expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 28 Desember 2015

Illusion ( Part 6 )



“Hei!”

            Mendadak Luke kaget dengan sapaan Michael. Padahal sapaan Michael terdengar lembut dan tidak bermaksud untuk mengagetkan. Tapi syukurlah Michael sudah sembuh.

            “Kau mengagetkanku saja.” Ucap Luke.

            Michael terdiam mendengar ucapan Luke. Pagi ini Luke tampak berbeda dari biasanya. Ada apa dengan Luke? Luke baik-baik saja kan? Tapi kalau baik-baik saja mengapa air wajah Luke terlihat tidak tenang?

            “Kau kenapa sih? Kau aneh!” Ucap Michael.

            Mendengar suara Michael, wajah Luke langusng pucat dan keringat dingin membasahi wajahnya. “Aku tidak mau berteman lagi dengan Calum.” Ucapnya.

***

            “Kau tidak bersama Luke?”

            Calum dan Michael memutuskan untuk pergi ke kantin tanpa mengajak Luke. Bukannya Michael tidak mau mengajak Luke, Luke sendiri yang tidak mau. Anak itu memang aneh. Katanya, Luke sudah tidak mau berteman dengan Calum. Apa maksudnya itu?

            “Luke aneh.” Ucap Michael.

            Calum mengangkat sebelah alisnya. “Aneh? Aneh seperti apa?” Tanyanya.

            Michael terdiam sesaat. “Luke tidak mau berteman lagi denganmu. Padahal kemarin kalian berdua akrab dan sudah menjadi teman. Bahkan kalian menjengukku.” Jawabnya.

            Sesaat, Calum mencoba memikirkan jawaban yang diberikan Michael. Luke aneh? Bukankah ia yang aneh? Tiba-tiba Calum menjadi takut. Dia takut jika seandainya ia bisa menularkan sifat anehnya pada semua orang. Dan Michael sudah mengatakan bahwa hari ini Luke terlihat aneh. Calum merasa dirinya memang tidak pantas berteman dengan siapapun. Termasuk Michael walau sejujurnya kemarin ia merasa bahagia bisa akrab dengan Luke dan bernyanyi bersama Luke. Rasanya begitu menyenangkan.

            “Tidak. Luke tidak aneh. Aku memang tidak bisa menjadi teman siapapun.” Ucap Calum akhirnya.

            Namun Michael tampak tidak setuju dengan ucapan Calum. “Cal, jangan pikirkan masa lalumu. Kau adalah kau. Aku menerimamu apa adanya. Kau hebat, Cal. Dan bukankah kita akan membentuk sebuah band?” Ucapnya.

            Tiba-tiba Calum teringat dengan Hailey yang mengatakan kalau dulu ia adalah seorang pemain bass. Benarkah? Bahkan Calum tidak ingat bass itu semacam apa. Ah sudahlah. Intinya ia harus bisa mengembalikan ingatannya dan Hailey akan membantunya secara perlahan.

            “Maafkan aku Mike. Seharusnya kau bersama Luke. Aku ingin sendiri.” Ucap Calum lalu tiba-tiba berdiri meninggalkan Michael.

            Sementara itu Michael menatap punggung Calum dengan heran. “Kemarin Luke dan Calum tampak akrab dan sekarang..” Pikirnya.

***

            Entahlah yang jelas hari ini Luke sama sekali tidak bisa menyerap satupun mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Hingga siang ini. Luke masih memikirkan kejadian kemarin. Kejadian yang begitu aneh dan Luke tidak bisa menceritakan apa yang dilihatnya, bahkan pada Michael. Percuma menceritakan pada Michael toh Michael tidak akan percaya. Sahabatnya itu sudah terlanjur sayang sama Calum dan lebih memilih Calum ketimbang dirinya.

            “Luke!”

            Suara Michael membuatnya sadar. Luke menoleh ke belakang. “Kenapa kau tidak bersama Calum?” Tanyanya dengan nada yang tidak ramah.

            “Oh ayolah Luk. Calum adalah teman kita. Dia tidak memiliki siapa-siapa disini selain kita.” Ucap Michael.

            Luke tersenyum sinis. “Sejak bertemu Calum, aku merasa aneh dan aku tidak mau terus-terusan seperti ini. Biarkan Calum sendiri dan dia akan sadar nantinya. Ingat Mike, Calum berbeda dengan kita. Calum hanya membutuhkan waktu untuk membuat dirinya tau siapa dia sebenarnya. Mrs. Harriet sudah menjelaskannya dan kita harus menuruti ucapannya.” Ucapnya.

            “Tapi kau dan Calum tampak akrab kemarin. Pastinya ada sesuatu yang membuatmu berubah secepat itu. Setelah kalian menjengukku, apa Calum berbuat aneh padamu?” Tanya Michael.

            Luke terdiam sesaat. “Kau tidak akan percaya, Mike.” Ucapnya.

            “Ya aku tidak akan percaya kecuali kau mau menceritakan yang sebenarnya.” Ucap Michael.

            “Dan aku tidak akan mau menceritakannya.” Ucap Luke.

***

            Sudah setengah jam Calum menunggui Hailey namun Hailey tidak datang-datang juga. Calum menjadi gelisah. Sebentar lagi Trisha menjemputnya dan hari ini ia tidak bertemu Hailey. Tentu saja hal itu dapat menyakitkannya. Hailey. Dimana gadis itu? Calum benar-benar dibuat gila oleh Hailey. Apa Hailey masih kesal padanya karena kemarin ia tidak menungguinya karena menjenguk Michael?

            “Kau tidak pulang?”

            Calum sedikit kaget mendengar suara lembut itu. Tidak. Itu bukan suara Hailey. Suara Hailey tidak seperti itu. Calum membalikkan badannya dan menyadari keberadaan Bryanna disana yang sedang tersenyum manis. Senyum yang sangat manis dan menggoda. Tapi Calum sama sekali tidak tertarik dengan senyum itu.

            “Cal, kau tidak pulang?” Tanya Bryanna sekali lagi.

            “Aku.. Aku menunggu jemputan.” Jawab Calum jujur.

            Bryanna tertawa. “Cowok keren sepertimu masih dijemput oleh Mamamu? Haha.. Kenapa kau tidak bawa mobil sendiri aja?” Tanyanya.

            Ucapan yang mampu membuat cowok merasa malu setengah mati. Namun tidak dengan Calum. Cowok itu tampak tenang dan tidak mengambil hati ucapan Bryanna. Dan ada perlu apa gadis itu kemari? Apa karena Bryanna, Hailey jadi tidak datang menemuinya?

            “Aku bercanda, Cal. Bagaimana kalau kau pulang denganku? Tapi aku bawa motor.” Ucap Bryanna.

            Calum menatap wajah Bryanna. Sementara itu Bryanna merutuki tatapan itu dalam hati. Astaga bola mata Calum mampu mematikannya! Kenapa ada cowok seperti Calum? Bryanna telah mengambil kesimpulan bahwa hatinya adalah untuk Calum. Ya, Calum walau semua orang mengira Calum adalah anak yang aneh.

            Belum saja Calum menjawab, mobil Trisha sudah datang dan Bryanna tampak kecewa. Bukan hanya itu saja. Bryanna merasa Calum sama sekali tidak tertarik dengannya.

            Mengapa Tuhan menakdirkannya untuk jatuh hati pada Calum?

***

            Saat makan malam, Calum masih memikirkan Hailey dan rasanya ingin menangis karena tidak bertemu dengan Hailey. Makanannya belum ia sentuh sedikitpun. Tentu saja Trisha merasa khawatir dan sedikit merasa takut. Ada apa dengan Calum? Saat pulang sekolah Calum terlihat lesu.

            “Ada apa denganmu?” Tanya Trisha.

            Calum sedikit terenyak mendengar suara Trisha. “Aku.. Hari ini aku tidak bertemu Hailey. Sepertinya dia marah padaku.” Jawabnya jujur.

            Mendengar jawaban Calum yang terdengar polos, Mali yang sedang meneguk air putih langsung keselek dan suasana makan malam itu menjadi kacau. Sebisa mungkin Mali menenangkan dirinya dan mengeringkan bekas air yang membasahi mulutnya.

            “Mali kau kenapa?” Tanya Calum heran.

            Mali menatap Calum dengan wajah yang memerah dan pucat. Tidak tau jawaban apa yang akan diberikannya pada Calum. Sedangkan Trisha terlihat tenang walau tidak sepenuhnya tenang. Hailey. Jelas sudah Calum sangat terobsesi dengan sosok itu dan tidak ingin tidak berada di samping sosok itu.

            “Mungkin dia sedang sibuk.” Jawab Trisha.

            Calum mengangkat bahunya. “Aku tidak tau. Ku harap besok dia mau menemuiku.” Ucapnya.

            “Kau tidak apa-apa?” Tanya Trisha beralih ke Mali.

            Tampaknya Mali sudah terlihat normal kembali. “Permisi.” Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan.

            Liam yang tidak tau apa-apa langsung bertanya. “Siapa Hailey?” Tanyanya.

            Dan percuma Liam menanyakan hal itu karena tidak ada yang mau menjawab.

***

            Pagi yang buruk. Semalaman Calum tidak bisa tidur. Kondisinya hari ini sangat tidak baik. Trihsa menyuruhnya untuk tidak sekolah tetapi Calum memaksakan diri untuk sekolah. Rasanya hari ini ia harus full menunggui Hailey dari pagi sampai siang dan tidak mengikuti pelajaran. Dan pikirannya tertuju pada Bryanna. Apa karena Bryanna? Mengapa rasanya Hailey membenci Bryanna? Tiba-tiba timbul perasaan benci dan ketidaksukaannya pada Bryanna.

            “Aku ingin menemui Hailey!” Tegas Calum.

            “Sebaiknya kau lupakan saja dia.”

            Tiba-tiba Mali datang dan langsung mengatakan kalimat yang tidak disukai Calum. Tau apa Mali tentang Hailey? Tapi Hailey pernah bilang kalau dia tau siapa Mali dan orangtuanya. Ya, kata Hailey, Mali adalah kakak kandungnya. Apakah dulu Mali mengenal Hailey? Tapi mengapa rasanya Mali tidak suka jika ia bertemu dengan Hailey?

            “Hailey mengenalmu.” Ucap Calum pada Mali.

            Sebisa mungkin Mali tidak menampilkan wajah pucatnya dihadapan Calum. “Aku tidak mengenal Hailey!” Ucapnya.

            “Tetapi Hailey mengenalmu. Hailey mengetahui semua tentangku. Hailey tau kalau kau adalah kakakku.” Ucap Calum.

            Akhirnya Mali menyerah. “Aku pusing.” Ucapnya lalu pergi meninggalkan Calum.

***

            Di kelas, saat jam pertama di mulai, Michael khawatir karena Calum belum juga datang. Apa Calum tidak sekolah? Tapi perasaannya menjadi tidak enak. Calum memang berbeda dari yang lain dan Michael merasa kasihan dengan Calum. Di sekolah ini hanya ia saja yang mau menjadi teman Calum. Dan seorang gadis yang bernama Bryanna….

            Mengapa harus Bryanna? Tentu Michael bisa menebak gadis yang ditaksir Ashton itu menyukai Calum dan itu akan membahayakan Calum sendiri. Bryanna adalah gadis yang keras kepala. Juga Ashton. Dua-duanya sama-sama keras kepala dan keinginan mereka mau tidak mau harus dipenuhi. Calum benar-benar dalam bahaya dan jika Calum sedikit lengah dan terjebak oleh Bryanna, tentu Ashton akan marah besar dan akan membuat perhitungan pada Calum.

            “Luk, apa Calum baik-baik saja?” Tanya Michael.

            Yang ditanya tidak menjawab karena sibuk menatap papan di depan. Tentu saja Michael merasa bodoh menanyakan hal itu apalagi di saat seperti ini. Kata Luke, ia harus membiarkan Calum sendiri tapi Michael tidak bisa melakukannya. Calum membutuhkan seseorang untuk mengajaknya bicara, dan Michael rasa ialah orangnya. Satu-satunya yang mau mengerti keadaan Calum.

            “Aku heran. Jangan-jangan kau terkena virus aneh dari Calum.” Ucap Luke tiba-tiba.

            Ternyata sudah jam istirahat dan Michael tidak menyadarinya. Saat ini matanya bertatapan dengan mata biru Luke yang terlihat tidak ramah. Memang semenjak kedatangan Calum, hubungannya dengan Luke menjadi tidak baik.

            “Aku.. Aku juga bingung.” Ucap Michael.

            Tiba-tiba Luke menepuk pundaknya. “Mike bagaimanapun juga kau adalah sahabatku dan aku tidak bisa melarangmu untuk memecahkan misteri tentang Calum. Tapi maaf aku tidak bisa menjadi teman Calum. Maaf.” Ucapnya.

***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar