expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 30 Mei 2013

Please, Don't Forget Me! ( Part 4 )

Hy all !!!

Ini part empatnya.. Yang berhenti tag komen ajj..

Ohya, yang nggak ke tag maap ya, cz dia udah full tagnya...

Happy reading...

Yang baca wajib like+komen #maksabanget#




Part 4

.

.

.

Niatnya emang udah bulat untuk melanjutkan sekolah di Jakarta. Orangtuanya pun menyetujui niatnya itu. Lusa, Rio siap terbang ke Jakarta. Disana nanti ia akan menemui Pak Marto, teman Ayahnya itu yang akan membantunya nanti. Juga tempat penginapan. Mungkin saja Pak Marto mau menerimanya tinggal dirumahnya.

Rio membereskan kamarnya yang tidak rapi. Sudah tiga hari ia belum merapikan kamar. Akibatnya, kamarnya berubah menjadi kandang ayam, dan Rio tidak suka melihat kamarnya kacau. Kedua matanya perih jika melihat sesuatu yang kurang pas menurutnya.

Puih.. Selesai juga. Rio tidak perlu membantu siapapun karena ia bisa melakukannya sendiri. Rio mengecek HPnya. Ternyata ada pesan masuk dari Keke.

Yo, temuin Keke di mall ya. Lntai dua di KFC. Cpt! Ada yg mo Keke bicarain.

Keke adalah adik kelasnya. Kata orang sih, Keke itu anaknya kurang baik atau nggak baik. Dia itu sombong, suka marah dan menjadi Ratu di sekolahnya. Apalagi sejak Kakak kelas sembilan selesai ujian, Keke merasa bebas berkuasa karena nggak ada kakak kelas. Adanya Keke yang labrak adik kelas. Juga, udah lama Keke naksir padanya. Tapi Rio nggak peduliin cewek itu.

Namun sekarang, mungkin Rio akan menemui Keke. Rio akan berbicara pada Keke secara baik-baik agar Keke mengerti dan paham kalo ia nggak suka sama Keke.

Sesampai di mall, Rio menuju tempat yang dibilang Keke tadi. Lantai dua KFC. Tapi nggak ada tanda-tanda Keke disana. Rio menelpon Keke. Nomernya nggak dapat dihubungi. Tuh cewek apa mau mempermainkannya sih? Akhirnya, Rio memutuskan untuk pergi ke toko buku.

Rio melihat-lihat novel yang judulnya sangat menarik. Ada yang berjudul Gomawo Saranghae karya Keisha Sarang, Love’s Direction karya Mell Shaliha, Cinta di Atas Awan karya Gleen Alexi, Summer Breeze karya Orizuka dan lain sebagainya. Sebenarnya sih Rio bukan penggemar novel. Namun Rio ingin sekali melihat-lihat novel ini.

Begitu banyak novel yang dilihatnya sehingga Rio tidak menyadari ada cewek yang juga sedang melihat-lihat novel. Cewek itu juga tidak menyadari keberadaan Rio. Cewek itu semakin dekat ke arahnya tanpa Rio sadari. Semakin dekat dan dekat....

“Maaf.” Ucap Rio. Lho? Kok dia sih yang minta maaf? Bukannya tuh cewek yang salah? Berjalan tanpa memerhatikan jalan? Cewek itu mendongakkan kepala ke arahnya. Rio dapat melihat dengan jelas wajah cewek itu. Wajahnya manis, cantik, dan penuh ceria. Eh, Bukannya...Bukannya cewek itu...

***

“Lo dimana sih Yo?” Batin Keke. Manalagi, HPnya rusak, nggak tau kenapa bisa rusak. Tadi dia barusan dari toilet.

“Eh mbak, boleh pinjem HPnya nggak?” Tanya Keke pada cewek yang kira-kira umurnya setahun diatasnya.

“Untuk apa?” Tanya cewek itu.

“Untuk makan. Ya jelaslah untuk nelpon!”

“Oh, ya ya.”

Si cewek mengasih Keke HP Samsung Galaxy. Keke melihat tampilan layar walpaper. Disana ada foto cewek itu bersama seorang cowok. Mungkin pacarnya. Hemmm... Tapi lumayan ganteng juga, dan kayaknya ia mengenali wajah cowok di walpaper itu.

“Hey! Kok diem? Kapan telponnya?” Protes cewek itu.

“Iya iya.” Kata Keke buru-buru.

***

“Eh maaf.” Kata cewek yang tak lain adalah Ify. Ify berusaha menjauh dari cowok itu. Tapi, mengapa ada yang janggal dari cowok itu? Sepertinya ia perhan melihat cowok itu sebelumnya. Dimana ya? Ify mencoba mengingat-ingat. Cowok itu... Hemmm... Astaga! Apa cowok itu yang membuatnya menjadi gelisah? Dan sekarang Tuhan mempertemukannya dengan cowok itu?

“Maaf sekali lagi ya.” Kata Ify mencoba tenang walau jantungnya berdegup kencang. Cowok itu yang tadinya kaget menjadi tersenyum.

“Nggak papa.”

Ify menjauhi cowok itu. Tapi tangannya ditarik oleh sebuah tangan yang tak lain adalah tangan cowok itu.

“Mmm..Kamu... Kamu cewek yang pernah aku lihat di Bunaken itu kan?” Tanya cowok itu.

“Ha? I..Iya.” Jawab Ify gugup. Gila ni cowok. Keren abis. Ify benar-benar suka sama tu cowok. Suka? Buang-buang! Bila ia menyimpan rasa itu, tentu hatinya akan sakit lagi.

HP Rio berdering. Sebuah nomor asing menelponnya.

“Halo... Iya.. Keke? Dimana?”

Ify mendengar dengan jelas omongan cowok itu. Dapat ia simpulkan yang menelpon adalah pacar cowok itu. Nggak mungkin kan cowok cakep itu nggak punya pacar.

“Maaf. Aku pergi dulu.” Kata Rio berlalu dihadapannya.

‘Jangan pergi!’ Batin Ify. Hey! Apa haknya ngelarang cowok itu pergi?

***

Rio dan Keke berhadapan. Sepertinya mereka berdua sedang membicarakan hal yang serius. Keke yang duluan bicara dan Rio mendengarkan Keke dengan seksama.

“Yo, Lo mau ke Jakarta?” Tanya Keke.

Rio mengangguk.

“Orangtua Lo ijinin Lo?”

Rio mengangguk.

“Apa ini keputusan final Lo?”

Lagi-lagi Rio mengangguk. Tuh cowok hemat suara. Rio hanya menjawab bila ada hal penting menyangkut dirinya, dan Rio yakin. Keke menyuruhnya kesini hanya untuk basa-basi. Tapi Rio senang hari ini karena cinta pertamanya telah ditemuinya. Siapa lagi kalo bukan cewek di toko buku tadi?

Astaga! Kenapa ia lupa menanyakan nama cewek itu? Kenapa ia lupa meminta nomor HP cewek itu? Terus, bagaimana caranya ia bisa mengenali cewek itu? Rio..Rio...

“Lo kenapa Yo?” Tanya Keke.

“Ng..Nggak papa kok. Emang ada apa Lo nyuruh gue kesini?”

Sudah saatnya Keke merayu agar Rio tidak jadi pergi ke Jakarta. Keke nggak ingin Rio pergi. Intinya Rio nggak boleh pergi.

“Please Rio... Jangan pergi.. Keke nggak mau Rio pergi..” Melas Keke.

“Nggak bisa Ke. Rio udah nggak bisa lagi ngubah keputusan Rio.”

Ya, Rio tak bisa mengubah keputusan itu. Dan, selama-lamanya ia tak akan bisa bertemu lagi dengan cinta pertamanya.

“Ah, Keke nggak mau!”

“Lo kayak anak kecil aja.” Kesal Rio melihat Keke yang lagi ngambek. Keke emang begitu. Segala permintaannya harus dituruti. Kalo nggak, Keke bakal ngambek atau yang lebih parah lagi. Kabur dari rumah.

“Biarin. Kalo Rio pergi, Keke bakal bunuh diri!”

CTAR! Gila tuh cewek. Apa hak cewek itu ngelarang ia pergi? Suka-suka Rio dong mau pergi. Rio kehabisan akal. Karena itulah ia akan memenuhi satu permintaan Keke supaya Keke memberinya ijin untuk pergi.

“Beneran ni?” Tanya Keke tersenyum.

“Ya.” Jawab Rio.

“Apapun?”

“Ya.”

“Gue mau...”

***

Setelah membayar di kasir, Ify berlari kecil mencari Shilla. Cewek itu membeli novel yang berjudul Winter In Tokyo karya Ilana Tan. Ify mencari Shilla dengan susah payah, tapi Shillanya nggak ketemu. HPnya juga belum diisi pulsa. Bagaimana caranya menelpon Shilla kalo pulsa nggak ada?

Lalu, kemana Alvin dan Adit? Katanya mereka pergi ke toko olahraga. Tapi kok nggak adanya? Emangnya berapa toko olahraga di Mall ini? Ify menjadi gelisah. Kalo ia pulang sendiri, ntar pasti tersesat. Sadar, ini Manado, bukan Jakarta! Kalo ini Jakarta Ify masih bisa pulang sendiri.

Tiba-tiba terdengar suatu bunyi yang nggak asing lagi bila di dengar. Ify tertawa. Perutnya minta jatah makan. Uang yang ia bawa cukup banyak, tapi nggak banyak kayak Shilla sih. Ify memutuskan pergi ke KFC tuk sekedar beli kentang goreng atau burger. Jangan beli ayam deh, ngirit uang.

“IFY !!!” Teriak lengkingan suara seorang cewek.

“Shilla?” Kata Ify senang. Shilla mendekati Ify lalu menarik tangan Ify duduk di tempatnya tadi. Shilla menunjuk tangan ke arah tempat duduk seorang cewek yang tadi pinjam HPnya. Dengan malas Ify melihat yang Shilla tunjukan tadi.

Kedua matanya tidak salah lihat kan? Ify memadangi mereka dengan perasaan jijik. Lho? Bukannya itu cowok yang tadi ditemuinya di toko buku? Astaga! Jadi cowok itu pacar si cewek? Entah mengapa rasa cemburu itu menyerangnya. Ify tak tahu kapan rasa itu datang. Rasa itu... Apakah ia benar-benar jatuh cinta dengan cowok itu?

***

TBC....
Cakka kok belum keluar juga ya???
Ntar deh di part selanjutnya...
Kalo ada yang aneh ato ngk nyambung komen aja J
@fahdastevadit      ( http://risedirectioners.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar