expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 10 November 2016

My Everything ( Part 5 )



“Horeeee hari ini materi bola voli!” Teriak Vio girang.

            Gadis tomboy itu emang menyukai olahraga terutama voli. Dia sempat tergabung ke dalam tim voli tapi tiba-tiba saja keluar karena ada masalah dengan teman salah satu dari tim-nya. Kata teman-temannya yang lain, mereka mengatakan Vio adalah anak yang egois dan kedetakannya dengan Luke membuat Vio banyak dibenci orang.

            “Jujur saja, aku benci olahraga. Satu-satunya olahraga yang bisa aku lakukan adalah lari.” Ucap Ariana.

            Guru olahraga menyuruh muridnya masuk ke dalam lapangan voli indoor yang biasanya digunakan untuk tempat pertandingan selain di lapangan outdoor-nya. Sekolah Ariana memang bagus dan Ariana bersyukur bisa sekolah disini.

            “Kau juga suka voli?” Tanya Ariana pada Luke.

            Luke menggeleng. “Aku tidak suka olahraga. Tapi aku suka melihat pertandingan bola walau aku jarang bermain bola. Aku lebih suka bermain bulu tangkis atan tenis meja.” Jawab Luke.

            Pertama-tama mereka melakukan pemanasan. Bagi yang serius melakukan olahraga tentu saja melakukan pemanasan dengan baik, sedangkan murid seperti Ariana mana mau serius melakukan pemanasan. Ariana takut kalau-kalau ia disuruh tanding voli karena selama ini dia tidak pernah bicara pada anak lain selain Vio dan Luke. Ada sih murid-murid cowok yang iseng goda dia bahkan ada yang kasih cokelat tapi Ariana cuek saja sedangkan cokelat-nya malah Vio yang makan.

            “Oke. Bapak akan membuat beberapa tim yang nantinya akan bertanding.” Jelas guru olahraga.

            Dugaannya benar. Tapi Ariana malas bermain voli takutnya ia akan disalahkan oleh teman-temannya karena tidak bisa bermain voli dengan benar. Murid cowok duluan yang main. Luke termasuk ke dalamnya. Tapi saat melihat Luke bermain voli, dia pintar juga. Apa sih yang tidak mustahil bagi Luke? Cowok itu bisa melakukan apapun.

            Setelah selesai bermain, Ariana memberikan botol minuman ke Luke. Luke mengambilnya lalu meneguknya.

            “Katanya tidak suka voli tapi kau pintar juga.” Ucap Ariana.

            Beberapa murid cewek berbisik melihat Ariana dan Luke. Mereka tidak bosan-bosannya berprasangka buruk pada keduanya, juga Vio. Mereka menganggap Ariana berusaha merebut Luke dari Vio. Ariana tentu tau akan hal itu tapi yang mereka katakan salah. Vio juga, baginya mereka itu terlalu berlebihan. Tapi jika seandainya Ariana menyukai Luke ya apa boleh buat? Sebagai sahabat tentu Vio mendukung Ariana dan membiarkan mereka pacaran.

            Selanjutnya tim cewek yang bermain. Ariana satu tim dengan Vio. Ariana berharap Vio bisa mengertikan dirinya yang emang sama sekali tidak bisa bermain voli. Permainan pun dimulai dan Ariana hanya bisa berlari sana-sini tanpa memukul bola satupun. Kakinya sempat tersandung dengan teman satu tim-nya tapi tidak terlalu parah.

            Dan pada saat bola mendekatinya, Ariana bersiap-siap dengan posisinya. Namun bola itu bukannya mengenai tangannya, tapi malah mengenai wajahnya sehingga membuatnya jatuh di lantai. Vio langsung menemui Ariana dan berharap gadis itu baik-baik saja. Vio tau siapa orang yang menyemes bola sekasar tadi.

            “Crystal! Kenapa kau tega melakukan hal itu pada Ariana?” Bentak Vio.

            Crystal tersenyum sinis. “Gitu saja langsung jatuh! Lemah sekali!” Ejeknya.

            Vio hendak menghajar Crystal namun Luke melerai Vio. Guru olahraga pun datang lalu menyuruh mereka berdua mengantar Ariana ke UKS. Ariana tidak parah-parah amat. Hanya saja hidungnya sakit akibat pukulan tadi.

            Setiba di UKS, Ariana membaringkan tubuhnya di ranjang UKS. Tapi kenapa kepalanya ikutan sakit? Bukannya yang kena hanya wajahnya saja?

            “Luk, jaga Ari ya aku mau ke kantin beli minuman, aku haus sekali.” Ucap Vio.

            “Sekalian beli makanan.” Ucap Luke.

            Selepas kepergian Vio, Luke memerhatikan wajah Ariana yang emang sangat cantik dan manis. Kau tak akan bosan melihat wajah manis itu. Tapi sungguh Luke sama sekali tidak menyimpan perasaan apapun pada Ariana. Ia malah menganggap Ariana sebagai adik yang harus ia jaga. Tiba-tiba Luke menemukan bekas jahitan di kening Ariana.

            “Kau tidak apa-apa?” Tanya Luke.

            “Kepalaku sakit.” Jawab Ariana.

            “Kok bisa? Kan wajahmu saja yang kena.” Tanya Luke.

            Jangankan Luke, Ariana saja tidak tau kenapa kepalanya tiba-tiba sakit. Sakit sekali. Tiba-tiba saja sepintas wajah seorang cowok berlalu di penglihatannya. Cukup singkat namun membuat Ariana penasaran. Siapa cowok itu?

            “Kalau boleh aku tau, kenapa keningmu ada bekas jahitan?” Tanya Luke.

            Ariana tidak menjawab pertanyaan Luke. Dengar saja tidak. Luke memilih membiarkan Ariana untuk memulihkan keadaan tubuhnya. Baru saja Luke membuka Iphone-nya, muncul sosok cowok berambut pirang yang sudah tidak asing lagi bagi Luke. Cowok itu menatapnya, lalu menyadari ada Ariana disini sehingga memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.

            Luke membiarkan cowok berambut pirang itu pergi. Selama ini ia sia-sia berbicara dengan cowok itu toh cowok itu tidak mau berubah. Cowok itu tetap dalam pendiriannya yang menyedihkan. Kemudian Vio datang membawa makanan dan minuman. Semoga petugas UKS tidak marah karena ia membawa makanan disini.

            “Gimana keadaan Ariana?” Tanya Vio.

            “Kepalanya sakit.” Jawab Luke.

            “Aku baik-baik saja kok. Lihat aku sudah baikan.” Ucap Ariana tiba-tiba.

            “Tadi kau belum menjawab pertanyaanku.” Ucap Luke.

            “Apa?” Tanya Ariana.

            “Bekas jahitan di keningmu.” Jawab Luke.

            Vio tertartik dengan ucapan Luke lalu gadis itu melihat kening Ariana. Benar apa kata Luke. Ada bekas jahitan di kening Ariana. Memangnya gadis itu pernah mengalami kecelakaan? Atau jangan-jangan….

            “Pasti kau pernah mengalami kecelakaan di kepalamu sehingga itu-lah yang membuatmu amnesia.” Ucap Vio.

            Baik Luke maupun Ariana kaget mendengar ucapaan Vio. “Tumben otakmu terpasang dengan benar.” Ucap Luke.

            Vio cengengesan.

            “Mungkin benar kata Vio. Mungkin aku pernah mengalami kecelakaan atau terpeleset di kamar mandi.” Ucap Ariana.

            “Oke. Sekarang ayo kita makan!” Ucap Vio semangat.

            “Eh jangan disini. Ke kelas saja deh.” Ucap Ariana.

            “Kau yakin?” Tanya Luke.

            Ariana mengangguk.

***

            Sudah lama gadis itu menatap sosok pria yang berwajah serius. Pria itu sedang fokus dengan laptopnya. Gadis yang tidak lain adalah Gigi menjadi ragu untuk mendekati Zayn. Zayn sangat serius. Bagaimana jika Zayn marah padanya saat ia mendekati Zayn? Tapi Gigi merasa senang karena kemarin malam Zayn ke rumahnya walau pada saat itu dia tidak ada di rumahnya. Lucu juga. Saat ia ke rumah Zayn, Zayn-nya tidak ada dan saat Zayn ke rumahnya, ia yang tidak ada.

            Akhirnya Gigi memutuskan mendekati Zayn. Sepertinya Zayn tidak menyadari keberadaannya. Ini pertama kalinya Gigi menatap Zayn dari jarak yang dekat. Zayn benar-benar tampan dan adiknya sangat manis. Alangkah beruntungnya gadis yang berhasil mendapatkan hati Zayn.

            “Hai.” Sapa Gigi kaku.

            Zayn mengalihkan pandang dan kaget dengan apa yang dilihatnya. Seorang gadis yang tengah berusaha menampilkan senyum terbaiknya, tapi bagi Zayn meski Gigi tersenyum biasa namun senyuman itu tetaplah indah. Zayn mencoba untuk tenang dan santai.

            “Hai. Akhirnya kita bertemu juga. Kemarin aku ke rumahmu tapi kau tidak ada.” Ucap Zayn.

            “Aku juga pernah ke rumahmu tapi kau tidak ada.” Ucap Gigi.

            Keduanya tertawa kecil. Zayn langsung mempersilahkan Gigi duduk di kursi tepat di depannya sehingga keduanya saling berhadapan.

            “Kau sangat sibuk ya?” Tanya Gigi.

            “Begitulah. Tiada hari tanpa kesibukan.” Jawab Zayn. Sebenarnya Zayn sibuk karena kuliah atau sibuk memikirkan cowok yang amat dibencinya itu?

            “Maaf kalau aku menganggumu.” Ucap Gigi.

            Seharusnya Gigi yang merasa tidak enak, tapi Zayn yang merasa tidak enak dengan Gigi. Setiap ada gadis yang menemuinya selalu ia abaikan. Tapi tidak dengan Gigi. Zayn mencintai Gigi dan kali ini ia harus berhasil sebelum direbut oleh Liam*eh.

            “Santai saja.” Ucap Zayn.

            “Ku kira kau marah karena setiap gadis bahkan anak laki-laki yang berusaha mendekatimu kau seperti tidak ingin diganggu.” Ucap Gigi.

            Jadi selama ini Gigi memerhatikannya?

            “Kau tidak memesan makanan atau minuman? Aku kasih free.” Ucap Zayn. Ceritanya mereka sedang berada di cafee Zayn.

            Gigi tersenyum. “Tidak terimakasih. Aku sudah kenyang.” Tolaknya halus.

            “Pantasan saja tubuhmu seperti itu. Kau sangat menjaga berat tubuhmu sehingga membuatmu menolak traktiran dari orang.” Ucap Zayn.

            Entah apakah Gigi harus malu atau tidak mendengar ucapan Zayn. “Sebelumnya aku ingin mengucapkan terimakasih padamu.” Ucap Gigi.

            “Untuk?” Tanya Zayn.

            “Karena kau mau bicara padaku dan mau mendengarkanku. Aku kira kau hanya asyik di media sosial saja.” Jawab Gigi.

***

            Pulang sekolah, Vio mengajak Luke dan Ariana makan siang di luar. Tapi Ariana sudah dijemput oleh Ibunya sedangkan Luke saja yang membawa motor. Jadi mustahil mereka makan siang bersama.

            “Ke rumah aku aja. Aneh rasanya kalau kalian belum pernah datang ke rumahku.” Ajak Ariana.

            “Oke. Aku ikut mobil ibumu.” Ucap Vio.

            “Terus aku gimana?” Tanya Luke yang berpose seperti orang bego.

            “Otakmu dimana sih? Aku baru tau sisi lain dari seorang Luke Hemmings ternyata memiliki sifat bego juga.” Ucap Vio.

            “Bego itu bukan sifat!” Bantah Luke.

            Emang sih antara Luke dan Vio sering kelahi walau tidak sampai ke fisik. Gila apa jika mereka sampai pukul-pukulan. Walau Vio cewek, tapi tenaga gadis itu sangat kuat. Vio pernah bercerita pada Ariana kalau ia berhasil memenangkan adu panco dengan Luke. Hebat bukan?

            “Kau sama Luke saja.” Ucap Ariana.

            No. Aku sama kamu saja.” Ucap Vio.

            “Ya udah deh. Kau sama Ariana dan aku membawa motorku sendiri. Tapi nanti aku tidak mau mengantarmu pulang.” Ancam Luke.

            “Oke. Tapi kalau ada hal buruk yang terjadi padaku kau harus bertanggung jawab.” Vio mengancam balik.

            “Memangnya aku menghamilimu?” Tanya Luke.

            “Sudah-sudah. Vio ikut sama aku, nanti kalau Luke tidak mau mengantarmu pulang, kak Zayn yang akan mengantarmu pulang.” Ucap Ariana.

            “Zayn? Maksudmu Zayn Malik mantan personil band One Direction?” Tanya Vio dengan mata yang lebar. *abaikan*

            Ariana pernah bercerita kalau ia memiliki kakak cowok bernama Zayn yang sangat tampan. Vio penasaran betul seberapa tampannya Zayn sedangkan Luke sudah merasa yakin kalau ia lebih tampan dibandingkan Zayn atau lelaki manapun di dunia ini. Ariana dan Vio masuk ke dalam mobil Ibu Ariana sedangkan Luke mengekor mobil itu menggunakan motornya. Semoga Luke tidak tersesat ya tapi kalau tersesatnya di rumah gue ya ga apa-apa :D

            “Itu temanmu?” Tanya Ibunya.

            Pasti Ibunya heran melihat Vio yang masuk ke dalam mobil. Penampilan Vio cukup buruk dengan tindikan dimana-mana, juga tattoo-nya. Rambutnya juga nampak aneh dan lebih banyak warna. Tapi Vio anaknya baik kok dan jangan menilai orang dari luarnya saja.

            “Aku Violet. Aku temannya Ariana.” Ucap Vio sedikit gugup.

            “Tenang saja Mom. Vio anaknya baik kok walau sedikit gila.” Ucap Ariana.

            Vio langsung memukul pelan bahu Ariana. Ibunya percaya pada Vio kalau Vio adalah teman yang baik untuk putrinya walau penampilannya aneh seperti itu. Heran juga kenapa Ariana bisa sampai mendapatkan teman seperti Vio.

            “Ada juga teman Ariana namanya Luke yang katanya lebih ganteng dari kak Zayn. Mom sudah tau kan?” Ucap Ariana.

            “Tentu saja. Luke anak kepala sekolah bukan?” Ucap Ibunya.

            Mobil pun berjalan. Di belakang sana ada Luke yang menyusul. Ariana iseng memasang headset di telinganya tapi Vio mencabut headset di telinga kanan Ariana karena penasaran lagu apa saja sih yang dinyanyikan oleh Ariana.

            “Ternyata kamu suka country. Suka sekali sama Taylor Swift.” Ucap Vio.

            Ariana tersenyum. “Yap! She’s my fav singer ever!” Ucapnya.

            “Kalau aku sih suka sama lagu yang agak keras.” Ucap Vio.

            Ariana tertawa. “Benar. Lagu ber-genre keras yang sesuai dengan hatimu yang keras juga.” Ucapnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar