“Horeeee hari
ini materi bola voli!” Teriak Vio girang.
Gadis tomboy itu emang menyukai
olahraga terutama voli. Dia sempat tergabung ke dalam tim voli tapi tiba-tiba
saja keluar karena ada masalah dengan teman salah satu dari tim-nya. Kata
teman-temannya yang lain, mereka mengatakan Vio adalah anak yang egois dan
kedetakannya dengan Luke membuat Vio banyak dibenci orang.
“Jujur saja, aku benci olahraga.
Satu-satunya olahraga yang bisa aku lakukan adalah lari.” Ucap Ariana.
Guru olahraga menyuruh muridnya
masuk ke dalam lapangan voli indoor
yang biasanya digunakan untuk tempat pertandingan selain di lapangan outdoor-nya. Sekolah Ariana memang bagus
dan Ariana bersyukur bisa sekolah disini.
“Kau juga suka voli?” Tanya Ariana
pada Luke.
Luke menggeleng. “Aku tidak suka
olahraga. Tapi aku suka melihat pertandingan bola walau aku jarang bermain
bola. Aku lebih suka bermain bulu tangkis atan tenis meja.” Jawab Luke.
Pertama-tama mereka melakukan
pemanasan. Bagi yang serius melakukan olahraga tentu saja melakukan pemanasan
dengan baik, sedangkan murid seperti Ariana mana mau serius melakukan
pemanasan. Ariana takut kalau-kalau ia disuruh tanding voli karena selama ini
dia tidak pernah bicara pada anak lain selain Vio dan Luke. Ada sih murid-murid
cowok yang iseng goda dia bahkan ada yang kasih cokelat tapi Ariana cuek saja
sedangkan cokelat-nya malah Vio yang makan.
“Oke. Bapak akan membuat beberapa
tim yang nantinya akan bertanding.” Jelas guru olahraga.
Dugaannya benar. Tapi Ariana malas
bermain voli takutnya ia akan disalahkan oleh teman-temannya karena tidak bisa
bermain voli dengan benar. Murid cowok duluan yang main. Luke termasuk ke
dalamnya. Tapi saat melihat Luke bermain voli, dia pintar juga. Apa sih yang
tidak mustahil bagi Luke? Cowok itu bisa melakukan apapun.
Setelah selesai bermain, Ariana
memberikan botol minuman ke Luke. Luke mengambilnya lalu meneguknya.
“Katanya tidak suka voli tapi kau
pintar juga.” Ucap Ariana.
Beberapa murid cewek berbisik
melihat Ariana dan Luke. Mereka tidak bosan-bosannya berprasangka buruk pada
keduanya, juga Vio. Mereka menganggap Ariana berusaha merebut Luke dari Vio.
Ariana tentu tau akan hal itu tapi yang mereka katakan salah. Vio juga, baginya
mereka itu terlalu berlebihan. Tapi jika seandainya Ariana menyukai Luke ya apa
boleh buat? Sebagai sahabat tentu Vio mendukung Ariana dan membiarkan mereka
pacaran.
Selanjutnya tim cewek yang bermain.
Ariana satu tim dengan Vio. Ariana berharap Vio bisa mengertikan dirinya yang
emang sama sekali tidak bisa bermain voli. Permainan pun dimulai dan Ariana
hanya bisa berlari sana-sini tanpa memukul bola satupun. Kakinya sempat
tersandung dengan teman satu tim-nya tapi tidak terlalu parah.
Dan pada saat bola mendekatinya,
Ariana bersiap-siap dengan posisinya. Namun bola itu bukannya mengenai
tangannya, tapi malah mengenai wajahnya sehingga membuatnya jatuh di lantai. Vio
langsung menemui Ariana dan berharap gadis itu baik-baik saja. Vio tau siapa
orang yang menyemes bola sekasar tadi.
“Crystal! Kenapa kau tega melakukan
hal itu pada Ariana?” Bentak Vio.
Crystal tersenyum sinis. “Gitu saja
langsung jatuh! Lemah sekali!” Ejeknya.
Vio hendak menghajar Crystal namun
Luke melerai Vio. Guru olahraga pun datang lalu menyuruh mereka berdua
mengantar Ariana ke UKS. Ariana tidak parah-parah amat. Hanya saja hidungnya
sakit akibat pukulan tadi.
Setiba di UKS, Ariana membaringkan
tubuhnya di ranjang UKS. Tapi kenapa kepalanya ikutan sakit? Bukannya yang kena
hanya wajahnya saja?
“Luk, jaga Ari ya aku mau ke kantin
beli minuman, aku haus sekali.” Ucap Vio.
“Sekalian beli makanan.” Ucap Luke.
Selepas kepergian Vio, Luke
memerhatikan wajah Ariana yang emang sangat cantik dan manis. Kau tak akan
bosan melihat wajah manis itu. Tapi sungguh Luke sama sekali tidak menyimpan
perasaan apapun pada Ariana. Ia malah menganggap Ariana sebagai adik yang harus
ia jaga. Tiba-tiba Luke menemukan bekas jahitan di kening Ariana.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Luke.
“Kepalaku sakit.” Jawab Ariana.
“Kok bisa? Kan wajahmu saja yang
kena.” Tanya Luke.
Jangankan Luke, Ariana saja tidak
tau kenapa kepalanya tiba-tiba sakit. Sakit sekali. Tiba-tiba saja sepintas
wajah seorang cowok berlalu di penglihatannya. Cukup singkat namun membuat
Ariana penasaran. Siapa cowok itu?
“Kalau boleh aku tau, kenapa
keningmu ada bekas jahitan?” Tanya Luke.
Ariana tidak menjawab pertanyaan
Luke. Dengar saja tidak. Luke memilih membiarkan Ariana untuk memulihkan
keadaan tubuhnya. Baru saja Luke membuka Iphone-nya, muncul sosok cowok
berambut pirang yang sudah tidak asing lagi bagi Luke. Cowok itu menatapnya,
lalu menyadari ada Ariana disini sehingga memutuskan untuk meninggalkan tempat
itu.
Luke membiarkan cowok berambut
pirang itu pergi. Selama ini ia sia-sia berbicara dengan cowok itu toh cowok
itu tidak mau berubah. Cowok itu tetap dalam pendiriannya yang menyedihkan.
Kemudian Vio datang membawa makanan dan minuman. Semoga petugas UKS tidak marah
karena ia membawa makanan disini.
“Gimana keadaan Ariana?” Tanya Vio.
“Kepalanya sakit.” Jawab Luke.
“Aku baik-baik saja kok. Lihat aku
sudah baikan.” Ucap Ariana tiba-tiba.
“Tadi kau belum menjawab
pertanyaanku.” Ucap Luke.
“Apa?” Tanya Ariana.
“Bekas jahitan di keningmu.” Jawab
Luke.
Vio tertartik dengan ucapan Luke
lalu gadis itu melihat kening Ariana. Benar apa kata Luke. Ada bekas jahitan di
kening Ariana. Memangnya gadis itu pernah mengalami kecelakaan? Atau
jangan-jangan….
“Pasti kau pernah mengalami
kecelakaan di kepalamu sehingga itu-lah yang membuatmu amnesia.” Ucap Vio.
Baik Luke maupun Ariana kaget
mendengar ucapaan Vio. “Tumben otakmu terpasang dengan benar.” Ucap Luke.
Vio cengengesan.
“Mungkin benar kata Vio. Mungkin aku
pernah mengalami kecelakaan atau terpeleset di kamar mandi.” Ucap Ariana.
“Oke. Sekarang ayo kita makan!” Ucap
Vio semangat.
“Eh jangan disini. Ke kelas saja
deh.” Ucap Ariana.
“Kau yakin?” Tanya Luke.
Ariana mengangguk.
***
Sudah lama gadis itu menatap sosok
pria yang berwajah serius. Pria itu sedang fokus dengan laptopnya. Gadis yang
tidak lain adalah Gigi menjadi ragu untuk mendekati Zayn. Zayn sangat serius.
Bagaimana jika Zayn marah padanya saat ia mendekati Zayn? Tapi Gigi merasa
senang karena kemarin malam Zayn ke rumahnya walau pada saat itu dia tidak ada
di rumahnya. Lucu juga. Saat ia ke rumah Zayn, Zayn-nya tidak ada dan saat Zayn
ke rumahnya, ia yang tidak ada.
Akhirnya Gigi memutuskan mendekati
Zayn. Sepertinya Zayn tidak menyadari keberadaannya. Ini pertama kalinya Gigi
menatap Zayn dari jarak yang dekat. Zayn benar-benar tampan dan adiknya sangat
manis. Alangkah beruntungnya gadis yang berhasil mendapatkan hati Zayn.
“Hai.” Sapa Gigi kaku.
Zayn mengalihkan pandang dan kaget
dengan apa yang dilihatnya. Seorang gadis yang tengah berusaha menampilkan
senyum terbaiknya, tapi bagi Zayn meski Gigi tersenyum biasa namun senyuman itu
tetaplah indah. Zayn mencoba untuk tenang dan santai.
“Hai. Akhirnya kita bertemu juga.
Kemarin aku ke rumahmu tapi kau tidak ada.” Ucap Zayn.
“Aku juga pernah ke rumahmu tapi kau
tidak ada.” Ucap Gigi.
Keduanya tertawa kecil. Zayn
langsung mempersilahkan Gigi duduk di kursi tepat di depannya sehingga keduanya
saling berhadapan.
“Kau sangat sibuk ya?” Tanya Gigi.
“Begitulah. Tiada hari tanpa
kesibukan.” Jawab Zayn. Sebenarnya Zayn sibuk karena kuliah atau sibuk
memikirkan cowok yang amat dibencinya itu?
“Maaf kalau aku menganggumu.” Ucap
Gigi.
Seharusnya Gigi yang merasa tidak
enak, tapi Zayn yang merasa tidak enak dengan Gigi. Setiap ada gadis yang
menemuinya selalu ia abaikan. Tapi tidak dengan Gigi. Zayn mencintai Gigi dan
kali ini ia harus berhasil sebelum direbut oleh Liam*eh.
“Santai saja.” Ucap Zayn.
“Ku kira kau marah karena setiap
gadis bahkan anak laki-laki yang berusaha mendekatimu kau seperti tidak ingin
diganggu.” Ucap Gigi.
Jadi selama ini Gigi
memerhatikannya?
“Kau tidak memesan makanan atau
minuman? Aku kasih free.” Ucap Zayn.
Ceritanya mereka sedang berada di cafee Zayn.
Gigi tersenyum. “Tidak terimakasih.
Aku sudah kenyang.” Tolaknya halus.
“Pantasan saja tubuhmu seperti itu.
Kau sangat menjaga berat tubuhmu sehingga membuatmu menolak traktiran dari
orang.” Ucap Zayn.
Entah apakah Gigi harus malu atau
tidak mendengar ucapan Zayn. “Sebelumnya aku ingin mengucapkan terimakasih
padamu.” Ucap Gigi.
“Untuk?” Tanya Zayn.
“Karena kau mau bicara padaku dan
mau mendengarkanku. Aku kira kau hanya asyik di media sosial saja.” Jawab Gigi.
***
Pulang sekolah, Vio mengajak Luke
dan Ariana makan siang di luar. Tapi Ariana sudah dijemput oleh Ibunya
sedangkan Luke saja yang membawa motor. Jadi mustahil mereka makan siang
bersama.
“Ke rumah aku aja. Aneh rasanya
kalau kalian belum pernah datang ke rumahku.” Ajak Ariana.
“Oke. Aku ikut mobil ibumu.” Ucap
Vio.
“Terus aku gimana?” Tanya Luke yang
berpose seperti orang bego.
“Otakmu dimana sih? Aku baru tau
sisi lain dari seorang Luke Hemmings ternyata memiliki sifat bego juga.” Ucap
Vio.
“Bego itu bukan sifat!” Bantah Luke.
Emang sih antara Luke dan Vio sering
kelahi walau tidak sampai ke fisik. Gila apa jika mereka sampai pukul-pukulan.
Walau Vio cewek, tapi tenaga gadis itu sangat kuat. Vio pernah bercerita pada
Ariana kalau ia berhasil memenangkan adu panco dengan Luke. Hebat bukan?
“Kau sama Luke saja.” Ucap Ariana.
“No.
Aku sama kamu saja.” Ucap Vio.
“Ya udah deh. Kau sama Ariana dan
aku membawa motorku sendiri. Tapi nanti aku tidak mau mengantarmu pulang.”
Ancam Luke.
“Oke. Tapi kalau ada hal buruk yang
terjadi padaku kau harus bertanggung jawab.” Vio mengancam balik.
“Memangnya aku menghamilimu?” Tanya
Luke.
“Sudah-sudah. Vio ikut sama aku,
nanti kalau Luke tidak mau mengantarmu pulang, kak Zayn yang akan mengantarmu
pulang.” Ucap Ariana.
“Zayn? Maksudmu Zayn Malik mantan
personil band One Direction?” Tanya Vio dengan mata yang lebar. *abaikan*
Ariana pernah bercerita kalau ia
memiliki kakak cowok bernama Zayn yang sangat tampan. Vio penasaran betul
seberapa tampannya Zayn sedangkan Luke sudah merasa yakin kalau ia lebih tampan
dibandingkan Zayn atau lelaki manapun di dunia ini. Ariana dan Vio masuk ke
dalam mobil Ibu Ariana sedangkan Luke mengekor mobil itu menggunakan motornya.
Semoga Luke tidak tersesat ya tapi kalau tersesatnya di rumah gue ya ga apa-apa
:D
“Itu temanmu?” Tanya Ibunya.
Pasti Ibunya heran melihat Vio yang
masuk ke dalam mobil. Penampilan Vio cukup buruk dengan tindikan dimana-mana, juga
tattoo-nya. Rambutnya juga nampak aneh dan lebih banyak warna. Tapi Vio anaknya
baik kok dan jangan menilai orang dari luarnya saja.
“Aku Violet. Aku temannya Ariana.”
Ucap Vio sedikit gugup.
“Tenang saja Mom. Vio anaknya baik
kok walau sedikit gila.” Ucap Ariana.
Vio langsung memukul pelan bahu
Ariana. Ibunya percaya pada Vio kalau Vio adalah teman yang baik untuk putrinya
walau penampilannya aneh seperti itu. Heran juga kenapa Ariana bisa sampai
mendapatkan teman seperti Vio.
“Ada juga teman Ariana namanya Luke
yang katanya lebih ganteng dari kak Zayn. Mom sudah tau kan?” Ucap Ariana.
“Tentu saja. Luke anak kepala
sekolah bukan?” Ucap Ibunya.
Mobil pun berjalan. Di belakang sana
ada Luke yang menyusul. Ariana iseng memasang headset di telinganya tapi Vio
mencabut headset di telinga kanan Ariana karena penasaran lagu apa saja sih
yang dinyanyikan oleh Ariana.
“Ternyata kamu suka country. Suka sekali sama Taylor Swift.”
Ucap Vio.
Ariana tersenyum. “Yap! She’s my fav singer ever!” Ucapnya.
“Kalau aku sih suka sama lagu yang
agak keras.” Ucap Vio.
Ariana tertawa. “Benar. Lagu ber-genre
keras yang sesuai dengan hatimu yang keras juga.” Ucapnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar