5 Seconds of
Summer emang sudah terkenal semenjak penampilan pertama mereka dan tentunya
Luke yang paling di elu-elukan. Before You Exit ataupun band lainnya kalah
telak dengan 5 Seconds of Summer dan itu membuat kemarahan Connor pada Luke
semakin bertambah. Mengapa Luke merebut semua yang ia punya? Tiba-tiba Connor
teringat dengan Gretta. Jika saja tidak ada Gretta, mungkin hanya ia seorang
yang membenci Luke. Gretta-lah orang yang cocok untuk ia bagi cerita tentang
rasa ketidaksukaannya pada Luke dan Gretta menambah-nambahi amarah Connor,
bukannya mendinginkan amarah Connor. Tapi itulah yang Connor inginkan. Jika ia
bicara pada Riley atau Toby, pikiran keduanya amat berbeda dengan pikirannya.
Malah Riley dan Toby ingin berteman baik dengan Luke.
Dan sore ini adalah penentuan
pergantian kapten tim yang katanya sih sudah disetujui oleh banyak pihak
terutama Nathan. Tapi Connor tidak tau siapa penggantinya dan rasanya impian
menjadi kapten tim hanyalah sebuah angan-angan belaka. Semenjak kedatangan
Luke, Nathan yang dulunya dekat padanya kini berpindah menjadi dekat dengan
Luke. Bukankah itu hal yang sangat menyebalkan?
Connor terdiam sambil berpikir.
Bagaimana jika Luke yang dipilih menjadi kapten tim? Tentu peluang Luke sangat
banyak. Connor mengepal tangannya seakan-akan ingin menghajar Luke saat itu
juga. Luke. Seandainya ia bisa mengusir Luke dari sekolah ini. Tapi Connor
tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia begitu iri dengan Luke. Iri dengan
kesempurnaan yang dimiliki Luke dan ia tidak. Luke adalah sosok yang sempurna.
Tidak ada sedikitpun kelemahan Luke.
“Kak..”
Suara Gretta menyadarkannya dan
tiba-tiba hatinya mencair. Gretta. Satu-satunya orang yang bisa mencairkan
hatinya yang sedang beku. Satu-satunya orang yang selalu mendukungnya sekalipun
ia salah. Satu-satunya orang yang membenci Luke dan menginginkan Luke untuk
menghilang dari dunia ini.
“Aku punya firasat buruk mengenai
pergantian tim.” Ucap Gretta.
Connor menarik nafas berat. “Yeah I know. Pasti Luke. Anak sempurna
itu telah mengambil semua apa yang aku punya.” Ucapnya.
Darah Gretta sedikit naik. “Aku tau
kak, aku tau. Aku juga kesal. Melihat wajah Luke saja aku kesal.” Ucapnya.
Mendadak Connor teringat dengan penampilan
pertama 5 Seconds of Summer yang berhasil membuat mata Gretta enggan melirik ke
arah lain. “Kau ingat dengan penampilan pertama mereka? Saat itu kau
benar-benar hanyut dengan suara Luke.” Ucapnya.
Ya. Gretta ingat semuanya. Entahlah
mengapa hal itu bisa terjadi. Terkadang hatinya merasakan kebencian yang besar
pada Luke, dan terkadang hatinya merasakan suatu perasaan yang tidak bisa
dimengerti. Mata Luke, senyum Luke, suara Luke… Semua yang ada pada diri Luke
membuatnya menjadi bingung.
“Aku tau kak itu akal licik Luke
untuk membuat hatiku tersentuh dan menyerah sehingga aku mau memaafkannya.
Pernah aku nyaris kalah karena tidak bisa menahan sikap ramahnya, senyumnya,
suaranya..” Ucap Gretta.
Jangan. Connor tidak akan membiarkan
Gretta memaafkan Luke. Connor selalu ingin Gretta membenci Luke. Oke. Luke
boleh merebut semua apa yang ia miliki, tapi jangan Gretta.
“Gretta, ku mohon kau tetap membenci
Luke sampai kapanpun. Luke sudah membuatmu kehilangan Ayah dan Kak Harry-mu.”
Ucap Connor.
Bayangan masa lalu itu kembali
hadir. Tentang Ayah dan Harry. Kesedihan dan kerinduannya pada Ayah dan Harry
perlahan-lahan masuk ke hatinya dan membuatnya ingin menangis. Aku benci Luke!
Batin Gretta. Tapi sampai kapan ia membenci Luke? Bukankah itu dosa karena
tidak mau memaafkan kesalahan orang? Lagipula itu bukan sepenuhnya salah Luke,
tapi Ayah Luke! Hati Gretta menjadi bimbang. Jujur, ia lelah dengan semua ini.
Lelah menyimpan dendam dan benci yang tidak akan pernah padam. Gretta lelah
dengan semuanya.
Tapi memang benar Luke sangat licik.
Luke telah mengambil alih kehidupan Connor. Coba mana dulu penggemar Connor
yang selalu memuja-muja Connor? Tidak ada kan. Sekarang Connor menjadi sosok
yang dilupakan dan itu semua karena Luke walau Luke melakukannya tanpa
disadarinya. Gretta sangat mencintai Connor dan ingin melihat Connor bahagia.
Perasaannya pada Connor sudah jelas. Ia mencinati Connor. Titik.
Entah sejak kapan Nathan sudah ada
di depan sana dan sepertinya dia akan mengumumkan siapa sosok pengganti
barunya. Jantung Connor berdegup kencang. Tentu bukan dirinya. Dirinya telah
dilupakan. Sementara Gretta tidak terlalu penasaran karena ia sudah tau pasti
siapa sosok pengganti itu, yaitu Luke.
“Baiklah. Setelah rapat dan telah
memutuskan untuk menjadi penggantiku sebagai kapten tim, aku akan mengumumkan
siapa sosok penggantinya. Yaitu… Luke Hemmings!” Ucap Nathan.
Semua bertepuk tangan mendengar
ucapan Nathan. Benar-benar sosok pengganti yang tepat. Di tempatnya, Connor
berusaha menahan amarahnya yang kian meledak. Untung di sampingnya ada Gretta
yang berusaha menenangkannya walau entah tiba-tiba hati Gretta terasa panas.
Lihat. Disana Luke tersenyum bahagia dan banyak yang bertepuk tangan padanya.
“Dia benar-benar perebut hidup
orang!” Kesal Connor lalu pergi meninggalkan tempat itu.
“Tunggu aku kak!” Ucap Gretta
setengah berteriak sambil menyusul Connor.
Di saat seperti itu, Luke sempat
melihat kekesalan Connor dan juga Gretta yang sepertinya tidak setuju jika ia
yang menjadi kapten tim penerus Nathan. Luke menghela nafas panjang. Ia selalu
salah dan tidak pernah benar.
***
Luke emang sudah menjadi bintang dan
menjadi nomor satu di sekolah. Bukan hanya dalam pelajaran, Luke selalu unggul
dalam segalanya. Tentu saja manusia seperti Luke sangat langka dan hanya ada di
dunia dongeng. Tetapi kali ini adalah nyata. Hal yang paling membuat penggila
Luke masih tetap tenang adalah karena Luke tidak memiliki seorang pacar.
Syukurlah. Jika saja Luke memiliki seorang pacar bahkan dekat sama seorang gadis,
tentu akan membuat hati mereka menjadi sakit. Tapi dengar-dengar ada gosip yang
mengatakan kalau Luke sedang dekat dengan seorang gadis yang tidak lain adalah
Aleisha.
Aleisha. Kenapa harus dia? Dulu
dengan mudahnya gadis itu mendapatkan hati Connor dan sekarang Aleisha dengan
mudahnya mendekati Luke. Emang sih mereka tidak selalu pulang bersama atau
ngobrol tapi sudah sangat jelas kalau Aleisha benar-benar menyukai Luke.
“Hai Luke!”
Sebenarnya sore ini Luke begitu
lelah karena tadi keasyikan latihan band bersama Michael, Calum dan Ashton. Ia
ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Dan kenapa disini ia bisa bertemu dengan
Aleisha? Luke tau banyak orang yang membicarakan antara ia dengan Aleisha dan
Luke tidak suka.
“Kau benar-benar hebat Luk! Baru
kali ini aku menemukan sosok yang sangat sempurna seperti dirimu.” Ucap
Aleisha.
Ini bukan pertama kalinya Aleisha
memujinya. Gadis itu sudah terlalu sering memujinya bahkan menggodanya. Entah
mengapa sikap Aleisha lama-kelamaan semakin tidak baik dan ia tidak nyaman
berada di dekat gadis itu.
“Aku mau pulang. Besok ada tes
bahasa inggris dan aku harus belajar.” Ucap Luke.
Baru saja Luke melangkah, tangannya
langsung ditarik oleh Aleisha dan Aleisha menatapnya dengan sangat lekat. Baru
kali ini Aleisha menatapnya seperti itu dan Luke menjadi bingung. Namun jarak
mereka yang begitu dekat membuat Luke merasakan suatu rasa ketidakenakan dan
sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang tidak baik.
Dari jauh, seorang gadis yang tidak
lain adalah Gretta menatap pemandangan itu dengan senyum kesinisannya. Aleisha.
Gadis yang telah mencampakkan Connor demi mendapatkan Luke. Jika saja Connor
masih mencintai Aleisha, tentu kebencian Connor pada Luke semakin bertambah.
“Apa yang akan kau lakukan? Aku
heran denganmu. Sikapmu berubah dan kau menjadi aneh.” Ucap Luke mulai panik.
Aleisha tidak membalas ucapan Luke.
Gadis itu masih dalam menatap wajah Luke dengan lekat dan berusaha untuk
menikmatinya. Kemudian ia memegang pundak Luke dan semakin mendekatkan jarak
dengan Luke.
“Kau sangat tampan Luk! Kau
sempurna! Alangkah beruntungnya gadis yang bisa menjadi kekasihmu. Matamu
sangat biru. Bahkan mata Connor tidak sebiru matamu.” Ucap Aleisha.
Gadis ini mabuk, begitu pikir Luke.
Sebenarnya ia mudah melepaskan diri dari Aleisha tapi entah mengapa tubuhnya
terasa lemah dan seakan-akan patuh terharap apa yang diperintahkan Aleisha. Dan
secara tidak di duganya, Aleisha menjinjitkan kakinya dan mencium bibir Luke.
Tentu Luke kaget tapi lagi-lagi ia tidak bisa menolak. Aleisha seperti memiliki
kekuatan.
Dari jauh, Gretta memandangi
pemandangan itu sambil menutup mulutnya. Itukah Luke? Cepat-cepat Gretta
mengeluarkan ponselnya dan memotret aksi keduanya. Untunglah kamera ponselnya
sangat bagus jadi hasil crop-nya juga bagus. Gretta tersenyum puas melihat
hasil fotonya itu. Ia kira Luke adalah cowok yang tidak gampang tertarik oleh
gadis seperti Aleisha. Tapi ternyata Luke mau membalas ciuman Aleisha. Ya.
Aleisha memang cantik dan tidak ada satupun cowok yang tidak mau dengannya.
Cukup lama keduanya berciuman dan
Aleisha melepaskan ciumannya. Sungguh bagaikan mimpi. Luke mau membalas
ciumannya! Apa artinya Luke tertarik padanya? Kalau iya, alangkah sempurna
hidupnya.
“Aku suka ciumanmu itu. Ternyata kau
ahli dalam ciuman.” Ucap Aleisha sambil tersenyum.
Mulut Luke membisu dan masih bingung
dengan apa yang ia rasakan. Ia masih ada di tempat ini dan kaki-kakinya tidak
bisa meninggalkan tempat ini. Aleisha adalah gadis yang bahaya dan ia harus
hati-hati dengan Aleisha.
“Aku mencintaimu Luk.. Aku ingin
menjadi kekasihmu..” Ucap Aleisha dengan penuh harap.
Setaunya, Aleisha adalah anak yang
pendiam. Sebelum Aleisha pacaran dengan Connor, Aleisha tidak pernah nekat
seperti ini. Lagi-lagi Luke merasa bersalah. Ia merasa bersalah berada di dunia
ini. Seharusnya ia tidak berada disini dan tempatnya bukan disini. Disini ia
hanya bisa menambah masalah, kesalahan, dan kebencian.
“Aku harus pergi.” Ucap Luke dan
kini ia berhasil keluar dari pengaruh Aleisha. Tidak. Ia tidak menyukai
Aleisha. Itu hanya akan menambah masalah. Tujuannya bukan untuk
bersenang-senang. Tujuannya hanya satu. Yaitu mendapatkan kata ‘maaf’ dari
Gretta.
***
Entah bagaimana cara Gretta
menyebarkan foto itu dan banyak yang membicarakan Aleisha dengan Luke. Mereka
benar-benar tidak menyangka bahwa Aleisha berani nekat melakukan hal itu
padahal Aleisha adalah gadis yang baik-baik, dan anehnya Luke mau membalas
ciuman Aleisha sehingga membuat hati Aleisha semakin senang.
“Apa benar kau melakukannya?” Tanya
Michael ragu.
Luke terdiam sesaat. “Ya.” Jawabnya.
“Kau menyukainya?” Tanya Michael.
Luke menatap Michael. “Aku.. Aku
tidak menyukainya. Itu hanya akan membuang waktuku.” Jawabnya.
Tentu saja Michael tidak mengerti
dengan jawaban yang diberikan Luke. “Ayolah. Kalau kau menyukai Aleisha, tidak
ada salahnya untuk menjadikannya sebagai kekasihmu. Ku lihat kalian berdua
cocok. Pacaran dengan Aleisha tidak akan membuang waktumu.” Ucapnya.
“Kau tidak akan pernah mengerti,
Mike..” Ucap Luke.
“Iya kau benar. Aku tidak akan
pernah mengerti setelah kau menjelaskan yang sebenarnya. Apa tujuanmu ke
sekolah ini hanya untuk meminta maaf dengan Gretta?” Ucap Michael.
Luke sedikit kaget dengan apa yang
diucapkan Michael dan Michael merasa jawabannya benar. “Itu salah satunya.”
Ucap Luke.
“Dan setelah Gretta memaafkanmu, kau
akan kembali ke Australia?” Tanya Michael.
Luke tidak menjawab pertanyaan
Michael. Cowok itu lebih menyibukkan diri membaca buku dan tidak mau membahas
soal itu. Tentu saja ini membuat Michael penasaran. Baginya Luke misterius dan
Luke tidak mau menceritakan masalahnya. Luke lebih suka menyimpan masalahnya
sendiri. Sedangkan Luke, ia penasaran siapa yang mendapatkan foto yang
memalukan itu dan entah bagaimana ekspresinya jika nanti ia bertemu Aleisha.
***
“Selamat! Kau berhasil mendapat
segalanya.”
Luke sedikit kaget mendengar suara
itu. Ia membalikkan badannya dan melihat Connor yang sedang menatapnya dengan
tatapan penuh ketidaksukaan dan kesinisan. Sejujur-jujurnya Luke tidak ingin membuat
masalah dengan Connor tetapi Connor malah membencinya dan itu membuat Luke
sedih. Luke akui ia sudah merebut semua yang Connor punya, impian Connor bahkan
ia dituduh merebut Aleisha dari Connor. Karena itulah Aleisha memutusi Connor
karena dirinya.
Connor berjalan mendekati Luke.
“Sebenarnya tujuanmu apa? Mengapa kau seenaknya merebut apa yang aku punya
sekaligus merebut impianku?” Tanyanya.
Sampai detik ini Luke belum membuka
suaranya. Mulutnya membisu dan susah sekali ia gerakkan. Connor benar-benar
marah padanya dan Luke tidak tau harus berbuat apa. Bisa saja Connor
menghajarnya saat itu juga tapi Luke berjanji untuk tidak melawan Connor karena
semua ini memang salahnya.
“Aku.. Aku minta maaf. Aku tidak tau
dengan kedatanganku di sekolah ini dapat merebut semua yang kau punya. Aku
hanya ingin melakukan yang terbaik.” Ucap Luke.
“Iya. Kau melakukan yang terbaik.
Itu sama saja kau merebut semua hidup orang. Sadar Luk kau sangat sempurna dan
kau bisa saja melakukan apa yang kau inginkan. Termasuk menghancurkan hidupku
dan Gretta!”
Jantung Luke serasa berhenti
berdetak tatkala Connor menyebut nama ‘Gretta’. Salahnya. Ini semua salahnya
dan tidak ada satupun yang mau memaafkannya. Gretta tidak akan pernah
memaafkannya. Ia hanya bisa menambah kebencian Gretta padanya. Seharusnya ia
tidak berada di tempat ini.
“Lihat! Kau lihat hidup Gretta! Dia
menjadi seperti itu karenamu. Gretta sudah cerita padaku tentang Ayahmu yang
jahat yang telah membunuh Ayah Gretta dan Kakaknya! Dan sekarang kau bisa menikmati
bagaimana hidupku yang sekarang karenamu!” Ucap Connor dengan penuh emosi.
Mendadak dada Luke terasa sesak dan
ia mulai susah bernafas. Luke tertunduk sambil berusaha mengatur nafasnya. Ia
memang suka memaksakan diri dalam hal apapun dan itu tentu tidak baik. Connor
melihat perubahan sikap Luke dengan sedikit heran. Ia perhatikan Luke sering
begitu apalagi jika terlalu lelah bermain basket. Dalam olahraga lainnya pun
terkadang Luke seperti tidak bisa bernafas. Ada apa dengan paru-paru Luke?
Wajah Luke menjadi pucat namun ia
memaksakan diri untuk berbicara pada Connor. “Aku tau kalau aku jahat. Ya. Aku
sudah jahat dengan Gretta. Aku hanya ingin mendapatkan kata maaf dari dia. Tapi
Gretta tidak mau memaafkanku. Ku harap kau mau memaafkanku.” Ucapnya dengan
suara yang terdengar lemah. Namun Luke berusaha untuk menampilkan ekspresi
wajahnya yang baik-baik saja dan menampilkan senyumnya.
“Aku? Memaafkanku? Kau kira
memaafkanmu adalah hal yang mudah?” Tanya Connor.
Dua manusia yang sangat membencinya
dan sampai kapanpun Luke tidak akan pernah mendapatkan kata maaf dari keduanya.
Dadanya semakin sesak dan ia harus istirahat total di rumah. Teresa pasti
khawatir padanya dan ia tidak ingin membuat Teresa khawatir padanya. Yang hanya
bisa ia lakukan hanyalah menunggu waktu yang tepat dan Luke yakin sekali pasti
ada waktu dimana Gretta dan Connor mau memaafkannya. Ya.
“Kau boleh memaafkanku kapanpun kau
mau.” Ucap Luke lalu pergi meninggalkan Connor.
Entah mengapa Connor mau melepaskan
Luke padahal ia ingin sekali menghajar Luke saat itu juga. Tapi ada yang
membuat ia tidak mau melakukan hal yang ingin ia lakukan itu. Luke.. Mengapa di
matanya cowok itu tampak rapuh?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar