivitas tersendiri. Ada yang kerja, sekolah dan lain sebagainya. Ify terbangun dengan rambut yang berantakan. Setelah memimpikan kerajaan, Debo muncul dalam mimpinya. Disana, Debo mengatakan kalau ia adalah putri Raja.

Jangan, jangan dan jangan mempercayai mimpi aneh itu. Biarpun Tuhan mengatakan padanya langsung, Ify nggak akan percaya.

“Lo baik-baik aja kan?” Tanya Agni ketika jam istirahat di sekolah.

“Iya Ag. Aku baik-baik aja. Eh, kunci kamar aku bawa. Yang satunya ada di Sivia.” Kata Ify.

“Lho? Kok ada dua yang bawa? Bukannya kunci satunya kunci cadangan?”

“Iya sih, tapi nggak papa. Aku aja yang nyimpan kunci cadangan. Tenang aja, kuncinya nggak akan hilang.”

“Tapi, pas pulang, lo simpen baik-baik. Kenapa sih lo bawa kesekolah? Kalo hilang gimana?” Tanya Agni khawatir. Entah mengapa instingnya mengatakan kalau kunci itu nantinya hilang.

“Nggak akan Ag. Aku juga heran kok bawa kunci kamar segala. Ke kantin aja yuk! Lapar nih..” Ajak Ify dan diangguki Agni.

***

Lihat ku disini kau buat ku menangis
Ku ingin menyerah tapi tak menyerah
Ku coba lupakan tapi ku bertahan..


Kau terindah kan slalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau terindah kan slalu terindah
Harus bagaimana ku mengungkapkannya
Kau pemilik hatiku...


Rio menatap foto seorang gadis yang sangat ia cintai. Ify.. Kenapa tiga huruf itu tidak bisa ia lupakan? Kenapa nama itu berbunyi-bunyi ria di otaknya? Kenapa wajah itu selalu hadir dalam penglihatannya? Kenapa ia bisa suka sama gadis itu? Kenapa....

Harus Yo, harus! Lo harus melakukan itu. Harus! Ya, Rio sudah tidak tahan dengan perasaannya. Hari-harinya seperti tidak bernyawa kecuali jika Ify menyatakan cinta padanya. Tapi, bagaimana ia mengajak Ify? Sudah sering Rio merayu Ify jalan-jalan. Tapi Ify nggak mau.

Harus dengan cara lain! Rio berjalan menelusuri taman di belakang sekolah. Seketika itu hatinya hancur melihat Ify bermesraan dengan Debo. Argh! Mati lo Debo! Batin Rio. Rio melihat dengan hati yang tersakiti. Ify... Aku cinta padamu...

***

“Deb.. Aku mau cerita..” Lirih Ify bersandar di bahu Debo.

“Apa?” Tanya Debo lembut sembari mengelus lembut rambut Ify.

Ify menghela nafas panjang. Ia menceritakan mimpinya yang belakangan ini aneh. Debo mendengarnya sambil tersenyum. Seakan-akan ia sendiri tau Ify akan bercerita tentang hal itu.

“Menurutmu gimana?” Tanya Ify setelah menceritakan mimpinya itu.

“Fy, mimpi itu hiasan tidur. Kamu jangan percaya..” Jawab Debo tersenyum.

“Menurutku juga begitu.”

Siang yang begitu panas terasa sejuk jika berada di taman itu. Tiba-tiba, Ify teringat kelakuan Rio yang sudah keterlaluan. Mungkin Debo dapat mencegah Rio untuk tidak mengganggunya lagi. Toh Rio juga takut sama Debo. Kemarin aja Rio nggak berani membalas pukulan Debo.

“Deb, plis jauhin Ify dari Rio. Ify nggak mau hidup Ify di ganggu Rio. Ify nggak tahan lagi Deb.”

“Baiklah Fy, ntar Debo bicara sama Rio. Ya mudahan saja Rio sadar dengan kelakuannya.”

“Tapi Deb..”

Wajah Ify berubah menjadi sendu.

“Tapi apa?”

“Ify kasian sama Rio. Kalo Debo melarang Rio deketin Ify dengan cara yang keras, apa Rio sanggup melupakan Ify? Ify tak tega melihat Rio terpuruk karena Ify. Jujur, Ify nggak tega membentak Rio.”

Ify menangis. Debo memeluk Ify dengan penuh kasih sayang.

“Fy, apa.. apa kamu punya rasa sama Rio?” Tanya Debo.

Jika seandainya Ify punya, Debo rela memutuskan Ify. Harapan Debo untuk Ify hanya ada satu. Debo ingin Ify bahagia dengan siapa saja. Jika Ify ingin ia mati agar Ify bahagia, Debo sanggup melaksanakan permintaan Ify.

“Nggak Deb, Ify hanya cinta sama Debo..” Jawab Ify.

Debo mengeratkan pelukannya. Dari jauh, Rio melihatnya. Air matanya kembali menetes. Tuhan.. Apa aku egois? Apa aku tidak menghargai perasaan Ify?

Siang berubah menjadi sore, dan Rio masih tetap berada di taman. Rio melihat Ify dan Debo bersiap-siap meninggalkan taman. Agar tidak ketahuan, Rio bersembunyi di balik pohon yang rindang. Setelah mereka benar-benar pergi, Rio berjalan menghampiri batu yang dijadikan tempat duduk Ify tadi.

Apa itu? Batin Rio. Sepertinya itu adalah kunci. Rio mengambil kunci yang tergeletak di belakang batu tersebut. Pada bolongan kunci itu, ada gantungan kertas yang bertuliskan,

‘Kamar nomor 11, kost Vinsret. Ify Alyssa, Agni Tri Nubuwati, dan Sivia Azizah.’

Rio tersenyum. Setan-setan tertawa terbahak-bahak. Akhirnya, Rio berhasil terjebak dalam rayuan mereka...

***

 Kamar 11 panik. Ify panik. Agni dan Sivia juga panik. Kunci cadangan yang di bawa Ify hilang entah kemana. Agni memarahi Ify sampe mulutnya berbusa. Sementara Ify menunduk sedih.

“Lo itu ya, kalo ada orang yang menemukan kunci kita, bagaimana? Hah?” Bentak Agni.

“Maaf..”

Hanya itulah yang bisa Ify keluarkan.

“Maaf, maaf.. Mending orangnya baik, kalau jahat? Terserah. Kalau ada yang kenapa-napa, tanggung jawab lo!”

“Sudahlah Ag, sabar..” Hibur Sivia. Agni tidak terima. Instingnya ternyata benar. Kunci itu hilang entah kemana.

Malam ini, Ify tidur dengan rasa gelisah. Ah, rasanya jangan tidur aja. Ify takut ada orang yang menemukan kunci itu mendatangi kamarnya. Tapi, rasa kantuknya tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya Ify tertidur pulas. Gadis itu terlalu pulas sampai-sampai tidak tau dirinya dalam bahaya.

“Lo akan jadi milik gue Fy..” Kata cowok itu tersenyum senang.

***
TBC...

Kalo ada yang aneh ato ngk nyambung komen aja :) 

Jumat, 10 Mei 2013

Princess From Village Part 18


Part 18

.

.

.

Lagu pun selesai ia nyanyikan. Parahadirin bersorak gembira sambil bertepuk tangan. Ada yang berkata, “Rio.. Laguitu untuk siapa? Untuk aku ya?” Rio menanggapinya dengan senyuman.

“Gue... Sebenarnya lagu ini guepersembahkan untuk cewek yang sangat gue sayangi. Dia ada disini. Dan cewek ituadalah...”

Semua deg-degkan. Alangkahberuntungnya cewek yang dimaksud Rio.

“Dan cewek itu adalah...Ify!”Sambung Rio.

Deg! ( Kok dari awal cerita degdeg aja ya? ) Jantung Ify mau copot mendengar pengakuan Rio. Begitupun yanglain. Apa Rio lagi sakit? Ify kan udah punya pacar, dan pacarnya itu adalahcowok yang Ify cintai. Barangkali Ify menolak jika Rio menembaknya.

Rio berjalan mendekati Ifysambil menenteng gitarnya.

“Ify mau Rio nyanyi lagi buatIfy?” Tanya Rio sedikit menggoda.

Ify terdiam. Sekarang ini iasedang berada di dunia sadar dan tidak sadar.

“Fy..” Rio berlutut di depanIfy seraya menggenggam tangan Ify.

“Fy, Rio sayang sama Ify. Maunggak Ify jadi pacar Rio? Kalo Ify mau, terima aja. Debo udah beri ijin.” KataRio penuh harap.

Mendengar Rio mengucap kata‘Debo’, Ify pun tersadar. Astaga! Rio menembaknya? Jujur, Ify tidak suka dengankelakuan Rio. Apa Rio tidak tau kalau ia udah dimilki orang lain? Apa Rio nggaktau hatinya sama sekali tidak mencintai cowok di depannya ini? Apa Rio nggaktau kalau ia sangat mencintai Debo dan nggak rela melepas Debo? Apa Rio nggakmau tau tentang perasaannya? Apa Rio hanya mementingkan perasaan diri sendiri?

“Fy, jawab pertanyaanku.” PintaRio mengeratkan genggamannya di tangan Ify.

“Lepasin!” Bentak Ify garang.Semua yang melihatnya kaget bukan main. Ify, baru kali ini Ify berkata kasar.Ify sendiri tidak tau kenapa ia berani membentak cowok seperti Rio.

“Ke..Kenapa Fy?” Tanya Rio. Iabangkit dan berdiri.

“Maaf ya Pangeran Rio yang sayahormati. Saya, Ify Alyssa tidak bisa menerima cinta Pangeran. Karena apa?Karena saya sudah mencitai cowok bernama Debo. Cinta mati malah. Lebih baikPangeran cari cewek lain. Lagipula, saya adalah gadis biasa. Bukan keturunanRaja. Gadis biasa tidak cocok bersama seorang Pangeran seperti Anda.Terimakasih.” Kata Ify seraya pergi meninggalkan Rio.

Titik-titik air mata perlahanturun membasahi pipinya. Tapi Rio mengusapnya dengan cepat. Ia tak inginketahuan nangis karena ditolak cewek.

“Hy bro! Jangan sekali lagingelakuin hal gila seperti ini. Jauhi Ify, Ify itu berbeda dengan yang lain.Sekali jatuh cinta, Ify akan tetap cinta sama cowok itu. Dan Debo lah cowokyang dipilihnya. Gue lebih kenal Ify dibanding lo. Dulu, gue juga pernah punyarasa sama dia. Tapi gue mundur. Gue tau Ify nggak bakal suka sama gue karenaIfy nggak akan suka sama cowok selain Debo.” Jelas Gabriel.

“Tapi.. Salahkah guemencintainya?” Tanya Rio lirih.

“Nggak Yo, lo nggak salah.”

“Tapi Yel, gue cinta sama Ify.Apa Ify nggak bisa beri gue sedikit cintanya?”

“Yo.. Yuk balik.” Ajak Gabriel.

Dengan hati yang sangat hancur,Rio kembali ke kelasnya. Sungguh, Rio benci pada dirinya sendiri. Fighting Yo!Jangan pedulikan kata Gabriel. Lo harus dapetin Ify. Bagaimanapun caranya!Tekad Rio.

***

Rio memandangi langit-langitkamarnya sambil mengingat kejadian tadi. Kejadian yang membuat hatinya sakit.Ify... Memang gadis itu berbeda dari yang lain. Ify sama sekali tak menaruhhati padanya. Rio berdumel, kenapa sih gue bisa suka sama Ify? Yah, benar apayang dikatakan Gabriel. Debo cowok yang beruntung. Sangat sulit mendapatkan Ifywalaupun Debo memberinya ijin untuk mendekati Ify.

“Yo..” Kata Cakka memasukikamar Rio.

“Hmm..”

“Jadi nggak?”

“Jadi apa?”

“Tanding basket, sesuaikesepakatan kita.”

“Lo menang.” Kata Rio lemes.

“Hah? Maksud lo?”

“Lo boleh tembak Agni kapan punlo mau.”

Cakka paham apa yang Riorasakan sekarang. Rio, dia tidak jauh berbeda dengan Ify. Jika Ify jatuh cintasama seorang cowok, maka Ify terus mencintai cowok itu. Begitupun Rio. Cakkayakin Rio nggak bisa melupakan Ify. Selama ini, Rio nggak pernah jatuh cinta.Sekarang, ketika cinta itu datang, Rio malah tersakiti. Ah Yo, kenapa lo sukasama Ify? Kenapa lo nggak suka sama cewek lain aja?

***

Malam yang indah. Jessica danPricilla berkunjung ke rumah Frederick. Seperti biasa, tujuan mereka kesanayaitu mencari tau lebih lanjut tentang anak Gina. Jessica memberi selembarfoto. Di dalam foto itu, ada wajah seorang cewek cantik yang mirip sekalidengan Gina.

“Bagaimana? Apa ini anak Gina?”Tanya Jessica.

Sebentar Frederick berpikir. Iamenatap foto itu.

“Hmmm, sepertinya memang ya.Bola kristalku mengatakan hal yang sama. Cewek dalam foto ini memang anakkandung Gina.” Kata Frederick.

Raut wajah Jessica berubahmenjadi senang.

“Lalu, kapan saya mengambilbunga fell?”

“Sabar dulu. Anda mengambilnyasebelum ulang tahun anak Gina. Tepatnya tiga hari sebelum ulangtahunnya.”
“Baiklah. Saya mengerti.” KataJessica.

Pricilla terdiam sambil menatapfoto itu. Ify... Gue jahat ya? Tapi, gue lakuin ini semua karena gue kecewasama Debo. Gue kecewa karena ternyata Debo nggak mencintai gue. Gue tau Debosukanya sama lo Fy.. Maafin gue..

***

Pagi ini Rio begitu semangat.Ia bertekad untuk bisa mendapatkan Ify. Di depan cermin, Rio sibuk memperbaikipenampilan agar terlihat menarik ketika Ify melihatnya. Ah ya! Dengan senyuman.Rio yakin Ify pasti luluh jika ia memperlihatkan senyumannya yang indah.

Sesampai di sekolah, bukannyamenuju kelas 3-2. Tapi Rio menuju kelas Ify. Hari ini juga Ify harus bisa iataklukan.

Kelas 3-2 yang tadinya ributberubah menjadi diam melihat cowok manis datang ke kelas mereka. Bukannya ituRio? Penampilannya makin cakep aja. Rio menghampiri meja Ify. Hemm, Ify maujuga ya duduk sendirian.

“Hai..” Sapa Rio ramah serayaduduk di samping bangku Ify.

Ify kaget melihat cowok yangdatang secara tiba-tiba. Rio? Mau apa lagi cowok itu? Ify nggak punya mooduntuk membentak Rio.

“Ng..Ada apa Rio kesini?” Ifyberusaha tenang. Kejadian kemarin ia anggap hanya sebuah mimpi buruk.

“Ify lagi apa? Nggak ganggu nihRio kesini?”

‘Ganggu.’ Kata Ify dalam hati.Baiklah, mungkin Rio pengin ganggu dia lagi. Ify bersiap-siap untuk membentakRio. Tapi...

“Hei Yo, mau apa lo? Bukannyakemarin Ify bilang nggak bisa terima cinta lo? Ify itu cintanya sama Debo aja.Cobalah mengerti Yo perasaan Ify..” Kata Agni.

Rio sama sekali takmempedulikan omongan Agni. Dipikirannya hanya ada satu. Yaitu mencari perhatianIfy agar Ify suka padanya. Rio tak peduli dikatakan egosis, tidak mau tauperasaan Ify atau apalah.

“Mmm Fy, ntar sore jalan-jalanyuk. Kamu maunya kemana? Ke taman? Mall? Restaurant? Terserah kamu deh maukemana. Rio mau-mau aja kok.” Kata Rio.

“RIO!” Bentak Agni. Wah-wah,galaknya Agni mulai muncul nih...

“Sebaiknya lo pergi dari sini.Jangan ganggu Ify. Ingat sekali lagi Yo. Ify hanya milik Debo. Ify hanya cintasama Debo. Pliss Yo... Perasaan Ify Yo...” Kata Agni. Ia tidak enak membentakRio. Karena apa? Ow! Ternyata kemarin malam Agni ditembak sama Cakka. Hehehe,acara penembakannya nggak usah diceritain ya...

“Fy, maunya kita kemana?” TanyaRio. Tuh cowok memang nggak peduliin omongan Agni.

Rio belum menyerah. Ia menariktangan Ify. Lalu Rio menggenggamnya dengan erat. Rio seperti tak inginkehilangan gadis disampingnya itu.

“Yo.. Maafin Ify. Ify nggakbisa cinta sama Rio. Rio cari saja cowok lain..” Kata Ify akhirnya.

“Nggak Fy! Hanya gue yang bisamiliki lo. Hanya gue!” Bentak Rio. Semua yang ada di kelas segera mengerubunibangku Ify.

“Yo! Lo maunya apa? Hah? Udahgue bilang, GUE NGGAK SUKA SAMA ELO!! NGGAK SUKA!! Lo egosis Yo, lo hanyamementingkan perasaan lo aja. Perasaan gue, lo apakan? Hah?” Bentak Ify. Ifyudah berani berbicara pake bahasa lo-gue.

“Fy, ayolah, Rio mohon Fy.. Riopengin jadi pacar Ify.. Ayolah Fy..” Mohon Rio.

Ify terdiam.

“Apa tampang Rio kurang bagiIfy?” Tanya Rio.

KRINGGG !!!!

Bel masuk berbunyi. Mau nggakmau, Rio harus kembali ke kelasnya. Dalam hati, Ify lega. Jujur, Ify kasianpada Rio. Cowok itu... Cowok itu berusaha mendapatkannya. Tapi, Ify tidak bisa.Ify juga punya perasaan. Ah Yo, andai aku tak berada di Kota ini.. Aku inginkembali ke desa...

***

Agni melihat jam yang ia pasangdi tangannya. Hemm, kok Cakka belum datang ya? Pasalnya, Agni mau cerita keCakka tentang Rio. Cakka kan adiknya Rio, tentu Cakka bisa menasehati Rio agarRio tidak lagi mengejar Ify.

“Sorry, kelamaan.” Kata Cakkayang barusan datang. Cakka duduk di sampin Agni. Kayaknya, Agni pura-pura cuekdeh.

“Agni marah ya sama Cakka?”Tanya Cakka.

“Kalo ia kenapa?” Kata Agni.

“Ng.. Masa’ cuman gara-garatelat Agni marahan sama Cakka?”

“Hahaha.. Ya enggaklah Kka..Gue ajak lo kesini untuk membicarakan hal penting.” Tawa Agni.

“Apa?”

“Rio. Lo tau kan Kakak lo itungerjer-ngejer Ify? Padahal Ify nggak suka sama kakak lo itu.” Kata Agni.

“Iya sih..” Cakka garuk-garukkepala. “Tapi bagaimana lagi? Rio udah terlanjur suka sama Ify. Rasa cinta Rioke Ify sama halnya dengan rasa cinta Ify ke Debo.”

“Huh. Pokoknya kita harus buatRio berhenti ngejer Ify. Gimana? Lo mau bantu gue?” Tanya Agni penuh harap.

“Mmm, tapi gimana caranya? Guenggak berani bicara sama Rio tentang Ify. Rio bilang dia akan terus mengejarIfy sampai Ify benar-benar suka sama dia.”

Agni sedikit kecewa. Sangatlahsulit untuk mencegah perbuatan Rio yang dapat menganggu hubungan antara Ifydengan Debo.

“Agni jangan pikirin Rio, Cakkayakin Rio tau diri. Lama-lama Rio berhenti kok. Lo bilang aja ke Ify, kalo Riogangguin dia, cuek aja. Beres kan!”

“Mmm.. Iya deh..”

“Ya sudah. Kita jalan-jalanyuk!” Ajak Cakka dan di balas anggukan Agni.

***

Pricilla menunggu kedatanganseorang cowok. Katanya, cowok itu mau ngobrol serius. Tapi jangan sampai kemasalah anak Gina. Pricilla tidak berani mengatakan sejujurnya kalo Ify adalahanak Gina. Tapi, harapan Pricilla tidak terkabul. Cowok itu datang dan langsungmengeluarkan seribu pertanyaan yang membuat kepalanya pusing.

“Lo kok deket ma Ify? Ada apalo dengan cewek gue?”

“Ngg.. Gue cuman pengin jaditemannya aja.” Jawab Pricilla bohong.

“Beneran? Kayaknya, ada sesuatuyang lo sembunyiin dari gue.”

Entah kenapa Pricilla jadikesal dengan Debo. Emangnya, ia siapanya Debo? Ya terserah dia sih maunyembunyiin apapun tanpa Debo ketahui. Pricilla juga masih sakit hati samacowok itu, teganya Debo mencintai Ify dan ia...

“Emang lo siapa gue sih? Lo taunggak Deb, waktu itu gue sakit hati liat lo jadian ma Ify.”

Keluar sudah unek-unek yangPricilla alami. Debo menanggapinya dengan tenang.

“Lo mau nyakiti Ify?” TanyaDebo.

“Ng.. Nggak kok. Sok tau lo!”

“Gue tau lo punya niat jahat.”Kata Debo sambil tersenyum.

“Hh.. Okelah. Kapan-kapan gueakan cerita dengan sejujur jujurnya. Gue permisi dulu. Ada latihan cheers disekolah.” Kata Pricilla seraya bangkit meninggalkan Debo.

Sebersit senyum menghiasibibirnya. Debo tersenyum puas. Pricilla.. Gue yakin lo nggak tega nyakitin Ify.Gue tau, lo dan Mama lo akan membunuh Ify. Gue sekarang tau kalo Ify adalahanak kandung Gina. Lo belum tau siapa gue yang sebenarnya...

***

TBC....

Kalo ada yg aneh ato ngk nyambung tinggal comment aja :)