“Luke!” Seru
Michael.
Luke yang sedang serius mengerjakan
tugas langsung menoleh kaget ke arah Michael yang rambutnya berantakan dan
wajahnya terlihat menyeramkan. Apa Michael stres karena mendengar cerita Mali
tentang Calum? Dan ya! Akhirnya Michael mengetahuinya dan tentu saja Michael
merasa kaget. Namun ada satu lagi misteri yang belum Michael dan Luke ketahui
karena kisah ini belum selesai.
“Aku tau kau tidak percaya begitu
saja. Tapi memang begitulah kenyataannya.” Ucap Luke.
“Kasihan Calum. Tapi aku masih
penasaran dimana keberadaan Hailey yang sebenarnya.” Ucap Michael.
“Aku juga. Mali bahkan Angel tidak
mau memberitahuku.” Ucap Luke.
Seseorang datang dan Michael kaget
melihat kedatangan orang itu. Calum? Mengapa Calum bisa ke rumahnya? Wajah
Calum terlihat pucat dan menyedihkan dan rasanya Michael ingin menangis.
“Maaf aku suka mencuekkan kalian.
Aku terlalu larut dengan kesedihanku.” Ucap Calum.
Baik Luke maupun Michael mencoba
untuk tersenyum. Kemudian Luke menepuk bahu Calum. “Ini yang terbaik untukmu,
Cal. Hiduplah tanpa Hailey.” Ucapnya.
Mendengar ucapan Luke, Calum
langsung menyingkirkan tangan Luke di pundaknya. “Kau bicara apa? Hailey adalah
pacarku dan kami sama-sama saling mencintai. Segampang itukah kau mengucapkan
kalimat itu?” Ucap Calum.
Michael berbisik di telinga Luke.
“Aku mendapatkan suatu kesimpulan. Calum tidak hanya amnesia, tapi Calum gila!”
Ucapnya.
“Mike, Calum terlalu mencintai
Hailey.” Ucap Luke.
“Aku rela mencari Hailey dimanapun
Hailey berada asalkan Calum bahagia bersama Hailey.” Ucap Michael.
“Aku tau kalian sangat penasaran
dengan sosok Hailey. Sama. Aku juga penasaran. Dan aku merasa begitu sakit
kehilangan sosok yang aku cintai. Tidak pernah Hailey menghilang lebih dari
satu hari.” Ucap Calum lalu meninggalkan Michael dan Luke.
Setelah Calum pergi, Luke dan
Michael saling bertatapan. “Salah kita. Seharusnya kita tidak perlu mengikuti
Calum.” Ucap Michael.
***
Dua minggu tanpa Hailey membuat
Calum gila dan stres. Namun ini tidak semua kesalahan Hailey karena Calum tidak
mendatangi tempat barunya bersama Hailey. Calum bukannya takut atau apa. Tapi
Calum tidak ingin hatinya semakin sakit jika ia mendatangi tempat itu karena
perasaan kecewanya pada Hailey yang tidak datang-datang di tempat itu.
Dan sudah dua hari Calum tidak
sekolah dan mengurung diri di kamar. Hailey pergi tanpa sebab dan Calum
membenci hal itu. Tapi bukankah Hailey pernah mengatakan bahwa gadis itu akan
selalu menemui Calum walau gadis itu marah atau kesal padanya? Apa Hailey
sedang ada masalah sehingga tidak sempat menemuinya?
“Calum, ini aku, Mali. Sudah dua
hari kau di kamar terus. Ada apa denganmu?”
Di luar, tentu Mali bisa menebak
jawaban yang akan diberikan Calum. Siapa lagi kalau bukan Hailey? Satu-satunya
gadis yang mampu membuat Calum menjadi gila seperti itu. Begini saja sudah
seperti ini, lalu bagaimana jika.. Cepat-cepat Mali membuang pikirannya itu dan
masuk ke dalam kamar Calum. Untunglah pintu kamar Calum tidak dikunci.
“Mau apa kau kesini?” Ketus Calum.
Sebisa mungkin Mali bersikap tenang
dan tersenyum pada Calum. “Aku kakakmu dan tentu saja aku merasa kasihan
padamu. Mom mulai khawatir padamu. Sudah dua hari kau tidak sekolah.” Ucap
Mali.
“Aku tidak suka dikasihanin ataupun
dikhawatirkan. Dan kau tidak akan pernah tau bagaimana rasanya tidak bertemu
dengan orang yang kau cintai dan orang itu pergi tanpa sebab.” Ucap Calum.
“Aku.. Aku mengerti Cal tapi.. Ah
aku tidak tau harus bagaimana lagi.” Ucap Mali.
Calum menatap Mali dengan serius.
“Jawab dengan jujur. Bagaimana akhir kisahku dengan Hailey sebelum aku
amnesia?” Tanyanya.
Lagi-lagi Mali menutup mulutnya dan
Calum tau apa alasannya. Tentu saja karena Mali dan lainnya tidak ingin ia
menjadi sedih. Calum sangat bosan dengan alasan yang baginya tidak masuk akal
itu. Apa susahnya sih berkata jujur?
“Aku heran dengan kalian. Kau,
Angel, bahkan Hailey tidak mau memberitahuku.” Ucap Calum.
“Hailey? Kenapa.. Kenapa kau tidak
memaksanya saja untuk menceritakan masa lalumu?” Tanya Mali.
Calum terdiam sesaat. “Aku tidak
akan lagi bisa bertemu dengannya.” Ucapnya sedih.
“Coba temui tempatmu bersama Hailey.
Aku yakin sekali saat ini dia menunggumu disana.” Ucap Mali.
***
Meski tidak percaya sepenuhnya,
Calum memutuskan untuk mendatangi tempatnya bersama Hailey. Sebuah tempat asing
yang sepi namun Calum nyaman dengan tempat itu asalkan ia bersama Hailey. Dan
baru saja ia menginjakkan kaki di tempat itu, jantung Calum berdebar-debar
melihat punggung seorang gadis yang tidak asing lagi. Gadis itu seakan-akan
menunggu kedatangannya. Calum mendekati gadis itu.
“Hailey?” Tanya Calum.
Gadis itu menoleh dan menatap Calum
dengan tatapan tidak ramah. Calum menelan ludahnya. Tampaknya Hailey marah
padanya. Calum bisa menebak wajah Hailey dan Calum tidak siap mendapatkan
amarah dari Hailey.
“Kenapa kau tidak datang menemuiku?”
Tanya Hailey.
Rasanya sulit untuk menjawab. Tidak.
Ini bukan kesalahan sepenuhnya kan? Hailey yang tidak datang padanya lebih dari
empat ini. Tentu saja itu kesalahan Hailey. Seharusnya Calum yang marah pada
Hailey, bukan Hailey yang marah padanya.
“Kau.. Kau yang tidak datang padaku.
Aku lelah menunggumu selama empat hari. Lagipula, kau tidak mau memberikan
alamat rumahmu padaku jadi kalau kau tidak bisa datang, aku yang akan ke
rumahmu.” Jawab Calum.
Entahlah bagaimana ekspresi Hailey
saat mendengar jawaban Calum. “Sebenarnya, semua ini bukan salah kita.”
Ucapnya.
“Lalu salah siapa?” Tanya Calum.
“Luke, Michael, dan kakakmu. Aku
tidak suka dengan mereka.” Jawab Hailey.
Apa? Ia salah dengar kan? Calum
tidak bisa menebak jalan pikiran Hailey. Tentu mustahil jika semua ini adalah
kesalahan Luke, Michael dan Mali yang tidak tau apa-apa tentang kepergian
Hailey.
“Luke dan Michael diam-diam
mengikutimu dan ingin melihatmu bicara denganku. Aku tidak menyukainya. Dan ini
semua ide Mali.” Ucap Hailey.
Calum kaget mendengar ucapan Hailey.
Benarkah Luke dan Michael diam-diam mengikutinya? Pantas saja sikap Luke dan
Michael tampak berbeda terlebih saat menatapnya. Dan Calum merasa tidak suka
dengan perbuatan Luke dan Michael. Berani-beraninya mereka mengikutinya tanpa
sepengetahuannya.
“Kau merasa tidak suka kan?” Tanya
Hailey.
Calum menatap Hailey. “Mungkin kau
benar. Di tempat ini hanya ada kau dan aku dan tidak ada siapa-siapa selain
kita. Aku kecewa dengan Michael dan Luke. Seharusnya mereka tidak perlu
mencampuri urusanku. Terutama Michael yang ingin sekali tau tentangku.”
Ucapnya.
Hailey tersenyum puas. “Ya. Hanya
ada kita di tempat ini. Bahkan di dunia ini. Hanya kau dan aku.” Ucapnya.
Lalu tiba-tiba dengan gerakan cepat
Hailey menarik tubuh Calum dan mencium Calum. Sementara Calum membalas ciuman
Hailey sambil memegang pinggang gadis itu. Oh alangkah indahnya hidup ini jika
ia bersama Hailey. Hailey benar. Di dunia ini hanyalah ada ia dan Hailey. Calum
tidak membutuhkan siapapun selain Hailey. Keluarga pun tidak ia butuhkan dan
Calum tidak menyukai Mali yang seenaknya menyuruh Luke dan Michael diam-diam
mengikutinya.
“Dunia luar begitu kejam. Kau akan aman
di dunia ini, bersamaku..” Bisik Hailey setelah melepaskan ciumannya.
***
Mulai detik ini, Calum memutuskan
untuk tak lagi berhubungan dengan siapapun dan akan hidup sendirian. Calum
tidak peduli apakah keputusannya benar atau tidak. Ciuman Hailey kemarin
sangatlah dahsyat dan memberikannya efek yang besar. Tidak apa-apa di dunia ini
sepi asalkan ia bersama Hailey.
“Pagi Cal!” Sapa Michael.
Pastinya Calum tidak membalas sapaan
Michael dan asyik dengan pikirannya sendiri. Sementara itu Michael mulai
merasakan sesuatu yang tidak beres. Calum semakin parah dan semua ini harus
berakhir.
“Aku tidak tahan lagi Luk.
Bagaimanapun juga kita harus membantu Calum keluar dari semua itu.” Ucap
Michael.
Luke mengangkat bahunya. “Tapi
bagaimana? Itu semua tergantung pada Calum.” Ucapnya.
“Tapi Calum semakin parah, Luk.
Lihat dia tidak mau membalas sapaanku. Ada yang tidak beres darinya.” Ucap
Michael.
Bahkan sampai pulang sekolah Calum
masih mengabaikan Luke dan Michael. Ketika mereka keluar kelas, Michael
langsung menarik tas Calum dan hal itu membuat Calum kaget. Apa-apaan ini?
Calum sangat tidak menyukai perbuatan yang dilakukan Michael.
“Kenapa kau tarik tasku?” Bentak
Calum.
Michael melongo melihat ekspresi
Calum pada saat marah. Calum sedikit mengerikan dan Michael merasa bersalah.
Kemudian Luke menyusulnya dan heran dengan wajah Calum yang menandakan bahwa
Calum sedang marah.
“Calum, kenapa kau tidak mau
membalas sapaan kami?” Tanya Luke mencoba untuk ramah.
Calum menatap Luke tajam. “Kenapa
kalian berani-beraninya mengikutiku? Apa kalian ingin melihatku bersama Hailey?
Sudah aku bilang kalau Hailey tidak suka jika ada orang yang melihatnya bahkan
membicarakannya.” Ucapnya.
Tentu saja Michael dan Luke tidak
menyangka Calum akan mengetahuinya dan keduanya tidak bisa berbohong. Calum
benar-benar marah dan Luke tidak yakin Calum mengetahuinya dari Hailey.
“Hailey yang memberitahu padaku dan
itu penyebab Hailey tidak mau mendatangiku! Aku kecewa pada kalian. Tidak hanya
kalian saja. Tapi semua orang. Bahkan Mali! Mom, dad, Angel, mereka tidak mau
menceritakannya padaku. Mereka egois sekali! Aku benci mereka! Aku telah
memutuskan untuk hidup bersama Hailey dan hanya bersama Hailey. Aku tidak akan
peduli dengan kalian ataupun semuanya. Hidupku hanya untuk Hailey.” Ucap Calum.
Mendengar ucapan Calum yang
terdengar menyedihkan, baik Luke dan Michael berusaha untuk mengertikan Calum.
Sebagian perkataan Calum ada benarnya seperti orangtua Calum yang sampai saat
ini masih menyembunyikan semua itu. Jika saja Calum mengetahuinya, maka Calum
tidak akan menjadi seperti ini.
“Aku peringatkan padamu. Kau harus
melupakan Hailey agar kau tidak semakin gila! Kau sudah gila sekarang!” Ucap
Michael.
“Apa? Tau apa kau tentang Hailey?”
Bentak Calum.
Michael tidak menjawab petanyaan
Calum. Sebagai gantinya, Luke yang menjawab. “Baiklah jika itu keinginanmu.
Mulai sekarang kami bukanlah temanmu dan kami tidaklah nyata bagimu.” Ucapnya.
***
BRAKK !!!!
Calum membanting pintu kamarnya
dengan kasar dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Kepalanya terasa
sakit dan Calum tidak tahan lagi. Calum tidak hanya membenci Luke, Michael
ataupun lainnya. Tapi Calum membenci dirinya sendiri. Jika diberi pilihan,
Calum memilih hidup lamanya dan semua memori yang hilang kembali lagi. Dan
bagaimana dengan kesedihan itu? Calum tidak peduli. Persetan dengan kesedihan
asalkan ia bisa kembali menjadi dirinya yang dulu.
“Calum! Kau..” Ucap Mali.
“Apa? Kenapa kau kemari? Aku tidak
mengenalmu!” Bentak Calum.
Apakah ini puncaknya? Apakah Calum
telah tiba di puncak kegilaannya? Apakah kejiwaan Calum sudah sangat parah?
Mali tidak tahan sekali untuk memaksa Calum kembali menjadi dirinya yang dulu.
“Cal, suruh Hailey-mu untuk
mengembalikan dirimu yang dulu.” Ucap Mali.
Sepertinya Calum tertarik dengan
ucapan Mali barusan. “Hailey? Apa dia bisa?” Tanyanya.
Mali tersenyum penuh harap. “Hanya
dia yang bisa mengembalikanmu menjadi dirimu yang dulu.” Ucapnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar