expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 28 Desember 2015

Illusion ( Part 14 )



“Luke!” Seru Michael.

            Luke yang sedang serius mengerjakan tugas langsung menoleh kaget ke arah Michael yang rambutnya berantakan dan wajahnya terlihat menyeramkan. Apa Michael stres karena mendengar cerita Mali tentang Calum? Dan ya! Akhirnya Michael mengetahuinya dan tentu saja Michael merasa kaget. Namun ada satu lagi misteri yang belum Michael dan Luke ketahui karena kisah ini belum selesai.

            “Aku tau kau tidak percaya begitu saja. Tapi memang begitulah kenyataannya.” Ucap Luke.

            “Kasihan Calum. Tapi aku masih penasaran dimana keberadaan Hailey yang sebenarnya.” Ucap Michael.

            “Aku juga. Mali bahkan Angel tidak mau memberitahuku.” Ucap Luke.

            Seseorang datang dan Michael kaget melihat kedatangan orang itu. Calum? Mengapa Calum bisa ke rumahnya? Wajah Calum terlihat pucat dan menyedihkan dan rasanya Michael ingin menangis.

            “Maaf aku suka mencuekkan kalian. Aku terlalu larut dengan kesedihanku.” Ucap Calum.

            Baik Luke maupun Michael mencoba untuk tersenyum. Kemudian Luke menepuk bahu Calum. “Ini yang terbaik untukmu, Cal. Hiduplah tanpa Hailey.” Ucapnya.

            Mendengar ucapan Luke, Calum langsung menyingkirkan tangan Luke di pundaknya. “Kau bicara apa? Hailey adalah pacarku dan kami sama-sama saling mencintai. Segampang itukah kau mengucapkan kalimat itu?” Ucap Calum.

            Michael berbisik di telinga Luke. “Aku mendapatkan suatu kesimpulan. Calum tidak hanya amnesia, tapi Calum gila!” Ucapnya.

            “Mike, Calum terlalu mencintai Hailey.” Ucap Luke.

            “Aku rela mencari Hailey dimanapun Hailey berada asalkan Calum bahagia bersama Hailey.” Ucap Michael.

            “Aku tau kalian sangat penasaran dengan sosok Hailey. Sama. Aku juga penasaran. Dan aku merasa begitu sakit kehilangan sosok yang aku cintai. Tidak pernah Hailey menghilang lebih dari satu hari.” Ucap Calum lalu meninggalkan Michael dan Luke.

            Setelah Calum pergi, Luke dan Michael saling bertatapan. “Salah kita. Seharusnya kita tidak perlu mengikuti Calum.” Ucap Michael.

***

            Dua minggu tanpa Hailey membuat Calum gila dan stres. Namun ini tidak semua kesalahan Hailey karena Calum tidak mendatangi tempat barunya bersama Hailey. Calum bukannya takut atau apa. Tapi Calum tidak ingin hatinya semakin sakit jika ia mendatangi tempat itu karena perasaan kecewanya pada Hailey yang tidak datang-datang di tempat itu.

            Dan sudah dua hari Calum tidak sekolah dan mengurung diri di kamar. Hailey pergi tanpa sebab dan Calum membenci hal itu. Tapi bukankah Hailey pernah mengatakan bahwa gadis itu akan selalu menemui Calum walau gadis itu marah atau kesal padanya? Apa Hailey sedang ada masalah sehingga tidak sempat menemuinya?

            “Calum, ini aku, Mali. Sudah dua hari kau di kamar terus. Ada apa denganmu?”

            Di luar, tentu Mali bisa menebak jawaban yang akan diberikan Calum. Siapa lagi kalau bukan Hailey? Satu-satunya gadis yang mampu membuat Calum menjadi gila seperti itu. Begini saja sudah seperti ini, lalu bagaimana jika.. Cepat-cepat Mali membuang pikirannya itu dan masuk ke dalam kamar Calum. Untunglah pintu kamar Calum tidak dikunci.

            “Mau apa kau kesini?” Ketus Calum.

            Sebisa mungkin Mali bersikap tenang dan tersenyum pada Calum. “Aku kakakmu dan tentu saja aku merasa kasihan padamu. Mom mulai khawatir padamu. Sudah dua hari kau tidak sekolah.” Ucap Mali.

            “Aku tidak suka dikasihanin ataupun dikhawatirkan. Dan kau tidak akan pernah tau bagaimana rasanya tidak bertemu dengan orang yang kau cintai dan orang itu pergi tanpa sebab.” Ucap Calum.

            “Aku.. Aku mengerti Cal tapi.. Ah aku tidak tau harus bagaimana lagi.” Ucap Mali.

            Calum menatap Mali dengan serius. “Jawab dengan jujur. Bagaimana akhir kisahku dengan Hailey sebelum aku amnesia?” Tanyanya.

            Lagi-lagi Mali menutup mulutnya dan Calum tau apa alasannya. Tentu saja karena Mali dan lainnya tidak ingin ia menjadi sedih. Calum sangat bosan dengan alasan yang baginya tidak masuk akal itu. Apa susahnya sih berkata jujur?

            “Aku heran dengan kalian. Kau, Angel, bahkan Hailey tidak mau memberitahuku.” Ucap Calum.

            “Hailey? Kenapa.. Kenapa kau tidak memaksanya saja untuk menceritakan masa lalumu?” Tanya Mali.

            Calum terdiam sesaat. “Aku tidak akan lagi bisa bertemu dengannya.” Ucapnya sedih.

            “Coba temui tempatmu bersama Hailey. Aku yakin sekali saat ini dia menunggumu disana.” Ucap Mali.

***

            Meski tidak percaya sepenuhnya, Calum memutuskan untuk mendatangi tempatnya bersama Hailey. Sebuah tempat asing yang sepi namun Calum nyaman dengan tempat itu asalkan ia bersama Hailey. Dan baru saja ia menginjakkan kaki di tempat itu, jantung Calum berdebar-debar melihat punggung seorang gadis yang tidak asing lagi. Gadis itu seakan-akan menunggu kedatangannya. Calum mendekati gadis itu.

            “Hailey?” Tanya Calum.

            Gadis itu menoleh dan menatap Calum dengan tatapan tidak ramah. Calum menelan ludahnya. Tampaknya Hailey marah padanya. Calum bisa menebak wajah Hailey dan Calum tidak siap mendapatkan amarah dari Hailey.

            “Kenapa kau tidak datang menemuiku?” Tanya Hailey.

            Rasanya sulit untuk menjawab. Tidak. Ini bukan kesalahan sepenuhnya kan? Hailey yang tidak datang padanya lebih dari empat ini. Tentu saja itu kesalahan Hailey. Seharusnya Calum yang marah pada Hailey, bukan Hailey yang marah padanya.

            “Kau.. Kau yang tidak datang padaku. Aku lelah menunggumu selama empat hari. Lagipula, kau tidak mau memberikan alamat rumahmu padaku jadi kalau kau tidak bisa datang, aku yang akan ke rumahmu.” Jawab Calum.

            Entahlah bagaimana ekspresi Hailey saat mendengar jawaban Calum. “Sebenarnya, semua ini bukan salah kita.” Ucapnya.

            “Lalu salah siapa?” Tanya Calum.

            “Luke, Michael, dan kakakmu. Aku tidak suka dengan mereka.” Jawab Hailey.

            Apa? Ia salah dengar kan? Calum tidak bisa menebak jalan pikiran Hailey. Tentu mustahil jika semua ini adalah kesalahan Luke, Michael dan Mali yang tidak tau apa-apa tentang kepergian Hailey.

            “Luke dan Michael diam-diam mengikutimu dan ingin melihatmu bicara denganku. Aku tidak menyukainya. Dan ini semua ide Mali.” Ucap Hailey.

            Calum kaget mendengar ucapan Hailey. Benarkah Luke dan Michael diam-diam mengikutinya? Pantas saja sikap Luke dan Michael tampak berbeda terlebih saat menatapnya. Dan Calum merasa tidak suka dengan perbuatan Luke dan Michael. Berani-beraninya mereka mengikutinya tanpa sepengetahuannya.

            “Kau merasa tidak suka kan?” Tanya Hailey.

            Calum menatap Hailey. “Mungkin kau benar. Di tempat ini hanya ada kau dan aku dan tidak ada siapa-siapa selain kita. Aku kecewa dengan Michael dan Luke. Seharusnya mereka tidak perlu mencampuri urusanku. Terutama Michael yang ingin sekali tau tentangku.” Ucapnya.

            Hailey tersenyum puas. “Ya. Hanya ada kita di tempat ini. Bahkan di dunia ini. Hanya kau dan aku.” Ucapnya.

            Lalu tiba-tiba dengan gerakan cepat Hailey menarik tubuh Calum dan mencium Calum. Sementara Calum membalas ciuman Hailey sambil memegang pinggang gadis itu. Oh alangkah indahnya hidup ini jika ia bersama Hailey. Hailey benar. Di dunia ini hanyalah ada ia dan Hailey. Calum tidak membutuhkan siapapun selain Hailey. Keluarga pun tidak ia butuhkan dan Calum tidak menyukai Mali yang seenaknya menyuruh Luke dan Michael diam-diam mengikutinya.

            “Dunia luar begitu kejam. Kau akan aman di dunia ini, bersamaku..” Bisik Hailey setelah melepaskan ciumannya.

***

            Mulai detik ini, Calum memutuskan untuk tak lagi berhubungan dengan siapapun dan akan hidup sendirian. Calum tidak peduli apakah keputusannya benar atau tidak. Ciuman Hailey kemarin sangatlah dahsyat dan memberikannya efek yang besar. Tidak apa-apa di dunia ini sepi asalkan ia bersama Hailey.

            “Pagi Cal!” Sapa Michael.

            Pastinya Calum tidak membalas sapaan Michael dan asyik dengan pikirannya sendiri. Sementara itu Michael mulai merasakan sesuatu yang tidak beres. Calum semakin parah dan semua ini harus berakhir.

            “Aku tidak tahan lagi Luk. Bagaimanapun juga kita harus membantu Calum keluar dari semua itu.” Ucap Michael.

            Luke mengangkat bahunya. “Tapi bagaimana? Itu semua tergantung pada Calum.” Ucapnya.

            “Tapi Calum semakin parah, Luk. Lihat dia tidak mau membalas sapaanku. Ada yang tidak beres darinya.” Ucap Michael.

            Bahkan sampai pulang sekolah Calum masih mengabaikan Luke dan Michael. Ketika mereka keluar kelas, Michael langsung menarik tas Calum dan hal itu membuat Calum kaget. Apa-apaan ini? Calum sangat tidak menyukai perbuatan yang dilakukan Michael.

            “Kenapa kau tarik tasku?” Bentak Calum.

            Michael melongo melihat ekspresi Calum pada saat marah. Calum sedikit mengerikan dan Michael merasa bersalah. Kemudian Luke menyusulnya dan heran dengan wajah Calum yang menandakan bahwa Calum sedang marah.

            “Calum, kenapa kau tidak mau membalas sapaan kami?” Tanya Luke mencoba untuk ramah.

            Calum menatap Luke tajam. “Kenapa kalian berani-beraninya mengikutiku? Apa kalian ingin melihatku bersama Hailey? Sudah aku bilang kalau Hailey tidak suka jika ada orang yang melihatnya bahkan membicarakannya.” Ucapnya.

            Tentu saja Michael dan Luke tidak menyangka Calum akan mengetahuinya dan keduanya tidak bisa berbohong. Calum benar-benar marah dan Luke tidak yakin Calum mengetahuinya dari Hailey.

            “Hailey yang memberitahu padaku dan itu penyebab Hailey tidak mau mendatangiku! Aku kecewa pada kalian. Tidak hanya kalian saja. Tapi semua orang. Bahkan Mali! Mom, dad, Angel, mereka tidak mau menceritakannya padaku. Mereka egois sekali! Aku benci mereka! Aku telah memutuskan untuk hidup bersama Hailey dan hanya bersama Hailey. Aku tidak akan peduli dengan kalian ataupun semuanya. Hidupku hanya untuk Hailey.” Ucap Calum.

            Mendengar ucapan Calum yang terdengar menyedihkan, baik Luke dan Michael berusaha untuk mengertikan Calum. Sebagian perkataan Calum ada benarnya seperti orangtua Calum yang sampai saat ini masih menyembunyikan semua itu. Jika saja Calum mengetahuinya, maka Calum tidak akan menjadi seperti ini.

            “Aku peringatkan padamu. Kau harus melupakan Hailey agar kau tidak semakin gila! Kau sudah gila sekarang!” Ucap Michael.

            “Apa? Tau apa kau tentang Hailey?” Bentak Calum.

            Michael tidak menjawab petanyaan Calum. Sebagai gantinya, Luke yang menjawab. “Baiklah jika itu keinginanmu. Mulai sekarang kami bukanlah temanmu dan kami tidaklah nyata bagimu.” Ucapnya.

***

            BRAKK !!!!

            Calum membanting pintu kamarnya dengan kasar dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Kepalanya terasa sakit dan Calum tidak tahan lagi. Calum tidak hanya membenci Luke, Michael ataupun lainnya. Tapi Calum membenci dirinya sendiri. Jika diberi pilihan, Calum memilih hidup lamanya dan semua memori yang hilang kembali lagi. Dan bagaimana dengan kesedihan itu? Calum tidak peduli. Persetan dengan kesedihan asalkan ia bisa kembali menjadi dirinya yang dulu.

            “Calum! Kau..” Ucap Mali.

            “Apa? Kenapa kau kemari? Aku tidak mengenalmu!” Bentak Calum.

            Apakah ini puncaknya? Apakah Calum telah tiba di puncak kegilaannya? Apakah kejiwaan Calum sudah sangat parah? Mali tidak tahan sekali untuk memaksa Calum kembali menjadi dirinya yang dulu.

            “Cal, suruh Hailey-mu untuk mengembalikan dirimu yang dulu.” Ucap Mali.

            Sepertinya Calum tertarik dengan ucapan Mali barusan. “Hailey? Apa dia bisa?” Tanyanya.

            Mali tersenyum penuh harap. “Hanya dia yang bisa mengembalikanmu menjadi dirimu yang dulu.” Ucapnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar