Di depan sana, ada
dua lelaki yang sedang duduk berdampingan. Lelaki pertama kira-kira berusia di
atas tiga puluh lima tahun, sedangkan lelaki kedua kira-kira berumur enam belas
tahun. Lelaki pertama mulai berbicara, dan pembicaraannya terlihat serius.
“Bolehkah saya
meminta bantuanmu?” Tanya lelaki pertama.
Lelaki kedua
menoleh menatap lawan bicaranya dengan heran. “Om mau minta bantuan apa?”
Tanyanya.
Yang ditanya
menghela nafas panjang. Haruskah ia jelaskan segalanya? Segala rahasia dan
derita yang dialaminya? Dan haruskah ia menampakkan kesedihan yang selama ini
ia sembunyikan?
“Umur om hanya
tinggal sedikit. Sebentar lagi, om akan meninggalkan dunia ini. Om akan
meninggalkan satu putri kesayangan om. Karena itulah om meminta bantuanmu untuk
menjaga dan melindungi putri om satu-satunya.” Jelasnya.
Cowok yang
mendengarnya itu terhenyak. Kaget? Jelas! Apa?
Mengapa umurnya hanya tinggal sedikit lagi? Mengapa dia bisa tau kalo sebentar
lagi dia akan meninggalkan dunia ini?
“Kamu mau kan
menjaga putri om?” Tanyanya.
Yang ditanya
bingung mau menjawab apa. Ia sama sekali tidak mengenali anak dari lelaki itu.
Lantas, mengapa ia yang diberi tugas untuk menjaga putrinya? Masih banyak orang
lain yang berhak dan pantas menjaga putrinya.
“Ba.. Baiklah.”
Jawabnya akhirnya.
“Terimakasih. Om
melakukan ini semua karena hanya kamulah satu-satunya harapan om yang bisa
menjaga putri om.”
Lelaki itu
tersenyum bersamaan dengan munculnya kepucatan di wajahnya. Lelaki itu memegang
dadanya yang terasa sakit. Penyakit jantung sialan inilah yang menggerogoti
usianya dan membuatnya harus meninggalkan putri kesayangannya.
“Tapi.. Saya tidak
yakin bisa menjaga putri om untuk selama-lamanya..” Tambah cowok itu dengan
wajah yang sedih.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar