Part 1
.
.
.
Pagi mengawali
aktivitas di hari yang cerah ini. Kendaraan mulai memadat di jalan raya. Para
pekerja sibuk memulai pekerjaannya demi menghidupi keluarganya. Sementara para
pelajar bersiap-siap untuk berangkat sekolah demi menuntut ilmu yang berguna
bagi masa depannya.
Di sebuah rumah
sederhana, rumah yang terlihat rapi, bersih dan indah, seorang gadis kira-kira
berumur lima belas tahun bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Wajah gadis itu
terlihat culun. Gadis itu memakai kaca mata. Rambut panjangnya ia ikat kepang
kebelakang. Padahal, gadis itu lebih manis bila rambutnya dibiarkan tergerai.
“Pagi Papa..” Sapa
gadis itu ceria.
Amilia Saufyka
Damayanti, nama gadis itu. Ia bersekolah di SMA Harapan. Salah satu sekolah
swasta favorit yang ada di Kota Jakarta. Biasanya, ia dipanggil Ify oleh
teman-temannya. Bisa juga dipanggil dengan julukan ‘Ify culun’. Tapi Ify
fine-fine aja tuh dibilang culun sama teman-temannya asalkan nilainya nggak
anjlok*nggaknyambung.
“Pagi sayang.. Kamu
cantik hari ini..” Puji Anwar, Ayah Ify.
Pak Anwar bekerja
di salah satu perusahaan ternama yang ada di Jakarta. Gajinya lumayan besar.
Tapi diam-diam Pak Anwar menyembunyikan kekayaannya. Orang-orang pasti
mengatakan kalo Pak Anwar itu rakyat miskin. Mobil pun ia tak punya dan hanya
ada satu motor tua yang mesinnya sering rusak.
“Papa ada-ada aja.
Ify jelek pa. Satu pun nggak ada cowok yang naksir sama Ify. Palingan Daud aja
tuh yang naksir sama Ify.” Kata Ify sembari duduk di samping Ayahnya. Pelan-pelan
ia mengoles selai stroberi di roti tawarnya.
Daud adalah sahabat
Ify sewatu kecil. Wajah Daud nggak bisa dikatakan ganteng atau keren. Kulitnya
yang hitam membuatnya sering diejek teman-temannya. Tapi, sekarang nggak ada
yang berani ejek-ejek Daud karena mereka sadar kalo mengejek teman itu salah.
“Masa nggak ada
satupun cowok yang naksir kamu Fy?” Tanya Anwar sembari membelai lembut kepala
putrinya.
“Iya, Pa.
Sebenarnya sih Ify lagi naksir sama kakak kelas yang gantengnya kelebihan(?).
Namanya kak Cakka. Kak Cakka kapten basket Pa, makanya banyak yang ngefans sama
dia. Kak Cakka juga ketua band SMA Harapan. Otaknya cerdas juga Pa. Kata
teman-teman Ify, kak Cakka itu cowok perfect. Nggak ada sedikit pun dia
memiliki kekurangannya.” Jelas Ify panjang lebar.
Anwar tersenyum
mendengar penjelasan putrinya tentang seorang cowok yang telah membuat
putrinya jatuh cinta. Namun, tiba-tiba
saja senyuman itu berubah menjadi senyuman kesdihan. Ify yang melihat perubahan
wajah Ayahnya langsung khawatir. Semenjak ia dan Ayah ditingal oleh sosok Ibu
yang selalu menyayangi mereka, Ayah lebih suka menyendiri dan bersedih.
“Pa, Papa kangen
Mama?” Tanya Ify.
Wajah Anwar berubah
menjadi pucat. “Papa baik-baik saja kok. Ya udah, kita berangkat yuk!” Ucapnya
dan diangguki Ify.
***
Sebenarnya, Ify
malu diantar oleh Ayah dengan motor buntutnya yang sudah sangat-sangat
ketinggalan zaman. Pernah ia meminta agar Ayah memberi motor baru. Tetapi Ayah
selalu saja menolak. Kata Ayah, ada hal lebih penting daripada membeli motor
baru. Ayah juga selalu menyembunyika kekayaannya. Alhasil, di sekolah Ify
termasuk jejeran murid miskin. Eh, tapi apa iya ada murid miskin yang sekolah
di sekolah swasta yang mahalnya minta ampun?
Baru saja motor
buntut itu tiba di gedung sekolah yang megah, murid-murid yang sedang
duduk-duduk di bangku yang ada di dekat gerbang langsung berbisik-bisik.
Diantara mereka, ada yang tertawa. Mereka menganggap kedatangan Ify adalah
sebuah lelucon yang pantas untuk ditertawakan.
“Jaga dirimu
baik-baik sayang..” Kata Anwar pada putrinya.
Ify hanya
mengangguk sambil menatap motor Ayahnya yang susah untuk dihidupkan. Lalu ia
beralih melihat segerombolan geng cowok yang sedang tertawa melihat Ayahnya
kesusahan menyalakan motornya.
Dasar cowok nggak ada kerjaan! Batin Ify kesal. Ia pun berjalan menuju kelasnya yaitu
kelas X-3. Tepat di pinggir lapangan basket, Ify terhenti. Kedua matanya
tertuju pada seorang cowok keren memakai seragam olahraga. Cowok itu berusaha
merebut bola dari tangan musuhnya. Mudah baginya untuk melakukan karena
musuhnya bukan apa-apa baginya. Setelah berhasil merebut bola, Cakka mendekati
ring dan....
Slam Dunk!
Murid-murid yang
berada tak jauh dari lapangan basket serentak bertepuk tangan. Termasuk Ify
yang sangat-sangat kagum dengan kakak kelasnya itu. Tiba-tiba, Cakka melirik ke
arahnya. Membuat pipinya memerah saking malunya. Kak Cakka ngelirikku?
BUKK !!!
Sebuah bola bulat
orange mendarat di wajahnya. Ify langsung terjatuh. Bola itu tepat mengenai
hidungnya, dan hidunya mengeluarkan darah. Ify meringis kesakitan. Air matanya
keluar karena nggak tahan menahan sakit di hidungnya.
Seorang cowok yang
juga berpakaian olahraga mendekati seorang gadis yang menjadi ‘korbannya’ tadi.
Cowok itulah yang membuat hidung Ify menjadi berdarah. Tadi, ia salah mengoper
bola jadi kena deh ke hidung orang.
“Eh, sorry.” Kata
cowok itu merasa bersalah.
Ify berusaha melihat
siapa gerangan yang membuatnya menjadi sakit seperti ini. Namun, ia tidak
mengenali cowok itu. Kirain kak Cakka.. Batinnya.
“Mau gue bawa ke
UKS?” Tanya cowok itu.
Mau nggak mau, Ify
terpaksa mengangguk. Lagipula, hidungnya ini sakitnya minta ampun. Akhirnya,
Ify dan cowok itu berjalan menuju UKS. Cowok itu dengan santainya memegang
pinggang Ify tanpa dosa. Kalo nggak di pegang ntar Ify jatuh! Ify kan nggak
bisa jalan kalo nggak dibantu!
Murid-murid yang
melihatnya berbisik-bisik. Nggak mungkin kan sahabat dekat Most Wanted Boy di
sekolah ini jalan bersama cewek culun dan miskin seperti Ify.
***
Di kelas, Sivia
bingung karena Ify belum juga datang. Ify
kemana? Apa cewek itu nggak masuk sekolah? Kalo nggak masuk, seharusnya
daritadi Ify udah ngabarin lewat sms. Batinnya. Di sampingnya, Shilla juga
meraskan hal yang sama yang dirasakan Sivia.
“Ify kok belum
datang ya?” Tanya Shilla yang adalah sahabat dekat Ify semenjak MOS.
Yang ditanya
mengangkat bahu.
“Kok aku ngerasa
khawatir gitu ya?” Tanya Shilla.
Bel masuk berbunyi.
Tiga menit setelah bel masuk, seorang guru datang memasuki kelas X-3. Seketika
itu juga suasana kelas berubah menjadi hening. Pasalnya, guru yang barusan
datang itu galak banget. Namanya Bu Putu yang mengajar mata pelajaran sejarah.
Ify dimana? Batin Sivia.
***
Setelah tiba di
UKS, cowok itu membantunya agar ia bisa duduk. Ify yang dibantu dengan cowok
itu akhirnya bisa duduk di ranjang yang disediakan di UKS. Berhubung petugasnya
nggak tau kemana, cowok itu yang harus mengobatinya sebagai tanda kalo ia mau
bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
“Gue ambil kotak
P3K dulu..” Kata cowok itu cepat-cepat mencari kotak P3K di dalam lemari UKS.
Drdrtdrt...
Message From: Via
Fy, km dmn? Km gk skolah?
HP jadulnya itu ia
tekan-tekan demi membalas pesan dari sahabat yang selalu khawatir dengannya.
Ify tersenyum. Tapi senyumannya menghilang karena HP jadulnya itu tiba-tiba
mati tanpa ngasih tau dulu. Padahal, baterainya masih banyak tuh. Huh! Dasar HP
sialan!
Gadis itu menekan
tombol merah di HPnya agar hidup kembali. Tapi usahanya sia-sia. HP itu nggak
mau hidup juga. Sialan! Batin Ify
seraya membanting HPnya itu.
“Aw..” Ringis Ify.
“Heh! Makanya
jangan marah mulu. Karena masalah HP aja lo marah, ckck..”
Dengan kasarnya
cowok itu membersihkan luka yang ada di hidungnya. Sumpah! Cowok itu kasar
banget! Ify nggak tahan dengan kelakuan cowok itu yang menurutnya nggak sopan.
“Kacamata lo tuh
seharusnya di buka. Biar cantik dikit kek..” Kata cowok itu ketika pekerjaannya
selesai.
Ify kesal dengan
cowok itu. Sangat-sangat kesal! Baru kali ini ia dibuat kesal oleh seorang
cowok. Kenal dengan cowok itu pun tidak.
“Kakak tuh yang
sopan dikit apa..” Kata Ify akhirnya.
Cowok itu menatap
tajam wajahnya. “Seharusnya lo ngucapin terimakasih ke gue. Bukan marah-marah.
Lo yang nggak sopan!”
Lama-lama, Ify
benci juga dengan cowok itu. Aneh bukan, ia baru saja bertemu cowok itu dan
sudah bertengkar. Tiba-tiba ia teringat dengan Sivia.
“Boleh pinjem HP?”
Tanya Ify pada cowok itu.
“Untuk apa?” Cowok
itu balik nanya.
Tuh cowok bodoh ato bodoh sih? Ya jelas-jelaslah buat
sms. Masa buat ngelempar ke hidung orang? Batin Ify kesal.
“Buat nyari gambar
porno!” Jawab Ify ngasal.
Tapi, cowok itu
malah tertawa. Tawanya membuat hati Ify semakin kesal. Kekesalannya sudah
sampai pada puncaknya. Dengan gesit, Ify mengambil HP cowok itu yang berada di
tangannya. Tentu saja cowok itu kaget.
“HP lo bagus juga.”
Kata Ify seraya membuka kunci di HP cowok itu.
Untunglah, ia
sedikit bisa memainkan HP Samsung Galaxy itu. Malu kan kalo ia nggak bisa, ntar
ia dikira kudet lagi. Dan untunglah Ify sering meminjam HP Samsung galaxy Sivia
yang bentuknya sama persis dengan HP cowok itu. Cuma warnanya aja yang berbeda.
Sivia berwarna putih dan cowok itu berwarna hitam.
“Thanks.” Kata Ify
seraya melempar HP itu.
“Heh! Kenapa lo
lempar HP mahal gue?” Kata cowok itu kaget. Ia pun mengambil HP kesayangannya
yang tergeletak di lantai. Untung nggak
pecah!
“Btw, nama kakak
siapa?” Tanya Ify tiba-tiba.
Cowok itu beralih
menatap wajah culun yang ternyata bawel juga. Sadis lagi. Berani-beraninya
cewek itu melempar HPnya. Dikira murah aja tuh HP sehingga dengan santainya
gadis itu melemparnya.
“Lo mau main
tebak-tebakan?” Tanya cowok itu.
Ify mengernyitkan
dahi. “Maksudnya?” Tanyanya nggak mengerti. Padahal, ia hanya ingin tau nama
cowok itu. Kok jadi lari ke tebak-tebakan?
“Gini..” Cowok itu
menjelaskan. “Lo kan pengen tau nama gue. So, lo tinggal tebak aja sendiri.
Inisial nama panggilan gue ‘D’, dan jumlahnya ada lima.”
Sepertinya Ify
tertarik dengan permainan cowok itu. “Hmmm.. Darel? Denis? Devon? Darma? Denny?
Dukun? Duren? Dodol? De..”
“Eh.. Kenapa lo
nebak pake nama yang jelek-jelek? Memangnya gue dodol apa?” Kata cowok itu tak
terima.
Ify tertawa.
“Hahaha.. Gue nyerah aja. Jadi, siapa nama kakak?”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar