expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 10 November 2016

My Everything ( Part 8 )



Hari ini Ariana ikut tes kimia susulan sepulang sekolah. Gadis itu sempat belajar dengan Luke di perpustakaan saat jam istirahat. Luke emang baik. Padahal cowok itu kelaparan tapi lebih memilih mengajari Ariana sedangkan Vio ngacir ke kantin.

            “Thanks ya Luk.” Ucap Ariana.

            “Sama-sama. Itulah gunanya sahabat, jangan seperti Vio. Dia seenaknya pergi ke kantin tanpa membelikan kita makanan.” Ucap Luke.

            Mendengar namanya disebut oleh Luke, Vio langsung menatap Luke. “Uangku habis. Tadi saja aku hanya bisa beli minuman tanpa makanan.” Ucapnya, tidak tau benar atau salah.

            Bel pulang yang bagaikan surga bagi Ariana kini menjadi hal yang mengerikan. Luke dan Vio menyemangati Ariana sebelum mereka pulang. Tes susulan diadakan tepat di kelasnya sendiri. Dengan sabar Ariana menunggu guru kimia-nya datang dan berharap ia bisa menjawab soal dengan mudah.

            Lima belas menit berlalu. Ariana menjadi kesal. Perutnya mulai kelaparan. Ariana malas pergi ke ruang guru. Kerjaannya tadi hanya mendengarkan lagu lewat headset tanpa membaca ulang buku kimianya.  Percuma juga ia belajar nanti otaknya blank.

            Seorang cowok datang memasuki kelasnya. Ariana mengerjapkan matanya berkali-kali, berharap yang dilihatnya salah. Tetapi penglihatannya tidak salah. Niall datang sambil membawa beberapa lembar kertas lalu duduk tenang di kursi guru. Ariana menelan ludahnya. Jangan-jangan guru kimianya tidak bisa hadir lalu Niall-lah yang menggantikannya.

            “Kenapa diam saja? Ambil soal ini dan kerjakan dengan cepat!” Ucap Niall dengan keras.

            Ariana kira Niall adalah anak yang kalem, tapi Niall bisa saja membentakinya seperti tadi. Kalau begitu kenapa Niall mau menggantikan guru kimia yang seharusnya berada disini? Dengan kesal Ariana mengambil soal itu. Mau tidak mau ia harus bisa mengerjakan soal dengan cepat dan tentu saja dengan benar untuk membuktikan kalau ia adalah murid yang pintar.

            Soal pertama tidak terlalu susah. Ariana bisa mengerjakannya dengan baik. Soal kedua, ketiga dan keempat juga mudah. Tapi soal kelima sekaligus soal terakhir cukup susah. Luke tak pernah mengajari soal ini padanya. Ariana melirik Niall yang lagi sibuk memainkan Iphone-nya. Timbul niatnya untuk menanyakan soal itu ke Luke. Belum saja Ariana mengetik soal itu, Niall langsung bicara padanya.

            “Jangan sekali-kali menanyakan soal itu ke Luke. Waktumu tinggal lima menit!” Ucap Niall.

            “Darimana kau tau kalau aku akan menanyakan soal ini ke Luke? Kau kenal Luke?” Tanya Ariana.

            “Bukankah kau selalu bersama Luke dan Vio? Kurasa kau hanya berteman dengan keduanya.” Ucap Niall.

            Ariana mencibir. “Daripada kau yang tidak memiliki satupun teman disini.” Ucapnya lalu bangkit dan menuju Niall. Ariana memberi hasil kerjanya ke Niall lalu pergi meninggalkan kelas itu.

            Sepeninggal Ariana, Niall tersenyum sambil melihat hasil pekerjaan Ariana yang luar biasa. Selain cantik, gadis itu memiliki otak yang cerdas. Tapi ada satu hal yang tidak membuatnya nyaman, yaitu kedekatan Ariana dengan Luke walau mereka hanya berteman.

***

            Sore ini Ariana iseng mengajak Vio dan Luke ke cafee Zayn yang tampak ramai. Banyak pengunjung disana. Bahkan Zayn hampir memarahinya karena melihatnya membawa dua sahabatnya itu. Katanya takut menganggu kenyamanan pengujung. Dasar Zayn! Tapi Ariana tetap ngotot membawa masuk Luke dan Vio di meja yang paling ujung.

            “Ganteng-ganteng kok galak ya?” Batin Vio.

            “Palingan dia cemburu sama kegantenganku.” Ucap Luke.

            Vio menatap Luke jijik. “Ucapanmu bisa membuatku mual.” Ucap Vio.

            Mereka memesan pesanan yang sama, yaitu Vanilla Late dan tiramisu. Luke yang membayarnya karena dia yang paling kaya diantara ketiganya. Terkadang Vio suka memanfaatkan Luke dengan cara memohon pada Luke untuk membelikannya album terbaru dari band favoritnya atau barang-barang yang cocok dengan Vio.

            “Eh itu siapa? Cantik sekali.” Tanya Luke.

            Ariana mengalihkan pandang ke arah yang dimaksud Luke, lalu dia tersenyum. “Dia Gigi. Dia pacar kakakku.” Jawabnya.

            “Apa? Jadi kakakmu sudah punya pacar?” Tanya Vio kecewa.

            “Yap.” Jawab Ariana.

            “Tenang masih ada aku.” Ucap Luke.

            Vio mendengus kesal. “Aku akan tenang kalau wajahmu bisa seganteng seperti wajah kakaknya Ariana!” Ucapnya.

            “Aku kan sudah bilang kalau aku lebih ganteng daripada Zayn!” Ucap Luke.
           
            Pesanan datang. Vio langsung melahap tiramisu itu seperti orang yang tidak pernah makan selama bertahun-tahun. Sementara Luke tidak mau tertipu lagi(?). Dia menghabiskan tiramisu itu dengan pelan-pelan sehingga kejadiannya tidak seperti saat ia memakan pancake di rumah Ariana.

            “Kalau begini caranya aku bisa gemuk. Tapi tidak apa-apa. Makanan adalah segala-galanya bagiku.” Ucap Vio.

            “Iya dan aku saja yang membayarnya.” Ucap Luke.

            Vio tertawa lalu mengacak-acak rambut Luke. “Kalau aku mengatakan kau adalah cowok terganteng yang pernah aku temui, apakah kau mau membelikan aku makanan yang aku inginkan kapanpun?” Tanya Vio.

            Belum sempat Luke menjawab, seorang gadis yang tidak lain adalah Gigi bergabung dengan mereka. Sepertinya Gigi tertartik akan pembicaraan Ariana dan dua temannya itu. Luke merasa seperti melayang ke langit yang paling tinggi saat matanya bertatapan dengan mata indah Gigi. Kakaknya Ariana hebat deh bisa mendapatkan cewek secantik Gigi.

            “Hai kak! Kenalkan ini temanku namanya Vio dan Luke.” Ucap Ariana.

            “Hai Vio! Hai Luke!” Sapa Gigi ceria.

            “Hai juga kakak cantik.” Goda Luke.

            Vio merinding dengan ucapan Luke. “Godaan-mu basi.” Ucapnya.

            “Kak Gigi ngapain disini? Bantu kak Zayn?” Tanya Ariana.

            “Iya. Kau sudah tau kan kalau aku pacaran sama kakakmu? Semoga kau tidak keberatan. Semenjak kami pacaran, aku jadi sering pergi ke cafee ini.” Jelas Gigi.

            Selanjutnya pembicaraan mereka menjadi seru, ditambah lagi dengan kedatangan Zayn yang membuat mereka semakin betah duduk disitu.

***

            Entah apa yang membuat Ariana malas pergi ke kantin. Gadis itu terlihat cuek dengan ajakan Vio dan Luke yang mengajaknya pergi ke kantin. Ariana malah sibuk mendengarkan lagu lewat headsetnya. Timbul niat di otaknya untuk membuat sebuah lagu, entah lagu apa. Tapi Ariana cukup payah dalam hal mengarang. Sudah banyak lagu yang sukses ia nyanyikan bersama piano kesayangannya tapi Ariana melakukannya secara diam-diam tanpa diketahui Vio atau Luke. Ariana tidak akan konsen jika ada orang yang melihatnya bermain piano.

            Ariana memutuskan keluar sebentar karena bosan berada di kelas. Bagaimana jika ia pergi ke ruang musik? Siapa tau kan ruang musik-nya terbuka lebar sehingga ia bisa masuk ke dalamnya? Setiba di ruang musik, Ariana menghentikan langkahnya sementara tangan kanan-nya mematikan musik yang ia mainkan. Ariana menatap sosok cowok berambut pirang yang sedang serius bermain gitar di dalam sana.

            Niall? Cowok itu Niall? Ariana tidak menyangka Niall bisa bermain gitar seperti itu dan ekspresi wajah Niall sangat…… Tapi ada yang tidak beres dengan Niall. Ariana terus saja memerhatikan Niall yang tiba-tiba saja menjadi kesal. Niall yang tadi mampu menciptakan nada indah di senar gitarnya itu kini berubah menjadi nada yang buruk. Ada apa dengan Niall? Kenapa rasanya ingin menangis melihat Niall yang tidak jauh berbeda dari orang yang frustrasi?
            “Aw!” Jerit Ariana.

            Karena jeritannya yang cukup keras membuat Niall menoleh ke arahnya sekaligus kaget. Sedangkan Ariana menjadi malu. Jari-nya terkena besi di pintu itu sehingga membuatnya berdarah. Darah? Mengapa mendadak ia takut dengan darah? Niall datang mendekatinya dan tau kalau jari Ariana terluka. Niall meraih jari itu lalu meniupnya.

            “Sakit.” Rintih Ariana.

            “Ke UKS aja yuk.” Ajak Niall.

            Ariana pasrah saja sambil mengikuti Niall dari belakang. Beberapa orang melihatnya dengan tatapan aneh. Aneh melihat Ariana berjalan bersama Niall. Aneh karena mereka melihat Niall yang baru pertama kali jalan berdua dengan seorang gadis cantik bernama Ariana. Setiba di UKS, Niall mengobati luka di jari Ariana dengan telaten. Mungkin benar. Niall adalah salah satu anggota unit kesehatan siswa yang ada di sekolah ini.

            Done.” Ucap Niall puas dengan apa yang dikerjakannya.

            “Thanks. Ternyata kau baik juga.” Ucap Ariana.

            Tanpa Ariana sadari, Niall menatap Ariana dengan waktu yang cukup lama. “Kenapa kau bisa menemukanku di ruang musik? Bukankah seharusnya kau bersama Vio dan Luke?” Tanyanya.

            “Kau mengenal Luke dan Vio?” Tanya Ariana.

            “Kau dan selalu bersama mereka.” Jawab Niall.

            “Iya semua orang juga tau tapi kau kenal Vio juga?” Tanya Ariana.

            Niall terdiam.

            “Kau bisa bermain gitar? Sungguh tadi itu aku entahlah kenapa mendadak jadi seperti ini saat melihatmu bermain gitar di ruang musik.” Ucap Ariana.

            Lagi-lagi Niall terdiam dan membalas ucapan Ariana dengan senyuman. Kenapa Niall tidak mau menjawab pertanyaannya? Apa Niall tidak mengerti apa yang ia ucapkan? Apa bicaranya terlalu cepat? Benar juga sih. Ia kan kalau bicara suka cepat-cepat jadi tidak semua orang bisa memahami bahasanya.

            Guitar. You can play guitar.” Ucap Ariana dengan nada yang sangat pelan.

            “Oh itu.. Dari kecil aku suka bermain gitar walau suaraku tidak terlalu bagus. Aku suka musik. Musik adalah hidupku.” Jelas Niall.

            “Kalau aku suka piano. Kapan-kapan ajarin aku main gitar ya?” Ucap Ariana.

            Niall tersenyum, namun bukan senyuman kebahagiaan, melainkan senyuman kesedihan. Tapi Niall cukup cerdik menyembunyikan wajah sedihnya. Hanya orang tertentu saja yang bisa membaca air muka-nya yang sebenarnya.

            Well, kau sendirian disini. Bagaimana kalau kau ikut bergabung dengan kami? Maksudku aku, Luke dan Vio.” Ucap Ariana sambil memberikan tangannya ke Niall.

            Niall memerhatikan tangan itu, lalu ragu menjabat tangan itu. “Aku Niall. Senang bertemu denganmu.” Ucapnya mulai gugup.

            Ariana tertawa mendengar ucapan Niall. “Bukankah kita pernah berkenalan sebelumnya? Mulai sekarang kau adalah temanku.” Ucapnya.

***

            Ini aneh. Ariana yang awalnya mengira Niall adalah anak yang menyebalkan kini berubah menjadi anak yang menyenangkan. Malam ini Ariana asyik chattingan dengan Niall lewat Skype. Niall jauh mengasyikkan pada saat ngobrol secara tidak langsung dibandingkan dengan ngobrol secara langsung. Kesannya agak aneh dan gugup. Niall menjawab pertanyaannya dengan kalimat yang lucu, bahkan terkadang tidak menjawabnya.

            ArianaGrk: Kau ini anaknya anti sosial tapi kalau di media sosial alay sekali.

            Nialljmms: Kau juga.

            ArianaGrk: Aku masih memiliki teman yaitu Luke dan Vio. Tadi kau belum menjawab pertanyaanku. Jadi kau sudah kenal dengan Vio?

            Nialljmms: Yap. Aku bahkan mengenali semua murid di sekolah ini.

            Sombong, batin Ariana sambil tersenyum tidak jelas. Jari-jarinya yang lincah menekan layar Iphone-nya tanpa typo sedikitpun.

            ArianaGrk: Tapi kenapa kau tidak mau bergaul dengan orang lain? Kau sama seperti Luke dan Vio.

            Nialljmms: Kau belum tau?

            ArianaGrk: Tau apa?

            Nialljmms: Ah sudahlah. Nanti kau juga akan tau.

            Ariana sedikit kesal sekaligus penasaran. Jangan-jangan antara Niall dengan dua sahabatnya itu memiliki hubungan khusus. Terutama Luke. Mata Luke dan mata Niall sangat mirip walau wajahnya tidak bisa meyakinkan bahwa mereka memiliki hubungan darah.

            ArianaGrk: Sudah malam. Aku tidur dulu ya.

            Nialljmms: Jangan! Akhir-akhir ini aku sering terkena insomnia.

            ArianaGrk: Lalu apa hubunganku dengan insomnia-mu?

            Nialljmms: Ya sudah. Selamat malam cantik! Have a nice dream.

            Cantik? Dia mengatakan kalau aku cantik? Batin Ariana. Niall aneh deh. Dalam dunia nyata dia terlihat pendiam dan membosankan sedangkan di dunia maya cerewet sekali dan berani.  Tapi setiap orang berbeda-beda kan? Ariana mematikan wifi di iphone-nya lalu tertidur.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar