expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 08 Mei 2013

Princess From Village ( Part 3 )


Part 3

.

.

.

“Ma, Rio malas pergi ke acara ulang tahun Pricilla !” Kata Rio membantah omongan Mamanya.

“Kamu gimana sih? Prissy itu jodohmu. Seharusnya kamu dekat sama dia. Ingat, saat umurmu menginjak tujuh belas tahun, Mama menyuruhmu tinggal di rumah Prissy. Saat kamu lulus SMA, kamu harus tunangan sama Prissy. Dan hingga waktunya, kamu harus menikah sama Prissy. Satu lagi, jangan pake nama Pricilla.” Jelas Manda, Mama Rio.

Terpaksa Rio mengangguk. Sedikitpun dia nggak berani membantah perkataan Manda. Hei? Bukannya tadi Manda bilang ia dijodohkan dengan Pricilla? Artinya itu egois dong. Rio berhak memilih gadis manapun yang ia sukai.

“Pokoknya, kamu harus melakukan apa yang Mama suruh. Ingat, nanti malam kamu harus tampil sebaik mungkin agar Prissy bahagia. Kata Gina, Prissy naksir berat lho sama kamu.”

“Yaiyalah Ma, orang Rio cakep. Mana ada cewek yang nggak suka bila dijodohkan sama Rio.” Kata Rio meninggalkan Mama. Ia malas jika mendapat ceramah tentang Pricilla, Pricilla dan Pricilla.

“Hahaha, kasian deh lo. Abangku yang tersayang..” Ejek Cakka, adik kandung Rio. Ia tertawa ngakak melihat wajah Rio yang muram. Cakka sependapat lho kalau Rio nggak cocok dijodohin sama Pricilla. Memang, kedua adik kakak itu seleranya sama. Nggak ada yang beda. Hobi dan kesukaan pun mereka sama.

“Kka, gimana dong ini..” Kata Rio panik.

“Gimana apanya?” Tanya Cakka santai.

PLETAK !!!

“Aw, sorry-sorry. Soal ulang tahun Prissy itu eh maksudnya Pricilla itu kan?” Kata Cakka sambil mengelus kepalanya yang sakit akibat toyoran dari Rio.

“Iya..”

“Gue nggak tau. Lo lakuin aja deh sesuai perintah Mama lo eh maksdunya Mama kita, hehe..”

“Nggak mungkinlah Kka..”

“Ya dimungkinin aja. Atau jangan-jangan, lo malu ya sama Pricilla?”

PLETAK !!!

“Bego !!! Gila gue malu sama dia.”

“Aduh Yo, sakit tau. Tangan lo terbuat dari apa sih?” Lagi-lagi Cakka mengelus-elus kepalanya yang sakit.

“Besi.” Jawab Rio sekenanya lalu meninggalkan Cakka yang masih melongo. Tuh cowok nggak punya pikiran apa? Ya jelas lah tangan manusia itu terbuat dari tulang. Hal bodoh semacam itu kenapa perlu ditanya?

***

“Fy, kamu nggak papa?”

“Agni.. Hiks..Hiks..”

Agni berjalan memasuki kamar Ify sembari mengelus rambut Ify.

“Udah lah Fy, kamu lupain Debo. Dia masa lalu kamu.” Hibur Agni.

“Tapi Ag, aku...aku masih cinta ma dia. Aku rindu wajahnya, suaranya...”

“Fy, jika kamu mau balikan ma Debo, terus, kalau dia selingkuh lagi gimana?”

“Aku nggak tau Ag..”

“Fy, kamu harus cari cowok yang lebih baik dari Debo. Kamu pasti bisa Fy.”

Ify berusaha tersenyum untuk Agni. Di saat perasaannya hancur seperti ini, hanya Agnilah orang yang dirasanya untuk menjadi teman curhatnya. Sudah banyak jasa Agni yang tak terhitung.

“Iya Ag. Akan aku coba. Lha kamu sendiri kenapa nggak nyari cowok aja?”

Tiba-tiba saja wajah Agni memerah. Jangan-jangan...

***

Dari pantulan bayangannya di cermin, Pricilla tersenyum puas. Gadis itu terlihat cantik dengan gaun merah muda tanpa lengan. Rambutnya ia biarkan tergerai. Di atas kepalanya ada mahkota pertanda dia adalah anak putri raja. Setelah sudah cukup memandangi diri di depan cermin, Pricilla pun keluar. Dapat ia lihat dari bawah sana ratusan tamu undangan menunggu kehadirannya. Ah, Pricilla tak sabaran bertemu Pangeran Rio.

Acara pesta ulang tahun Putri Aghata Pricilla Umari dilangsukan. Pricilla menampakkan kecantikannya di hadapan para tamu undangan. Semua hadirin tertegun melihatnya.

“Wau, Prissy cantik ya kak Vin.” Kata Cakka yang sedang duduk bersama Alvin. Sementara Rio nggak tau kemana.

“Kan itu adek gue. Eh, kakak lo mana?” Tanya Alvin. Yang ditanya hanya menggeleng.

“Baiklah, sekarang adalah acara inti. Sebelumnya, mari kita sambut penampilan seorang pangeran dari kerajaan Haling yang bernama.... Mario Stevadit Haling..” Kata Mc.

Pricilla membelakakan matanya. Jadi...Jadi ini kejutan yang bisa melayangkannya sampai atas sana?

Rio muncul di hadapan hadirin. Cowok itu sangat tampan. Ia memegang mic. Sepertinya Rio akan menyanyikan sebuah lagu yang romantis untuk Pricilla.

“Buat Prissy-ku yang manis, lagu ini kupersembahkan untukmu.”

Deg! Mimpikah ini? Pricilla masih saja membelakakan matanya. Apa cowok itu benar-benar Rio? Pricilla melirik ke arah Gina. Yang dilirik senyam-senyum nggak jelas. Perlahan, Rio memulai lagunya yang membuat jantung Pricilla berhenti berdetak.

‘Poets often use many words to say a simple thing




It takes thought and time and rhyme to make a poem sing




With music and words I‟ve been playing




For you I have written a song




To be sure that you know what I‟m saying



I‟ll translate as I go along



Ratusan tamu undangan terkesima mendengar suara indah Rio. Siapa sangka, ternyata Rio pandai menyanyi. Jantung Pricilla mendadak berdetak lebih cepat tatkala Rio mendekatinya. Sekarang, Rio meraih tangan kanannya. Seakan-akan Rio ingin ia berduet dengannya.

“Sumpah, kakak lo keren banget. Liat tuh adek gue, kaku banget.” Kata Alvin yang juga terkesima melihat Rio yang bernyanyi indah memeriahkan pesta ulang tahun itu.

‘Ya ampun Yo, nekar benar kamu.’ Batin Cakka. Cakka tau kalau Rio melakukan itu semua karena sebuah keterpaksaan. Coba bukan karena suruhan Manda, amit-amit Rio menyanyi di hadapan ratusan tamu.




‘Fly me to the moon and let me play among the stars



Let me see what Spring is like on Jupiter and Mars



In other words, hold my hand



In other words, darling, kiss me



Fill my heart with song and let me sing forever more



You are all I long for, all I worship and adore



In other words, please be true



In other words, I love you



Rio mengakhiri lagunya dengan sebuah ciuman hangat pada kening Pricilla. Siapa saja yang melihatnya, pasti akan merasa iri atau cemburu. Lihat, kedua pipi Pricilla merona merah. Ciuman itu memberi efek dahsyat baginya.


“Rio..Kamu..” Kata Pricilla.


“Happy birtday sayang. Semoga panjang umur dan sehat selalu.” Ucap Rio disertai senyuman yang dulu sering diharapkan Pricilla.


“Rio..Thanks.”


Pricilla memeluk erat tubuh Rio. Yang dipeluk membalas pelukan hangat dari Pricilla dengan sangat terpaksa. Dalam hati, Rio berkata, ‘Coba bukan karena permintaan Mama, gue nggak akan peluk kamu Cill. Gue bersumpah nggak akan menyetujui perjodohan itu. Lebih baik gue mati daripada nikah sama cewek yang sama sekali nggak gue cintai.’


***


BRUAK !!!


Dengan kasarnya Rio membanting pintu kamar. Malam ini adalah malam yang paling dibencinya. Cakka yang setengah tertidur tiba-tiba langsung bangun. Matanya melotot melihat kakaknya yang berwajah seram. Cakka menambahkan ada dua tanduk yang muncul di kepala Rio.

“Ngapain lo kak? Nggak tau apa gue lagi tidur.”

“Argh! Bego banget tadi gue.” Kata Rio seraya duduk di pinggir kasur yang ditiduri Cakka.

“Emang lo bego. Baru nyadar ya?” Kata Cakka santai.

PLETAK !!!

“Aduh Yo, berapa kali sih lo toyor kepala gue? Hobbi banget lo toyor kepala orang. Noh sekalian toyor kepala Prissy eh maksudnya Pricilla.”

“Jijik banget tadi gue nyium pipi tuh cewek. Lebih baik gue nyium pipi lo daripada nyium pipi tuh cewek.”

Cakka bergidik ngeri.

“Sorry, gue masih normal. Lo cium aja pipi Alvin, sekalian bibirnya sampe lo merasa puas.”

PLETAK !!!

“Ampun Yo ampun, jangan ada toyoran lagi. Peace..”

“Pokoknya, gue bersumpah nggak akan pernah menyetujui perjodohan itu. Amit-amit gue mencintai cewek manja, begak, sombong, egois, sok cantik kayak Pricilla.”

“Jadi, lo bener-bener nggak suka sama gue?” Kata seorang cewek yang berwajah sedih.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar