expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 14 Mei 2013

Princess From Village Part 19


Part 19

.

.

.

Sudah seminggu lebih Rio melakukan aksinya. Tapi percuma aja, Ify tak luluh juga. Rio sedikit putus asa. Ify.. Bisa-bisa gue gila karena lo! Pagi ini, Rio menstarter mobilnya menuju kost Ify. Pokonya, Ify harus mau! Titik! Rio berani mengorbankan harga dirinya demi mendapatkan gadis yang ia sukai.

“Mmm, permisi..” Ucap Rio ramah.

Beberapa menit kemudian, muncul seorang cewek dari dalam rumah. Rio tersenyum senang. Sementara cewek itu mendadak kaget. Dia lagi dia lagi.. Batin cewek itu.

“How are you Fy? Rio disini rindu sama Ify..” Kata Rio semanis-manisnya.

“Ya. Mau apa kamu?” Tanya Ify dingin.

“Mmm, mau nggak Ify ikut jalan-jalan ke taman sama Rio? Kali ini aja Fy. Rio akan buktiin kalau Rio mencintai Ify dengan tulus.”

“Sorry. Aku sibuk.”

“Yah.. Kalau gitu nunggu Ify nggak sibuk.”

Rio mencoba bersabar. Ia yakin kali ini Ify bakal luluh. Rio yakin sekali.

“Gue selalu sibuk. Sana, lo pergi! Nggak ada kerjaan aja lo.”

“Rio emang lagi nggak ada kerjaan, hehehe..” Cengir Rio.

“Nggak Rio. Ify kan udah bilang, Ify nggak bisa nerima cinta Rio. Apa Rio nggak bosan ngejar Ify? Banyak lho Yo cewek cantik di luar sana..”

“Tapi nggak secantik dirimu, sayang..” Kata Rio sembari mencubit pipi Ify.

“Kurang ajar lo!” Bentak Ify menepis tangan Rio.

“Fy, ayolah. Terima cinta Rio. Rio pengin Ify bilang kalo Ify cinta sama Rio. Ayolah Fy, Rio mencintai Ify dengan tulus.”

Putus asa! Rio berlutut menyentuh kaki Ify. Ify diam aja. Kali ini, Rio nggak bisa dibiarkan.

“Nggak Yo. Lo pergi sana!” Ify mencoba melepas tangan Rio di kakinya.

“Nggak Fy, Nggak! Rio cinta Ify. RIO CINTA IFY. POKOKNYA IFY HANYA MILIK RIO !!!” Bentak Rio. Tuh cowok putus asa. Seluruh kesabarannya hilang entah kemana. Kini, setan-setan dipikiran Rio menyuruhnya untuk segera melakukan itu. Mumpung tempat ini lagi sepi.

“Ehem..” Kata seorang cowok yang baru saja datang.

***

Bulan purnama tampak terang menghiasi gelapnya malam. Rio, termenung seorang diri di taman bunga. Ia ingat kejadian tadi. Hampir saja ia melakukan hal itu. Tapi, Debo datang dan langsung menghajarnya. Rio maklum. Perbuatannya tadi sudah keluar batas.

Tuhan, apa yang harus gue lakukan agar Ify suka gue? Salah satu cara ya itu tadi. Cara yang nggak baik. Tapi, apa ia mampu melakukannya? Apa Rio berani merusak Ify? Nggak Yo, nggak! Itu perbuatan buruk. Tapi...

Argh! Kepalanya menjadi pusing. Setan-setan merayunya untuk melakukan itu. Sementara malaikat membantah rayuan setan.

“Ayolah Rio, lo pasti bisa. Lo kan pengin Ify jadi milik lo?” Rayu setan.

“Jangan Yo, kasian Ify. Kamu harus mengerti perasaannya.” Bantah Malaikat.

“Rio.. Jangan dengerin malaikat itu. Lo harus bisa melakukan itu. Tadi lo hampir berhasil, tapi ada pacar cewek itu. Coba pacar cewek itu nggak ada, Ify bakal jadi milik lo saat ini!”

“Rio, kalau kamu nurutin rayuan setan, apa jadinya kamu? Apa orangtuamu mau menerimamu lagi? Tentu saja tidak. Mereka malu padamu..”

“Kalau orangtuamu mengusirmu, ya pergi aja ke tempat lain. Bawa Ify ke suatu tempat yang bagi lo aman, dan lo bisa tinggal bersama Ify selama-lamanya.”

Rio berteriak sekencang-kencangnya. Bisikan malaikat dan rayuan setan membuatnya gila. Ify.. Kenapa gue bisa suka sama lo? Siapa lo sebenarnya Fy? Siapa? Lo bukan gadis biasa Fy... Sesaat, Rio terdiam. Ia pandangi bulan purnama di atas sana. Bulan purnama tampak tenang. Tidak seperti dirinya.

“Bulan... Aku harus apa..” Lirih Rio.

***

Istana itu sangat megah. Ia berjalan perlahan menuju gerbang istana. Seorang penjaga istana membungkukkan badan. Lalu, ia masuk ke dalam istana. Disana, dapat ia lihat ribuan orang menatapnya takjub. Ia tersipu malu.

“Hore... Putri Alyssa datang !!” Seru salah seorang tamu.

Putri Alyssa? Memangnya aku putri? Batinnya.

“Kamu kembali sayang, Mama sangat merindukanmu..” Ucap seorang wanita yang bernama Gina.

“Mama? Saya bukan anak Ratu. Saya hanyalah gadis desa. Ada apa Ratu memanggil saya?”

“Bukan sayang, kamu adalah putri Raja. Maaf, Mama membuangmu. Sungguh, waktu itu Mama sangat menyesal menukarkanmu dengan anak Jessica..”

“Saya.. Saya nggak percaya. Kenapa Ratu membuang saya?”

Air matanya menetes membasahi pipinya yang putih. Gina memeluknya. Ia berada dipelukan seorang wanita yang kini adalah Ibu kandungnya.

“Maafkan Mama sayang, Mama membuangmu karena ada satu hal yang tidak kamu ketahui. Maafkan Mama...”

***

Tengah malam, Ify terbangun dengan keringat yang membahasi wajahnya. Mimpi itu... Apa mimpi itu merupakan sebuah petunjuk? Sudah tiga kali Ify memimpikan hal yang sama. Kerajaan, Ratu, Gina, Putri...

Putri? Apa aku seorang putri? Nggak mungkin. Beberapa kali Ify membantah. Dia nggak mungkin seorang putri. Ia hanyalah gadis desa yang sedang merantau ke Kota. Yah, mimpi adalah hiasan tidur. Baginya, mimpi itu tidak benar. Ify pun kembali tertidur.

***

 Pagi yang cerah. Sangat cerah. Semua orang kembali melakukan aktivitas tersendiri. Ada yang kerja, sekolah dan lain sebagainya. Ify terbangun dengan rambut yang berantakan. Setelah memimpikan kerajaan, Debo muncul dalam mimpinya. Disana, Debo mengatakan kalau ia adalah putri Raja.

Jangan, jangan dan jangan mempercayai mimpi aneh itu. Biarpun Tuhan mengatakan padanya langsung, Ify nggak akan percaya.

“Lo baik-baik aja kan?” Tanya Agni ketika jam istirahat di sekolah.

“Iya Ag. Aku baik-baik aja. Eh, kunci kamar aku bawa. Yang satunya ada di Sivia.” Kata Ify.

“Lho? Kok ada dua yang bawa? Bukannya kunci satunya kunci cadangan?”

“Iya sih, tapi nggak papa. Aku aja yang nyimpan kunci cadangan. Tenang aja, kuncinya nggak akan hilang.”

“Tapi, pas pulang, lo simpen baik-baik. Kenapa sih lo bawa kesekolah? Kalo hilang gimana?” Tanya Agni khawatir. Entah mengapa instingnya mengatakan kalau kunci itu nantinya hilang.

“Nggak akan Ag. Aku juga heran kok bawa kunci kamar segala. Ke kantin aja yuk! Lapar nih..” Ajak Ify dan diangguki Agni.

***

Lihat ku disini kau buat ku menangis
Ku ingin menyerah tapi tak menyerah
Ku coba lupakan tapi ku bertahan..


Kau terindah kan slalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau terindah kan slalu terindah
Harus bagaimana ku mengungkapkannya
Kau pemilik hatiku...


Rio menatap foto seorang gadis yang sangat ia cintai. Ify.. Kenapa tiga huruf itu tidak bisa ia lupakan? Kenapa nama itu berbunyi-bunyi ria di otaknya? Kenapa wajah itu selalu hadir dalam penglihatannya? Kenapa ia bisa suka sama gadis itu? Kenapa....

Harus Yo, harus! Lo harus melakukan itu. Harus! Ya, Rio sudah tidak tahan dengan perasaannya. Hari-harinya seperti tidak bernyawa kecuali jika Ify menyatakan cinta padanya. Tapi, bagaimana ia mengajak Ify? Sudah sering Rio merayu Ify jalan-jalan. Tapi Ify nggak mau.

Harus dengan cara lain! Rio berjalan menelusuri taman di belakang sekolah. Seketika itu hatinya hancur melihat Ify bermesraan dengan Debo. Argh! Mati lo Debo! Batin Rio. Rio melihat dengan hati yang tersakiti. Ify... Aku cinta padamu...

***

“Deb.. Aku mau cerita..” Lirih Ify bersandar di bahu Debo.

“Apa?” Tanya Debo lembut sembari mengelus lembut rambut Ify.

Ify menghela nafas panjang. Ia menceritakan mimpinya yang belakangan ini aneh. Debo mendengarnya sambil tersenyum. Seakan-akan ia sendiri tau Ify akan bercerita tentang hal itu.

“Menurutmu gimana?” Tanya Ify setelah menceritakan mimpinya itu.

“Fy, mimpi itu hiasan tidur. Kamu jangan percaya..” Jawab Debo tersenyum.

“Menurutku juga begitu.”

Siang yang begitu panas terasa sejuk jika berada di taman itu. Tiba-tiba, Ify teringat kelakuan Rio yang sudah keterlaluan. Mungkin Debo dapat mencegah Rio untuk tidak mengganggunya lagi. Toh Rio juga takut sama Debo. Kemarin aja Rio nggak berani membalas pukulan Debo.

“Deb, plis jauhin Ify dari Rio. Ify nggak mau hidup Ify di ganggu Rio. Ify nggak tahan lagi Deb.”

“Baiklah Fy, ntar Debo bicara sama Rio. Ya mudahan saja Rio sadar dengan kelakuannya.”

“Tapi Deb..”

Wajah Ify berubah menjadi sendu.

“Tapi apa?”

“Ify kasian sama Rio. Kalo Debo melarang Rio deketin Ify dengan cara yang keras, apa Rio sanggup melupakan Ify? Ify tak tega melihat Rio terpuruk karena Ify. Jujur, Ify nggak tega membentak Rio.”

Ify menangis. Debo memeluk Ify dengan penuh kasih sayang.

“Fy, apa.. apa kamu punya rasa sama Rio?” Tanya Debo.

Jika seandainya Ify punya, Debo rela memutuskan Ify. Harapan Debo untuk Ify hanya ada satu. Debo ingin Ify bahagia dengan siapa saja. Jika Ify ingin ia mati agar Ify bahagia, Debo sanggup melaksanakan permintaan Ify.

“Nggak Deb, Ify hanya cinta sama Debo..” Jawab Ify.

Debo mengeratkan pelukannya. Dari jauh, Rio melihatnya. Air matanya kembali menetes. Tuhan.. Apa aku egois? Apa aku tidak menghargai perasaan Ify?

Siang berubah menjadi sore, dan Rio masih tetap berada di taman. Rio melihat Ify dan Debo bersiap-siap meninggalkan taman. Agar tidak ketahuan, Rio bersembunyi di balik pohon yang rindang. Setelah mereka benar-benar pergi, Rio berjalan menghampiri batu yang dijadikan tempat duduk Ify tadi.

Apa itu? Batin Rio. Sepertinya itu adalah kunci. Rio mengambil kunci yang tergeletak di belakang batu tersebut. Pada bolongan kunci itu, ada gantungan kertas yang bertuliskan,

‘Kamar nomor 11, kost Vinsret. Ify Alyssa, Agni Tri Nubuwati, dan Sivia Azizah.’

Rio tersenyum. Setan-setan tertawa terbahak-bahak. Akhirnya, Rio berhasil terjebak dalam rayuan mereka...

***

 Kamar 11 panik. Ify panik. Agni dan Sivia juga panik. Kunci cadangan yang di bawa Ify hilang entah kemana. Agni memarahi Ify sampe mulutnya berbusa. Sementara Ify menunduk sedih.

“Lo itu ya, kalo ada orang yang menemukan kunci kita, bagaimana? Hah?” Bentak Agni.

“Maaf..”

Hanya itulah yang bisa Ify keluarkan.

“Maaf, maaf.. Mending orangnya baik, kalau jahat? Terserah. Kalau ada yang kenapa-napa, tanggung jawab lo!”

“Sudahlah Ag, sabar..” Hibur Sivia. Agni tidak terima. Instingnya ternyata benar. Kunci itu hilang entah kemana.

Malam ini, Ify tidur dengan rasa gelisah. Ah, rasanya jangan tidur aja. Ify takut ada orang yang menemukan kunci itu mendatangi kamarnya. Tapi, rasa kantuknya tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya Ify tertidur pulas. Gadis itu terlalu pulas sampai-sampai tidak tau dirinya dalam bahaya.

“Lo akan jadi milik gue Fy..” Kata cowok itu tersenyum senang.

***
TBC...

Kalo ada yang aneh ato ngk nyambung komen aja :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar