Sampai saat
ini Calum tidak bisa berhenti untuk tersenyum mengingat kejadian tadi. Walau
hatinya sempat sakit mengetahui Hailey yang sudah memiliki seorang kekasih
bernama Toby, tetapi Hailey mengatakan kalau dirinya bisa menggantikan sosok
Toby di hati Hailey. Ya. Calum akan berusaha untuk mengobati luka di hati
Hailey dengan cara apapun.
Mengenai soal Bryanna, Hailey masih
tampak tertutup dan bicaranya hati-hati. Hailey hanya mengatakan bahwa dia
mengenali sosok Bryanna tapi tidak mengatakan kalau Bryanna adalah temannya.
Namun jika Bryanna memang teman Hailey dan keduanya sudah lama saling kenal
mengenal, artinya Hailey yang dimaksud Bryanna adalah Hailey-nya. Apa perlu ia
ceritakan hal ini pada Michael? Tapi takutnya Michael tidak bisa menahan diri dan
akan mengintrograsi Bryanna mengenai sosok Hailey.
“Hai daritadi ku perhatikan kau
tersenyum saja.”
Mali datang padanya dan Calum sama
sekali tidak keberatan. “Ya. Aku sangat senang sekali.” Ucapnya.
“Memangnya ada apa?” Tanya Mali.
Gadis itu sama sekali tidak curiga.
“Ku rasa Hailey memberi kesempatan
untukku. Maksudku Hailey yakin sekali kalau aku bisa mengobati luka di
hatinya.” Jawab Calum.
Sebisa mungkin Mali tampak tenang
dan menyimpan ekspresi yang dapat membuat Calum curiga. Ya. Diam-diam Mali
ingin mengetahui seberapa jauh Calum membicarakan sosok Hailey dan bagaimana
percakapan antara keduanya.
“Memangnya Hailey kenapa?” Tanya
Mali.
Calum memperhatikan wajah Mali yang
datar-datar saja. Tidak ada ekspresi ketidaksukaan atau kesedihan disana.
“Pacarnya meninggal karena terkena penyakit kanker. Namanya Toby.” Jawab Calum.
Deg. Rasanya jantun Mali sudah tidak
berdetak lagi mendengar jawaban yang diberikan Calum. Namun lagi-lagi Mali
mencoba menyembunyikan segala ekspresi yang dapat membuat Calum curiga, tapi
rasanya susah menyembunyikan ekspresi yang sangat sulit untuk disembunyikan.
“Apa kau tidak marah atau menangis
saat aku membicarakan sosok Hailey? Kau pernah marah padaku karena aku
membicarakan Hailey, kemudian kau tampak sedih dan mengatakan kalau aku adalah
orang yang jahat, dan sekarang kau tampak baik-baik saja. Aku bingung padamu.”
Ucap Calum.
Mali menatap Calum dengan ragu-ragu.
“Apa.. Apa aku boleh bertemu dengan Hailey-mu itu?” Tanyanya.
Calum terdiam mendengar permintaan
Hailey. Bukan hanya Mali saja yang meminta bertemu dengan Hailey. Tetapi
Michael juga ingin sekali melihat bagaimana sosok Hailey itu.
“Nanti aku akan menanyakan hal ini
padanya karena aku saja sulit mencari Hailey.” Jawab Calum.
“Memangnya.. Memangnya Hailey ada
dimana?” Tanya Mali.
“Sejujurnya aku bingung bagaimana
menjelaskannya. Bagiku, Hailey tampak misterius dan dia sering menemuiku di
tempat favorit kita yaitu tempat aku menunggu jemputan dari Mom. Tempatnya
lumayan sepi tapi sepertinya Hailey menyukai tempat yang sepi. Ohya Hailey juga
pernah mendatangiku di luar jendela kamarku. Katanya orangtuanya sedang
bertengkar dan dia habis menangis.” Jelas Calum.
Entah mengapa rasanya sakit sekali.
Hati Mali begitu sakit mendengar cerita Calum. Tiba-tiba ia teringat dengan
ucapannya yang ia ucapkan pada Trisha.
“Tapi
bagaimana caranya agar Calum bisa menjadi Calum yang dulu?”
“Aku juga bingung. Bahkan psikiater
juga tidak bisa mengatasi masalah ini. Tapi aku yakin sekali ada sosok yang bisa
mengembalikan Calum ke Calum yang dulu.”
“Siapa?”
“Siapa lagi kalau bukan dirinya
sendiri?”
***
Siang itu bandara tampak ramai dan banyak sekali orang yang berlalu
lalang. Seorang gadis ramping berkacamata melihat-lihat di sekitarnya. Orang
yang dia cari tidak mucul juga atau jangan-jangan ia yang sudah amnesia
sehingga tidak bisa mengingat orang itu? Gadis itu berumur lima belas tahun dan
dengan beraninya melakukan perjalanan jauh dari Inggris menuju Australia tanpa
ditemani oleh siapapun. Tak apa. Gadis itu sudah tiba di Sydney dengan selamat
dan kini kebingungan mencari sosok yang dicarinya.
“Angel!”
Gadis yang bernama Angel itu menoleh kebelakang dan tersenyum senang.
Sosok yang dicarinya pun tiba dan Angel langsung memeluk erat sosok itu. Sudah
lama sekali Angel tidak bertemu sosok itu.
“Kau sudah besar ya. Mom dan Dad tidak sabaran bertemu denganmu.” Ucap
sosok itu.
***
“Baru saja kau masuk ke kelas dan kau langsung mengatakan kalau Hailey
akan membuka hatinya untukmu.” Ucap Michael.
Michael tampak senang karena Calum sudah mulai bercerita padanya dan ia
bisa menjadi pendengar yang baik. Artinya ia tidak merasa sia-sia kan jika
berteman dengan Calum? Pagi ini Calum terlihat ceria, namun Michael masih
penasaran akan sosok Hailey dan Hailey teman Bryanna.
“Aku penasaran dengan Hailey. Ayolah Cal aku tidak sabaran bertemu dengan
Hailey.” Ucap Michael.
Calum tertawa. “Aku takut kalau kau nantinya bakal jatuh cinta dengan
Hailey.” Ucapnya.
“Hei kalian berdua, dengar-dengar ada murid baru disini.” Ucap Luke yang
tiba-tiba saja sudah duduk di samping Michael.
Sepertinya Michael tertarik dengan pembicaraan Luke. “Murid baru? Siapa?
Semoga saja cewek cantik.” Ucapnya.
“Katanya sih sepupunya Harry.
Namanya Angel.” Jawab Luke.
“Harry? Harry teman Ashton
maksudmu?” Tanya Michael.
Luke mengangguk pelan. Rasanya
sedikit aneh dengan kedatangan murid baru bernama Angel yang adalah sepupu
Harry. Biasanya jika ada murid baru, Luke tidak mempedulikannya toh tidak ada
manfaatnya juga. Tapi rasanya ini berbeda.
“Cal, kau.. kau kenal tidak dengan
Angel?” Tanya Luke.
Entah mengapa jantung Calum yang
tadinya normal menjadi berantakan saat mendengar pertanyaan tidak penting dari
Luke. Angel? Mengapa nama itu terasa tidak asing lagi di telinganya?
“Eh aku.. aku tidak kenal.” Jawab
Calum.
Giliran Michael yang bicara. “Kau
sih aneh Luk menanyakan hal itu pada Calum. Mana mungkin Calum bisa mengenali
sepupu Harry, dia saja tidak mengenal Harry.” Ucapnya.
Luke terdiam sesaat. Mungkin
perasaannya sedang tidak benar hari ini. Ya.
***
Harry memang gila! Begitu pikir
Angel. Baru saja ia datang kemarin siang dan Harry menjemputnya di bandara dan
esoknya ia dipaksa Harry untuk sekolah karena Harry sudah mendaftarkannya tepat
di sekolahnya. Padahal Angel ingin sekali mengelilingi Kota Sydney dan
menemukan suasana baru.
Harry mendekati Angel dan menatap mata
biru Angel yang sangat indah. “Kau cantik dan pastinya di sekolah banyak cowok
yang menyukaimu.” Ucapnya kemudian mengacak-acak rambut Angel.
Sepupunya itu tidak pernah berubah.
Selalu saja Harry mengacak-acak rambutnya hingga berantakan dan itu sudah
menjadi hobi Harry. Tiba-tiba Angel teringat sesuatu.
“Gimana kabar Kak Ashton dan Kak
Bryanna? Aku harap mereka sudah pacaran.” Ucap Angel.
Harry sedikit kaget mendengar
pertanyaan Angel. Tiba-tiba ia teringat dengan Bryanna yang entah mengapa bisa
menyukai Calum. “Mereka belum pacaran. Aku tidak tau bagaimana perasaan Bryanna
juga Ashton.” Ucapnya.
“Oh tapi mereka adalah pasangan yang
cocok.” Ucap Angel.
“Bagaimana kabar orangtuamu?” Tanya
Harry. Sial! Mengapa ia berani sekali menanyakan hal itu pada Angel?
Mata biru Angel yang tadinya tampak
ceria berubah menjadi sedih. Orang-orang yang dicintainya benar-benar
meninggalkannya. “Mom dan Dad sudah cerai dan karena itulah aku ingin tinggal
disini bersamamu. Aku muak dengan sikap mereka. Aku kesepian disana. Rumah yang
dulunya indah berubah menjadi sepi.” Jelasnya.
Harry merasa simpati pada sepupunya
itu. Tentu ia bisa merasakan bagaimana rasanya melihat orangtua yang sering
bertengkar karena dulu orangtuanya sudah pernah bercerai dan Ibunya menikah
dengan lelaki yang baru. Rasanya sakit memang dan hampir ingin mengakhiri
hidup.
“Tak apa. Kau akan bahagia tinggal
disini.” Ucap Harry.
Angel tersenyum kecil. “Calum.
Apakah Calum sekolah di sekolahku juga?” Tanyanya.
***
Jam sembilan malam dan Hailey belum
juga datang. Tadi sepulang sekolah Hailey mengatakan bahwa dia ingin pergi ke
rumah Calum tepat jam sembilan malam. Tentu saja Calum merasa bahagia dan tidak
bisa menolak Hailey. Tapi bagaimana caranya agar Hailey bisa masuk ke dalam rumahnya?
Tok..Tok..Tok..
Jendela kamarnya berbunyi dan Calum
melihat ada sosok Hailey disana. Gadis itu tersenyum manis padanya dan Calum
ingin sekali menarik tubuh Hailey dan mencari cara agar Hailey bisa masuk ke
dalam kamarnya.
“Hailey! Aku tidak tau bagaimana
cara agar kau bisa masuk ke dalam rumahku.” Ucap Calum.
Hailey masih tetap tersenyum.
“Tunggu aku di pintu masuk. Bukalah pintu itu pelan-pelan. Aku jamin Mom tidak
akan tau.” Ucapnya.
Untunglah seisi rumah sudah tidur
dan Calum bisa mengambil kunci gerbang dan kunci rumah lalu membukanya dengan
hati-hati. Dan akhirnya Hailey bisa masuk ke dalam rumahnya tanpa sepengetahuan
orangtuanya. Calum pun mengajak Hailey masuk ke dalam kamarnya.
“Kamarmu tampak rapi.” Ucap Hailey.
“Terimakasih.” Ucap Calum.
Hailey pun duduk di pinggir kasur
Calum. “Rasanya nyaman berada disini dibandingkan dengan rumahku yang
benar-benar hancur.” Ucapnya.
Calum memilih duduk di samping
Hailey dan memberanikan diri merangkul pundak Hailey. “Kalau begitu kau boleh
tinggal disini sampai orangtuamu baikan.” Ucapnya.
“Tidak. Mereka tidak akan bisa
baikan dan sebentar lagi mereka akan cerai.” Ucap Hailey.
Calum terdiam mendengar ucapan
Hailey. Dieratkannya rangkulannya itu dan kepala Hailey jatuh mengenai pundaknya.
Malam yang benar-benar indah dan Calum ingin terus seperti ini. Berada di sisi
Hailey dan merangkul erat gadis itu.
“Ngomong-ngomong, apa kau sudah tau
ada murid baru di sekolahku?” Tanya Calum.
Tidak ada jawaban. Calum mendesah
pelan. Ternyata Hailey tertidur lelap di bahunya dan melihat wajah manis Hailey
yang tengah tertidur menimbulkan efek berbeda bagi Calum. Hailey tampak seperti
sosok malaikat cantik dengan wajah yang amat tenang dan menyejukkan. Kemudian
Calum dengan perlahan membawa tubuh Hailey di atas kasurnya dan membiarkan
gadis itu tetap terlelap. Aneh. Secepat inikah Hailey tidur?
Akhirnya Calum memutuskan untuk
tidur tepat di samping Hailey.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar