expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 10 Mei 2013

Princess From Village Part 12


Part 12

.

.

.

Angin malam berhembus kencangmengenai tubuh dua manusia yang sedang duduk di bukit Bintang. Si cewek merasakedinginan karena baju yang dikenakan pendek. Lalu, si cowok memberikan jaket tebalyang dipakainya.

“Thanks Deb. Apa lo nggakkedinginan?” Tanya Pricilla.

“Nggak kok Pris. Bukit iniindah ya.”

“Iya. Suasananya sepi dansunyi. Gue juga suka.”

Masing-masing kembali diamdengan pikiran yang berbeda. Debo merangkul Pricilla, tau hal itu, Pricillamenyandarkan kepala di bahu Debo. Debo kembali mencium rambut Pricilla.

“Em Deb, apa lo..Apa lo masihmencintai Prissy?”

Debo begitu kaget mendengarpertanyaan yang dilontarkan Pricilla. Cinta? Mengapa hidupnya selalu dihantuidengan masalah cinta?

“Nggak tau Pris. Intinya Debomasih sayang Prissy.”

“Makasih Deb. Prissy masihmencintai Debo, seperti dulu.”

“Tapi, Prissy kan mau dijodohinsama Rio.”

Pricilla tak kuasa mendengaritu semua. Dilema besar menghampirinya. Jika ia tidak dijodohkan dengan Rio,tentu rencana yang telah lama dibangun Mama akan hancur. Tapi, jujur Pricillaingin terus bersama Debo. Selamanya.

“Iya sih, tapi Rio nggaksetuju.”

“Pris..” Debo menatap lekatwajah Pricilla. “Lo harus ngaku kalo lo bukan anak kandung Gina. Ini demikebaikan lo juga.”

Tuhan.. Aku mohon jangan Kauizinkan dia untuk mengatakan hal itu. Jangan...

“Prissy nggak bisa Deb, nggakbisa.”

“Kenapa? Kalo Prissy udahngaku, Prissy nggak akan dijodohkan sama Rio. Prissy bebas memilih cowok yangPrissy suka.”

Pricilla menangis. Ya, cewekitu menangis. Debo yang tak tega melihat cewek nangis segera memeluk Pricilla.

“Lebih baik, kita pulang ya.”Ajak Debo dan diangguki Pricilla.

Sesampai di halaman rumah,Pricilla masih berdiri di tempat itu. Sepertinya Pricilla enggan memasukirumah.
“Ada apa Pris? Kenapa nggakmasuk? Nanti Mama kamu marah lho.” Kata Debo.

Pricilla tidak menjawab. Iamembalikkan badan ke arah Debo. Pricilla mendekati Debo. Pelan-pelan, Pricillamenatap lekat wajah Debo. Debo pun ikut menatap lekat wajah Pricilla. Keduanyasaling bertatapan. Kemudian Pricilla menutup matanya. Ketika cahaya gelap yangdilihatnya, bibirnya seakan-akan merasa disentuh. Dan benar saja, secaratiba-tiba Debo menciumnya.

***

Dapat di tebak, malam iniPricilla diomelin sama Gina. Sadar akan kesalahannya, Pricilla berlutut danmeminta maaf.

“Maafin Prissy Ma, Prissy janjinggak akan telat pulang.”

“Ya baiklah, kali ini Mamamaafkan.”

Pricilla bernafas lega. Ia punberlari memasuki kamar yang berada di lantai atas. Tapi, seorang cowokmenghadangnya.

“Mau kemana?” Sinis cowok ituyang tak lain adalah Rio.

“Mau ke kamar.” Jawab Pricillaseadanya. Ia nggak mau berdebat sama cowok di depannya.

“Sebelum lo ke kamar, lo harusjawab pertanyaan gue.”

Pricilla mendengus kesal,“Pertanyaan apa?”

“Heemm..” Rio berputarmengelilingi Pricilla. Pricilla dibuat bingung oleh tingkah Rio. “Lo tadi habiskemana?”

“Tumben lo perhatian. Kan longgak suka sama gue.”

Rio memandangi Pricilla.Tumben, Pricilla nggak heboh kayak kemarin-kemarin. Apa karena cowok itu yayang sudah mencium bibir Pricilla?

“Jangan alih pembicaraan.”

“Oke, gue habis jalan-jalan mateman. Puas lo?”

“Oh, terus, kenapa pulangnyamalam? Lo lupa jadwal?”

“Emang gue lupa. Gue salah.”

“Terus, kenapa lo sekenanyaciuman ma tuh cowok? Emangnya tuh cowok pacar lo apa? Kalo sampai Mama tau,bakalan dihukum lo.”

PLAK !!!

Tak sadar Pricilla menamparpipi Rio. Entah dari mana ia mendapat keberanian itu. Sementara Rio sama sekalitidak marah atau merasa kesakitan.

“Darimana lo tau kalo gueciuman?” Bentak Pricilla.

“Segera tuan putri membatalkanperjodohan itu agar saya dapat kembali pada kehidupan semula saya. Saya memohondengan sangat. Semoga tuan putri dapat memahami permintaan saya.” Ucap Riolembut seraya meninggalkan Pricilla.

Ingin saja Pricilla berteriakfrustasi. Hidupnya bukan saja berat, tapi melebihi berat. Mana yang harus guepilih? Mama atau kebenaran? Tapi kalo gue pilih yang kedua, dengan siapakah gueakan tinggal? Gue nggak ingin berpisah sama Mama...

***

Ify menunggu kedatangan Debodengan sabar dan penuh senyuman. Semalaman Ify bermimpi tentang Debo. Masihkurang lima menit, kalau melebihi itu, terpaksa Ify naik angkot.

“Sama siapa Fy? Sama Debo?”Tanya Gabriel yang saat itu sudah siap.

“Iya Yel, si Debo lama amat.Kemarin aja dia nggak nyari aku untuk ajak aku pulang.” Jawab Ify sedih.

“Jangan-jangan..” Gabrielmenggantungkan ucapannya. “Debo punya pacar lain. Sebaiknya lo nggak usahkembali jadi pacar Debo, lo terlalu lemah untuk disakiti.”

“Nggak Deb. Ify nggak bisalupain Debo. Ify masih mencintai Debo.”

“Fy.. Ya sudah, gue nggak bisaapa-apa.”

Agni dan Sivia sudah siap.Sivia kaget melihat Gabriel dan Ify bercakap-cakapan. Rasa cemburu melandanya.Ah, mereka cuman ngobrol biasa aja. Ify kan sukanya sama Debo, bukan Gabriel.

“Berangkat yuk!” Ajak Agnisemangat. Hari ini ia tampak cantik. Tapi tetap aja ketomboian masih melekatdalam dirinya. Tomboi cantik atau manis gitu bilangnya...

“Ayuk.” Jawab Gabriel.

“Eh Fy, lo nggak bareng Debo?”Tanya Agni.

“Mmm, aku bareng kalian aja.Debo kayaknya nggak bisa nganter aku.” Kata Ify lemas.

“Jangan lemas dong Fy,Fighting! Kayak gue.”

Ify mencoba untuk tersenyum.Tapi tetap saja ia merasa lemas hari ini. Ify merasakan separuh jiwanyahilang... Debo.. Kamu kemana ???

***

Di perjalanan, takhenti-hentinya Cakka memohon pada Rio untuk bertanya lebih lanjut tentang cewekyang membuatnya galau kemarin. Rio tertawa jahil melihat tampang melas Cakka.

“Yo, plisss apa...” MohonCakka.

“Nggak. Males gue.” Cuek Rio.Ia menyibukkan diri berkonsentrasi menyetir mobilnya.

“Ayolah Yo.. Pangeran MarioStevadit Haling yang paling cakep, manis, pinter, baik..”

“Iya..Iya..Aduh nih anak ngocehdaritadi. Gue jadi nggak konsen tau. Kalo gue tabrakan gimana? Nanti mobilkesayangan gue rusak.”

“Horeee !!! Makasih ya PangeranMario Stevadit Haling yang paling baik sedunia !!!” Girang Cakka kayak anakkecil.

“Lebay lo!”

Akhirnya Rio sampai di sekolah.Cakka membuntuti Rio sampai di depan kelas Rio.

“Kelas lo bukan disini, tapidilantai dua.” Kata Rio.

“Iya, tanyak banyak-banyak yake Gabriel.” Pesan Cakka.

“Iya, itupun kalo memangGabriel temenan ma tuh cewek.”

“Ya semoga aja temenan.”

***

Bu Veni yang mengajar mata pelajaranBiologi memanggil nama Ify. Ify yang daritadi melamun tersadar juga karenadisenggol Agni.

“Ify Alyssa, pas pulang nantikamu diam disini dulu ya. Ibu mau minta bantuanmu.” Kata Bu Veni.

“Eh, iya Bu.” Jawab Ify.

Pelajaran terakhir pundilanjutkan hingga bel pulang berbunyi.

“Lo nanti pulangnya samasiapa?” Tanya Agni khawatir.

“Tenag Ag, aku bisa pulangsendiri.” Jawab Ify.

“Yakin?”

“Ya. Kamu pulang aja sana.”

“Okelah, jaga diri lobaik-baik.”

Setelah Ify selesai membantu BuVeni, Ify membereskan buku dan alat lainnya yang beserakan di atas meja. LaluIfy keluar kelas. Di lapangan utama, tak ada satupun murid yang berada disana.Ify merasa takut sendirian disini. Tapi ia memberanikan diri. Ia nggak mau Agnikhawatir padanya.

Ify berjalan pelan. Tepatketika ia berada di pinggir lapangan basket, Ify melihat seorang cowok sedangasyik bermain basket. Ify tersihir dengan permainan cowok itu. Lama ia melihatcowok itu, sebuah bola mendarat di kepalanya. Ify menjerit kesakitan. Sipelempar bola mendekati seorang cewek yang kesakitan karena ulahnya.

“Nggak sakit kan? Lasingan,napa lo liat gue seserius tadi?” Tanya cowok itu sambil tersenyum.

***

TBC....

Hemm... Kira2 siapa ya cowok itu ????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar