‘Asal kau tau Bryanna, sejak pertama kali
kita bertemu, aku sudah merasakan suatu perasaan yang asing dan lama-kelamaan
berubah menjadi perasaan sayang dan rindu. Dan aku sadar kalau sebenarnya aku
menyimpan rasa padamu. Sayang sekali Bryanna ternyata kau tertarik dengan anak
polos itu..’
Kalimat yang diucapkan oleh Ashton
terus saja terngian di otak Bryanna. Gadis itu amat pusing dibuatnya. Jadi,
sudah lama Ashton menyukainya? Bukankah ia juga menyukai Ashton? Tapi murid
baru itu… Calum… Baru kali ini Bryanna disulitkan oleh masalah perasaan dan
tidak tau untuk siapakah perasaannya yang sesungguhnya. Apakah untuk Ashton?
Kalau iya, mengapa ia tidak merasa senang atas pengakuan Ashton?
Satu-satunya cara untuk bisa
memahami perasaannya ini yaitu ia harus bisa dekat dengan Calum dan apakah ia
senang atau tidak saat ia bersama Calum. Jika iya, kemungkinan besar hatinya
akan memilih Calum. Dan jika tidak, artinya cintanya tidak untuk dua-duanya.
Tidak untuk Ashton dan Calum.
“Kau begitu bodoh Bry karena menolak
Ashton.” Ucap Camilla.
Bryanna menatap Camilla. “Tidak. Aku
tidak menolak Ashton. Ashton yang berpikir kalau aku menyukai Calum.” Jawabnya.
“Lagipula kenapa kau menyukai Calum?
Dia anak aneh dan tidak normal.” Ucap Camilla.
“Justru itu yang membuat aku
penasaran dengannya.” Ucap Bryanna.
Jadi, apakah ia menyukai tipe cowok
yang aneh dan misterius seperti Calum? Pikir Bryanna dalam hati.
***
Michael belum juga sekolah dan Luke
berniat untuk menjenguk Michael. Siapa tau kan Michael terkena penyakit parah?
Ah semoga saja tidak. Michael adalah anak yang kuat dan jarang sakit. Luke
membuka buku pelajarannya lalu tiba-tiba saja Calum sudah ada di tempat
duduknya dengan style diamnya.
“Michael belum sembuh?” Tanya Calum.
Kali ini Calum yang menyapa Luke
duluan. Mungkin saja anak itu ingin memiliki teman dan sadar bahwa berteman itu
adalah hal yang penting. Oke. Tidak apa-apa Calum menjadi temannya. Luke pikir
Calum adalah anak yang baik dan tidak banyak tingkah. Sama seperti dirinya. Di
sekolah Luke adalah anak pendiam dan jarang ngobrol, bahkan dengan Michael.
“Belum. Nanti aku akan menjenguknya.
Kau mau ikut?” Jawab+Tanya Luke.
Calum berpikir sesaat. “Baiklah.”
Jawabnya.
Pasti Trisha bahagia mendengar ia
yang sudah mulai keluar rumah dan tidak terus-terusan berada di kamar. Dan kata
Trisha, ia harus menemukan hobi atau bergabung dengan anak-anak yang memiliki
hobi yang sama dengannya. Tapi Calum tidak tau apa hobinya. Satu-satunya hal
yang ia sukai adalah mendengarkan musik dan band favoritnya sepanjang masa
adalah Green Day. Green Day. Calum tentu tidak merasa asing lagi dengan nama
itu yang ternyata adalah band favoritnya.
“Hobimu apa?” Tanya Calum.
Luke menghentikan kegiatannya.
“Hobiku? Belajar.” Jawabnya.
Belajar? Jadi belajar bisa dikatakan
sebagai hobi? Bagi Calum belajar sangat membosankan apalagi jika sosok Hailey
yang tiba-tiba masuk di pikirannya sehingga mengacaukan pikirannya dan tidak
bisa serius dalam hal apapun.
“Aku ingin bergabung dengan
sekelompok anak yang memiliki hobi yang sama denganku.” Ucap Calum.
“Memangnya hobimu apa? Kenapa kau menanyakan
hal itu?” Tanya Luke.
Calum terdiam sesaat. “Aku suka
mendengarkan lagu. Walau aku amnesia, aku masih mengingat siapa band favoritku,
yaitu Green Day dan saat aku mendengar lagunya, aku merasa tenang dan
seakan-akan menjadi diriku yang dulu.” Ucapnya.
“Ya aku tau Green Day dan aku juga
menyukainya.” Ucap Luke.
Tiba-tiba Calum tersenyum. “Jadi
kita sama-sama menyukai Green Day? Apakah Michael suka juga? Aku ingin sekali
bernyanyi bersama kalian.” Ucapnya.
Seorang guru datang dan Calum memutuskan
untuk fokus ke depan dan tidak melanjutkan pembicaraan. Sementara Luke mencoba
berpikir keras dan mencari apa maksud dari kalimat terakhir yang diucapkan
Calum.
***
“Hai Calum!”
Siang itu Calum pulang bersama Luke
dan tidak bertemu dengan Hailey. Tiba-tiba ia mendengar suara seorang gadis dan
wajah Calum berubah menjadi pucat. Gadis itu kan… Sementara itu Luke menatap
gadis itu tidak suka.
“Oh hai.” Balas Calum bingung.
Bryanna, gadis itu tersenyum senang
melihat Calum. Ia memperhatikan Calum dari atas sampai bawah dan ternyata Calum
benar-benar mengagumkan. Wajahnya amat langka dan Bryanna menyukainya. Dan yang
paling ia sukai adalah pipi Calum yang cocok sekali untuk dicubit. Ditambah
lagi hidung Calum yang tidak biasa.
“Mau apa kau?” Tanya Luke setengah
membentak.
Tentu Bryanna menatap kesal ke arah
Luke. “Kau kenapa? Aku menyapa Calum dan kau marah-marah?” Tanyanya.
“Seharusnya kau bersama Ashton dan
jangan menganggu Calum!” Ucap Luke.
Bryanna terdiam sesaat. Ia memang
salah. Apa yang dikatakan Luke benar. Ah tidak juga. Bryanna menyimpulkan
perasaannya pada Ashton sudah menghilang dan ia sudah tidak mau tau lagi
tentang Ashton. Sekarang ini adalah semua tentang cowok bernama Calum yang
membuatnya penasaran.
“Aku bukan kekasih Ashton! Semua
gosip yang kau dengar mengenai diriku dengan Ashton adalah salah. Jadi apa
salahnya aku mendekati Calum?” Ucap Bryanna.
Astaga kalimat terakhir yang ia
ucapkan mampu membuat jantungnya berdebar-debar hebat. Mendekati sama halnya
dengan mencoba mencari perhatian pada Calum agar Calum menyukainya.
“Calum tidak cocok denganmu!” Ucap
Luke lalu mengajak Calum pergi dari tempat itu.
Sepeninggal Luke dan Calum, Bryanna
jadi kesal sendiri. Luke, cowok itu sialan sekali. Padahal ia tidak pernah
berbuat salah pada Luke dan ia bahkan tidak mengenali Luke. Bryanna hanya
mengetahui bahwa Luke Hemmings adalah salah satu murid berprestasi dan
membanggakan sekolah. Namun Bryanna sempat memperhatikan Calum yang diam saja
tanpa ikut campur dengan perdebatannya bersama Luke.
Jadi apakah Calum sama sekali tidak
tertarik padanya?
***
Setiba di rumah Michael, ada Mama
Michael yang menyapa keduanya dengan ramah. Wanita itu mengajak Luke dan Calum
masuk ke dalam kamar Michael. Ternyata Michael hanya demam saja dan besok ia
bisa sekolah. Tapi Michael terlihat baik-baik saja tuh. Cowok itu malah
memainkan ipod-nya dan tidak menyadari kedatangan Luke dan Calum.
Dan ya! Luke berhasil merebut ipod
itu dari tangan Michael dan Michael mendadak kaget. Luke tersenyum puas melihat
kekesalan di wajah Michael. Namun kekesalan itu menjadi hilang saat ia
menyadari ada sosok Calum di kamarnya ini.
“Aku tidak menyangka kau bisa
mengajak Calum disini.” Ucap Michael senang.
“Hai Mike bagaimana keadaanmu?”
Tanya Calum.
Michael tersenyum. “Baik
terimakasih. Wah kau dan Luke sudah bersahabat ya? Aku senang sekali.” Ucapnya.
Calum ikutan tersenyum. “Aku rasa.”
Ucapnya.
Tiba-tiba ekor matanya tidak sengaja
melihat sebuah benda yang sudah tidak asing lagi. Ya, benda itu adalah gitar
dan entah mengapa rasanya Calum ingin sekali memainkan gitar itu.
“Gitar-mu keren.” Ucap Calum.
Michael sedikit kaget mendengar
ucapan Calum. “Itu gitar lamaku dan aku sudah jarang memainkannya.” Ucapnya.
“Boleh ku pinjam?” Tanya Calum.
Tanpa sepersetujuan dari Michael,
Calum berlari dan mengambil gitar itu lalu memetiknya dengan pelan. Awalnya
memang terasa aneh dan jari-jarinya belum bisa beradaptasi dengan senar-senar
itu. Alhasil Calum menciptakan nada-nada yang aneh di senar-senar itu.
“Apa dulu kau menyukai musik?” Tanya
Michael penasaran.
“Aku tidak tau. Tapi rasanya amat
menyenangkan jika aku mendengarkan lagu. Apalagi ketika aku tidak sengaja
membuka video-video klip Green Day di youtube. Aku menyukai mereka.” Ucap
Calum.
“Green Day? Kau menyukai Green Day?”
Tanya Michael melebarkan matanya.
Calum tersenyum. “Tentu saja.”
Ucapnya.
“Wah mungkin kau dulunya pecinta
band dan bisa saja dulu kau mempunyai band. Kalau band favorit-ku adalah All
Time Low. Bagaimana kalau kita membentuk band?” Ucap Michael.
“Tapi aku tidak bisa bermain musik.
Aku bisa saja bermain gitar tapi rasanya aneh.” Ucap Calum.
“Bagaimana jika dulu kau adalah
seorang drummer? Aku bisa menebak tubuhmu yang atletis.” Ucap Michael.
“Aku tidak tau. Tapi apakah kau mau
mendengar suaraku?” Tanya Calum.
***
“Ternyata kau memiliki suara yang
bagus.” Ucap Luke.
Ya, tadi Calum sempat bernyanyi dan
menurut Luke suara Calum cukup bagus dan terdengar unik. Mungkin saja dulu
Calum memang hobi menyanyi dan ingatan Calum sedikit demi sedikit mulai pulih.
“Tapi suaramu jauh lebih bagus.”
Ucap Calum.
“Haha sejak kecil aku memang hobi
menyanyi. Aku sudah memenangkan banyak lomba. Tapi semenjak SMA aku mulai
serius belajar. Menyanyi hanya sekedar hobiku saja.” Ucap Luke.
Calum teringat dengan ide Michael
untuk membentuk sebuah band. “Aku memikirkan ide Michael untuk membentuk sebuah
band. Bagaimana menurutmu?” Tanyanya.
“Sebenarnya Michael sudah lama
mengusulkan ide ini tapi aku tidak menanggapinya.” Jawab Luke.
Dari arah yang tidak jauh, Calum
melihat sebuah bayangan. Bayangan seorag gadis yang tidak lain adalah… Hailey!
Ada apa gadis itu disana? Apakah gadis itu mengikutinya? Oh salahnya karena
tidak menunggu Hailey karena menjenguk Michael.
“Aku pergi dulu ya kau pulang saja.”
Ucap Calum kemudian berlari meninggalkan Luke.
Menyadari kepergian Calum, perasaan
Luke menjadi tidak enak. Ada apa dengan Calum? Mengapa tiba-tiba Calum berlari
seperti dikejar setan? Memangnya Calum melihat apa? Ah ya Luke hampir lupa
kalau Calum memang aneh dan ia akan terus menyimpan rasa penasaran itu yang
entah kapan bisa terjawab.
“Hailey!” Seru Calum.
“Kau jahat Cal tidak menungguku.
Akhirnya aku yang menunggumu.” Ucap Hailey.
Baru kali ini Calum melihat Hailey
yang kesal namun wajah gadis itu tetap menggemaskan. Hailey tampak selalu
terlihat sempurna baginya. Calum berharap setelah ini Hailey tidak akan
mengamuk.
“Maafkan aku. Sepulang sekolah aku
menjenguk Michael. Kalau aku tau dimana kau, pasti aku sudah mengajakmu pergi
ke rumah Michael.” Ucap Calum.
“Ah sudahlah. Itu tidak penting.”
Ucap Hailey.
Akhirnya Calum memutuskan untuk
duduk di bawah pohon dan Hailey mengikutinya. Nah pembicaraan apakah sekarang?
Topik apa yang akan dibicarakan Hailey?
“Bryanna menyukaimu.” Ucap Hailey
tanpa ekspresi.
Anehnya Calum sama sekali tidak
kaget dengan apa yang diucapkan Hailey. “Aku tidak peduli.” Ucapnya.
Hailey menatap Calum. “Tapi dia
menyukaimu. Jujur Cal, kau sangat tampan dan istimewa. Banyak gadis yang tergila-gila
padamu.” Ucapnya.
Sejujurnya Calum tidak paham dengan
arah pembicaraan Hailey. Akhirnya ia memutuskan mengubah topik. “Aku hampir
lupa. Dulu kita dekat kan? Tentu kau tau semua tentangku dan aku ingin
menanyakan satu hal penting padamu.” Ucapnya.
“Apa itu?” Tanya Hailey.
“Hobiku apa? Seingatku dulu aku menyukai
Green Day.” Tanya Calum.
Hailey terdiam sesaat. “Dulu kau adalah
pemain bass.” Jawabnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar