expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 12 April 2015

All of Revenges ( Part 15 )



Part 15
.

            Zayn teringat sesuatu. “Kau sudah tau kalau Tamara sudah ditangkap polisi?” Tanyanya.

            “Ohya? Syukurlah kalau begitu.” Jawab Harry. Ada kHannahgaan di hatinya. Ia berharap polisi membunuh Tamara sekalian karena ia sudah sangat marah dengan Tamara walau ia tidak yakin Tamara yang melakukan ini semua pada Ibunya.

            “Memang benar Tamara yang membunuh Ibumu. Katanya dia sangat dendam dengan keluargamu.” Kata Zayn.

            Harry menatap Zayn tidak mengerti. “Apa salah keluargaku?” Tanyanya.

            “Kata Tamara, dia sangat dendam dengan keluargamu karena dulu keluargamu telah menghancurkan keluarganya. Karena itulah Tamara berjanji untuk menghancurkan satu per satu keluarga Tom Richard.” Jelas Zayn.

            Mendengar penjelasan Zayn, Harry langsung memukul meja yang ada di depannya sehingga menimbulkan bunyi yang membuat Zayn kaget. “Aku bukan bagian dari keluarga Tom Richard! Bagiku, Tom bukan Ayahku walau kenyatannya Iya! Ibuku tidak bersalah. Dia adalah wanita yang baik! Ibuku hanya menjadi korban! Lantas, mengata Tamara ingin membunuh Ibuku? Seharusnya ia membunuh Ibu Tay, bukan Ibuku!”

            Entah mengapa kebencian serta dendamnya pada Tay tumbuh lagi. Tapi sebisa mungkin Harry menepisnya. Tay adalah adiknya dan ia tidak boleh membencinya.

            “Ibu Tay sudah meninggal. Mungkin yang menjadi pelampiasannya adalah Ibumu.” Kata Zayn.

            Harry tau kalau Ibu Tay sudah tidak ada. Jadi, kebenciannya hanya ia tunjukkan pada Tom dan bukan kepada Ibu Tay ataupun Tay

            “Yang aku herankan, mengapa Tamara tidak membalas dendam pada Tay? Menurutku Tamara seperti tidak tau apa-apa kalau Tay adalah anak Tom.” Kata Zayn.

            “Tanya saja ke dia.” Kata Harry.

            “Ini serius Harr! Apa jangan-jangan Tay bukan anak Tom?”

            Lelucon yang sama sekali tidak lucu. Jelas-jelaslah Tom adalag Ayah Tay dan hal itu tidak akan bisa diubah sekuat apapun usahanya untuk mengubahnya. Harry menarik nafas dalam-dalam. Wajah lelaki itu berubah menjadi sedih. Sepertinya Zayn mengetahui sesuatu.

            “Kau menyukai Tay?” Tanya Zayn. Namun Harry tidak menjawab. “Jujur saja, kau kan bukan tipe tertutup.” Sambungnya.

            Akhirnya Harry menceritakan segalanya. Segala yang telah menimpa dirinya. Termasuk perbuatan Tamara yang membuat Zayn kaget. Tamara bukan hanya membunuh Ibu Harry. Tapi membunuh Harry juga! Jadi, Miss S itu adalah Tamara?

            “Aku baru ingat nama asli Tamara. Tamara Sunkiest. Dia menggunakan nama belakangnya di surat itu.” Kata Harry.

            Zayn menatap Harry dengan tatapan sedih. Sungguh, ia tidak sanggup jika ia berada di posisi Harry. “Harry.. Aku.. Aku tidak tau jika aku…” Ucapnya.

            “Sudahlah Zayn. Ini adalah takdirku dan penyakit sialan ini tidak akan bisa disembuhkan. Aku hanya bisa menunggu kematian. Tapi aku berjanji, aku akan mewujudkan semua impian yang belum terwujud.” Kata Harry.

            “Termasuk mendapatkan Tay? Bukannya tadi kau cerita kalau kau menyukai Tay?”

            Harry tersenyum sedih. “Tapi hal itu mustahil. Tuhan tidak akan pernah menyatukanku dengan Tay.” Ucapnya.

            Zayn mencoba untuk tersenyum demi menguatkan sahabatnya. “Kau memang tidak bisa bersatu dengan Tay, tapi di surge nanti kau akan bersatu dengannya. Aku yakin itu.” Ucapnya.

            Harry pun tersenyum. “Thanks.” Ucapnya singkat.

***

            Pelan-pelan Hannah mendorong kursi roda Louis menuju rumah Zayn. Hari ini Zayn ingin mengundang sahabat-sahabatnya untuk makan bersama. Zayn melakukan ini karena hari ini adalah hari ulang tahunnya.

            “Kalian tampak mesra.” Kata Zayn.

            Ya, sudah dua hari yang lalu Hannah dan Louis jadian. Ajaib bukan? Sementara Niall, lelaki itu berusaha untuk menerima semuanya. Niall, Harry, Liam dan Tay juga ada disini. Namun Harry memilih untuk menyendiri.

            “Terimakasih Zayn. Aku senang karena sekarang aku dan Louis menjadi sepasang kekasih. Akhirnya impianku terwujud. Ohya, selamat ulang tahun!” Kata Hannah senang.

            Zayn tersenyum membalas ucapan Hannah. Sementara Louis tampak sehat walau sedikit pucat. Kata dokter, ia tidak boleh melakukan hal-hal yang berat. Bisa saja penyakitnya kembali lagi karena penyakit kanker tidak mudah untuk disembuhkan.

            “Hallo Tay!” Sapa Hannah.

            Dua gadis itu saling berpelukan. “Ohya, bagaimana hubunganmu dengan Zayn?” Tanya Hannah yang dapat membuat Tay maupun Zayn kaget.

            “Kami hanya berteman.” Bantah Tay.

            Hannah tersenyum jahil. “Kau tidak usah bohong. Setelah Zayn putus dengan kekasihnya, kuperhatikan kau senang sekali.” Ucapnya.

            Tay tau kalau Hannah berbohong. Ia tidak pernah merasa senang saat Zayn putus dengan kekasihnya. Ia pun tidak tau kapan Zayn putus dengan kekasihnya. Tidak sengaja, Tay melirik ke arah Harry yang saat itu juga sedang melihatnya. Bisa ia lihat mata Harry yang terlihat sedih. Ingin sekali ia menemui Harry. Tapi ia urungkan niatnya.

            “Apa kabar Lou?” Sapa Tay.

            “Baik.” Jawab Louis singkat.

            Acara makan-makan pun dimulai. Tetapi Harry belum juga bangkit dari duduknya. Zayn yang sudah tau alasan Harry memilih untuk diam. Niall yang juga diam pun memilih mendatangi Harry.

            “Kau tidak makan?” Tanya Niall.

            Harry sedikit kaget. “Tidak. Aku tidak lapar.” Jawabnya.

            Niall merasa ada yang aneh dengan Harry. Sediam-diamnya Harry, secuek-cueknya Harry, tidak pernah seperti ini. “Kau kenapa?” Tanya Niall.

            “Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kau pergi.” Kata Harry.

            Niall tersenyum. “Sebaiknya aku juga disini karena jika aku kesana, aku tidak sanggup melihat Hannah menyuapi Louis dengan mesra.” Ucapnya.

            “Terserah.” Kata Harry.

            “Hei Niall! Harry! Mengapa kau diam disana?” Tanya Liam.

            “Kami tidak lapar.” Jawab Niall.

            Liam menaikkan sebelah alisnya. “Untuk apa kalian datang kemari jika kalian tidak menghormati tuan rumah? Dan kau Niall, bukannya makan adalah nomor satu bagimu?” Tanyanya.

            Niall pun terpaksa menuruti nasehat Liam karena jujur saja, ia lapar sekali dan rasa lapar itu tidak bisa ia tahan. Sementara Harry tetap diam di posisisnya.

            “Dan kau lelaki aneh, mengapa kau masih diam disana?” Tanya Liam melihat Harry.

            Mengetahui hal itu, Zayn langsung berbicara. “Biarkan Harry disana.” Ucapnya penuh misterius dan Liam tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

            Sementara Harry, lelaki itu menatap teman-temannya dengan segala kesedihan. Sebenarnya, ia ingin bergabung. Tapi jika ia melakukannya, sama artinya ia membunuh semua teman-temannya itu, walau kemungkinannya kecil.

***

            Setelah acara sHannahsai, Harry pulang dan kembali ke rumahnya. Namun lelaki itu dihadang oleh Tay. Harry tidak bisa menghindar walau sebenarnya ia sangat tidak ingin bertemu Tay.

            “Kau terlihat aneh hari ini.” Kata Tay.

            “Aneh? Maksudmu?” Tanya Harry.

            “Mengapa kau menyendiri dan kau tidak ingin menyentuh sedikitpun makanan yang disediakan Zayn? Sadarkah kau kalau hari ini adalah hari ulang tahun Zayn?”

            Harry tidak menjawab pertanyaan Tay. Lelaki itu terdiam dan entah sedang memikirkan apa. Tay mencoba menebak hal apa yang dipkirkan Harry, tetapi ia tidak bisa menemukan jawabannya.

            Tiba-tiba, Harry memeluknya dengan erat. Tentu saja Tay kaget. Tapi ia merasa nyaman dengan pelukan itu. Tay memejamkan matanya. Gadis itu merasakan sejuta kebahagiaan yang belum pernah dirasakannya. Yang menjadi pertanyaannya, mengapa Harry memeluknya? Perlahan, Harry melonggarkan pelukannya lalu ia mHannahpaskan pelukannya.

            “Ku harap, kau mau memaafkan Louis.” Kata Harry.

            “I.. Iya..” Jawab Tay bingung serta gugup.

            Harry menatap kedua mata biru Tay yang sangat menarik. Mata biru yang indah. Mata yang dapat membuatnya jatuh cinta seperti ini.

            “Ng.. Mengapa kau memelukku?” Tanya Tay.

            Harry tersenyum kecil. “Aku hanya merindukanmu.” Jawabnya. Namun terasa ganjil bagi Tay. “Maaf jika kau tidak suka. Aku tau perbuatanku tadi salah.” Sambungnya lalu pergi meninggalkan Tay. Tay memerhatikan punggung Harry yang mulai menghilang dari penglihatannya. Gadis itu menghela nafas panjang. Bisakah ia mengubah dunia ini? Sekali saja agar ia bisa memiliki Harry.

            “Sudah aku bilang, kau menyukai Harry. Tetapi kau tidak mau mengakuinya.” Kata Zayn yang tiba-tiba sudah ada disamping Tay.

***     

“Aku tidak mengerti.” Ucap Hannah pada dirinya sendiri.

Selama ia mengenal Tay, ia tidak pernah mendapatkan masalah apapun. Tapi kali ini masalah itu datang dan membuatnya bingung. Pasti Tay dan Louis dulunya saling kenal mengenal. Tapi Hannah tidak yakin bahwa Louis telah melakukan hal yang tidak-tidak pada Tay sehingga Tay berubah menjadi seperti ini. Atau mungkin Louis menyukai Tay? Intinya, Louis bukanlah lelaki yang tepat untuknya. Namun Hannah tidak bisa begitu saja melupakan Louis karena Louis sudah mencuri hatinya dan selamanya akan menjadi seperti itu.

Mungkin saja Liam tau tentang masa lalu Louis. Ya! Baru saja Hannah membuka pintu kamarnya, Liam sudah ada di luarnya. Suatu kebetulan.

“Kau tau tentang masa lalu Lou?” Tanya Hannah. Berharap Liam mengetahui dan mau menceritakannya.

“Hei! Ada apa kau menanyakan hal itu? Aku tau! Kau menyukai Louis bukan?” Tanya dan tebak Liam.

Hannah pun mengajak Liam masuk ke dalam kamarnya. “Jadi, kau tau tentang masa lalu Lou?” Tanya Hannah membuka pembicaraan.

“Memangnya ada apa dengan masa lalu Louis?” Liam balik nanya.

“Karena itulah aku bertanya denganmu!” Kata Hannah kesal. Ia bisa menyimpulkan bahwa Liam sama sekali tidak tau tentang masa lalu Louis. Mungkin Harry atau Niall yang mengetahuinya.

“Sudahlah. Tidak ada gunanya aku bertanya denganmu.” Kata Hannah.

“Hmmm.. Memangnya kau menyukai Lou? Kalau ya, seleramu aneh sekali.” Kata Liam.

Hannah tau bahwa Liam sudah mengenal lebih dekat dengan Louis dan tentu saja Liam tau bagaimana sikap Louis. Akhirnya Hannah mengaku kalau ia menyukai Louis.

“Ya, aku menyukai Lou. Apa itu salah?” Tanya Hannah.

Liam tersenyum lalu mengacak-acak rambut Hannah. “Cinta itu tidak pernah salah. Jika kau menyukai Louis, itu tidak apa-apa. Yang menjadi pertanyaannya, apakah kau benar-benar mencintainya?”

Hannah terdiam. Di lubuk hatinya yang terdalam, ia benar-benar mencintai Louis. Semua yang ada dalam diri Louis ia cintai. Meski itu termasuk dari kekurangan Louis. “Aku benar-benar cinta padanya. Hanya saja Tay melarangku mencintai Lou karena kata Tay, Lou adalah lelaki yang tidak baik. Karena itulah aku ingin tau bagaimana masa lalunya dengan Tay.” Kata Hannah.

“Apa kau tidak menanyakannya langsung pada Lou atau ?” Tanya Liam.

“Sudah aku tanyakan. Namun mereka tidak mau menjawabnya. Mungkin itu menjadi rahasia mereka. Tapi aku telah menemukan sebuah kesimpulan dan kesimpulan itu terasa aneh bagiku.”

“Kesimpulan apa maksudmu?” Tanya Liam tidak mengerti.

Hannah bingung harus jujur atau tidak. Tapi jika ia menjawab, dan jika kesimpulannya itu salah, sama halnya kalau ia memfitnah Louis karena telah berbuat yang tidak-tidak pada Tay.

“Ah, sudahlah. Lebih baik kau tanyakan langsung pada Lou atau Harry dan Niall. Aku yakin mereka pasti tau.” Kata Hannah akhirnya.

“Baiklah. Tapi aku tidak bermaksud untuk tau tentang masa lalu orang. Baik buruknya maupun tidak.” Tiba-tiba Liam teringat sesuatu. “How about your birthday party?” Tanyanya.

Ya, pasti Ayah dan Ibunya sudah membicarakan tentang pesta ulang tahunnya. “Ibu dan Ayah sudah mengaturnya. Aku harap Lou mau datang di pesta ulang tahunku dan kau harus memaksanya untuk datang.” Jawab Hannah.

Liam tersenyum. “Tentu saja.” Jawabnya. Hannah mengaminkannya dalam hati dan semoga Louis mau datang di pesta ulang tahunnya. Semoga.

***
Next story-nya aku masih bingung haha soalnya sudah lama enggak lanjutin cerita ini :D tapi kalo mau kasih masukan tentang cerita ini dan bagaimana tentang next part-nya silahkan komen ya J Ntar aku pikirkan lagi J
Thank you J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar