Hari ini
Ariana terlambat bangun walau tidak kesiangan. Sial. Hari pertama sekolah saja
sudah terlambat seperti ini apalagi hari esok dan seterusnya? Cepat-cepat
Ariana mandi dan berdandan seadanya. Ia tidak perlu berdandan yang berlebihan
karena Ariana sangat tidak menyukainya. Ariana lebih suka berpenampilan natural
tanpa polesan make-up sedikitpun.
“Daritadi aku bangunin dan kau susah
sekali bangun.” Ucap Zayn kesal.
“Sekarang jam berapa? Aku terlambat
tidak?” Tanya Ariana.
“Yang penting habiskan sarapanmu,
setelah ini Mom mengantarmu ke sekolah.” Ucap Mom.
Ariana mengambil potongan roti lalu
memakannya. Setelah itu ia meneguk segelas susu. Ariana bisa melakukan hal itu
selama sepuluh menit. Hebat. Pasti orang-orang tak akan menyangka gadis mungil
sepertinya jago makan. Di luar sana, Ibunya sudah mempersiapkan mobil. Ariana
melangkah cepat lalu masuk ke dalam mobil itu. Dan tentu saja Ariana memasang
headset di telinga, namun baru saja ia memecet Iphone-nya, Mom langsung merebut
Iphone-nya sehingga headset yang terpasang di telinganya copot.
“Belajarlah untuk tidak sering
mendengarkan lagu saat berada di mobil.” Ucap Ibunya.
Ariana cemberut. “Baiklah.” Ucapnya.
Mobil itu melaju dengan kecepatan
sedang. Ariana memandangi pemandangan Kota Manchester yang benar-benar
membuatnya kagum. Semua orang tampak bahagia disini. Ia pun bahagia. Ariana tak
segan-segan membagi kebahagiaannya pada semua orang.
Akhirnya ia tiba di sekolah baru.
Ariana harus masuk ke ruang kepala sekolah untuk menanyakan dimana letak
kelasnya. Tanpa ditemani Ibunya pun Ariana sanggup melakukannya. Usianya sudah
tujuh belas tahun dan Ariana rasa diusia itu ia sudah menjadi gadis yang
dewasa. Sebelum masuk sekolah, Ariana mencium telapak tangan Ibunya.
“Hati-hati selama di sekolah. Nanti
Mom yang jemput kamu.” Ucap Ibunya.
Sepertinya pelajaran sudah dimulai.
Halaman sekolah tampak sepi. Mendadak ia malu. Bagaimana jika ia tidak diterima
di sekolah ini? Bagaimana jika banyak yang tidak menyukainya? Sesegera mungkin
Ariana membuang pikiran negatifnya. Ariana masuk ke ruang kepala sekolah.
Disana ia disambut ramah oleh Mrs. Taylor selaku kepala sekolah.
“Predikatmu di sekolah lamamu cukup
memuaskan. Kau tentu bisa mengejar materi yang belum kau pelajari. Kebetulan
Ibu punya anak cowok yang juga sekolah disini. Namanya Luke. Kau akan berada
satu kelas dengannya. Nanti Luke akan membantumu mempelajari materi-materi yang
belum kau pelajari.” Jelas Mrs. Taylor.
Ariana mengangguk. Tapi ia lebih
suka belajar sendiri dibandingkan belajar dengan orang lain. Setelah semuanya
beres, Ariana meninggalkan ruang kepala sekolah. Jantungnya mulai
berdebar-debar. Ketika berada di pinggir lapangan, Ariana tak sengaja melihat
seorang cowok berkaca mata yang juga tak sengaja melihatnya, namun cowok itu
langsung menunduk. Ariana tersenyum samar. Ada yang salah dengan dirinya?
Setiba di kelas, kelas langsung
dibuat heboh oleh kedatangan Ariana. Ariana menjadi malu dan detakan jantungnya
semakin berdebar hebat. Ariana terus saja menunduk dan berharap semuanya
baik-baik saja. Guru yang mengajar pada saat itu menyuruhnya memperkenalkan
diri.
“Namaku Ariana. Aku dari New York.”
Ucap Ariana.
Gimana tidak heboh sementara wajah
Ariana sangat manis seperti boneka barbie. Hampir semua cowok bersiul padanya.
Ariana pun duduk di kursi paling belakang. Tidak apa-apa walau lebih enak duduk
di kursi paling depan. Ariana teringat dengan ucapan Mrs. Taylor yang
mengatakan kalau ia sekelas dengan Luke. Tapi mana yang bernama Luke disini?
“Hei tadi namamu siapa?” Tanya
seorang gadis dengan potongan rambut yang aneh. Rambutnya pendek berwarna hitam
namun di bagian depannya berwarna ping. Gadis itu memakai tindik di hidungnya.
Ariana menjadi ngeri melihat gadis yang tepat duduk di depannya itu.
“Aku Ariana. Kau siapa?”
Jawab+Tanyanya.
Gadis itu tersenyum. “Aku Violet.
Panggil saja Vio.” Jawabnya.
Tiba-tiba Ariana mendapat lemparan
kertas dari cowok berambut cokelat yang saat ini menatapnya. Ariana membuka
kertas itu lalu membacanya.
“Jangan
berteman dengan Vio karena kau akan menjadi gadis yang nakal.”
Belum sempat Ariana memikirkan
maksud dari tulisan itu, Vio langsung mengambil kertas itu. Tatapannya berubah
menjadi tatapan tajam ke arah cowok yang tadi melempar kertas pada Ariana.
Sedangkan cowok yang tadi melempar kertas membuat lambang peace di jari kanannya.
“Dia siapa?” Tanya Ariana.
“Maksudmu cowok yang melempar kertas
itu?” Tanya Vio.
Ariana mengangguk. Siapa lagi?
“Dia Luke Hemmings. Anak kepala
sekolah sekaligus cowok nomor satu di sekolah ini. Dia yang menguasai
semuanya.” Jelas Vio.
Jadi cowok tadi itu Luke? Ariana
iseng melirik ke arah Luke. Lumayan tampan dan manis juga. Tapi Ariana sama
sekali tidak tertarik dengan Luke. Sepertinya Vio sangat mengenal Luke. Apa
jangan-jangan Vio pacar Luke?
“Kau pacarnya Luke ya?” Tebak
Ariana.
Vio tertawa. “Tidak. Mana mau aku
jadi pacarnya. Tapi kita sudah bersahabat sejak kecil.” Jawabnya.
Setelah itu mereka fokus ke
pelajaran. Ariana yang berotak cerdas tentu bisa menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru di depannya. Ketika pelajaran usai dan guru itu pergi,
Ariana kembali mendapat lemparan kertas dari Luke.
“Kau
sudah bertemu Ibuku kan? Artinya mulai sekarang kau adalah muridku.”
***
Ariana tidak menyangka bisa cepat
akrab dengan Luke dan Vio. Tentu saja banyak yang menatapnya dengan tatapan
aneh. Padahal Ariana hanya seorang murid baru tapi langsung bisa akrab dengan
Luke. Apa karena wajahnya yang cantik? Tidak juga. Masih banyak gadis yang
lebih cantik dari Ariana di sekolah ini tapi tidak ada satupun yang berhasil
merebut hati Luke. Saat ini mereka sedang berada di kantin.
“Dimana teman kalian yang lain?”
Tanya Ariana. Jelaslah Ariana heran karena Luke hanya mengajak Vio tanpa
membawa teman cowoknya yang lain.
“Sebenarnya satu-satunya sahabat
yang aku punya hanya Vio. Aku cukup tertutup orangnya.” Jawab Luke.
Padahal kata Vio Luke sangat
terkenal dan menjadi cowok nomor satu di sekolah namun sayangnya sikap Luke
tertutup dan hanya bisa memiliki teman aneh bernama Vio. Tapi mengapa Luke dan
Vio mau mengajaknya makan bersama? Ariana menjadi bingung. Apa sebelumnya ia
pernah bertemu dengan Luke dan Vio?
“Aku ingin menanyakan sesuatu
padamu.” Ucap Ariana dan Luke serempak.
Vio berdehem. Hal itu membuat wajah
Ariana memerah. Namun Luke menyuruh Ariana yang duluan bertanya padanya.
“Apakah sebelumnya kita pernah
bertemu?” Tanya Ariana.
Luke terlihat agak bingung. “Tidak.
Aku baru bertemu denganmu hari ini. Untuk apa kau menanyakan pertanyaan seperti
itu?” Tanyanya.
“Well,
aku mengalami amnesia. Sebagian masa laluku tidak bisa aku ingat dua tahun
belakangan ini. Tapi aku masih hafal semua mata pelajaran yang pernah aku
pelajari.” Ucap Ariana.
“Kau amnesia? Kenapa bisa?” Tanya
Vio.
Ariana terdiam. Ia juga tidak tau
kenapa bisa mengalami amnesia. Pasti ada hal buruk yang terjadi padanya, dan
Ibunya serta Zayn tidak mau memberitahu padanya. Tapi Ariana tidak mau memaksa
Ibunya untuk menjelaskan. Ariana ingin mencari tahu sendiri kenapa ia bisa
amnesia.
“Entah.” Ucap Ariana.
“Sekarang aku yang bertanya padamu.
Tapi sepertinya aku sudah menemukan jawabannya. Aku penasaran kenapa kau
ketinggalan pelajaran, pasti karena amnesia itu kan?” Ucap Luke.
“Mungkin saja.” Jawab Ariana.
Setelah ini mungkin akan lebih
mudah. Ariana telah menemukan dua teman barunya dan ia cocok berteman dengan
Vio dan Luke walau penampilan mereka berbeda dengan penampilannya. Terutama
Vio. Gadis itu terlihat seperti gadis yang tidak benar. Sudah potongan
rambutnya yang aneh, diwarnai, pakai tindik bahkan ada tattoo di tangan
kirinya.
“Kau pulang sama siapa?” Tanya Luke.
“Sama Mom. Kau pulang sama Vio ya?”
Jawab+Tanya Ariana.
“Tentu saja!” Ucap Vio sambil merangkul
lengan Luke.
Kalau dilihat baik-baik, Vio dan Luke itu cocok deh. Hanya saja mereka
tidak mau dibilang sebagai pasangan kekasih. Ariana menunggu mobil Ibunya di
tempat yang sudah disediakan. Beberapa anak menatapnya, namun Ariana berusaha
untuk cuek. Kalau mereka mau menjadi temannya kenapa tidak langsung menemuinya
saja?
Mobil Ibunya datang. Ariana langsung berlari dan masuk ke dalam mobil
Ibunya. “Bagaimana hari pertamamu sekolah?” Tanya Ibunya.
Pertanyaan yang cocok ditanyakan kepada anak kecil yang baru saja memulai
sekolahnya. Ariana tidak mau dianggap gadis yang masih dianggap sebagai anak
kecil oleh Ibunya. Ariana ingin Ibunya menganggapnya sebagai gadis dewasa,
bukan anak kecil. Tapi Ariana rasa Ibunya mau membebaskannya dalam artian tidak
terlalu menjaganya dengan ketat. Ariana bebas melakukan apapun asalkan itu
baik.
“Baik. Aku bisa menangkap pelajaran dengan baik. Aku sudah mendapatkan
dua teman. Namanya Vio dan Luke.” Ucap Ariana.
“Luke Hemmings maksudmu? Dia anak kepala sekolah kan?” Tanya Ibunya.
“Iya. Dia idola satu sekolah tapi anehnya Luke hanya berteman dengan
Vio.” Jawab Ariana.
Tak terasa mereka sudah tiba di sekolah. Zayn pasti berada di cafee-nya.
Seharusnya Ariana mendatangi cafee kakaknya itu sekalian mengajak Vio dan Luke.
Ariana tersenyum. Haruskah ia merubah penampilan seperti Vio dengan potongan
rambut seperti Vio? Menurut Ariana, Vio adalah gadis yang tomboi dan kuat
sedangkan ia terlihat girly.
Hal pertama yang Ariana lakukan adalah mengambil makanan lalu ia bawa ke
dalam kamarnya. Ariana memang begitu, suka membawa makanan ke kamar sehingga
membuat Ibunya marah karena pastinya kamar Ariana bakal kotor. Tapi Ariana
berjanji akan menjaga kebersihan kamarnya.
Iphone-nya berdering. Pesan dari Luke. Tadi Ariana memberi nomor
ponselnya ke Luke juga Vio. Katanya mulai besok ia bisa belajar bersama di
rumah Luke yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Sebenarnya Luke yang ingin
ke rumah Ariana karena aneh bila seorang gadis yang pergi ke rumah cowok walau
gadis itu yang membutuhkannya. Tapi Ariana yang meminta agar ia saja pergi ke
rumah Luke.
Rasanya aneh. Ia cepat akrab dengan Vio dan Luke namun Vio dan Luke
sebelumnya tidak mengenalinya. Ariana juga merasa asing melihat wajah Vio dan
Luke. Ah sudahlah. Ariana kembali memakan makanannya setelah itu dia tertidur.
***
Malam harinya, Ariana melihat Zayn yang sibuk dengan laptopnya. Ariana
mengintip Zayn dari belakang. Bukannya mengerjakan tugas, tapi Zayn malah asyik
facebookan. Langsung saja Ariana menggoda kakaknya.
“Kau ini!” Kesal Zayn.
Ariana tertawa. “Kak Zayn lagi chat sama siapa?” Goda Ariana.
“Tidak penting.” Ucap Zayn cepat-cepat.
Ariana tau ada sesuatu yang terjadi dengan Zayn. Sikap Zayn terlihat
misterius.
“Kalau kau ingin tau, aku.. aku sedang jatuh cinta dengan seorang gadis
dan sekarang kami sedang ngobrol di facebook.” Ucap Zayn.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar