expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 28 Desember 2015

Illusion ( Part 4 )



Calum berharap siang ini Hailey datang padanya. Calum sengaja meminta Trisha menjemputnya agak siangan supaya ia bisa ngobrol banyak bersama Hailey. Namun sudah lima belas menit Calum menunggu, Hailey tak kunjung datang. Dimana Hailey? Mengapa ia sangat merindukan gadis itu?

            “Apa kau sedang menungguku?”

            Hailey! Batin Calum girang. Gadis itu sama cantiknya seperti kemarin. Dan ya, Hailey selalu tau apa yang ia pikirkan. Ya, Hailey tau semua tentangnya dan Calum semakin penasaran dengan gadis itu.

            “Kau kemana saja? Kelasmu dimana?” Tanya Calum.

            “Oh maaf aku belum sempat memberitahumu.” Jawab Hailey.

            Kini Hailey duduk di samping Calum dan bau parfum itu mulai tercium di hidungnya. Calum begitu menikmati masa-masa ini. Masa-masa bersama Hailey dan melupakan segalanya. Hailey benar-benar menyelamatkan hidupnya.

            “Jadi, dimana kelasmu?” Tanya Calum.

            Mata Calum bertatapan dengan mata Hailey. Mata yang begitu indah dan Calum hanyut dengan mata itu. Mata itu… Mata yang sudah tidak asing lagi baginya.. Hailey….

            “Pertama, ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa aku jawab. Termasuk pertanyaanmu tadi.” Jawab Hailey dengan tenang.

            Oh sial! Hailey memang sangat misterius dan gadis itu tidak mau menjawab pertanyaannya. Bahkan pertanyaan yang sangat sederhana. Calum menyimpulkan Hailey amat tertutup dan bicaranya terkesan hati-hati. Benar-benar tipikal gadis yang unik dan langka.

            “Tadi aku lihat kau ditabrak oleh Bryanna.” Ucap Hailey.

            Mendadak jantung Calum berdebar-debar. Jadi.. Jadi Hailey melihat semua itu? Calum menatap Hailey dengan ragu. Perasaan tadi ia tidak melihat Hailey di tempat kejadian tapi mengapa Hailey bisa melihatnya? Sebenarnya siapa Hailey itu?

            “Kau heran mengapa aku bisa melihat kejadian itu?” Tanya Hailey sambil tersenyum.

            Calum tidak membalas ucapan Hailey. Pertanyaan-pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Hailey menghilang begitu saja toh Calum yakin sekali Hailey tidak akan mau menjawabnya. Hailey.. Mengapa ia harus bertemu dengan gadis itu? Mengapa ia harus bertemu gadis semisterius Hailey? Calum hampir lupa kalau dirinya sendiri adalah sosok yang aneh dan tidak normal. Pantas sekali bertemu dengan gadis misterius dan aneh seperti Hailey.

            Tiba-tiba saja Hailey menyentuh lengannya dan melingkarkan tangannya pada lengannya. Hailey terasa semakin erat dan tidak ada jarak yang memisahkan keduanya. Calum memejamkan matanya. Perasaan ini… Mengapa perasaan ini sudah tidak asing? Mengapa memori tentang masa lalunya mulai tergambar walau tidak jelas?

***

            “Namanya Calum Hood. Aku tidak tau pasti asalnya darimana. Tapi Mrs. Harriet sudah mengatakan kalau Calum sedikit aneh dan berbeda dengan lainnya.” Jelas Sophia.

            Bryanna menyeruput jus jeruknya dan mencoba berpikir. “Ya.. Ya aku sudah tau. Tapi apa yang membuat Calum berbeda? Aku butuh penjelasan yang lebih dari Mrs. Harriet.” Ucapnya.

            Sophia menatap sahabatnya dengan tatapan heran. “Lantas apa hubungannya denganmu? Bukankah kau dekat dengan Ashton?” Tanyanya.

            Bryanna hampir melupakan hubungannya dengan Ashton. Baginya, Ashton adalah cowok yang sempurna dan betapa bahagia jika ada cewek yang disukai Ashton. Bryanna sendiri menaruh curiga pada Ashton kalau-kalau cowok itu menyukainya. Tapi saat ia tidak sengaja menabrak Calum, saat ia melihat wajah polos Calum….

            Semua terasa berbeda.

***

            Calum membolak-balik buku pelajarannya. Walau dia cukup sulit menerima pelajaran sekolah, Calum tidak ingin dikatakan sebagai murid yang bodoh. Ia harus bisa menerima semua mata pelajaran dan mendapatkan nilai yang bagus. Susah memang tapi Calum akan terus berusaha sekuat mungkin.

            Hailey. Bayangan gadis itu kembali memasuki pikirannya. Gimana mau konsen belajar sedangkan bayangan Hailey tidak bisa menghilang di pikirannya? Apa maksudnya semua ini? Apakah benar ia jatuh cinta pada Hailey? Jujur saja, Calum tidak tau apa itu cinta dan tanda-tanda seseorang bila sedang jatuh cinta. Apa seperti ini rasanya? Tangan Hailey yang menyentuh lengannya cukup membuatnya merasakan ketenangan dan tidak ingin tidak berada di samping gadis itu.

            “Kalau tidak bisa, jangan dipaksakan. Mama tau kamu sulit menerima pelajaran.” Ucap Trisha.

            Calum menatap Trisha. “Sebenarnya aku sakit apa? Mama pernah bilang kalau aku mengalami amnesia dan sikapku menjadi berubah. Sebenarnya aku yang dulu bagaimana?” Tanyanya.

            Trisha menghela nafas panjang. “Apa kau tidak merasakan suatu keanehan?” Tanyanya.

            Calum sedikit kesal karena Trisha tidak mau menjawab pertanyaannya. Trisha seperti tengah menyembunyikan sesuatu. “Awalnya memang ya. Saat aku terbangun, aku tidak ingat apa-apa lagi. Aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Bahkan ketika sampai disini. Tapi, saat Kak Mali mengajakku pergi ke pusat perbelanjaan dan aku bertemu dengan seorang gadis… Rasanya sangat berbeda. Aku seperti hidup kembali.” Jelasnya.

            Keringat dingin mulai mengalir dan sebisa mungkin Trisha tenang. Gadis itu…Tidak! Calum harus bisa sembuh dan kembali menjadi normal. Trisha tidak ingin Calum terus-terusan seperti ini. Di jajah oleh kesedihan dan kesakitan. Trisha ingin Calum menjadi Calum yang ia harapkan, dan Calum yang ia harapkan tidak seperti ini.

            “Siapa nama gadis itu?” Tanya Trisha untuk memastikan.

            Sesaat Calum ragu, lalu menjawab. “Hailey.”

***

            “Wah ternyata kau anak yang rajin juga ya..”

            Calum benar-benar tidak menyangka pagi ini Luke menyapanya. Michael hari ini tidak sekolah karena sakit. Calum kira hari ini adalah hari tanpa bicara namun sepertinya Luke mengajaknya bicara dan Calum rasa ia belum terbiasa berbicara dengan Luke tanpa Michael.

            “Ku rasa kita bisa menjadi teman.” Ucap Luke.

            Calum tetap dalam gaya diamnya dan tidak membalas ucapan Luke. Sedari tadi ia pura-pura membolak-balik buku Kimia-nya tanpa mengerti sedikitpun. Luke melihat semua itu dan rasa penasarannya kambuh lagi. Oke. Calum sedang amnesia dan sikapnya berubah dan berbeda dengan orang normal. Tapi Calum tidak mau menceritakan apa yang membuatnya bisa seperti ini.

            “Aku bisa memahami apa yang kau rasakan. Tapi bicaralah sedikit padaku. Aku bisa menjadi teman yang baik dan mungkin aku bisa membantumu.” Ucap Luke.

            Rasanya seperti bicara dengan patung. Luke merasa kesal diabaikan oleh Calum. Sebenarnya apa yang Calum pikirkan? Luke penasaran sekali bagaimana rasanya berada di posisi Calum. Apa seberat itukah berada di posisi Calum?

            “Aku bingung mau bicara apa. Sepertinya Mom merahasiakan sesuatu tentangku.” Ucap Calum tiba-tiba.

            “Ohya? Betapa kejamnya Ibumu. Seharusnya Ibumu menjelaskan padamu agar ingatanmu bisa sedikit kembali. Tapi apa benar kau sudah tidak mengingat apa-apa lagi?” Tanya Luke.

            Calum terdiam sesaat. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Mengingat sedikit tentang masa lalu? Calum sama sekali tidak mengingat apa-apa tentang masa lalunya dan bagaimana cara agar ingatannya bisa pulih? Dan kenapa tiba-tiba kepalanya terasa pusing?

***

            “Bryanna!”

            Itu suara Ashton. Si pangeran tampan itu berlari mengejar Bryanna. Seharusnya Bryanna begitu senang karena Ashton memanggil namanya. Tapi mengapa rasanya sudah tidak berarti lagi? Bryanna akui ia menyukai Ashton. Namun saat ia bertemu dengan anak baru itu.. Calum…

            “Hei kau sedang memikirkan apa?” Tanya Ashton. Cowok itu merasa Bryanna sedang tidak beres dan berbeda dari lainnya.

            Bryanna tersadar. “Eh aku tidak apa-apa. Ada apa kau mencariku?” Tanyanya.

            Ashton tersenyum misterius. “Aku ingin mengajakmu makan malam.” Jawabnya.

***

            “Jadi kau ingin ingatanmu kembali?” Tanya Hailey.

            Calum menceritakan semuanya pada Hailey tentang ia yang menginginkan ingatannya kembali dan menjadi anak yang normal. Calum ingin sekali menjadi sosok seperti Michael atau Luke. Mereka terlihat bahagia dan semangat. Sedangkan ia? Calum bingung dengan dirinya sendiri.

            “Ya aku ingin sekali. Tapi bagaimana caranya?” Jawab+Tanya Calum.

            “Mengapa kau ingin ingatanmu kembali?” Tanya Hailey.

            Hailey memang hobi bertanya sedangkan tidak suka menjawab. Benar-benar gadis yang misterius namun Calum mau saja menjawab pertanyaan Hailey dan menahan rasa penasarannya tentang Hailey. Sampai saat ini Calum belum mengetahui siapa keluarga Hailey, dimana rumah Hailey, dimana kelas Hailey..

            “Aku ingin menjadi normal.” Jawab Calum.

            “Itu tidak perlu. Kau sudah normal.” Ucap Hailey.

            Nah apa maksudnya itu? Kata Hailey, ia sudah normal. Normal apanya? Kata Trisha maupun Mali ia tidak normal karena amnesia sialan itu. Juga kata Michael dan Luke. Kata mereka ia adalah anak yang aneh dan tidak benar. Apa itu yang dikatakan normal oleh Hailey? Apa bahasa Hailey terbalik dengan bahasanya?

            “Tidak. Aku tidak normal.” Bantah Calum.

            Apa jangan-jangan.. Hailey yang tidak normal? Tapi Calum perhatikan gadis itu terlihat baik-baik saja. Gadis seperti pada umumnya walau misterius. Hailey amat mengenalnya sedangkan ia tidak mengenal Hailey. Apa Hailey…

            “Apa dulu kita begitu dekat sebelum aku amnesia?” Tanya Calum.

            Hailey terlihat menghela nafas panjang. “Baiklah. Dulu kita memang begitu dekat. Aku sangat mengenalimu dan kau juga sangat mengenaliku.” Ucapnya dengan intonasi berbeda.

            Calum menatap Hailey dengan lekat. “Berarti kau kenal dengan keluargaku?” Tanyanya.

            “Ya. Nama Ibumu Trisha dan kau mempunyai kakak perempuan bernama Mali.” Jawab Hailey.

            Sedikit Calum merasa puas dengan jawaban yang diberikan Hailey. Oh Hailey, tampaknya gadis itu mulai membuka diri dan Calum yakin sekali lambat laun Hailey akan menjelaskan semuanya dan mungkin saja Hailey yang akan membuatnya mengingat masa lalunya.

***

            Malam yang begitu indah. Seharusnya malam ini adalah malam terindahnya. Malam ini Ashton mengajaknya makan malam di restoran ternama dan seharusnya ia merasa bahagia. Seharusnya Bryanna merasa bahagia karena ini adalah salah satu impian terbesarnya yaitu makan malam bersama Ashton.

            Tentu saja malam ini Ashton sangat tampan dan mampu membuat mabuk para gadis yang melihatnya. Seharusnya Bryanna seperti itu. Dia akan tergila-gila karena pesona Ashton. Tapi tidak. Semua terasa berbeda dan jujur sekali malam ini Bryanna malas untuk keluar rumah karena tugas sekolahnya menumpuk. Bryanna hanya tidak ingin membuat Ashton kecewa.

            Dan sepertinya Ashton bisa melihat ketidakberesan dari Bryanna. Gadis itu tampak berbeda dan terlihat tidak bersemangat. Padahal malam ini Ashton akan memberikan kejutan untuk Bryanna. Sikap Bryanna mulai berubah saat gadis itu tidak sengaja menabrak….

            Sial! Jika saja Bryanna menyukai murid baru yang polos itu, Ashton tidak segan-segan membuat perhitungan dengan anak baru itu dan jika anak baru itu malah melawannya, Ashton akan membawa teman-temannya untuk menghabisi anak itu. Biarkan saja orang-orang mengatakan ia pengecut karena membawa teman-temannya, Ashton tidak peduli.

            “Malam ini kau terlihat cantik.” Puji Ashton.

            Cowok itu mulai membuka pembicaraan. Ashton sudah memesan menu istimewa dan berharap Bryanna menyukainya.

            “Terimakasih.” Balas Bryanna singkat.

            Ashton memperhatikan Bryanna. “Kau sakit? Kenapa kau terlihat tidak bersemangat?” Tanyanya.

            Jika saja semua itu tidak terjadi… Jika saja ia tidak menabrak murid baru itu.. Bryanna begitu penasaran dengan sosok bernama Calum dan ingin mengenal Calum walau Calum anaknya aneh dan tidak normal. Hah itu semua berlebihan! Bryanna akan membuktikan kalau Calum adalah anak yang normal sama seperti anak lainnya.

            Makanan sudah dihidangkan dan Ashton memakannya dengan lahap. Beda dengan Bryanna yang sepertinya tidak minat dengan makanan di depannya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Calum dan caranya agar ia bisa dekat dengan cowok itu.

            “Aku heran denganmu. Apa karena cowok yang kau tabrak itu?” Tanya Ashton.

            Langsung saja Bryanna mengangkat wajahnya dan tentu saja kaget. Jadi Ashton tau itu? Apakah Ashton melihatnya secara langsung? Sementara Ashton tersenyum puas dengan reaksi Bryanna. Jadi benar gadis itu tertarik dengan murid baru itu dan hati Ashton mulai terasa panas.

            “Kau.. Kau melihatnya?” Tanya Bryanna.

            “Ya tentu saja. Ku rasa kau tertarik padanya.” Jawab Ashton.

            Pipi Bryanna memerah mendengar ucapan Ashton barusan. Cowok itu dengan mudahnya bisa menebak isi hatinya.

            “Asal kau tau Bryanna, sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah merasakan suatu perasaan yang asing dan lama-kelamaan berubah menjadi perasaan sayang dan rindu. Dan aku sadar kalau sebenarnya aku menyimpan rasa padamu. Sayang sekali Bryanna ternyata kau tertarik dengan anak polos itu..” Ucap Ashton.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar