“Hei!”
Mendadak Luke kaget dengan sapaan
Michael. Padahal sapaan Michael terdengar lembut dan tidak bermaksud untuk
mengagetkan. Tapi syukurlah Michael sudah sembuh.
“Kau mengagetkanku saja.” Ucap Luke.
Michael terdiam mendengar ucapan
Luke. Pagi ini Luke tampak berbeda dari biasanya. Ada apa dengan Luke? Luke
baik-baik saja kan? Tapi kalau baik-baik saja mengapa air wajah Luke terlihat
tidak tenang?
“Kau kenapa sih? Kau aneh!” Ucap
Michael.
Mendengar suara Michael, wajah Luke
langusng pucat dan keringat dingin membasahi wajahnya. “Aku tidak mau berteman
lagi dengan Calum.” Ucapnya.
***
“Kau tidak bersama Luke?”
Calum dan Michael memutuskan untuk
pergi ke kantin tanpa mengajak Luke. Bukannya Michael tidak mau mengajak Luke,
Luke sendiri yang tidak mau. Anak itu memang aneh. Katanya, Luke sudah tidak
mau berteman dengan Calum. Apa maksudnya itu?
“Luke aneh.” Ucap Michael.
Calum mengangkat sebelah alisnya.
“Aneh? Aneh seperti apa?” Tanyanya.
Michael terdiam sesaat. “Luke tidak
mau berteman lagi denganmu. Padahal kemarin kalian berdua akrab dan sudah
menjadi teman. Bahkan kalian menjengukku.” Jawabnya.
Sesaat, Calum mencoba memikirkan
jawaban yang diberikan Michael. Luke aneh? Bukankah ia yang aneh? Tiba-tiba
Calum menjadi takut. Dia takut jika seandainya ia bisa menularkan sifat anehnya
pada semua orang. Dan Michael sudah mengatakan bahwa hari ini Luke terlihat
aneh. Calum merasa dirinya memang tidak pantas berteman dengan siapapun.
Termasuk Michael walau sejujurnya kemarin ia merasa bahagia bisa akrab dengan
Luke dan bernyanyi bersama Luke. Rasanya begitu menyenangkan.
“Tidak. Luke tidak aneh. Aku memang
tidak bisa menjadi teman siapapun.” Ucap Calum akhirnya.
Namun Michael tampak tidak setuju
dengan ucapan Calum. “Cal, jangan pikirkan masa lalumu. Kau adalah kau. Aku
menerimamu apa adanya. Kau hebat, Cal. Dan bukankah kita akan membentuk sebuah
band?” Ucapnya.
Tiba-tiba Calum teringat dengan
Hailey yang mengatakan kalau dulu ia adalah seorang pemain bass. Benarkah?
Bahkan Calum tidak ingat bass itu semacam apa. Ah sudahlah. Intinya ia harus
bisa mengembalikan ingatannya dan Hailey akan membantunya secara perlahan.
“Maafkan aku Mike. Seharusnya kau
bersama Luke. Aku ingin sendiri.” Ucap Calum lalu tiba-tiba berdiri
meninggalkan Michael.
Sementara itu Michael menatap
punggung Calum dengan heran. “Kemarin Luke dan Calum tampak akrab dan
sekarang..” Pikirnya.
***
Entahlah yang jelas hari ini Luke
sama sekali tidak bisa menyerap satupun mata pelajaran yang diberikan oleh
guru. Hingga siang ini. Luke masih memikirkan kejadian kemarin. Kejadian yang
begitu aneh dan Luke tidak bisa menceritakan apa yang dilihatnya, bahkan pada
Michael. Percuma menceritakan pada Michael toh Michael tidak akan percaya.
Sahabatnya itu sudah terlanjur sayang sama Calum dan lebih memilih Calum ketimbang
dirinya.
“Luke!”
Suara Michael membuatnya sadar. Luke
menoleh ke belakang. “Kenapa kau tidak bersama Calum?” Tanyanya dengan nada
yang tidak ramah.
“Oh ayolah Luk. Calum adalah teman
kita. Dia tidak memiliki siapa-siapa disini selain kita.” Ucap Michael.
Luke tersenyum sinis. “Sejak bertemu
Calum, aku merasa aneh dan aku tidak mau terus-terusan seperti ini. Biarkan
Calum sendiri dan dia akan sadar nantinya. Ingat Mike, Calum berbeda dengan
kita. Calum hanya membutuhkan waktu untuk membuat dirinya tau siapa dia
sebenarnya. Mrs. Harriet sudah menjelaskannya dan kita harus menuruti
ucapannya.” Ucapnya.
“Tapi kau dan Calum tampak akrab
kemarin. Pastinya ada sesuatu yang membuatmu berubah secepat itu. Setelah
kalian menjengukku, apa Calum berbuat aneh padamu?” Tanya Michael.
Luke terdiam sesaat. “Kau tidak akan
percaya, Mike.” Ucapnya.
“Ya aku tidak akan percaya kecuali
kau mau menceritakan yang sebenarnya.” Ucap Michael.
“Dan aku tidak akan mau
menceritakannya.” Ucap Luke.
***
Sudah setengah jam Calum menunggui
Hailey namun Hailey tidak datang-datang juga. Calum menjadi gelisah. Sebentar
lagi Trisha menjemputnya dan hari ini ia tidak bertemu Hailey. Tentu saja hal
itu dapat menyakitkannya. Hailey. Dimana gadis itu? Calum benar-benar dibuat gila
oleh Hailey. Apa Hailey masih kesal padanya karena kemarin ia tidak
menungguinya karena menjenguk Michael?
“Kau tidak pulang?”
Calum sedikit kaget mendengar suara
lembut itu. Tidak. Itu bukan suara Hailey. Suara Hailey tidak seperti itu.
Calum membalikkan badannya dan menyadari keberadaan Bryanna disana yang sedang
tersenyum manis. Senyum yang sangat manis dan menggoda. Tapi Calum sama sekali
tidak tertarik dengan senyum itu.
“Cal, kau tidak pulang?” Tanya
Bryanna sekali lagi.
“Aku.. Aku menunggu jemputan.” Jawab
Calum jujur.
Bryanna tertawa. “Cowok keren
sepertimu masih dijemput oleh Mamamu? Haha.. Kenapa kau tidak bawa mobil
sendiri aja?” Tanyanya.
Ucapan yang mampu membuat cowok
merasa malu setengah mati. Namun tidak dengan Calum. Cowok itu tampak tenang
dan tidak mengambil hati ucapan Bryanna. Dan ada perlu apa gadis itu kemari?
Apa karena Bryanna, Hailey jadi tidak datang menemuinya?
“Aku bercanda, Cal. Bagaimana kalau
kau pulang denganku? Tapi aku bawa motor.” Ucap Bryanna.
Calum menatap wajah Bryanna.
Sementara itu Bryanna merutuki tatapan itu dalam hati. Astaga bola mata Calum
mampu mematikannya! Kenapa ada cowok seperti Calum? Bryanna telah mengambil
kesimpulan bahwa hatinya adalah untuk Calum. Ya, Calum walau semua orang mengira
Calum adalah anak yang aneh.
Belum saja Calum menjawab, mobil
Trisha sudah datang dan Bryanna tampak kecewa. Bukan hanya itu saja. Bryanna
merasa Calum sama sekali tidak tertarik dengannya.
Mengapa Tuhan menakdirkannya untuk
jatuh hati pada Calum?
***
Saat makan malam, Calum masih
memikirkan Hailey dan rasanya ingin menangis karena tidak bertemu dengan
Hailey. Makanannya belum ia sentuh sedikitpun. Tentu saja Trisha merasa
khawatir dan sedikit merasa takut. Ada apa dengan Calum? Saat pulang sekolah
Calum terlihat lesu.
“Ada apa denganmu?” Tanya Trisha.
Calum sedikit terenyak mendengar
suara Trisha. “Aku.. Hari ini aku tidak bertemu Hailey. Sepertinya dia marah
padaku.” Jawabnya jujur.
Mendengar jawaban Calum yang
terdengar polos, Mali yang sedang meneguk air putih langsung keselek dan
suasana makan malam itu menjadi kacau. Sebisa mungkin Mali menenangkan dirinya
dan mengeringkan bekas air yang membasahi mulutnya.
“Mali kau kenapa?” Tanya Calum
heran.
Mali menatap Calum dengan wajah yang
memerah dan pucat. Tidak tau jawaban apa yang akan diberikannya pada Calum.
Sedangkan Trisha terlihat tenang walau tidak sepenuhnya tenang. Hailey. Jelas
sudah Calum sangat terobsesi dengan sosok itu dan tidak ingin tidak berada di
samping sosok itu.
“Mungkin dia sedang sibuk.” Jawab
Trisha.
Calum mengangkat bahunya. “Aku tidak
tau. Ku harap besok dia mau menemuiku.” Ucapnya.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Trisha
beralih ke Mali.
Tampaknya Mali sudah terlihat normal
kembali. “Permisi.” Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan.
Liam yang tidak tau apa-apa langsung
bertanya. “Siapa Hailey?” Tanyanya.
Dan percuma Liam menanyakan hal itu
karena tidak ada yang mau menjawab.
***
Pagi yang buruk. Semalaman Calum
tidak bisa tidur. Kondisinya hari ini sangat tidak baik. Trihsa menyuruhnya
untuk tidak sekolah tetapi Calum memaksakan diri untuk sekolah. Rasanya hari
ini ia harus full menunggui Hailey dari pagi sampai siang dan tidak mengikuti
pelajaran. Dan pikirannya tertuju pada Bryanna. Apa karena Bryanna? Mengapa
rasanya Hailey membenci Bryanna? Tiba-tiba timbul perasaan benci dan
ketidaksukaannya pada Bryanna.
“Aku ingin menemui Hailey!” Tegas
Calum.
“Sebaiknya kau lupakan saja dia.”
Tiba-tiba Mali datang dan langsung
mengatakan kalimat yang tidak disukai Calum. Tau apa Mali tentang Hailey? Tapi
Hailey pernah bilang kalau dia tau siapa Mali dan orangtuanya. Ya, kata Hailey,
Mali adalah kakak kandungnya. Apakah dulu Mali mengenal Hailey? Tapi mengapa
rasanya Mali tidak suka jika ia bertemu dengan Hailey?
“Hailey mengenalmu.” Ucap Calum pada
Mali.
Sebisa mungkin Mali tidak
menampilkan wajah pucatnya dihadapan Calum. “Aku tidak mengenal Hailey!”
Ucapnya.
“Tetapi Hailey mengenalmu. Hailey
mengetahui semua tentangku. Hailey tau kalau kau adalah kakakku.” Ucap Calum.
Akhirnya Mali menyerah. “Aku
pusing.” Ucapnya lalu pergi meninggalkan Calum.
***
Di kelas, saat jam pertama di mulai,
Michael khawatir karena Calum belum juga datang. Apa Calum tidak sekolah? Tapi
perasaannya menjadi tidak enak. Calum memang berbeda dari yang lain dan Michael
merasa kasihan dengan Calum. Di sekolah ini hanya ia saja yang mau menjadi
teman Calum. Dan seorang gadis yang bernama Bryanna….
Mengapa harus Bryanna? Tentu Michael
bisa menebak gadis yang ditaksir Ashton itu menyukai Calum dan itu akan
membahayakan Calum sendiri. Bryanna adalah gadis yang keras kepala. Juga
Ashton. Dua-duanya sama-sama keras kepala dan keinginan mereka mau tidak mau
harus dipenuhi. Calum benar-benar dalam bahaya dan jika Calum sedikit lengah
dan terjebak oleh Bryanna, tentu Ashton akan marah besar dan akan membuat
perhitungan pada Calum.
“Luk, apa Calum baik-baik saja?”
Tanya Michael.
Yang ditanya tidak menjawab karena
sibuk menatap papan di depan. Tentu saja Michael merasa bodoh menanyakan hal
itu apalagi di saat seperti ini. Kata Luke, ia harus membiarkan Calum sendiri
tapi Michael tidak bisa melakukannya. Calum membutuhkan seseorang untuk
mengajaknya bicara, dan Michael rasa ialah orangnya. Satu-satunya yang mau
mengerti keadaan Calum.
“Aku heran. Jangan-jangan kau
terkena virus aneh dari Calum.” Ucap Luke tiba-tiba.
Ternyata sudah jam istirahat dan
Michael tidak menyadarinya. Saat ini matanya bertatapan dengan mata biru Luke
yang terlihat tidak ramah. Memang semenjak kedatangan Calum, hubungannya dengan
Luke menjadi tidak baik.
“Aku.. Aku juga bingung.” Ucap
Michael.
Tiba-tiba Luke menepuk pundaknya.
“Mike bagaimanapun juga kau adalah sahabatku dan aku tidak bisa melarangmu
untuk memecahkan misteri tentang Calum. Tapi maaf aku tidak bisa menjadi teman
Calum. Maaf.” Ucapnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar