expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 14 )



Connor sudah putus dengan Aleisha.. Connor sudah putus dengan Aleisha.. Bukankah hal itu yang paling ditunggunya? Bukankah selama ini Gretta menunggu hubungan mereka berakhir? Tetapi mengapa rasanya sama saja? Mengapa ia tidak senang? Gretta menjadi heran dengan perasaannya sendiri. Ia memang mencintai Connor. Tapi entahlah apa itu cinta yang nyata atau tidak. Kisah percintaan remaja memang membingungkan.

            Malam ini, Gretta memilih ditemani oleh salah satu penyanyi wanita favoritnya yaitu Kelly Clarkson. Lagu Kelly yang terdengar nyaman di telinganya membuat hati Gretta merasa tenang. Sekarang, Gretta sudah tidak mengkhawatirkan soal makan malam. Gretta sudah membawa banyak makanan ke dalam kamarnya sehingga tidak perlu makan malam bersama Luke dan Teresa. Hah! Dua makhluk itu terasa asing baginya dan Gretta adalah makhluk asing disini.

            Gretta membuka facebook-nya siapa tau disana ia bisa menemukan status Connor. Tapi Connor sedang tidak online. Namun Gretta menemukan beberapa status Aleisha yang membuatnya menyimpulkan suatu kesimpulan.

            Aku mencintainya, tapi dia tidak akan pernah tau. Mr. L

            Siapa lagi kalau bukan Luke? Aleisha memang menyukai Luke. Karena itulah gadis itu memutuskan hubungannya dengan Connor. Bukankah ini yang ia inginkan? Aleisha putus dengan Connor dan Connor bersamanya sedangkan Aleisha bersama Luke? Tapi sekali lagi mengapa ia tidak merasa senang? Apa ia sudah tidak bisa lagi merasakan kesenangan?

            Ah sial. Gretta menghabiskan air minumnya dan ia harus pergi ke dapur untuk mengambil minum. Pasti disana ada Luke. Akhirnya Gretta memutuskan untuk pergi ke dapur karena tidak bisa menahan hausnya.

            Dan benar saja. Gretta langsung bertatapan dengan Luke lalu teringat sesuatu. “Hebat. Kau telah menghancurkan hubungan Connor dengan Aleisha.” Ucapnya dengan senyum kesinisannya.

            Tentu Luke tau tentang berakhirnya hubungan Connor dengan Aleisha. “Aku tidak mengerti ucapanmu. Aku tidak pernah berada diantara mereka.” Ucapnya.

            “Ohya? Coba kau pikir-pikir. Pesona-mu yang luar biasa itu telah menarik hati Aleisha dan membuat Aleisha mencintaimu sedangkan dia masih memiliki seorang kekasih bernama Connor. Dan pada akhirnya Aleisha memutuskan hubungannya dengan Connor karenamu. Connor benar-benar marah padamu, si tukang perebut hidup orang!” Ucap Gretta lalu mengambil air minum dan pergi meninggalkan Luke yang sedang terdiam.

            Ia salah lagi. Luke benar-benar serba salah dan tidak tau harus berbuat apa.

***

            “Lagumu ciptaanmu benar-benar bagus. Liriknya sangat menyentuh.” Ucap Michael mengomentari lagu ciptaan Luke.

            Luke tersenyum mendengar pujian Michael. Saat itu 5 Seconds of Summer sedang berlatih. Ohya. Mereka sudah rekaman beberapa lagu dan meng-cover beberapa lagu. Lagu-lagu mereka sudah mereka masukkan ke soundcloud. Tinggal tunggu mereka tampil dan entah kapan.

            “Aku saat ini sedang membuat suatu lagu istimewa. Tapi aku masih bingung harus memulainya darimana.” Ucap Luke sambil memainkan gitarnya.

            Calum berjalan mendekati Luke. “Aku ingin menanyakan sesuatu padamu.” Ucapnya.

            “Apa?” Tanya Luke.

            “Apa.. Apa benar Aleisha menyukaimu?” Tanya Calum sedikit ragu.

            Luke terdiam mendengar pertanyaan Calum. “Aku tidak tau. Aku tidak begitu peduli dengan cinta. Aku lebih suka bergabung bersama kalian, menyanyi bersama kalian..” Ucapnya.

            But how about Gretta? Your little friend?” Tanya Ashton ikut-ikutan.

            Mendengar Ashton menyebut nama ‘Gretta’, ekspresi wajah Luke sedikit berubah. Menyiratkan ekspresi kesedihan dan keputusasaan. “Sampai sekarang, Gretta tidak mau memaafkanku. Dia semakin benci padaku. Gretta mengatakan kalau aku perebut hidup orang. Aku sudah merebut perhatian Ibunya. Selain Gretta, Connor juga membenciku. Aku sudah merebut semua yang Connor punya. Aku tau sebelum kedatanganku di sekolah ini, Connor adalah bintang disini, dan ketika aku datang..”

            “Hei.” Ucap Michael sambil menepuk pundak Luke. “Sudahlah. Connor memang begitu. Aku malah senang kau yang menggantikan Connor. Kau beda dari Connor. Kau baik, ramah pada siapapun dan tidak sombong. Sedangkan Connor? Dia terlihat angkuh dan tidak mau terkalahkan.” Sambungnya.

            “Aku hanya ingin menjadi yang terbaik. Sebelum.. Sebelum semuanya selesai..” Ucap Luke dengan suara yang sedikit serak.

***

            Sore ini latihan basket di mulai. Tim di bentuk menjadi beberapa kelompok. Tentu saja mereka berlatih dengan mengadakan mini game untuk meningkatkan permainan mereka. Sebentar lagi kompetisi basket antar sekolah dimulai. Tim pertama adalah tim Connor yang dipimpin oleh Connor melawan tim Luke yang dipimpin oleh Luke. Luke bersama Michael. Sepertinya permainan ini akan menjadi seru. Itu keputusan Nathan untuk mencoba melihat bagaimana reaksi Connor. Nathan tau Connor tidak suka dengan Luke. Tentu saja Nathan merasa sedih. Sebenarnya Luke itu adalan anak yang sangat luar biasa. Di sekolah, nilai Luke selalu mendapat A dan Luke jago bermain basket. Selain itu, Nathan tau kalau Luke juga punya band bersama Michael.

            Jika Luke yang menjadi pemimpin disini, pasti tim basketnya akan lebih baik. Nathan sudah percaya sepenuhnya pada Luke. Bahkan Nathan mengaku kalau Luke lebih bersikap dewasa dibanding dirinya dan lebih bisa menyemangati teman-temannya.

            Pertandingan pun di mulai. Bola pertama di dapatkan oleh Luke dan permainan terlihat seru. Disana, Connor terlihat emosi dan merasa kesal menyadari Luke yang sering merebut bola darinya dan memblok tembakannya. Dan jika ia ditaruh satu tim bersama Luke, maka tim itu akan menjadi kacau. Tentu Connor tidak mau bekerjasama dengan Luke meski sejujur-jujurnya Luke adalah partner bermain yang cocok.

             Semenjak kehadiran Luke disini, permainan basket Connor menurun dan menjadi kacau. Connor kehilangan jati dirinya. Connor menjadi seseorang yang bodoh dan seharusnya tidak ikut dalam tim ini. Connor akui itu, dan semuanya karena Luke. Karena Luke.

            “Kenapa kau tidak mau mengoper bola padaku? Aku heran. Dulu kau sangat jago dan mau bekerjasama. Tapi sekarang?” Ucap Adam yang merupakan teman setim-nya.

            Emosi Connor semakin bertambah mendengar ucapan Adam. Lalu ketika Luke mencoba merebut bola darinya, kejadian tak disangka-sangkanya pun terjadi. Connor bermain keras dan mendorong tubuh Luke dengan keras. Luke yang awalnya tidak menyadari perbuatan Connor itu otomatis terjatuh. Keaktivannya bermain tadi membuat tenaganya terkuras dan mudah sekali dijatuhkan oleh Connor.

            PRITTTT !!!!!

            Dua tim itu menghentikan permainannya. Connor yang melihat Luke tengah berbaring di lapangan tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan lapangan itu. Sedangkan lainnya berkumpul mendekati Luke.

            “Kau tidak apa-apa Luk?” Tanya Michael khawatir.

            Luke terdiam, seperti sedang menahan sesuatu. Kemudian Michael membantunya untuk duduk. Luke masih dalam keadaan diam dan Michael sadar kalau Luke sedang menahan kesakitan. Luke memegang dadanya dengan tangan kanannya dan berusaha untuk mengatur nafas.

            “Apa Luke baik-baik saja?” Tanya Nathan.

            Akhirnya Luke membentuk huruf O dengan jari jempol dan telunjuk, artinya dia baik-baik saja. Michael langsung membantu Luke berdiri. Namun Luke langsung membungkukkan tubuhnya dan rasanya seperti.. kesulitan bernafas.

            “Kau sakit.” Lirih Nathan.

            Setelah lebih baik, Luke menatap Nathan dengan nanar. “Aku tidak apa-apa. Aku memang sering begini. Nafasku suka tidak beraturan dan aku sering terkena sesak nafas secara tiba-tiba.” Ucapnya.

            “Kau sakit asma?” Tanya Michael.

            Luke tersenyum lemah. “Bisa dibilang begitu.” Jawabnya.

            “Kondisimu tidak baik Luk, kau harus istirahat di rumah. Tapi masalahnya nanti malam aku ada teman yang mengundang band kita untuk manggung jam delapan malam. Tapi melihat kondisimu saat ini..” Ucap Michael.

            “Aku tidak apa-apa. Sebentar lagi aku baikan. Ohya, tentu kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Nanti kita berkumpul di rumah Calum lalu berangkat bersama.” Ucap Luke dan Michael terpaksa mengangguk.

***

            Rasanya seperti ingin membunuh Luke! Mengapa hampir semua teman-temannya yang dulu selalu memujinya kini menganggapnya sebagai anak yang sudah tidak berarti apa-apa lagi? Tadi Connor merasa puas melakukan permainan kasar pada Luke walau rasanya berdosa. Tapi Connor tidak peduli.

            “Kak Connor hebat Conn! Kak Connor sudah membuat satu pelajaran untuk Luke.”

            Tiba-tiba Gretta datang dan duduk di sampingnya. “Kau melihatnya?” Tanya Connor.

            Gretta tersenyum. “Tentu saja. Bahkan aku ingin kau menghajarnya dan menendangnya keluar dari sekolah ini. Aku sudah muak dengannya.” Ucapnya.

            “Ya..” Ucap Connor ikutan tersenyum.

            Kemudian keduanya sama-sama diam dengan pikiran masing-masing. Tatapan lurus Connor membuat jantung Gretta berdetak-detak tak karuan. Dari arah samping saja Connor terlihat sangat tampan. Sadar Grett, sadar! Saat ini Connor sedang jomblo dan peluangmu untuk mendapatkan Connor bertambah. Tapi Gretta enggan menyatakan perasaannya pada Connor.

            “Apa yang sedang kak Connor pikirkan?” Tanya Gretta tiba-tiba.

            Connor sedikit kaget mendengar pertanyaan Gretta. Gadis itu tengah menatapnya. “Tidak ada.” Jawabnya.

            “Bohong. Pasti sedang memikirkan kak Ale. Hayoo.. Pasti kak Connor belum bisa move on dari kak Ale..” Goda Gretta.

            Connor sedikit tertawa mendengar ucapan Gretta. “Gretta.. Gretta.. Rasa cintaku pada Aleisha sudah tidak ada. Untuk apa aku mencintainya?” Ucapnya.

            Tuhan.. Ingin sekali Gretta menyatakan perasaan yang sudah lama dipendamnya ini. Tapi sekali lagi Gretta tidak berani mengungkapkannya. Entah kapan perasaannya ini akan terungkap dan bagaimana reaksi Connor nanti saat mengetahui perasaannya.

***

            Teresa ada meeting sampai malam. Gretta menjadi kesal karena hanya ia dan Luke yang ada di rumah ini. Tapi syukurlah Luke tidak cerewet seperti sebelumnya. Luke lebih pendiam sekarang. Apa cowok itu sudah menyerah? Baguslah. Gretta tiduran di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Sudah jam setengah delapan dan Teresa belum pulang, tapi Gretta tidak peduli. Gadis itu sibuk memainkan ponselnya.

            “Mau ikut denganku?” Tanya Luke.

            Langsung saja Gretta mengangkat kepalanya dan menatap Luke. Cowok itu berpakaian rapi dengan jaket hitamnya dan membawa gitar yang masih terbungkus oleh tempatnya, jadi Gretta tidak bisa melihat bagaimana gitar Luke. Bisa ditebak Luke akan nge-band bersama teman-temannya. Tapi Gretta melihat ada kepucatan di wajah Luke. Tampaknya cowok itu kelelahan ditambah lagi hadiah kasar dari Connor. Lho mengapa ia jadi memikirkan hal itu?

            “Aku tidak mau.” Jawab Gretta.

            “Ayolah. Kau pasti senang. Kau anak punk juga kan? Disana adalah tempatmu. Kau juga bisa bernyanyi disana dan menunjukkan bakatmu.” Ucap Luke.

            Gretta menatap Luke dengan tajam. Jika saja Luke bukanlah Luke, tentu Gretta tidak akan menolak. Ajakan Luke mampu membuat air liurnya keluar. Sudah lama Gretta tidak bernyanyi dan memainkan gitar disana. Tangan-tangannya pun menjadi gatal.

            “Sudah kubilang aku tidak mau ikut!” Ucap Gretta setengah membentak dan kembali memainkan ponselnya.

            Akhirnya Luke menyerah dan pergi meninggalkan rumah itu.

***

             Malam ini Gretta diserang insomnia! Sudah pukul sebelas malam dan matanya tidak bisa tertutup. Gretta merasa kepalanya pusing dan matanya sakit. Rasanya begitu sepi berada di kamar ini, di rumah ini. Dulu sewaktu ia tidak bisa tidur, Harry selalu menceritakan dongeng padanya dan menemaninya sampai ia tertidur. Sekarang, siapa yang akan menemaninya sampai ia tertidur lelap?

            Tiba-tiba pintu kamarnya di buka dan Gretta cepat-cepat memejamkan matanya. Gadis itu pura-pura tertidur. Tidak tau siapa sosok yang diam-diam masuk ke dalam kamarnya dan Gretta menyesal tadi tidak mengunci pintu kamarnya.

            Kemudian, Gretta merasakan sebuah tangan dingin yang menyentuh wajahnya. Tangan itu sedingin es namun terasa lembut dan mampu membuat hatinya tenang. Lalu tangan itu menyentuh pipinya. Sungguh Gretta merasa nyaman dengan sentuhan itu. Selanjutnya tangan itu membelai lembut rambutnya dan menyilakan rambutnya yang sebagian jatuh di dahinya. Tidak mungkin Teresa yang melakukannya. Apa mungkin….Luke?

            Sesuatu yang tidak diduganya terjadi. Gretta merasakan kecupan hangat dari si pemilik tangan itu. Kecupan hangat dan lembut di keningnya dan genggaman tangan dingin yang menggenggam tangannya. Ingin sekali Gretta membuka matanya. Tapi sebisa mungkin ia tahan. Kemudian setelah semua itu hilang, Gretta membuka matanya dan tidak ada siapa-siapa disana.

***









Tidak ada komentar:

Posting Komentar