expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 19 )



Depresi. Itulah yang dirasakan Gretta saat ini. Sebenarnya ia ingin menangis tapi karena hatinya lelah ia tidak bisa menangis. Sekarang, tidak ada satupun yang menyayanginya. Connor sudah tidak ada dan selama-lamanya ia tidak akan bisa berbicara dengan Connor seperti dulu. Dan itu semua karena Luke.

            Setiba di rumah, Gretta baru ingat kalau Luke sedang sakit dan Teresa menyuruhnya agar ia menjaga Luke. Hah! Teresa begitu menyayangi Luke melebihi rasa sayang Teresa padanya. Entahlah kapan semua kepedihan ini berakhir. Gretta ingin semuanya berakhir dan hidupnya menjadi normal kembali jika Tuhan tidak mau mencabut nyawanya.

            Di rumah tampak sepi. Seperti biasa Teresa bekerja sampai sore. Di meja makan ada beberapa makanan dan Gretta langsung melahapnya. Diam-diam ia bertanya dalam hati, apakah Luke sudah makan? Bodoh! Kenapa ia masih mempedulikan cowok itu? Bukankah tadi ia bertekad untuk tidak mau menjaga Luke dan membiarkan Luke tersiksa seperti itu?

            Tapi entah apa yang membuat kaki-kakinya berjalan menuju kamar Luke. Gretta penasaran dengan Luke. Oke. Ia bukan simpati pada Luke, melainkan ia ingin melihat apakah Luke beneran sakit atau tidak. Siapa tau kan Luke berbohong dan hanya ingin mencari sensasi agar Teresa khawatir padanya dan menyuruh Gretta untuk menjaganya?

            Setiba di pintu kamar Luke, perlahan Gretta membuka pintu kamar Luke dan ia terpaku melihat Luke yang sedang tidur disana. Ternyata Luke benar-benar sakit. Dan lagi. Gretta tidak tau apa yang membuatnya memasuki kamar itu dan menatap wajah Luke. Wajah yang sangat tampan walau sedang tertidur. Disana wajah Luke tampak pucat dan terlihat kasihan. Oh ayolah Gretta! Kenapa kau terus ingin menatap wajah itu? Kenapa kau terus ingin menatap wajah yang sangat kau bencikan itu?

            Kemudian, Gretta tidak sengaja menemukan gitar biru Luke yang terlihat keren. Jadi itu gitar Luke? Jujur saja saat melihat gitar berwarna biru muda itu Gretta langsung naksir dan ingin memiliki gitar itu yang baginya langka. Gretta pun berjalan menuju gitar itu dan menyentuhnya. Rasanya dingin dan Gretta ingin memainkannya. Dan pada akhirnya Gretta tersadar bahwa kamar Luke tampak rapi dan enak dilihat. Jika dibandingkan dengan kamarnya, tentu saja kamar Luke lebih bagus dan rapi ketimbang kamarnya yang tidak karuan. Biasanya kamar anak cowok itu tidak pernah rapi. Tetapi Luke berbeda.

            Gretta tidak sengaja mengalihkan pandang ke Luke dan cowok itu masih tertidur dengan penuh kedamaian. Mengapa hatinya tiba-tiba merasakan kasihan? Mengapa rasanya Luke terlihat lemah dan harus ada yang menjaganya? Tiba-tiba Gretta tidak sengaja menemukan sebuah tabung yang ada di meja belajar Luke. Sebuah tabung yang misterius. Gretta mengambil tabung itu dan sadar bahwa ternyata itu adalah sebuah tabung obat dan isinya terdiri dari pil-pil. Ini obat atau apa? Tidak ada keterangan disana. Hanya tabung bening dan tidak ada tulisan disana. Mendadak Luke menjadi misterius baginya.

            Apa susahnya sih memaafkan Luke? Muncul pertanyaan di pikirannya. Tapi memaafkan seseorang yang sangat kita bencikan begitu susah. Gretta merasa kecewa, sedih dan hancur karena kejadian itu. Luke. Sungguh ia sangat menyayangi sahabat kecilnya itu. Jika saja Ayahnya tidak meninggal… Jika saja yang menabrak mobil Ayahnya bukan Ayah Luke…

            Selanjutnya ada kertas-kertas berserakan di meja belajar Luke dan Gretta bisa membaca tulisan-tulisan di kertas itu, seperti sebuah lirik lagu dan disana juga ada beberapa chord gitar. Jadi Luke pandai membuat lagu dan mengarasemenkan lagu? Jatung Gretta mulai berdebar-debar melihat Luke yang sepertinya ingin bangun. Gretta teringat dengan obat itu dan ia langsung membawanya pergi dari kamar Luke.

***

            “Kau tidak baik Luk. Kita ke dokter aja.” Ucap Teresa di malam itu.

            Gretta juga tidak menyangka kondisi Luke bisa seburuk itu. Wajah Luke tampak pucat bahkan lebih pucat saat ia melihat Luke siang tadi. Apa kepucatan itu ada hubungannya dengan tabung obat yang ia temukan di kamar Luke? Bagaimana jika Luke membutuhkan obat itu sedangkan obat itu kini ada di tangannya?

            “Aku baik-baik saja.” Ucap Luke.

            Dari suaranya saja terdengar begitu lelah dan seperti dipaksakan. Kini Luke duduk di samping Gretta dan entah mengapa hati Gretta terasa pedih. Luke, kasihan dia. Apa selama ini ia sudah sangat keterlaluan? Tapi bukankah ia sangat membenci Luke? Apakah ini termasuk salah satu permainan Luke untuk membuat hatinya luluh?

            “Kau.. sakit apa?” Tanya Gretta tiba-tiba.

            Langsung saja Luke menatap Gretta dan hati Gretta semakin pedih. Namun wajah Luke tetap tampan dan mampu mengikat siapapun. “Cuma lelah saja. Terimakasih sudah menanyakan hal itu padaku.” Jawab Luke lalu memakan makanannya.

            Oke. Bagaimanapun keadaan Luke, kau harus tetap dengan sikap cuekmu Gretta. Ya. Gretta berjanji mulai detik ini ia tidak akan lagi merasakan sedikitpun rasa kasihan pada Luke. Dan mengenai tabung obat itu. Mungkin ia akan membuangnya.

***

            “Masih ada aku Gretta. Kau harus kuat Gretta. Biarkan kak Connor memutuskan keputusan itu.” Ucap Eleanor.

            Sore ini Gretta benar-benar menangis di pangkuan sahabatnya. Gretta menceritakan semua keluh kesahnya mengenai Connor. Hidupnya sekarang hancur dan Gretta tidak akan bisa tersenyum lagi karena hanya Connor-lah yang bisa membuatnya tersenyum.

            “Satu saja yang aku pinta, El. Aku ingin Luke pergi dari dunia ini. Itu saja.” Ucap Gretta.

            “Terus, apa kau mau memaafkan kak Luke setelah kak Luke pergi?” Tanya Eleanor.

            “Aku tidak tau El. Kehadiran Luke membuatku bingung. Aku sangat membencinya El tapi terkadang aku merasa kasihan padanya. Apalagi saat dia sakit. Aku tidak sengaja menemukan tabung obat di kamarnya.” Ucap Gretta.

            ‘Tabung obat?’ Batin Eleanor. “Tabung obat apa?” Tanyanya.

            “Aku juga tidak tau. Isinya berupa pil putih dan tidak ada keterangan jelas disana. Ku perhatikan setelah keadaan Luke membaik dia jarang latihan basket. Dia menjadi pendiam dan tidak mau keluar rumah, bahkan keluar dari kamarnya.” Jawab Gretta.

            “Jangan-jangan kak Luke sakit parah. Aku sudah banyak menemukan kisah di novel bahwa si tokoh menderita sakit parah dan ujung-ujungnya meninggal. Tapi aku tidak mau ending kak Luke seperti itu. Dia terlalu baik Grett..” Ucap Eleanor.

            “Dia sakit apa? Apa ini juga salah satu permainan Luke?” Tanya Gretta.

            “Gretta. Cobalah belajar untuk ramah dan mau memaafkan kak Luke. Aku yakin semua pertanyaan yang ada di otakmu akan terjawab.” Ucap Eleanor.

            Dan kata-kata Eleanor terngiang-ngiang terus di pikirannya. Apakah ia harus memaafkan Luke demi mencari tau apa maksud di balik semua sikap Luke itu?

***

            “Ada apa kau kesini?” Ketus Connor.

            Sudah lima hari Luke tidak masuk sekolah dan hari ini Luke sudah masuk sekolah walau kondisinya belum baik. Connor takut jika Luke membicarakan Gretta dan membuat hatinya sakit. Gretta.. Gadis itu.. Sudah seminggu ia tidak melihat Gretta dan rasanya sakit. Tapi ini salahnya. Salahnya yang memutuskan untuk tidak akan lagi berbicara dengan Gretta.

            “Kau boleh membenciku, asalkan jangan membenci Gretta. Dia mencintaimu dan Gretta hancur karena keputusanmu untuk tidak lagi berbicara dengan Gretta.” Ucap Luke.

            “Kau juga mencintainya! Gretta jauh lebih mencintaimu dibanding aku.” Ucap Luke.

            “Aku memang mencintainya Conn, tapi Gretta tidak mencintaiku melainkan mencintaimu. Jujur saja dengan perasaanmu. Kalian sama-sama hancur dan kau harus bicara baik-baik dengan Gretta.” Ucap Luke.

            Connor terdiam mendengar ucapan Luke. Namun hatinya sedikit merasakan perih mendengar kata demi kata yang diucapkan Luke. Sadarlah Conn sebenarnya Luke itu baik. Luke tidak bermaksud untuk merebut semua yang kau punya. Seharusnya kau bisa menjadi sosok yang dewasa. Sikapmu itu seperti anak kecil.

            “Kalau kau mencintainya, kenapa tidak kau saja yang jujur pada Gretta?” Tanya Connor.

            “Aku tidak mau membuat Gretta semakin membenciku. Mungkin dengan cara ini rasa kebencian Gretta padaku akan berkurang dengan cara menyatukan kalian. Kau dan Gretta.” Ucap Luke.

            Connor tidak tau harus mengatakan apa. Tapi rasanya jahat jika benar Gretta mencintainya dan ia pacaran dengan Gretta, itu akan membuat Luke sakit. Connor tau Luke dan Gretta adalah sahabat dan Luke lebih mengerti Gretta dibandingkan dirinya. Connor tidak ingin hubungannya dengan Gretta nantinya berujung seperti hubungannya dengan Aleisha.

            “Aku yakin Gretta akan memaafkanmu..” Lirih Connor.

***

            Sepertinya Gretta membutuhkan lagu baru, sebuah lagu yang sesuai dengan perasaannya. Luke sudah sembuh sekarang namun sikap Luke menjadi diam dan tidak mencoba untuk ramah padanya. Apa Luke sudah lelah? Apa semua penderitaan yang ia alami akan berakhir? Mendadak Gretta merindukan Connor. Seandainya semua itu hanyalah mimpi.. Seandainya Connor adalah miliknya… Gretta bersumpah jika Connor menjadi miliknya ia akan memaafkan Luke dan melupakan semua dendamnya pada Luke.

            Gretta melihat Luke sedang belajar di ruang tamu dan disana Luke terlihat serius. Anak yang jenius. Gretta tidak tau bagaimana kabar Luke di tim basket karena ia sendiri tidak pernah datang latihan saat Connor tidak mau lagi bicara dengannya. Gretta tidak peduli dengan teman-temannya yang memaksanya untuk latihan. Biarkan saja! Gretta sudah tidak mau mempedulikan semuanya.

            Gretta kembali di kamarnya dan saat membuka skype, dia melihat ada undangan baru disana. Disana tertera sebuah nama ‘Calum Hood’ dan Gretta tau siapa Calum itu. Siapa lagi kalau bukan teman band Luke? Gretta meng-accepet-nya dan langsung saja Calum mengirim pesan padanya.

            Calum Hood: Hi Gretta J

            Gretta: Hai. Ada apa?

            Beberapa menit kemudian Gretta menemukan Calum yang mengirim sebuah audio padanya yang berjudul ‘The Girl Who Cried Wolf’. Judul yang menarik dan Gretta penasaran bagaimana lagu itu. Sepertinya Calum mengerti keadaannya yang sedang membutuhkan lagu baru. Langsung saja Gretta menerimanya dan menebak-nebak bagaimana isi lagu tersebut. Apakah lagu itu adalah lagu mereka sendiri?

            Calum Hood: Gretta ku mohon dengar baik-baik ya lagu itu. Luke yang menulisnya.

            Sesaat Gretta menjadi ragu. Artinya lagu yang di kirimkan Calum adalah lagu 5 Seconds of Summer sendiri dan pastinya ia akan menemukan suara Luke. Apakah ia berani memutar lagu itu? Dilihat dari judulnya saja sudah begitu sedih. Akhirnya Gretta memutar lagu itu dengan headsetnya dan berharap lagu itu tidak berate apa-apa baginya.

            Eeo.. Eeooo.. I’m not living Eeo.. Eeoo…

            Everytime you say to me it’s over you just wanna start again it’s just lie

            The girl who cried wolf everyday ignore by gravity but in the end

            Don’t ask why..”

            Suara Luke sangatlah terdengar merdu di telinganya dan Gretta ingin terus mendengar suara Luke. Ternyata suara Luke benar-benar terdengar cocok di telinganya. Selama ini Gretta membenci suara Luke.

            You say you wanna, but do you wanna runaway

            You’re great escape oh yeah

            Where you going? Always running find the way to call it quits again..”

            Mengapa seakan-akan lagu itu menceritakan tentang dirinya? Ingin sekali Gretta menangis dan ini adalah lagu tersedih yang ia dengar. Bahkan jujur saja. Suara Luke jauh lebih bagus dan terdengar istimewa di banding suara vocalis All Time Low atau Simple Plan.

            So look at me in the eye, is anyone there at all? Is anyone there at all?

            Cause I’m not dreaming

            So look at me in the eye, is anyone there at all? Is anyone there at all?

            Cause I’m not leaving..”

            Gretta benar-benar tidak bisa menahan air matanya ketika mencapai puncak lagu. Suara Luke benar-benar menyentuh hatinya dan memaksa air matanya untuk keluar. Luke menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan. Tuhan.. Apakah ini saatnya? Apakah ini saatnya ia untuk memaafkan Luke dan memulainya dari awal? Apa ia siap untuk kembali menjadi sahabat Luke?

            Tanpa Gretta sadari, Luke melihatnya dan tersenyum. Luke sudah bisa menebak kalau Gretta sedang mendengarkan lagu yang di kirimkan Calum dan Luke benar-benar tidak percaya Gretta mendengarkannya sambil menangis. Atau Gretta bukan mendengarkan lagunya?

            So look at me in the eye, is anyone there at all? Is anyone there at all?

            Cause I’m not leaving”

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar