expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 28 Desember 2015

Illusion ( Part 5 )



Asal kau tau Bryanna, sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah merasakan suatu perasaan yang asing dan lama-kelamaan berubah menjadi perasaan sayang dan rindu. Dan aku sadar kalau sebenarnya aku menyimpan rasa padamu. Sayang sekali Bryanna ternyata kau tertarik dengan anak polos itu..

            Kalimat yang diucapkan oleh Ashton terus saja terngian di otak Bryanna. Gadis itu amat pusing dibuatnya. Jadi, sudah lama Ashton menyukainya? Bukankah ia juga menyukai Ashton? Tapi murid baru itu… Calum… Baru kali ini Bryanna disulitkan oleh masalah perasaan dan tidak tau untuk siapakah perasaannya yang sesungguhnya. Apakah untuk Ashton? Kalau iya, mengapa ia tidak merasa senang atas pengakuan Ashton?

            Satu-satunya cara untuk bisa memahami perasaannya ini yaitu ia harus bisa dekat dengan Calum dan apakah ia senang atau tidak saat ia bersama Calum. Jika iya, kemungkinan besar hatinya akan memilih Calum. Dan jika tidak, artinya cintanya tidak untuk dua-duanya. Tidak untuk Ashton dan Calum.

            “Kau begitu bodoh Bry karena menolak Ashton.” Ucap Camilla.

            Bryanna menatap Camilla. “Tidak. Aku tidak menolak Ashton. Ashton yang berpikir kalau aku menyukai Calum.” Jawabnya.

            “Lagipula kenapa kau menyukai Calum? Dia anak aneh dan tidak normal.” Ucap Camilla.

            “Justru itu yang membuat aku penasaran dengannya.” Ucap Bryanna.

            Jadi, apakah ia menyukai tipe cowok yang aneh dan misterius seperti Calum? Pikir Bryanna dalam hati.

***

            Michael belum juga sekolah dan Luke berniat untuk menjenguk Michael. Siapa tau kan Michael terkena penyakit parah? Ah semoga saja tidak. Michael adalah anak yang kuat dan jarang sakit. Luke membuka buku pelajarannya lalu tiba-tiba saja Calum sudah ada di tempat duduknya dengan style diamnya.

            “Michael belum sembuh?” Tanya Calum.

            Kali ini Calum yang menyapa Luke duluan. Mungkin saja anak itu ingin memiliki teman dan sadar bahwa berteman itu adalah hal yang penting. Oke. Tidak apa-apa Calum menjadi temannya. Luke pikir Calum adalah anak yang baik dan tidak banyak tingkah. Sama seperti dirinya. Di sekolah Luke adalah anak pendiam dan jarang ngobrol, bahkan dengan Michael.

            “Belum. Nanti aku akan menjenguknya. Kau mau ikut?” Jawab+Tanya Luke.

            Calum berpikir sesaat. “Baiklah.” Jawabnya.

            Pasti Trisha bahagia mendengar ia yang sudah mulai keluar rumah dan tidak terus-terusan berada di kamar. Dan kata Trisha, ia harus menemukan hobi atau bergabung dengan anak-anak yang memiliki hobi yang sama dengannya. Tapi Calum tidak tau apa hobinya. Satu-satunya hal yang ia sukai adalah mendengarkan musik dan band favoritnya sepanjang masa adalah Green Day. Green Day. Calum tentu tidak merasa asing lagi dengan nama itu yang ternyata adalah band favoritnya.

            “Hobimu apa?” Tanya Calum.

            Luke menghentikan kegiatannya. “Hobiku? Belajar.” Jawabnya.

            Belajar? Jadi belajar bisa dikatakan sebagai hobi? Bagi Calum belajar sangat membosankan apalagi jika sosok Hailey yang tiba-tiba masuk di pikirannya sehingga mengacaukan pikirannya dan tidak bisa serius dalam hal apapun.

            “Aku ingin bergabung dengan sekelompok anak yang memiliki hobi yang sama denganku.” Ucap Calum.

            “Memangnya hobimu apa? Kenapa kau menanyakan hal itu?” Tanya Luke.

            Calum terdiam sesaat. “Aku suka mendengarkan lagu. Walau aku amnesia, aku masih mengingat siapa band favoritku, yaitu Green Day dan saat aku mendengar lagunya, aku merasa tenang dan seakan-akan menjadi diriku yang dulu.” Ucapnya.

            “Ya aku tau Green Day dan aku juga menyukainya.” Ucap Luke.

            Tiba-tiba Calum tersenyum. “Jadi kita sama-sama menyukai Green Day? Apakah Michael suka juga? Aku ingin sekali bernyanyi bersama kalian.” Ucapnya.

            Seorang guru datang dan Calum memutuskan untuk fokus ke depan dan tidak melanjutkan pembicaraan. Sementara Luke mencoba berpikir keras dan mencari apa maksud dari kalimat terakhir yang diucapkan Calum.

***
           
“Hai Calum!”

            Siang itu Calum pulang bersama Luke dan tidak bertemu dengan Hailey. Tiba-tiba ia mendengar suara seorang gadis dan wajah Calum berubah menjadi pucat. Gadis itu kan… Sementara itu Luke menatap gadis itu tidak suka.

            “Oh hai.” Balas Calum bingung.

            Bryanna, gadis itu tersenyum senang melihat Calum. Ia memperhatikan Calum dari atas sampai bawah dan ternyata Calum benar-benar mengagumkan. Wajahnya amat langka dan Bryanna menyukainya. Dan yang paling ia sukai adalah pipi Calum yang cocok sekali untuk dicubit. Ditambah lagi hidung Calum yang tidak biasa.

            “Mau apa kau?” Tanya Luke setengah membentak.

            Tentu Bryanna menatap kesal ke arah Luke. “Kau kenapa? Aku menyapa Calum dan kau marah-marah?” Tanyanya.

            “Seharusnya kau bersama Ashton dan jangan menganggu Calum!” Ucap Luke.

            Bryanna terdiam sesaat. Ia memang salah. Apa yang dikatakan Luke benar. Ah tidak juga. Bryanna menyimpulkan perasaannya pada Ashton sudah menghilang dan ia sudah tidak mau tau lagi tentang Ashton. Sekarang ini adalah semua tentang cowok bernama Calum yang membuatnya penasaran.

            “Aku bukan kekasih Ashton! Semua gosip yang kau dengar mengenai diriku dengan Ashton adalah salah. Jadi apa salahnya aku mendekati Calum?” Ucap Bryanna.

            Astaga kalimat terakhir yang ia ucapkan mampu membuat jantungnya berdebar-debar hebat. Mendekati sama halnya dengan mencoba mencari perhatian pada Calum agar Calum menyukainya.

            “Calum tidak cocok denganmu!” Ucap Luke lalu mengajak Calum pergi dari tempat itu.

            Sepeninggal Luke dan Calum, Bryanna jadi kesal sendiri. Luke, cowok itu sialan sekali. Padahal ia tidak pernah berbuat salah pada Luke dan ia bahkan tidak mengenali Luke. Bryanna hanya mengetahui bahwa Luke Hemmings adalah salah satu murid berprestasi dan membanggakan sekolah. Namun Bryanna sempat memperhatikan Calum yang diam saja tanpa ikut campur dengan perdebatannya bersama Luke.

            Jadi apakah Calum sama sekali tidak tertarik padanya?

***

            Setiba di rumah Michael, ada Mama Michael yang menyapa keduanya dengan ramah. Wanita itu mengajak Luke dan Calum masuk ke dalam kamar Michael. Ternyata Michael hanya demam saja dan besok ia bisa sekolah. Tapi Michael terlihat baik-baik saja tuh. Cowok itu malah memainkan ipod-nya dan tidak menyadari kedatangan Luke dan Calum.

            Dan ya! Luke berhasil merebut ipod itu dari tangan Michael dan Michael mendadak kaget. Luke tersenyum puas melihat kekesalan di wajah Michael. Namun kekesalan itu menjadi hilang saat ia menyadari ada sosok Calum di kamarnya ini.

            “Aku tidak menyangka kau bisa mengajak Calum disini.” Ucap Michael senang.

            “Hai Mike bagaimana keadaanmu?” Tanya Calum.

            Michael tersenyum. “Baik terimakasih. Wah kau dan Luke sudah bersahabat ya? Aku senang sekali.” Ucapnya.

            Calum ikutan tersenyum. “Aku rasa.” Ucapnya.

            Tiba-tiba ekor matanya tidak sengaja melihat sebuah benda yang sudah tidak asing lagi. Ya, benda itu adalah gitar dan entah mengapa rasanya Calum ingin sekali memainkan gitar itu.

            “Gitar-mu keren.” Ucap Calum.

            Michael sedikit kaget mendengar ucapan Calum. “Itu gitar lamaku dan aku sudah jarang memainkannya.” Ucapnya.

            “Boleh ku pinjam?” Tanya Calum.

            Tanpa sepersetujuan dari Michael, Calum berlari dan mengambil gitar itu lalu memetiknya dengan pelan. Awalnya memang terasa aneh dan jari-jarinya belum bisa beradaptasi dengan senar-senar itu. Alhasil Calum menciptakan nada-nada yang aneh di senar-senar itu.

            “Apa dulu kau menyukai musik?” Tanya Michael penasaran.

            “Aku tidak tau. Tapi rasanya amat menyenangkan jika aku mendengarkan lagu. Apalagi ketika aku tidak sengaja membuka video-video klip Green Day di youtube. Aku menyukai mereka.” Ucap Calum.

            “Green Day? Kau menyukai Green Day?” Tanya Michael melebarkan matanya.

            Calum tersenyum. “Tentu saja.” Ucapnya.

            “Wah mungkin kau dulunya pecinta band dan bisa saja dulu kau mempunyai band. Kalau band favorit-ku adalah All Time Low. Bagaimana kalau kita membentuk band?” Ucap Michael.

            “Tapi aku tidak bisa bermain musik. Aku bisa saja bermain gitar tapi rasanya aneh.” Ucap Calum.

            “Bagaimana jika dulu kau adalah seorang drummer? Aku bisa menebak tubuhmu yang atletis.” Ucap Michael.

            “Aku tidak tau. Tapi apakah kau mau mendengar suaraku?” Tanya Calum.

***

            “Ternyata kau memiliki suara yang bagus.” Ucap Luke.

            Ya, tadi Calum sempat bernyanyi dan menurut Luke suara Calum cukup bagus dan terdengar unik. Mungkin saja dulu Calum memang hobi menyanyi dan ingatan Calum sedikit demi sedikit mulai pulih.

            “Tapi suaramu jauh lebih bagus.” Ucap Calum.

            “Haha sejak kecil aku memang hobi menyanyi. Aku sudah memenangkan banyak lomba. Tapi semenjak SMA aku mulai serius belajar. Menyanyi hanya sekedar hobiku saja.” Ucap Luke.

            Calum teringat dengan ide Michael untuk membentuk sebuah band. “Aku memikirkan ide Michael untuk membentuk sebuah band. Bagaimana menurutmu?” Tanyanya.

            “Sebenarnya Michael sudah lama mengusulkan ide ini tapi aku tidak menanggapinya.” Jawab Luke.

            Dari arah yang tidak jauh, Calum melihat sebuah bayangan. Bayangan seorag gadis yang tidak lain adalah… Hailey! Ada apa gadis itu disana? Apakah gadis itu mengikutinya? Oh salahnya karena tidak menunggu Hailey karena menjenguk Michael.

            “Aku pergi dulu ya kau pulang saja.” Ucap Calum kemudian berlari meninggalkan Luke.

            Menyadari kepergian Calum, perasaan Luke menjadi tidak enak. Ada apa dengan Calum? Mengapa tiba-tiba Calum berlari seperti dikejar setan? Memangnya Calum melihat apa? Ah ya Luke hampir lupa kalau Calum memang aneh dan ia akan terus menyimpan rasa penasaran itu yang entah kapan bisa terjawab.

            “Hailey!” Seru Calum.

            “Kau jahat Cal tidak menungguku. Akhirnya aku yang menunggumu.” Ucap Hailey.

            Baru kali ini Calum melihat Hailey yang kesal namun wajah gadis itu tetap menggemaskan. Hailey tampak selalu terlihat sempurna baginya. Calum berharap setelah ini Hailey tidak akan mengamuk.

            “Maafkan aku. Sepulang sekolah aku menjenguk Michael. Kalau aku tau dimana kau, pasti aku sudah mengajakmu pergi ke rumah Michael.” Ucap Calum.

            “Ah sudahlah. Itu tidak penting.” Ucap Hailey.

            Akhirnya Calum memutuskan untuk duduk di bawah pohon dan Hailey mengikutinya. Nah pembicaraan apakah sekarang? Topik apa yang akan dibicarakan Hailey?

            “Bryanna menyukaimu.” Ucap Hailey tanpa ekspresi.

            Anehnya Calum sama sekali tidak kaget dengan apa yang diucapkan Hailey. “Aku tidak peduli.” Ucapnya.

            Hailey menatap Calum. “Tapi dia menyukaimu. Jujur Cal, kau sangat tampan dan istimewa. Banyak gadis yang tergila-gila padamu.” Ucapnya.

            Sejujurnya Calum tidak paham dengan arah pembicaraan Hailey. Akhirnya ia memutuskan mengubah topik. “Aku hampir lupa. Dulu kita dekat kan? Tentu kau tau semua tentangku dan aku ingin menanyakan satu hal penting padamu.” Ucapnya.

            “Apa itu?” Tanya Hailey.

            “Hobiku apa? Seingatku dulu aku menyukai Green Day.” Tanya Calum.

            Hailey terdiam sesaat. “Dulu kau adalah pemain bass.” Jawabnya.

***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar