Connor sudah
putus dengan Aleisha.. Connor sudah putus dengan Aleisha.. Bukankah hal itu
yang paling ditunggunya? Bukankah selama ini Gretta menunggu hubungan mereka
berakhir? Tetapi mengapa rasanya sama saja? Mengapa ia tidak senang? Gretta
menjadi heran dengan perasaannya sendiri. Ia memang mencintai Connor. Tapi
entahlah apa itu cinta yang nyata atau tidak. Kisah percintaan remaja memang
membingungkan.
Malam ini, Gretta memilih ditemani
oleh salah satu penyanyi wanita favoritnya yaitu Kelly Clarkson. Lagu Kelly
yang terdengar nyaman di telinganya membuat hati Gretta merasa tenang.
Sekarang, Gretta sudah tidak mengkhawatirkan soal makan malam. Gretta sudah
membawa banyak makanan ke dalam kamarnya sehingga tidak perlu makan malam
bersama Luke dan Teresa. Hah! Dua makhluk itu terasa asing baginya dan Gretta
adalah makhluk asing disini.
Gretta membuka facebook-nya siapa
tau disana ia bisa menemukan status Connor. Tapi Connor sedang tidak online.
Namun Gretta menemukan beberapa status Aleisha yang membuatnya menyimpulkan
suatu kesimpulan.
“Aku
mencintainya, tapi dia tidak akan pernah tau. Mr. L”
Siapa lagi kalau bukan Luke? Aleisha
memang menyukai Luke. Karena itulah gadis itu memutuskan hubungannya dengan
Connor. Bukankah ini yang ia inginkan? Aleisha putus dengan Connor dan Connor
bersamanya sedangkan Aleisha bersama Luke? Tapi sekali lagi mengapa ia tidak
merasa senang? Apa ia sudah tidak bisa lagi merasakan kesenangan?
Ah sial. Gretta menghabiskan air
minumnya dan ia harus pergi ke dapur untuk mengambil minum. Pasti disana ada
Luke. Akhirnya Gretta memutuskan untuk pergi ke dapur karena tidak bisa menahan
hausnya.
Dan benar saja. Gretta langsung
bertatapan dengan Luke lalu teringat sesuatu. “Hebat. Kau telah menghancurkan
hubungan Connor dengan Aleisha.” Ucapnya dengan senyum kesinisannya.
Tentu Luke tau tentang berakhirnya
hubungan Connor dengan Aleisha. “Aku tidak mengerti ucapanmu. Aku tidak pernah
berada diantara mereka.” Ucapnya.
“Ohya? Coba kau pikir-pikir.
Pesona-mu yang luar biasa itu telah menarik hati Aleisha dan membuat Aleisha
mencintaimu sedangkan dia masih memiliki seorang kekasih bernama Connor. Dan
pada akhirnya Aleisha memutuskan hubungannya dengan Connor karenamu. Connor
benar-benar marah padamu, si tukang perebut hidup orang!” Ucap Gretta lalu
mengambil air minum dan pergi meninggalkan Luke yang sedang terdiam.
Ia salah lagi. Luke benar-benar
serba salah dan tidak tau harus berbuat apa.
***
“Lagumu ciptaanmu benar-benar bagus.
Liriknya sangat menyentuh.” Ucap Michael mengomentari lagu ciptaan Luke.
Luke tersenyum mendengar pujian
Michael. Saat itu 5 Seconds of Summer sedang berlatih. Ohya. Mereka sudah
rekaman beberapa lagu dan meng-cover beberapa lagu. Lagu-lagu mereka sudah
mereka masukkan ke soundcloud. Tinggal tunggu mereka tampil dan entah kapan.
“Aku saat ini sedang membuat suatu
lagu istimewa. Tapi aku masih bingung harus memulainya darimana.” Ucap Luke
sambil memainkan gitarnya.
Calum berjalan mendekati Luke. “Aku
ingin menanyakan sesuatu padamu.” Ucapnya.
“Apa?” Tanya Luke.
“Apa.. Apa benar Aleisha
menyukaimu?” Tanya Calum sedikit ragu.
Luke terdiam mendengar pertanyaan
Calum. “Aku tidak tau. Aku tidak begitu peduli dengan cinta. Aku lebih suka
bergabung bersama kalian, menyanyi bersama kalian..” Ucapnya.
“But
how about Gretta? Your little friend?” Tanya Ashton ikut-ikutan.
Mendengar Ashton menyebut nama
‘Gretta’, ekspresi wajah Luke sedikit berubah. Menyiratkan ekspresi kesedihan
dan keputusasaan. “Sampai sekarang, Gretta tidak mau memaafkanku. Dia semakin
benci padaku. Gretta mengatakan kalau aku perebut hidup orang. Aku sudah
merebut perhatian Ibunya. Selain Gretta, Connor juga membenciku. Aku sudah
merebut semua yang Connor punya. Aku tau sebelum kedatanganku di sekolah ini,
Connor adalah bintang disini, dan ketika aku datang..”
“Hei.” Ucap Michael sambil menepuk
pundak Luke. “Sudahlah. Connor memang begitu. Aku malah senang kau yang
menggantikan Connor. Kau beda dari Connor. Kau baik, ramah pada siapapun dan
tidak sombong. Sedangkan Connor? Dia terlihat angkuh dan tidak mau
terkalahkan.” Sambungnya.
“Aku hanya ingin menjadi yang
terbaik. Sebelum.. Sebelum semuanya selesai..” Ucap Luke dengan suara yang
sedikit serak.
***
Sore ini latihan basket di mulai.
Tim di bentuk menjadi beberapa kelompok. Tentu saja mereka berlatih dengan
mengadakan mini game untuk
meningkatkan permainan mereka. Sebentar lagi kompetisi basket antar sekolah
dimulai. Tim pertama adalah tim Connor yang dipimpin oleh Connor melawan tim
Luke yang dipimpin oleh Luke. Luke bersama Michael. Sepertinya permainan ini
akan menjadi seru. Itu keputusan Nathan untuk mencoba melihat bagaimana reaksi
Connor. Nathan tau Connor tidak suka dengan Luke. Tentu saja Nathan merasa
sedih. Sebenarnya Luke itu adalan anak yang sangat luar biasa. Di sekolah,
nilai Luke selalu mendapat A dan Luke jago bermain basket. Selain itu, Nathan
tau kalau Luke juga punya band bersama Michael.
Jika Luke yang menjadi pemimpin
disini, pasti tim basketnya akan lebih baik. Nathan sudah percaya sepenuhnya
pada Luke. Bahkan Nathan mengaku kalau Luke lebih bersikap dewasa dibanding
dirinya dan lebih bisa menyemangati teman-temannya.
Pertandingan pun di mulai. Bola
pertama di dapatkan oleh Luke dan permainan terlihat seru. Disana, Connor
terlihat emosi dan merasa kesal menyadari Luke yang sering merebut bola darinya
dan memblok tembakannya. Dan jika ia ditaruh satu tim bersama Luke, maka tim
itu akan menjadi kacau. Tentu Connor tidak mau bekerjasama dengan Luke meski
sejujur-jujurnya Luke adalah partner
bermain yang cocok.
Semenjak kehadiran Luke disini, permainan
basket Connor menurun dan menjadi kacau. Connor kehilangan jati dirinya. Connor
menjadi seseorang yang bodoh dan seharusnya tidak ikut dalam tim ini. Connor
akui itu, dan semuanya karena Luke. Karena Luke.
“Kenapa kau tidak mau mengoper bola
padaku? Aku heran. Dulu kau sangat jago dan mau bekerjasama. Tapi sekarang?”
Ucap Adam yang merupakan teman setim-nya.
Emosi Connor semakin bertambah
mendengar ucapan Adam. Lalu ketika Luke mencoba merebut bola darinya, kejadian
tak disangka-sangkanya pun terjadi. Connor bermain keras dan mendorong tubuh
Luke dengan keras. Luke yang awalnya tidak menyadari perbuatan Connor itu
otomatis terjatuh. Keaktivannya bermain tadi membuat tenaganya terkuras dan
mudah sekali dijatuhkan oleh Connor.
PRITTTT !!!!!
Dua tim itu menghentikan
permainannya. Connor yang melihat Luke tengah berbaring di lapangan tersenyum
sinis lalu pergi meninggalkan lapangan itu. Sedangkan lainnya berkumpul
mendekati Luke.
“Kau tidak apa-apa Luk?” Tanya
Michael khawatir.
Luke terdiam, seperti sedang menahan
sesuatu. Kemudian Michael membantunya untuk duduk. Luke masih dalam keadaan
diam dan Michael sadar kalau Luke sedang menahan kesakitan. Luke memegang
dadanya dengan tangan kanannya dan berusaha untuk mengatur nafas.
“Apa Luke baik-baik saja?” Tanya
Nathan.
Akhirnya Luke membentuk huruf O
dengan jari jempol dan telunjuk, artinya dia baik-baik saja. Michael langsung
membantu Luke berdiri. Namun Luke langsung membungkukkan tubuhnya dan rasanya
seperti.. kesulitan bernafas.
“Kau sakit.” Lirih Nathan.
Setelah lebih baik, Luke menatap
Nathan dengan nanar. “Aku tidak apa-apa. Aku memang sering begini. Nafasku suka
tidak beraturan dan aku sering terkena sesak nafas secara tiba-tiba.” Ucapnya.
“Kau sakit asma?” Tanya Michael.
Luke tersenyum lemah. “Bisa dibilang
begitu.” Jawabnya.
“Kondisimu tidak baik Luk, kau harus
istirahat di rumah. Tapi masalahnya nanti malam aku ada teman yang mengundang
band kita untuk manggung jam delapan malam. Tapi melihat kondisimu saat ini..”
Ucap Michael.
“Aku tidak apa-apa. Sebentar lagi
aku baikan. Ohya, tentu kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Nanti
kita berkumpul di rumah Calum lalu berangkat bersama.” Ucap Luke dan Michael
terpaksa mengangguk.
***
Rasanya seperti ingin membunuh Luke!
Mengapa hampir semua teman-temannya yang dulu selalu memujinya kini
menganggapnya sebagai anak yang sudah tidak berarti apa-apa lagi? Tadi Connor
merasa puas melakukan permainan kasar pada Luke walau rasanya berdosa. Tapi
Connor tidak peduli.
“Kak Connor hebat Conn! Kak Connor
sudah membuat satu pelajaran untuk Luke.”
Tiba-tiba Gretta datang dan duduk di
sampingnya. “Kau melihatnya?” Tanya Connor.
Gretta tersenyum. “Tentu saja.
Bahkan aku ingin kau menghajarnya dan menendangnya keluar dari sekolah ini. Aku
sudah muak dengannya.” Ucapnya.
“Ya..” Ucap Connor ikutan tersenyum.
Kemudian keduanya sama-sama diam
dengan pikiran masing-masing. Tatapan lurus Connor membuat jantung Gretta
berdetak-detak tak karuan. Dari arah samping saja Connor terlihat sangat
tampan. Sadar Grett, sadar! Saat ini Connor sedang jomblo dan peluangmu untuk mendapatkan
Connor bertambah. Tapi Gretta enggan menyatakan perasaannya pada Connor.
“Apa yang sedang kak Connor
pikirkan?” Tanya Gretta tiba-tiba.
Connor sedikit kaget mendengar
pertanyaan Gretta. Gadis itu tengah menatapnya. “Tidak ada.” Jawabnya.
“Bohong. Pasti sedang memikirkan kak
Ale. Hayoo.. Pasti kak Connor belum bisa move
on dari kak Ale..” Goda Gretta.
Connor sedikit tertawa mendengar
ucapan Gretta. “Gretta.. Gretta.. Rasa cintaku pada Aleisha sudah tidak ada.
Untuk apa aku mencintainya?” Ucapnya.
Tuhan.. Ingin sekali Gretta
menyatakan perasaan yang sudah lama dipendamnya ini. Tapi sekali lagi Gretta
tidak berani mengungkapkannya. Entah kapan perasaannya ini akan terungkap dan
bagaimana reaksi Connor nanti saat mengetahui perasaannya.
***
Teresa ada meeting sampai malam. Gretta menjadi kesal karena hanya ia dan Luke
yang ada di rumah ini. Tapi syukurlah Luke tidak cerewet seperti sebelumnya.
Luke lebih pendiam sekarang. Apa cowok itu sudah menyerah? Baguslah. Gretta
tiduran di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Sudah jam setengah
delapan dan Teresa belum pulang, tapi Gretta tidak peduli. Gadis itu sibuk
memainkan ponselnya.
“Mau ikut denganku?” Tanya Luke.
Langsung saja Gretta mengangkat
kepalanya dan menatap Luke. Cowok itu berpakaian rapi dengan jaket hitamnya dan
membawa gitar yang masih terbungkus oleh tempatnya, jadi Gretta tidak bisa
melihat bagaimana gitar Luke. Bisa ditebak Luke akan nge-band bersama
teman-temannya. Tapi Gretta melihat ada kepucatan di wajah Luke. Tampaknya
cowok itu kelelahan ditambah lagi hadiah kasar dari Connor. Lho mengapa ia jadi
memikirkan hal itu?
“Aku tidak mau.” Jawab Gretta.
“Ayolah. Kau pasti senang. Kau anak
punk juga kan? Disana adalah tempatmu. Kau juga bisa bernyanyi disana dan menunjukkan
bakatmu.” Ucap Luke.
Gretta menatap Luke dengan tajam.
Jika saja Luke bukanlah Luke, tentu Gretta tidak akan menolak. Ajakan Luke
mampu membuat air liurnya keluar. Sudah lama Gretta tidak bernyanyi dan
memainkan gitar disana. Tangan-tangannya pun menjadi gatal.
“Sudah kubilang aku tidak mau ikut!”
Ucap Gretta setengah membentak dan kembali memainkan ponselnya.
Akhirnya Luke menyerah dan pergi
meninggalkan rumah itu.
***
Malam ini Gretta diserang insomnia! Sudah
pukul sebelas malam dan matanya tidak bisa tertutup. Gretta merasa kepalanya
pusing dan matanya sakit. Rasanya begitu sepi berada di kamar ini, di rumah
ini. Dulu sewaktu ia tidak bisa tidur, Harry selalu menceritakan dongeng
padanya dan menemaninya sampai ia tertidur. Sekarang, siapa yang akan
menemaninya sampai ia tertidur lelap?
Tiba-tiba pintu kamarnya di buka dan
Gretta cepat-cepat memejamkan matanya. Gadis itu pura-pura tertidur. Tidak tau
siapa sosok yang diam-diam masuk ke dalam kamarnya dan Gretta menyesal tadi
tidak mengunci pintu kamarnya.
Kemudian, Gretta merasakan sebuah
tangan dingin yang menyentuh wajahnya. Tangan itu sedingin es namun terasa
lembut dan mampu membuat hatinya tenang. Lalu tangan itu menyentuh pipinya.
Sungguh Gretta merasa nyaman dengan sentuhan itu. Selanjutnya tangan itu
membelai lembut rambutnya dan menyilakan rambutnya yang sebagian jatuh di
dahinya. Tidak mungkin Teresa yang melakukannya. Apa mungkin….Luke?
Sesuatu yang tidak diduganya
terjadi. Gretta merasakan kecupan hangat dari si pemilik tangan itu. Kecupan
hangat dan lembut di keningnya dan genggaman tangan dingin yang menggenggam
tangannya. Ingin sekali Gretta membuka matanya. Tapi sebisa mungkin ia tahan.
Kemudian setelah semua itu hilang, Gretta membuka matanya dan tidak ada
siapa-siapa disana.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar