Part
6
.
Pesta ulang
tahun Hannah akan dimulai beberapa jam lagi. Sekarang jam menunjukkan pukul
tiga sore. Artinya pesta akan dimulai empat jam lagi. Aula tempat pesta ulang
tahun Hannah sudah hampir siap.
Di kamar, Hannah
memandangi dirinya di depan cermin. Wajahnya sangatlah cantik. Intinya, Hannah
adalah gadis yang sempurna. Tiba-tiba saja bayangan Louis terlintas dibenaknya.
Hannah tidak yakin bahwa Louis bakal datang di pestanya walau Liam udah
memaksanya. Tapi ia tidak boleh berprasangka buruk. Louis pasti datang dan
membawakannya sejuta mawar indah. Tidak henti-hentinya Hannah berdoa agar nanti
malam Louis datang di pestanya.
Hannah
teringat dengan Tay. Seharian ini ia belum melihat Tay. Mungkin saat ini Tay
sedang berdandan. Hannah yakin sekali Tay sedang stress. Apalagi jika Tay
memakai high heels. Pasti terlihat lucu karena Tay tidak pernah menggunakan
high heels. Menyentuhnya pun tidak pernah.
“Hallo Hann!”
Sapa Liam.
Hannah
tersenyum melihat Liam. “Hei! Apa kau sudah menghubungi Louis?” Tanyanya.
“Sudah. Kau
tenang saja. Louis pasti datang.” Jawab Liam yakin.
Hannah
menjadi senang. “Awas kalau tidak datang. Aku pastikan hubunganmu dengan Michele
berakhir.” Ancamnya.
Liam
tertawa. “Oke-oke.” Ucapnya.
***
Jam hampir
menunjukkan pukul empat sore dan Tay masih menikmati tidur siangnya. Padahal,
ia sama sekali belum menyiapkan segalanya. Untunglah panggilan dari Shafa, Tay
terbangun dan menyesal karena tidak memasang alarm.
“Baiklah.
Aku akan kesana.” Kata Tay dengan suara tergesa-gesa sekaligus masih mengantuk.
***
“Baiklah.
Aku akan kesana.” Kata Tay dengan suara tergesa-gesa sekaligus masih mengantuk.
Jarak
rumahnya dengan salon Shafa tidak terlalu jauh. Seperti biasa, Tay menaiki bus
mini dan berharap ia tidak terlambat datang di pesta ulang tahun Hannah. ‘Tiga
jam lagi!’ Batin Tay. Akhirnya ia sampai di salon kecantikan milik Shafa. Tay
berusaha untuk tenang. Sungguh, ia benci
berada di tempat ini. Tapi demi Hannah, ia akan melakukannya karena ia sudah
terlanjur janji dengan Hannah.
“Hallo Tay!
Astaga! Kau belum cuci muka ya?” Kata Shafa kaget.
Tay
tersenyum miris. Selama ini ia jarang mencuci muka ketika ia bangun tidur.
“Ayolah cepat ubah diriku menjadi gadis pada umumnya. Hanya malam ini saja.”
Ucapnya.
Shafa
mengangguk dengan penuh semangat. Ia berjanji akan merubah Tay menjadi gadis
tercantik di dunia ini karena menurutnya, Tay itu sebenarnya cantik. Hanya saja
Tay tidak mau mempedulikan dan merawat penampilannya.
“Apa kau
yakin aku bisa cantik?” Tanya Tay.
Shafa
tertawa. “Tentu saja. Pada dasarnya semua wanita itu cantik.” Jawabnya.
Akhirnya,
setelah lama mengalami hal-hal yang tidak disukai Tay, yaitu dihias yang
baginya seperti boneka, Shafa tersenyum puas dengan hasil karyanya, dan Shafa
tidak percaya bahwa Tay yang tidak menarik kini telah berubah menjadi bidadari
cantik yang dapat memikat para hati lelaki. Namun sayangnya waktu sudah
menunjukkan hampir pukul tujuh malam.
“Tay! Kau sangat cantik. Aku tidak percaya!”
Kata Shafa.
Tay tersipu
mendapat pujian dari Shafa. Gadis itu kini bak bidadari cantik. Rambutnya yang
panjang dibiarkan tergerai ke bawah dan sedikit dikeritingin. Namun Tay merasa
tidak nyaman dengan gaun abu-abu yang baginya terasa sempit. Terutama di bagian
pinggangnya karena selama ini Tay tidak pernah memakai gaun. Di bagian dadanya
pun terasa aneh baginya.
“Fa, aku
aneh ya menggunakan gaun ini?” Tanya Tay. Padahal gadis itu belum melihat
dirinya yang baru di depan cermin.
Shafa
tertawa. “Ayo kita ke cermin dan lihatlah dirimu disana!” Ajak Shafa. Shafa
mengajak Tay pergi ke depan cermin besar.
Ketika Tay
berada di depan cermin, Tay kaget bukan main. Siapa gadis cantik yang ia lihat
di depan cermin itu? Dirinyakah? Tay terdiam sambil memandangi cermin.
Tiba-tiba ia teringat dengan Ibunya yang wajahnya mirip dengan wajahnya. Tay
merasa gadis cantik yang ia lihat di cermin itu adalah Ibunya.
Cukup lama
ia memandangi dirinya di depan cermin, Shafa menyadarkannya. “Tay! Cepatlah ke
pesta. Kau sudah terlambat. Aku bisa mengantarmu menggunakan mobilku.” Ucapnya.
Entah
mengapa Tay enggan untuk pergi. Sungguh, ia sangat malu dengan penampilan
barunya yang baginya sangat aneh. Tapi Tay tidak ingin mengecewakan Hannah.
Terpaksa ia mengangguk walau terasa berat.
“Baiklah.”
Kata Tay.
Tiba-tiba
Shafa teringat sesuatu. “Ohya, jangan lupa memakai high heels.” Ucapnya yang
sukses membuat Tay ternganga lebar.
“Hah?”
***
Pesta ulang
tahun Hannah sudah dimulai setengah jam yang lalu dan Hannah belum menemukan
sosok Tay. Apa Tay tidak datang? Tapi Tay kan sudah berjanji untuk datang? Dan
Louis, sejak tadi kedua matanya tidak lepas memandangi Louis. Louis datang
bersama Niall dan Harry, dan mereka bertiga berkumpul bersama kakaknya dan
Zayn. Sebenarnya Hannah ingin menemui mereka, tapi ia tidak berani. Kini, gadis
itu mondar-mandir menunggu kedatangan Tay. Nomor Tay pun tidak aktif.
Sementara
Liam dkk, tertawa bersama. Namun malam ini Louis tampak diam dan tidak banyak
bicara. Sementara Niall berkali-kali memuji kecantikan Hannah. Cintanya memang
tidak terbalaskan, tapi Niall berusaha untuk menerimanya. Jika Hannah memang
jodohnya, pasti suatu hari nanti Tuhan akan mempertemukannya.
“Lou,
menurutmu malam ini Hannah cantik tidak?” Tanya Liam. Ia sengaja menanyakan hal
itu karena ia ingin tau bagaimana pandangan Louis terhadap Hannah.
“Cantik.”
Jawab Louis singkat.
Liam dapat
menyimpulkan bahwa Louis sama sekali tidak tertarik dengan adiknya dan Hannah
harus menerima kenyataan bahwa Louis sama sekali tidak mencintainya.
“Bagiku, Hannah
adalah gadis tercantik yang pernah aku lihat. Walau aku tidak pantas untuknya.”
Kata Niall tiba-tiba.
Liam
langsung menoleh ke Niall. “Kau menyukai Hannah?” Tanyanya dan diangguki Niall.
“Aneh. Hannah
menyukai Lou sementara Lou tidak menyukainya dan kau yang menyukai Hannah tapi Hannah
tidak menyukaimu.” Kata Liam.
Tiba-tiba
dari luar pintu aula, datang seorang gadis yang kini menjadi pusat perhatian
semua orang. Tidak ada satupun yang tidak melihat gadis itu. Hannah tidak
percaya bahwa bidadari cantik itu adalah Tay, si gadis tomboi.
“Tay!”
Teriak Hannah. Ia berlari menemui Tay.
Tay yang
bingung karena menjadi pusat perhatian juga cepat-cepat berlari menuju Hannah.
“Tay! Aku
tidak percaya kalau kau sebenarnya cantik. Bahkan aku mengakui kalau aku tidak
bisa melebihi kecantikanmu.” Kata Hannah.
Tay tersipu
malu. “Aku juga tidak tau. Tapi saat aku melihat diriku yang seperti ini, aku
jadi teringat dengan Ibu.” Kata Tay.
Tidak jauh
dari tempat itu, Louis menatap Tay dengan sejuta kesalahan. Bayangan masa
lalunya kembali hadir. Tay, sebenarnya gadis itu sangat cantik. Louis ingat
dulu saat Tay belum mengubah penampilan menjadi tomboi, banyak lelaki yang
menyukainya. Termasuk dirinya sendiri! Dan sekarang Louis merasakan apa yang ia
rasakan saat dulu. Saat ia dan Tay masih akrab. ‘Tidak! Aku tidak boleh
mencintainya.’ Batin Louis.
Sementara
Harry, lelaki itu diam sambil memandangi wajah cantik Tay. Harry tidak bisa
membohongi dirinya sendiri bahwa ia begitu terpesona dengan penampilan baru
Tay. Tay, gadis yang baginya sangat aneh. Sudah dua kali ia dibuat speechless
oleh Tay. Pertama saat Tay menyanyikan lagu dan kedua dengan penampilan baru
Tay saat ini.
“Aku tidak
percaya gadis tomboi itu bisa secantik ini.” Kata Zayn.
“Benar.
Bisa-bisa aku menyukainya.” Tambah Liam.
“Dasar kau!
Lalu kekasihmu kau apakan?” Kata Niall.
Liam
cengengesan mendengar ucapan Niall.
Pesta ulang
tahun Hannah berlangsung meriah. Hannah mengakui bahwa pesta ulang tahunnya ini
adalah yang terbaik. Banyak kejutan yang ia dapatkan. Namun Hannah sedih karena
Louis tidak mau melihatnya. Padahal sedari tadi ia berusaha mencuri pandang ke
Louis.
“Tay, aku
yakin lelaki-lelaki itu menyukaimu.” Kata Hannah menggoda Tay.
“Tidak
juga. Setelah ini aku akan mengubah penampilanku ke semula.” Jawab Tay.
Hannah
terlihat kecewa. “Yah… Padahal kau cocok dengan penampilan girly-mu ini.”
“Ohya, apa
kau tidak kesakitan menggunakan high heels?” Tanya Tay.
Hannah
melihat Tay yang sepertinya tidak suka menggunakan high heels. “Kalau pakainya
kelamaan ya sakit. Apalagi kalau kau lari.” Ucapnya.
Tiba-tiba
Tay tidak sengaja mengalihkan pandang ke arah Liam dkk. Dan entah mengapa
jantungnya berdebar-debar saat matanya bertemu dengan mata Harry. Harry saat
itu juga sedang melihatnya.
“Tay..”
Kata Hannah.
Hannah
melihat Tay yang sedang memperhatikan seseorang. Tay menjadi kaget. “Eh, ada
apa?” Tanyanya.
Hannah
melihat ada sesuatu yang lain yang terlukis di wajah Tay. “Kau kenapa Tay? Tadi
kau memerhatikan siapa?” Tanya Hannah.
Tay menjadi
gugup. “Tidak ada.” Jawabnya. Namun Hannah tidak langsung percaya. Ia yakin
sekali bahwa Tay sedang ada dalam masalah dan sedang memikirkan sesuatu.
***
Pesta telah
usai dan berakhir sesuai rencana. Louis, lelaki itu masih merasakan perasaan
yang tadi sempat ia rasakan pada Tay. Tapi Louis tidak berani mengatakan bahwa
dirinya kembali menyukai Tay. Itu sama saja menyakiti dirinya dan juga
menyakiti Tay.
“Lou, apa
yang kau cari?” Tanya Liam mendekati Louis. Di belakang Liam ada Harry.
Louis
menjadi kaget. “Tidak ada.” Jawabnya berbohong. Sejatinya, Louis sedang mencari
sosok Tay dan ia ingin berbicara serius dengan Tay. Dan ia berharap Tay mau
berbicara dengannya tanpa membentakinya.
Tiba-tiba
kedua mata Louis menangkap sosok gadis yang hendak keluar dari tempat ini.
Louis melebarkan matanya. ‘Tay!’ Batinnya. Tanpa basa-basi, Louis mengejar Tay
dan ini merupakan kesempatannya untuk berbicara dengan Tay.
“Lou!”
Teriak Liam melihat Louis berlari tergesa-gesa meninggalkannya.
“Ada apa
dengan Louis?” Tanya Harry.
Liam hanya
mengangkat bahunya. Harry mengalihkan pandang ke arah dimana Louis berlari.
Timbul niatnya untuk mengikuti Louis.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar