expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 03 Desember 2015

Beside You ( Part 16 )



5 Seconds of Summer emang sudah terkenal semenjak penampilan pertama mereka dan tentunya Luke yang paling di elu-elukan. Before You Exit ataupun band lainnya kalah telak dengan 5 Seconds of Summer dan itu membuat kemarahan Connor pada Luke semakin bertambah. Mengapa Luke merebut semua yang ia punya? Tiba-tiba Connor teringat dengan Gretta. Jika saja tidak ada Gretta, mungkin hanya ia seorang yang membenci Luke. Gretta-lah orang yang cocok untuk ia bagi cerita tentang rasa ketidaksukaannya pada Luke dan Gretta menambah-nambahi amarah Connor, bukannya mendinginkan amarah Connor. Tapi itulah yang Connor inginkan. Jika ia bicara pada Riley atau Toby, pikiran keduanya amat berbeda dengan pikirannya. Malah Riley dan Toby ingin berteman baik dengan Luke.

            Dan sore ini adalah penentuan pergantian kapten tim yang katanya sih sudah disetujui oleh banyak pihak terutama Nathan. Tapi Connor tidak tau siapa penggantinya dan rasanya impian menjadi kapten tim hanyalah sebuah angan-angan belaka. Semenjak kedatangan Luke, Nathan yang dulunya dekat padanya kini berpindah menjadi dekat dengan Luke. Bukankah itu hal yang sangat menyebalkan?

            Connor terdiam sambil berpikir. Bagaimana jika Luke yang dipilih menjadi kapten tim? Tentu peluang Luke sangat banyak. Connor mengepal tangannya seakan-akan ingin menghajar Luke saat itu juga. Luke. Seandainya ia bisa mengusir Luke dari sekolah ini. Tapi Connor tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia begitu iri dengan Luke. Iri dengan kesempurnaan yang dimiliki Luke dan ia tidak. Luke adalah sosok yang sempurna. Tidak ada sedikitpun kelemahan Luke.

            “Kak..”

            Suara Gretta menyadarkannya dan tiba-tiba hatinya mencair. Gretta. Satu-satunya orang yang bisa mencairkan hatinya yang sedang beku. Satu-satunya orang yang selalu mendukungnya sekalipun ia salah. Satu-satunya orang yang membenci Luke dan menginginkan Luke untuk menghilang dari dunia ini.

            “Aku punya firasat buruk mengenai pergantian tim.” Ucap Gretta.

            Connor menarik nafas berat. “Yeah I know. Pasti Luke. Anak sempurna itu telah mengambil semua apa yang aku punya.” Ucapnya.

            Darah Gretta sedikit naik. “Aku tau kak, aku tau. Aku juga kesal. Melihat wajah Luke saja aku kesal.” Ucapnya.

            Mendadak Connor teringat dengan penampilan pertama 5 Seconds of Summer yang berhasil membuat mata Gretta enggan melirik ke arah lain. “Kau ingat dengan penampilan pertama mereka? Saat itu kau benar-benar hanyut dengan suara Luke.” Ucapnya.

            Ya. Gretta ingat semuanya. Entahlah mengapa hal itu bisa terjadi. Terkadang hatinya merasakan kebencian yang besar pada Luke, dan terkadang hatinya merasakan suatu perasaan yang tidak bisa dimengerti. Mata Luke, senyum Luke, suara Luke… Semua yang ada pada diri Luke membuatnya menjadi bingung.

            “Aku tau kak itu akal licik Luke untuk membuat hatiku tersentuh dan menyerah sehingga aku mau memaafkannya. Pernah aku nyaris kalah karena tidak bisa menahan sikap ramahnya, senyumnya, suaranya..” Ucap Gretta.

            Jangan. Connor tidak akan membiarkan Gretta memaafkan Luke. Connor selalu ingin Gretta membenci Luke. Oke. Luke boleh merebut semua apa yang ia miliki, tapi jangan Gretta.

            “Gretta, ku mohon kau tetap membenci Luke sampai kapanpun. Luke sudah membuatmu kehilangan Ayah dan Kak Harry-mu.” Ucap Connor.

            Bayangan masa lalu itu kembali hadir. Tentang Ayah dan Harry. Kesedihan dan kerinduannya pada Ayah dan Harry perlahan-lahan masuk ke hatinya dan membuatnya ingin menangis. Aku benci Luke! Batin Gretta. Tapi sampai kapan ia membenci Luke? Bukankah itu dosa karena tidak mau memaafkan kesalahan orang? Lagipula itu bukan sepenuhnya salah Luke, tapi Ayah Luke! Hati Gretta menjadi bimbang. Jujur, ia lelah dengan semua ini. Lelah menyimpan dendam dan benci yang tidak akan pernah padam. Gretta lelah dengan semuanya.

            Tapi memang benar Luke sangat licik. Luke telah mengambil alih kehidupan Connor. Coba mana dulu penggemar Connor yang selalu memuja-muja Connor? Tidak ada kan. Sekarang Connor menjadi sosok yang dilupakan dan itu semua karena Luke walau Luke melakukannya tanpa disadarinya. Gretta sangat mencintai Connor dan ingin melihat Connor bahagia. Perasaannya pada Connor sudah jelas. Ia mencinati Connor. Titik.

            Entah sejak kapan Nathan sudah ada di depan sana dan sepertinya dia akan mengumumkan siapa sosok pengganti barunya. Jantung Connor berdegup kencang. Tentu bukan dirinya. Dirinya telah dilupakan. Sementara Gretta tidak terlalu penasaran karena ia sudah tau pasti siapa sosok pengganti itu, yaitu Luke.

            “Baiklah. Setelah rapat dan telah memutuskan untuk menjadi penggantiku sebagai kapten tim, aku akan mengumumkan siapa sosok penggantinya. Yaitu… Luke Hemmings!” Ucap Nathan.

            Semua bertepuk tangan mendengar ucapan Nathan. Benar-benar sosok pengganti yang tepat. Di tempatnya, Connor berusaha menahan amarahnya yang kian meledak. Untung di sampingnya ada Gretta yang berusaha menenangkannya walau entah tiba-tiba hati Gretta terasa panas. Lihat. Disana Luke tersenyum bahagia dan banyak yang bertepuk tangan padanya.

            “Dia benar-benar perebut hidup orang!” Kesal Connor lalu pergi meninggalkan tempat itu.

            “Tunggu aku kak!” Ucap Gretta setengah berteriak sambil menyusul Connor.

            Di saat seperti itu, Luke sempat melihat kekesalan Connor dan juga Gretta yang sepertinya tidak setuju jika ia yang menjadi kapten tim penerus Nathan. Luke menghela nafas panjang. Ia selalu salah dan tidak pernah benar.

***

            Luke emang sudah menjadi bintang dan menjadi nomor satu di sekolah. Bukan hanya dalam pelajaran, Luke selalu unggul dalam segalanya. Tentu saja manusia seperti Luke sangat langka dan hanya ada di dunia dongeng. Tetapi kali ini adalah nyata. Hal yang paling membuat penggila Luke masih tetap tenang adalah karena Luke tidak memiliki seorang pacar. Syukurlah. Jika saja Luke memiliki seorang pacar bahkan dekat sama seorang gadis, tentu akan membuat hati mereka menjadi sakit. Tapi dengar-dengar ada gosip yang mengatakan kalau Luke sedang dekat dengan seorang gadis yang tidak lain adalah Aleisha.

            Aleisha. Kenapa harus dia? Dulu dengan mudahnya gadis itu mendapatkan hati Connor dan sekarang Aleisha dengan mudahnya mendekati Luke. Emang sih mereka tidak selalu pulang bersama atau ngobrol tapi sudah sangat jelas kalau Aleisha benar-benar menyukai Luke.

            “Hai Luke!”

            Sebenarnya sore ini Luke begitu lelah karena tadi keasyikan latihan band bersama Michael, Calum dan Ashton. Ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Dan kenapa disini ia bisa bertemu dengan Aleisha? Luke tau banyak orang yang membicarakan antara ia dengan Aleisha dan Luke tidak suka.

            “Kau benar-benar hebat Luk! Baru kali ini aku menemukan sosok yang sangat sempurna seperti dirimu.” Ucap Aleisha.

            Ini bukan pertama kalinya Aleisha memujinya. Gadis itu sudah terlalu sering memujinya bahkan menggodanya. Entah mengapa sikap Aleisha lama-kelamaan semakin tidak baik dan ia tidak nyaman berada di dekat gadis itu.

            “Aku mau pulang. Besok ada tes bahasa inggris dan aku harus belajar.” Ucap Luke.

            Baru saja Luke melangkah, tangannya langsung ditarik oleh Aleisha dan Aleisha menatapnya dengan sangat lekat. Baru kali ini Aleisha menatapnya seperti itu dan Luke menjadi bingung. Namun jarak mereka yang begitu dekat membuat Luke merasakan suatu rasa ketidakenakan dan sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang tidak baik.

            Dari jauh, seorang gadis yang tidak lain adalah Gretta menatap pemandangan itu dengan senyum kesinisannya. Aleisha. Gadis yang telah mencampakkan Connor demi mendapatkan Luke. Jika saja Connor masih mencintai Aleisha, tentu kebencian Connor pada Luke semakin bertambah.

            “Apa yang akan kau lakukan? Aku heran denganmu. Sikapmu berubah dan kau menjadi aneh.” Ucap Luke mulai panik.

            Aleisha tidak membalas ucapan Luke. Gadis itu masih dalam menatap wajah Luke dengan lekat dan berusaha untuk menikmatinya. Kemudian ia memegang pundak Luke dan semakin mendekatkan jarak dengan Luke.

            “Kau sangat tampan Luk! Kau sempurna! Alangkah beruntungnya gadis yang bisa menjadi kekasihmu. Matamu sangat biru. Bahkan mata Connor tidak sebiru matamu.” Ucap Aleisha.

            Gadis ini mabuk, begitu pikir Luke. Sebenarnya ia mudah melepaskan diri dari Aleisha tapi entah mengapa tubuhnya terasa lemah dan seakan-akan patuh terharap apa yang diperintahkan Aleisha. Dan secara tidak di duganya, Aleisha menjinjitkan kakinya dan mencium bibir Luke. Tentu Luke kaget tapi lagi-lagi ia tidak bisa menolak. Aleisha seperti memiliki kekuatan.

            Dari jauh, Gretta memandangi pemandangan itu sambil menutup mulutnya. Itukah Luke? Cepat-cepat Gretta mengeluarkan ponselnya dan memotret aksi keduanya. Untunglah kamera ponselnya sangat bagus jadi hasil crop-nya juga bagus. Gretta tersenyum puas melihat hasil fotonya itu. Ia kira Luke adalah cowok yang tidak gampang tertarik oleh gadis seperti Aleisha. Tapi ternyata Luke mau membalas ciuman Aleisha. Ya. Aleisha memang cantik dan tidak ada satupun cowok yang tidak mau dengannya.

            Cukup lama keduanya berciuman dan Aleisha melepaskan ciumannya. Sungguh bagaikan mimpi. Luke mau membalas ciumannya! Apa artinya Luke tertarik padanya? Kalau iya, alangkah sempurna hidupnya.

            “Aku suka ciumanmu itu. Ternyata kau ahli dalam ciuman.” Ucap Aleisha sambil tersenyum.

            Mulut Luke membisu dan masih bingung dengan apa yang ia rasakan. Ia masih ada di tempat ini dan kaki-kakinya tidak bisa meninggalkan tempat ini. Aleisha adalah gadis yang bahaya dan ia harus hati-hati dengan Aleisha.

            “Aku mencintaimu Luk.. Aku ingin menjadi kekasihmu..” Ucap Aleisha dengan penuh harap.

            Setaunya, Aleisha adalah anak yang pendiam. Sebelum Aleisha pacaran dengan Connor, Aleisha tidak pernah nekat seperti ini. Lagi-lagi Luke merasa bersalah. Ia merasa bersalah berada di dunia ini. Seharusnya ia tidak berada disini dan tempatnya bukan disini. Disini ia hanya bisa menambah masalah, kesalahan, dan kebencian.

            “Aku harus pergi.” Ucap Luke dan kini ia berhasil keluar dari pengaruh Aleisha. Tidak. Ia tidak menyukai Aleisha. Itu hanya akan menambah masalah. Tujuannya bukan untuk bersenang-senang. Tujuannya hanya satu. Yaitu mendapatkan kata ‘maaf’ dari Gretta.

***

            Entah bagaimana cara Gretta menyebarkan foto itu dan banyak yang membicarakan Aleisha dengan Luke. Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Aleisha berani nekat melakukan hal itu padahal Aleisha adalah gadis yang baik-baik, dan anehnya Luke mau membalas ciuman Aleisha sehingga membuat hati Aleisha semakin senang.

            “Apa benar kau melakukannya?” Tanya Michael ragu.

            Luke terdiam sesaat. “Ya.” Jawabnya.

            “Kau menyukainya?” Tanya Michael.

            Luke menatap Michael. “Aku.. Aku tidak menyukainya. Itu hanya akan membuang waktuku.” Jawabnya.

            Tentu saja Michael tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan Luke. “Ayolah. Kalau kau menyukai Aleisha, tidak ada salahnya untuk menjadikannya sebagai kekasihmu. Ku lihat kalian berdua cocok. Pacaran dengan Aleisha tidak akan membuang waktumu.” Ucapnya.

            “Kau tidak akan pernah mengerti, Mike..” Ucap Luke.

            “Iya kau benar. Aku tidak akan pernah mengerti setelah kau menjelaskan yang sebenarnya. Apa tujuanmu ke sekolah ini hanya untuk meminta maaf dengan Gretta?” Ucap Michael.

            Luke sedikit kaget dengan apa yang diucapkan Michael dan Michael merasa jawabannya benar. “Itu salah satunya.” Ucap Luke.

            “Dan setelah Gretta memaafkanmu, kau akan kembali ke Australia?” Tanya Michael.

            Luke tidak menjawab pertanyaan Michael. Cowok itu lebih menyibukkan diri membaca buku dan tidak mau membahas soal itu. Tentu saja ini membuat Michael penasaran. Baginya Luke misterius dan Luke tidak mau menceritakan masalahnya. Luke lebih suka menyimpan masalahnya sendiri. Sedangkan Luke, ia penasaran siapa yang mendapatkan foto yang memalukan itu dan entah bagaimana ekspresinya jika nanti ia bertemu Aleisha.

***

            “Selamat! Kau berhasil mendapat segalanya.”

            Luke sedikit kaget mendengar suara itu. Ia membalikkan badannya dan melihat Connor yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh ketidaksukaan dan kesinisan. Sejujur-jujurnya Luke tidak ingin membuat masalah dengan Connor tetapi Connor malah membencinya dan itu membuat Luke sedih. Luke akui ia sudah merebut semua yang Connor punya, impian Connor bahkan ia dituduh merebut Aleisha dari Connor. Karena itulah Aleisha memutusi Connor karena dirinya.

            Connor berjalan mendekati Luke. “Sebenarnya tujuanmu apa? Mengapa kau seenaknya merebut apa yang aku punya sekaligus merebut impianku?” Tanyanya.

            Sampai detik ini Luke belum membuka suaranya. Mulutnya membisu dan susah sekali ia gerakkan. Connor benar-benar marah padanya dan Luke tidak tau harus berbuat apa. Bisa saja Connor menghajarnya saat itu juga tapi Luke berjanji untuk tidak melawan Connor karena semua ini memang salahnya.

            “Aku.. Aku minta maaf. Aku tidak tau dengan kedatanganku di sekolah ini dapat merebut semua yang kau punya. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik.” Ucap Luke.

            “Iya. Kau melakukan yang terbaik. Itu sama saja kau merebut semua hidup orang. Sadar Luk kau sangat sempurna dan kau bisa saja melakukan apa yang kau inginkan. Termasuk menghancurkan hidupku dan Gretta!”

            Jantung Luke serasa berhenti berdetak tatkala Connor menyebut nama ‘Gretta’. Salahnya. Ini semua salahnya dan tidak ada satupun yang mau memaafkannya. Gretta tidak akan pernah memaafkannya. Ia hanya bisa menambah kebencian Gretta padanya. Seharusnya ia tidak berada di tempat ini.

            “Lihat! Kau lihat hidup Gretta! Dia menjadi seperti itu karenamu. Gretta sudah cerita padaku tentang Ayahmu yang jahat yang telah membunuh Ayah Gretta dan Kakaknya! Dan sekarang kau bisa menikmati bagaimana hidupku yang sekarang karenamu!” Ucap Connor dengan penuh emosi.

            Mendadak dada Luke terasa sesak dan ia mulai susah bernafas. Luke tertunduk sambil berusaha mengatur nafasnya. Ia memang suka memaksakan diri dalam hal apapun dan itu tentu tidak baik. Connor melihat perubahan sikap Luke dengan sedikit heran. Ia perhatikan Luke sering begitu apalagi jika terlalu lelah bermain basket. Dalam olahraga lainnya pun terkadang Luke seperti tidak bisa bernafas. Ada apa dengan paru-paru Luke?

            Wajah Luke menjadi pucat namun ia memaksakan diri untuk berbicara pada Connor. “Aku tau kalau aku jahat. Ya. Aku sudah jahat dengan Gretta. Aku hanya ingin mendapatkan kata maaf dari dia. Tapi Gretta tidak mau memaafkanku. Ku harap kau mau memaafkanku.” Ucapnya dengan suara yang terdengar lemah. Namun Luke berusaha untuk menampilkan ekspresi wajahnya yang baik-baik saja dan menampilkan senyumnya.

            “Aku? Memaafkanku? Kau kira memaafkanmu adalah hal yang mudah?” Tanya Connor.

            Dua manusia yang sangat membencinya dan sampai kapanpun Luke tidak akan pernah mendapatkan kata maaf dari keduanya. Dadanya semakin sesak dan ia harus istirahat total di rumah. Teresa pasti khawatir padanya dan ia tidak ingin membuat Teresa khawatir padanya. Yang hanya bisa ia lakukan hanyalah menunggu waktu yang tepat dan Luke yakin sekali pasti ada waktu dimana Gretta dan Connor mau memaafkannya. Ya.

            “Kau boleh memaafkanku kapanpun kau mau.” Ucap Luke lalu pergi meninggalkan Connor.

            Entah mengapa Connor mau melepaskan Luke padahal ia ingin sekali menghajar Luke saat itu juga. Tapi ada yang membuat ia tidak mau melakukan hal yang ingin ia lakukan itu. Luke.. Mengapa di matanya cowok itu tampak rapuh?

***


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar