expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 10 November 2016

My Everything ( Part 2 )



Hari ini Ariana terlambat bangun walau tidak kesiangan. Sial. Hari pertama sekolah saja sudah terlambat seperti ini apalagi hari esok dan seterusnya? Cepat-cepat Ariana mandi dan berdandan seadanya. Ia tidak perlu berdandan yang berlebihan karena Ariana sangat tidak menyukainya. Ariana lebih suka berpenampilan natural tanpa polesan make-up sedikitpun.

            “Daritadi aku bangunin dan kau susah sekali bangun.” Ucap Zayn kesal.

            “Sekarang jam berapa? Aku terlambat tidak?” Tanya Ariana.

            “Yang penting habiskan sarapanmu, setelah ini Mom mengantarmu ke sekolah.” Ucap Mom.

            Ariana mengambil potongan roti lalu memakannya. Setelah itu ia meneguk segelas susu. Ariana bisa melakukan hal itu selama sepuluh menit. Hebat. Pasti orang-orang tak akan menyangka gadis mungil sepertinya jago makan. Di luar sana, Ibunya sudah mempersiapkan mobil. Ariana melangkah cepat lalu masuk ke dalam mobil itu. Dan tentu saja Ariana memasang headset di telinga, namun baru saja ia memecet Iphone-nya, Mom langsung merebut Iphone-nya sehingga headset yang terpasang di telinganya copot.

            “Belajarlah untuk tidak sering mendengarkan lagu saat berada di mobil.” Ucap Ibunya.

            Ariana cemberut. “Baiklah.” Ucapnya.

            Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang. Ariana memandangi pemandangan Kota Manchester yang benar-benar membuatnya kagum. Semua orang tampak bahagia disini. Ia pun bahagia. Ariana tak segan-segan membagi kebahagiaannya pada semua orang.

            Akhirnya ia tiba di sekolah baru. Ariana harus masuk ke ruang kepala sekolah untuk menanyakan dimana letak kelasnya. Tanpa ditemani Ibunya pun Ariana sanggup melakukannya. Usianya sudah tujuh belas tahun dan Ariana rasa diusia itu ia sudah menjadi gadis yang dewasa. Sebelum masuk sekolah, Ariana mencium telapak tangan Ibunya.

            “Hati-hati selama di sekolah. Nanti Mom yang jemput kamu.” Ucap Ibunya.

            Sepertinya pelajaran sudah dimulai. Halaman sekolah tampak sepi. Mendadak ia malu. Bagaimana jika ia tidak diterima di sekolah ini? Bagaimana jika banyak yang tidak menyukainya? Sesegera mungkin Ariana membuang pikiran negatifnya. Ariana masuk ke ruang kepala sekolah. Disana ia disambut ramah oleh Mrs. Taylor selaku kepala sekolah.

            “Predikatmu di sekolah lamamu cukup memuaskan. Kau tentu bisa mengejar materi yang belum kau pelajari. Kebetulan Ibu punya anak cowok yang juga sekolah disini. Namanya Luke. Kau akan berada satu kelas dengannya. Nanti Luke akan membantumu mempelajari materi-materi yang belum kau pelajari.” Jelas Mrs. Taylor.

            Ariana mengangguk. Tapi ia lebih suka belajar sendiri dibandingkan belajar dengan orang lain. Setelah semuanya beres, Ariana meninggalkan ruang kepala sekolah. Jantungnya mulai berdebar-debar. Ketika berada di pinggir lapangan, Ariana tak sengaja melihat seorang cowok berkaca mata yang juga tak sengaja melihatnya, namun cowok itu langsung menunduk. Ariana tersenyum samar. Ada yang salah dengan dirinya?

            Setiba di kelas, kelas langsung dibuat heboh oleh kedatangan Ariana. Ariana menjadi malu dan detakan jantungnya semakin berdebar hebat. Ariana terus saja menunduk dan berharap semuanya baik-baik saja. Guru yang mengajar pada saat itu menyuruhnya memperkenalkan diri.

            “Namaku Ariana. Aku dari New York.” Ucap Ariana.

            Gimana tidak heboh sementara wajah Ariana sangat manis seperti boneka barbie. Hampir semua cowok bersiul padanya. Ariana pun duduk di kursi paling belakang. Tidak apa-apa walau lebih enak duduk di kursi paling depan. Ariana teringat dengan ucapan Mrs. Taylor yang mengatakan kalau ia sekelas dengan Luke. Tapi mana yang bernama Luke disini?

            “Hei tadi namamu siapa?” Tanya seorang gadis dengan potongan rambut yang aneh. Rambutnya pendek berwarna hitam namun di bagian depannya berwarna ping. Gadis itu memakai tindik di hidungnya. Ariana menjadi ngeri melihat gadis yang tepat duduk di depannya itu.

            “Aku Ariana. Kau siapa?” Jawab+Tanyanya.

            Gadis itu tersenyum. “Aku Violet. Panggil saja Vio.” Jawabnya.

            Tiba-tiba Ariana mendapat lemparan kertas dari cowok berambut cokelat yang saat ini menatapnya. Ariana membuka kertas itu lalu membacanya.

            “Jangan berteman dengan Vio karena kau akan menjadi gadis yang nakal.”

            Belum sempat Ariana memikirkan maksud dari tulisan itu, Vio langsung mengambil kertas itu. Tatapannya berubah menjadi tatapan tajam ke arah cowok yang tadi melempar kertas pada Ariana. Sedangkan cowok yang tadi melempar kertas membuat lambang peace di jari kanannya.

            “Dia siapa?” Tanya Ariana.

            “Maksudmu cowok yang melempar kertas itu?” Tanya Vio.

            Ariana mengangguk. Siapa lagi?

            “Dia Luke Hemmings. Anak kepala sekolah sekaligus cowok nomor satu di sekolah ini. Dia yang menguasai semuanya.” Jelas Vio.

            Jadi cowok tadi itu Luke? Ariana iseng melirik ke arah Luke. Lumayan tampan dan manis juga. Tapi Ariana sama sekali tidak tertarik dengan Luke. Sepertinya Vio sangat mengenal Luke. Apa jangan-jangan Vio pacar Luke?

            “Kau pacarnya Luke ya?” Tebak Ariana.

            Vio tertawa. “Tidak. Mana mau aku jadi pacarnya. Tapi kita sudah bersahabat sejak kecil.” Jawabnya.

            Setelah itu mereka fokus ke pelajaran. Ariana yang berotak cerdas tentu bisa menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru di depannya. Ketika pelajaran usai dan guru itu pergi, Ariana kembali mendapat lemparan kertas dari Luke.

            “Kau sudah bertemu Ibuku kan? Artinya mulai sekarang kau adalah muridku.”

***

            Ariana tidak menyangka bisa cepat akrab dengan Luke dan Vio. Tentu saja banyak yang menatapnya dengan tatapan aneh. Padahal Ariana hanya seorang murid baru tapi langsung bisa akrab dengan Luke. Apa karena wajahnya yang cantik? Tidak juga. Masih banyak gadis yang lebih cantik dari Ariana di sekolah ini tapi tidak ada satupun yang berhasil merebut hati Luke. Saat ini mereka sedang berada di kantin.

            “Dimana teman kalian yang lain?” Tanya Ariana. Jelaslah Ariana heran karena Luke hanya mengajak Vio tanpa membawa teman cowoknya yang lain.

            “Sebenarnya satu-satunya sahabat yang aku punya hanya Vio. Aku cukup tertutup orangnya.” Jawab Luke.

            Padahal kata Vio Luke sangat terkenal dan menjadi cowok nomor satu di sekolah namun sayangnya sikap Luke tertutup dan hanya bisa memiliki teman aneh bernama Vio. Tapi mengapa Luke dan Vio mau mengajaknya makan bersama? Ariana menjadi bingung. Apa sebelumnya ia pernah bertemu dengan Luke dan Vio?

            “Aku ingin menanyakan sesuatu padamu.” Ucap Ariana dan Luke serempak.

            Vio berdehem. Hal itu membuat wajah Ariana memerah. Namun Luke menyuruh Ariana yang duluan bertanya padanya.

            “Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?” Tanya Ariana.

            Luke terlihat agak bingung. “Tidak. Aku baru bertemu denganmu hari ini. Untuk apa kau menanyakan pertanyaan seperti itu?” Tanyanya.

            Well, aku mengalami amnesia. Sebagian masa laluku tidak bisa aku ingat dua tahun belakangan ini. Tapi aku masih hafal semua mata pelajaran yang pernah aku pelajari.” Ucap Ariana.

            “Kau amnesia? Kenapa bisa?” Tanya Vio.

            Ariana terdiam. Ia juga tidak tau kenapa bisa mengalami amnesia. Pasti ada hal buruk yang terjadi padanya, dan Ibunya serta Zayn tidak mau memberitahu padanya. Tapi Ariana tidak mau memaksa Ibunya untuk menjelaskan. Ariana ingin mencari tahu sendiri kenapa ia bisa amnesia.

            “Entah.” Ucap Ariana.

            “Sekarang aku yang bertanya padamu. Tapi sepertinya aku sudah menemukan jawabannya. Aku penasaran kenapa kau ketinggalan pelajaran, pasti karena amnesia itu kan?” Ucap Luke.

            “Mungkin saja.” Jawab Ariana.

            Setelah ini mungkin akan lebih mudah. Ariana telah menemukan dua teman barunya dan ia cocok berteman dengan Vio dan Luke walau penampilan mereka berbeda dengan penampilannya. Terutama Vio. Gadis itu terlihat seperti gadis yang tidak benar. Sudah potongan rambutnya yang aneh, diwarnai, pakai tindik bahkan ada tattoo di tangan kirinya.

            “Kau pulang sama siapa?” Tanya Luke.

            “Sama Mom. Kau pulang sama Vio ya?” Jawab+Tanya Ariana.

            “Tentu saja!” Ucap Vio sambil merangkul lengan Luke.

Kalau dilihat baik-baik, Vio dan Luke itu cocok deh. Hanya saja mereka tidak mau dibilang sebagai pasangan kekasih. Ariana menunggu mobil Ibunya di tempat yang sudah disediakan. Beberapa anak menatapnya, namun Ariana berusaha untuk cuek. Kalau mereka mau menjadi temannya kenapa tidak langsung menemuinya saja?

Mobil Ibunya datang. Ariana langsung berlari dan masuk ke dalam mobil Ibunya. “Bagaimana hari pertamamu sekolah?” Tanya Ibunya.

Pertanyaan yang cocok ditanyakan kepada anak kecil yang baru saja memulai sekolahnya. Ariana tidak mau dianggap gadis yang masih dianggap sebagai anak kecil oleh Ibunya. Ariana ingin Ibunya menganggapnya sebagai gadis dewasa, bukan anak kecil. Tapi Ariana rasa Ibunya mau membebaskannya dalam artian tidak terlalu menjaganya dengan ketat. Ariana bebas melakukan apapun asalkan itu baik.

“Baik. Aku bisa menangkap pelajaran dengan baik. Aku sudah mendapatkan dua teman. Namanya Vio dan Luke.” Ucap Ariana.

“Luke Hemmings maksudmu? Dia anak kepala sekolah kan?” Tanya Ibunya.

“Iya. Dia idola satu sekolah tapi anehnya Luke hanya berteman dengan Vio.” Jawab Ariana.

Tak terasa mereka sudah tiba di sekolah. Zayn pasti berada di cafee-nya. Seharusnya Ariana mendatangi cafee kakaknya itu sekalian mengajak Vio dan Luke. Ariana tersenyum. Haruskah ia merubah penampilan seperti Vio dengan potongan rambut seperti Vio? Menurut Ariana, Vio adalah gadis yang tomboi dan kuat sedangkan ia terlihat girly.

Hal pertama yang Ariana lakukan adalah mengambil makanan lalu ia bawa ke dalam kamarnya. Ariana memang begitu, suka membawa makanan ke kamar sehingga membuat Ibunya marah karena pastinya kamar Ariana bakal kotor. Tapi Ariana berjanji akan menjaga kebersihan kamarnya.

Iphone-nya berdering. Pesan dari Luke. Tadi Ariana memberi nomor ponselnya ke Luke juga Vio. Katanya mulai besok ia bisa belajar bersama di rumah Luke yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Sebenarnya Luke yang ingin ke rumah Ariana karena aneh bila seorang gadis yang pergi ke rumah cowok walau gadis itu yang membutuhkannya. Tapi Ariana yang meminta agar ia saja pergi ke rumah Luke.

Rasanya aneh. Ia cepat akrab dengan Vio dan Luke namun Vio dan Luke sebelumnya tidak mengenalinya. Ariana juga merasa asing melihat wajah Vio dan Luke. Ah sudahlah. Ariana kembali memakan makanannya setelah itu dia tertidur.

***

Malam harinya, Ariana melihat Zayn yang sibuk dengan laptopnya. Ariana mengintip Zayn dari belakang. Bukannya mengerjakan tugas, tapi Zayn malah asyik facebookan. Langsung saja Ariana menggoda kakaknya.

“Kau ini!” Kesal Zayn.

Ariana tertawa. “Kak Zayn lagi chat sama siapa?” Goda Ariana.

“Tidak penting.” Ucap Zayn cepat-cepat.

Ariana tau ada sesuatu yang terjadi dengan Zayn. Sikap Zayn terlihat misterius.

“Kalau kau ingin tau, aku.. aku sedang jatuh cinta dengan seorang gadis dan sekarang kami sedang ngobrol di facebook.” Ucap Zayn.

***

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar