expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 11 )



Connor marah padanya! Begitulah yang dipikirkan Aleisha. Tadi saat jam istirahat Connor tidak mau bicara dengannya padahal tadi pagi Connor baik-baik saja. Ada apa dengan Connor? Apakah ia telah melakukan kesalahan pada Connor? Pulang sekolah ini Aleisha mencoba menelpon Connor tapi nomor Connor tidak aktif. Percuma saja menelpon Connor sedangkan nomor Connor tidak aktif.

            Hati Aleisha menjadi ragu. Ragu akan cinta Connor padanya. Ragu apakah Connor mencintainya atau tidak. Connor lebih suka bergaul dengan gadis yang memiliki hobi yang sama dengannya, salah satu diantaranya adalah Gretta. Aleisha mulai ragu kalau sebenarnya Connor diam-diam menyukai Gretta.

            “Hei kau tidak pulang bersama Connor?”

            Jantung Aleisha berdebar-debar ketika mendengar suara lembut itu. Luke! Luke sedang membawa motor dan sepertinya dia akan pulang. Entah mengapa hati Aleisha menjadi bahagia akan kedatangan Luke disini.

            “Aku tidak tau dimana dia. Sepertinya Connor marah padaku.” Jawab Aleisha.

            “Marah?” Gumam Luke. “Oh, dia tidak marah padamu. Tapi dia marah padaku.” Sambungnya.

            Tentu saja Aleisha kaget mendengar ucapan Luke. “Connor marah padamu? Memangnya ada masalah apa?” Tanyanya.

            “Tadi kami bertanding basket 1 on 1 dan poin-ku lebih unggul dibanding Connor lalu Connor marah padaku. Bahkan dia sempat bermain kasar.” Jawab Luke.

            Jadi karena itu. Tunggu! Luke bisa menang tanding basket melawan Connor? Bukankah Connor yang paling hebat disini? Aleisha tau kekasihnya itu tidak mau dikalahkan oleh siapapun dan terkesan sombong. Jadi Luke termasuk orang yang hebat dong. Sudah diberi wajah yang sempurna, senyum yang menawan ditambah lesung pipit yang indah, mata biru keabu-abuan yang menghanyutkan…

            “Aleisha?” Tanya Luke.

            Aleisha sedikit kaget. “Darimana kau tau namaku?” Tanyanya.

            Luke tersenyum. “Darimana ya aku lupa..” Jawabnya dengan gaya yang sok berpikir dan membuat Aleisha menjadi geregetan.

            Ternyata Luke anak yang menyenangkan dan bisa membuat orang disekitarnya tertawa dan tidak bisa berhenti memikirkannya. Alangkah beruntungnya gadis yang bisa dekat dengan Luke.. Yang bisa menjadi kekasih Luke…. Aleisha teringat dengan Connor. Hatinya menjadi ragu.

            “Ayo pulang sama aku.” Ucap Luke.

            “Eh?” Kaget Aleisha.

            “Iya. Kau tidak tau pasti dimana Connor. Sebenarnya aku ingin meminta maaf dengannya tapi aku tidak tau dimana dia sekarang.” Ucap Luke.

            Pulang bersama Luke? Mimpikah ia? Tanpa Aleisha sadari, ada beberapa pasang mata yang melihatnya dan berbisik-bisik. Sial. Jika Connor sampai tau, Connor akan marah besar padanya. Tapi ini kan salah Connor juga! Aleisha mencoba belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri.

            “Oke.” Ucap Aleisha lalu menaiki motor Luke.

            “Pegangan yang kuat ya ntar jatuh lho.” Ucap Luke yang sukses membuat pipi Aleisha memerah. Motor itu pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan sekolah dan rasanya seperti mimpi.

            Rasanya seperti mimpi naik motor bersama Luke.

***

            Dan akhirnya Gretta mengakui kalau sebenarnya ia juga membenci Luke. Bahkan kebenciannya pada Luke lebih besar jika dibandingkan dengan kebencian Connor pada Luke. Tentu saja Connor kaget mendengar pengakuan Gretta. Memangnya sebelumnya Gretta sudah mengenal Luke?

            “Dulu, aku dan Luke adalah sahabat dan kami selalu bersama. Tapi karena Ayah Luke yang mengendarai mobil sambil mabuk, tidak sengaja menabrak mobil Ayahku dan Ayah meninggal bersama Kak Harry. Semenjak itulah aku membenci Luke dan tidak mau memaafkan keluarga Luke. Aku dan Mama memutuskan untuk pindah dan aku tidak mau lagi melihat wajah Luke. Tapi mengapa tiba-tiba Luke datang?” Jelas Gretta.

            Connor mengangguk-angguk mengerti mendengar kisah Gretta. Jadi itu yang membuat gadis itu menjadi seperti ini hanya karena masa lalunya yang kehilangan Ayah dan kakak laki-lakinya? Connor tidak bisa berkomentar apapun. Tapi ia merasa senang karena Gretta juga membenci Luke.

            “Tapi apakah Luke mencoba untuk meminta maaf padamu?” Tanya Connor.

            Gretta tidak ingin Connor tau kalau ia tinggal satu rumah dengan Luke. Gretta takut Connor akan curiga padanya. Lebih baik Connor tidak mengetahui hal itu.

            “Iya. Tapi aku cuekkan saja. Aku sudah sangat benci padanya dan tidak suka dengan sikapnya yang suka memaksaku.” Jawab Gretta. Kalimat terakhir tentu saja merupakan sebuah kebohongan tapi Gretta hanya ingin membuat Connor semakin membenci Luke.

            Connor terdiam sesaat. “Luke memang pantas untuk dibencikan dan harus dibuang. Aku tidak mau semua orang beralih menatap Luke dan aku diasingkan. Aku tidak mau hal itu terjadi. Aku tidak mau Luke tersenyum dengan penuh kemenangan sedangkan diriku adalah seseorang yang kalah.” Ucapnya.

            Tiba-tiba Gretta teringat sesuatu. “Dan sepertinya Luke tengah merebut kak Ale dari tanganmu.” Ucapnya.

            Tentu saja Connor menjadi kaget mendengar ucapan Gretta. Benarkah itu? Sedangkan Gretta juga kaget dengan apa yang diucapkannya. Itu adalah sebuah kebohongan. Luke tidak mungkin menyukai Aleisha. Luke baru datang disini dan anak itu belum berani melakukan sesuatu yang membuat heboh seisi sekolah.

            “Dia akan berurusan padaku.” Ucap Connor dengan penuh kemarahan.

***

            “Nilaimu turun! Bahkan nilaimu lebih buruk dari sebelumnya!” Ucap Teresa.

            Malam itu Teresa memaksanya berkumpul di ruang tengah sambil menonton TV. Tentu saja disana ada Luke dan Gretta merasa tidak suka harus duduk di samping Luke dan mendapat omelan dari Teresa. Hah persetan dengan nilai!

            “Coba lihat Luke. Dia pintar. Dia rajin belajar. Setiap hari dia belajar dan nilainya bagus-bagus semua. Orangtua yang mana yang tidak suka jika anaknya bisa membanggakan mereka?” Ucap Teresa.

            Karena tidak bisa menahan emosinya, Gretta langsung berdiri dan menatap tajam ke arah Teresa, sementara Luke terdiam sambil menunduk. Luke. Nama itu cukup membuat hubungannya dengan Teresa menjadi retak. Sekali lagi. Gretta tidak suka dibanding-bandingkan oleh orang lain, apalagi dengan Luke!

            “Ma! Sebenarnya siapa sih anak Mama? Gretta atau Luke sih? Gretta tidak suka dibanding-bandingkan dengan Luke! Mengapa Mama seakan-akan lebih suka dengan Luke dibanding Gretta? Kenapa Mama lebih menyayangi anak pembunuh itu?” Bentak Gretta. Matanya memerah dan sepertinya ia ingin menangis.

            “Gretta, dengar nak. Bukannya Mama membanding-bandingkan kamu dengan Luke. Tapi tirulah Luke. Kau harus menjadikan Luke sebagai motivasimu agar nilaimu bagus. Mama tidak ingin masa depanmu menjadi tidak jelas hanya karena nilai-nilaimu yang tidak pernah hancur.” Ucap Teresa.

            Kali ini Gretta benar-benar menangis. Mendadak ia rindu dengan Ayah dan Kak Harry. Memang. Gretta lebih dekat dengan Ayah dibanding Mamanya. Ayah.. Tangis Gretta. Kemarilah Ayah.. Gretta sudah tidak tahan lagi…

            “Gretta adalah anak yang pintar dan berbakat.” Ucap Luke tiba-tiba.

            Mendengar suara Luke yang terdengar menyindir di telinga Gretta, Gretta mengalihkan pandang ke arah Luke. Saatnya untuk bicara dengan Luke….

            “Apa? Kau puas melihatku menderita? Kau puas melihat keadaanku? Kau puas merebut Mama dariku? Dimana Ayahmu yang brengsek itu?” Bentak Gretta.

            “Gretta!” Ucap Teresa.

            “Aku ingin Luke pergi dari rumah ini. Bahkan dari dunia ini.” Ucap Gretta dengan suara melemah lalu berlari menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras.

            “Maafkan Gretta. Sikapnya sudah sangat parah..” Ucap Teresa.

            Luke terdiam, entahlah apa yang dipikirkannya. Mendengar kalimat-kalimat Gretta tadi dapat membuat dadanya sesak. Sesak sekali. Mengapa? Mengapa Gretta tidak mau memaafkannya? Luke hanya ingin Gretta memaafkannya dengan iklhas dan selesai. Itu saja.

            “Kau tidak apa-apa?” Tanya Teresa mulai panik saat melihat keadaan Luke yang tidak biasa.

            Sebisa mungkin Luke tenang dan tersenyum. “Aku tidak apa-apa. Aku masuk ke kamar dulu.” Ucap Luke lalu pergi ke kamarnya.

            Teresa menatap kepergian Luke dengan hati yang sakit. Luke. Mengapa hal itu harus terjadi pada Luke?

***

            Pagi ini Gretta tampak buruk. Rasa rindunya pada Ayah dan Kak Harry tidak bisa dibendung lagi. Gretta muak berada di tempat ini. Gretta muak berada di rumah ini bersama Teresa dan Luke. Satu-satunya yang dapat membuatnya tersenyum adalah Connor. Tapi Connor juga bisa membuat hatinya sakit tatkala melihat Connor bahagia bersama Aleisha.

            “Sarapan dulu..” Ucap Teresa.

            Seakan-akan Teresa itu adalah patung dan Gretta lolos saja. Tadi matanya sempat bertatapan dengan mata Luke yang bagi Gretta sudah tidak berarti lagi. Gadis bodoh yang hanya melihat Luke dari penampilannya saja dan Gretta tidak mau menjadi gadis yang bodoh itu.

            Ayah.. Kak Harry…

***

            “Gretta, kau tidak tau?”

            Pagi-pagi Eleanor sudah mulai bergosip dan Gretta tidak suka dengan gosip. Gretta lebih memilih menyetel lagu dan membiarkan Eleanor menjadi kesal karena tidak mau diajak bicara. Tapi Eleanor memperhatikan keadaan Gretta yang sepertinya sedang tidak baik. Mata yang sembab dan seperti habis menangis.

            “Gretta ayolah ini penting!” Ucap Eleanor kesal lalu melepas headset Gretta.

            Gretta menatap Eleanor dengan kesal. “Ada apa sih?” Tanyanya.

            “Itu.. Kak Luke dan Kak Ale..” Ucap Eleanor.

            “Ada apa dengan mereka?” Tanya Gretta. Sama sekali tidak kaget. Sepertinya syaraf-syaraf otak Gretta belum sepenuhnya tersambung sehingga membuat otak Gretta error pagi ini.

            “Aku dengar kemarin mereka pulang bersama. Kak Luke mengajak Kak Ale pulang bersama. Seharusnya Kak Ale sama Kak Connor.” Jawab Eleanor.

            Otak Gretta mulai tersambung. “Ohya?” Kemarin siang Connor memang tidak langsung pulang dan mematikan ponselnya. Jadi Luke sudah mulai berani dengan Aleisha? Gretta tersenyum sinis. Lanjutkan saja agar Connor semakin membencimu!

            “Aku jadi ragu kalau hubungan Kak Ale dengan Kak Connor retak dan Kak Ale menyukai Kak Luke.” Ucap Eleanor.

            “Baguslah. Saat ini Kak Connor lagi benci sama Luke karena ya begitulah. Takut kepopulerannya direbut oleh Luke.” Ucap Gretta.

            “Kok bagus? Apa dengan cara ini kau bisa mendapatkan Kak Connor? Apa jangan-jangan semua ini rencanamu? Kau suruh Kak Luke mendekati Kak Ale dan membuat Kak Ale jatuh cinta sama Kak Luke agar kau bisa mendapatkan Kak Connor?” Tanya Eleanor.

            Itu memang rencanaku tapi aku menjadi ragu! Batin Gretta. Gretta memang tidak menjalankan rencana liciknya itu, hanya saja ia salah mengatakan pada Aleisha kalau sebenarnya Luke menyukainya dan salah mengatakan pada Connor kalau Luke berusaha merebut Aleisha darinya. Tapi itu sama saja! Sama artinya dengan mengadu domba demi kebahagiaannya!

            “Aku tidak pernah melakukan itu.” Ucap Gretta.

            “Tapi kenapa..” Ucap Eleanor.

            “Sudahlah. Semua itu tidak ada hubungannya denganmu.” Ucap Gretta kembali mendengarkan lagu lewat headset.

***

            “Aleisha!”

            Sekarang giliran Aleisha yang menghiraukan Connor. Tapi akhirnya Aleisha menyerah dan mau bicara dengan Connor. Tapi Aleisha takut jika Connor membahas soal Luke.

            “Ada apa?” Tanya Aleisha.

            Connor terdiam sesaat. “Beritahu aku, apa sebenarnya hubunganmu dengan Luke.” Ucapnya.

            Wajah Aleisha memucat mendengar ucapan yang serius itu. Hubungannya dengan Luke? Tentu saja hanya sebatas teman. Tapi karena kejadian kemarin saat ia pulang bersama Luke membuat banyak orang yang menyebarkan gosip yang tidak benar. Yang katanya Aleisha selingkuhlah, yang katanya Luke berusaha merebut Aleisha dari tangan Connor.

            “Aku juga ingin menanyakan sesuatu padamu. Bagaimana hubunganmu dengan Gretta?” Tanya Aleisha.

            Giliran wajah Connor memucat. Salahnya. Salahnya yang kemarin berusaha menghindari Aleisha dan mengabaikan Aleisha. Seharusnya emosi itu tidak sampai ia bawa pada Aleisha. Jika saja kemarin ia tidak mengabaikan Aleisha, jika saja kemarin ia tidak bersama Gretta…

            “Conn, aku bingung dengan hubungan ini.” Ucap Aleisha.

            “Aku.. Aku mencintaimu.” Ucap Connor tiba-tiba.

            Aleisha yang tadi menunduk langsung mengangkat wajahnya. “Aku juga mencintaimu. Jangan pedulikan mereka. Kau boleh dekat dengan Gretta. Aku tidak melarangmu dekat dengan cewek lain.” Ucapnya.

            “Terimakasih Aleisha..” Ucap Connor.

            Ya, seharusnya ia merasa senang dan beruntung mendapatkan Aleisha. Ya.

***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar