Dimana
Gretta?
Sejujurnya Luke tidak tau dimana
kelas gadis itu dan percuma saja bertanya pada Gretta sementara Gretta tidak
mau bicara dengannya sedikitpun. Luke merasa selama-lamanya akan menjadi
seperti ini. Gretta tidak akan mau bicara padanya dan akan terus menyimpan
dendam dan benci padanya. Tapi Luke tidak mau menyerah.
“Kau cari siapa?” Tanya Calum.
“Gretta. Ohya, kau kenal Gretta?”
Jawab+Tanya Luke.
Mendengar Luke menyebut nama
‘Gretta’, Michael langsung bicara. “Gretta yang berpenampilan aneh seperti anak
punk itu? Yang rambutnya berantakan dan celananya robek-robek?” Tanyanya.
Apa sebegitu buruknyakah Gretta?
Diam-diam Luke merasa kasihan dengan Gretta dan ingin sekali mengobati gadis
itu. Ingin sekali. Tapi bagaimana caranya? Apakah Tuhan tidak bisa memberinya
satu kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Gretta sebelum semuanya
terlambat?
“Ya begitulah.” Jawab Luke.
Ashton menatap Luke heran. “Kau
kenal dia? Kau kan baru datang di sekolah ini.” Tanyanya.
Luke tersenyum. “Dulunya Gretta
adalah sahabatku. Tapi sekarang dia membenciku.” Jawabnya.
Jawaban lembut dari Luke mampu
membuat Calum, Ashton dan Michael melongo lebar. Luke adalah sahabat Gretta?
Dan sekarang Gretta membenci Luke?
“Coba kau jelaskan
sedetail-detailnya mengenai hubunganmu dengan Gretta.” Ucap Michael penasaran.
Tidak ada salahnya untuk
menceritakan kisahnya bersama Gretta. Tapi sebelumnya Luke mencari tempat yang
nyaman untuk ia duduki. Calum, Michael dan Ashton mengikuti Luke masih dengan
tanda tanya yang besar. Setelah menemukan tempat yang dirasa nyaman, Luke
terdiam sesaat seperti sedang berusaha melakukan sesuatu. Calum dan lainnya
menatap Luke dengan heran. Ada apa dengan Luke?
Michael menyentuh pundak Luke. “Hei
kau tidak apa-apa?” Tanyanya.
Luke beralih menatap Michael. “Aku
tidak apa-apa.” Jawabnya. Namun Michael tidak yakin dengan jawaban Luke. Seperti
ada sesuatu yang Luke sembunyikan dan orang lain tidak boleh mengetahuinya.
“Dulu, aku dan Gretta sangat dekat.
Kami tidak bisa terpisahkan. Aku dan Gretta bagaikan satu dan kami tidak bisa
hidup tanpa satu sama lain. Sampai tragedi meninggalnya Ayah dan kakak Gretta
membuat Gretta membenciku dan dendam padaku. Dia dan Mamanya pindah dan aku
tidak bisa melihatnya lagi.” Jelas Luke singkat. Suaranya terdengar agak lemah.
“Kenapa Gretta membencimu? Mengapa
Ayah dan kakak Gretta meninggal?” Tanya Calum.
“Ayahku yang membuat Ayah Gretta dan
kakak Gretta meninggal. Waktu itu Ayah sedang mabuk sambil mengendarai mobil
dan mobil Ayah menabrak mobil Ayah Gretta dan disana ada kakak Gretta juga.
Ayah selamat tetapi Ayah dan kakak Gretta tidak. Itulah mengapa Gretta sangat
membenciku dan menjadi seperti ini. Jika saja Ayah tidak mabuk, pasti
kejadiannya akan berbeda. Aku dan Gretta tetap menjadi sahabat dan Gretta tidak
akan seperti ini.” Jawab Luke.
Sekarang mereka mengerti apa yang
membuat Gretta berubah dan sangat membenci Luke. Tapi menurut Calum, tidak
seharusnya Gretta membenci Luke. Lebih baik Gretta memaafkan Luke toh Luke
tidak bersalah. Bahkan Ayah Luke sendiri. Pasti ada alasannya mengapa Ayah Luke
bisa mabuk dan menabrak mobil Ayah Gretta.
“Aku sungguh sedih mendengarnya.
Jadi, sampai sekarang Gretta masih membencimu?” Tanya Ashton.
“Iya. Aku datang kemari untuk
memperbaiki hubunganku dengan Gretta. Ku kira Gretta mau memaafkanku. Tapi
tidak. Gretta semakin membenciku dan aku tidak tau bagaimana cara agar Gretta
mau memaafkanku.” Jawab Luke.
Michael menepuk-nepuk pundak Luke.
“Aku yakin sekali Gretta mau memaafkanmu. Tuhan saja mau memaafkan dosa
hamba-Nya apalagi manusia? Jangan pernah menyerah untuk mendapatkan maaf dari
Gretta. Biasanya hati wanita itu mudah tersentuh karena sikap baik dari seorang
lelaki. Jadi kau harus bersikap baik dengan Gretta dan lakukanlah Gretta
sebagai orang yang spesial.” Ucapnya.
“Iya, terimakasih. Aku harus
mendapatkan maaf dari Gretta sebelum semuanya terlambat.” Ucap Luke.
“Maksudmu?” Tanya Calum heran.
Luke tidak menjawab pertanyaan
Calum. Dilihatnya jam di tangannya. Sudah cukup siang dan Luke harus
cepat-cepat kembali ke rumah. Siapa tau Gretta sudah ada disana.
***
“Jadi itu kak yang membuatmu membenci
Luke?” Tanya Gretta setelah mendengarkan penjelasan lebar dari Connor.
Connor tersenyum lemah. “Iya. Aku
takut Luke merebut semua yang aku punya. Sekarang dia sudah berhasil merebut
semua perhatian dari cewek-cewek yang ada disini. Dan bagaimana besok dan
seterusnya?” Ucapnya.
Menurut Gretta, sikap Connor itu
seperti anak kecil. Belum tentu Luke bisa merebut segala yang Connor punya
bahkan menurutnya Connor jauh lebih hebat dari Luke meski Luke jauh lebih
tampan dan lebih menawan dibanding Connor. Dan lagi. Gretta
membanding-bandingkan Connor dengan Luke.
“Kau tenang aja kak. Kau yang paling
hebat disini. Kau nomor satu di sekolah ini dan sebentar lagi kak Nathan yang
akan memilihmu sebagai kapten basket.” Ucap Gretta.
“Benarkah? Darimana kau tau?
Sebenarnya sudah lama aku menginginkan jabatan itu.” Ucap Connor.
Gretta tersenyum. “Ini hanya
pemikiran Gretta saja. Tapi aku yakin sekali kak Connor yang akan menjadi
pengganti kak Nathan. Kita lihat saja nanti.” Ucapnya.
Tentu saja Connor tidak
henti-hentinya tersenyum. Gretta. Mengapa akhir-akhir ini ia begitu nyaman
dengan gadis itu? Tapi Aleisha.. Astaga! Connor hampir melupakan Aleisha dan
entahlah dimana kekasihnya itu. Connor berharap Aleisha tidak akan marah
padanya karena ia terlalu asyik bicara dengan Gretta.
***
Luke berjalan keluar dan di gerbang
sana cukup sepi. Tidak ada tanda-tanda Gretta disana. Sepertinya ia pulang
menggunakan bus yang tadi ia tumpangi saat berangkat sekolah dan Luke bingung
bus manakah yang harus ia naiki. Tiba-tiba arah matanya tertuju pada seorang
gadis berambut pirang dan sedang duduk manis sambil memainkan Iphone. Luke
memberanikan diri untuk mendekati gadis itu.
“Hei maaf menganggumu. Apa kau tau
jurusan bus ke daerah Avenue 5?” Tanya Luke dengan sopan.
Otomatis gadis itu melirik ke arah
Luke dan sedikit kaget tatkala matanya bertatapan dengan mata biru pucat yang
mampu menenggelamkannya. Diakah murid baru itu?
“Maaf..” Ucap gadis itu lalu secepat
mungkin menundukkan kepala. Sial. Mengapa ia bisa hanyut dalam tatapan itu?
“Tidak apa-apa. Jadi, bisakah kau
menjawab pertanyaanku?” Tanya Luke.
Gadis itu kembali menatap Luke dan
bingung mau menjawab apa. Tuhan! Mengapa makhluk di hadapannya ini sempurna
sekali? Pantesan saja teman-temannya banyak membicarakan anak baru itu. Dan ia
merasa beruntung menjadi salah satu gadis yang bisa bertemu dan bicara dengan
anak baru yang ia sendiri belum tau siapa namanya.
“Aleisha!”
Gadis yang tidak lain adalah Aleisha
itu mendadak kaget ketika mendengar suara yang sudah tidak asing lagi.
Jantungnya berdebar-debar dan keringat dingin keluar membasahi wajahnya. Luke
menatap gadis itu dengan heran.
“Ada apa?” Tanya Luke.
Belum saja Aleisha menjawab
pertanyaan Luke, cowok yang memanggilnya itu mendekat dan membuat Aleisha
didera rasa bersalah. “Jadi kau disini? Maaf membuatmu lama menunggu.” Ucapnya.
Connor!
“Gretta?” Ucap Luke dengan senyum
lebarnya dan membuat Gretta mengumpat kejadian hari ini.
“Hei Con. Ng.. Tidak apa-apa kok..”
Ucap Aleisha gugup. Lalu gadis itu melihat Luke yang mendekati Gretta dan
perasaan asing memenuhi hatinya. Mengapa ia tidak menyukai Luke dekat dengan
Gretta? Memangnya Luke mengenal Gretta?
“Ayo pulang. Grett duluan ya..” Ucap
Connor dan matanya sempat bertatapan dengan mata Luke. Luke dan Gretta? Tapi
Connor tidak mempedulikan hal itu dan memilih merangkul pundak Aleisha.
Sementara itu Gretta berusaha cuek
dan tentu saja menganggap Luke tidak ada walau hatinya terasa pedih melihat
Connor merangkul Aleisha. Tapi Gretta merasa sedikit ragu. Tadi ia melihat Luke
yang sedang berbicara dengan Aleisha dan jika saja Aleisha tertarik pada Luke,
pasti semuanya akan terasa mudah. Tapi tidak sepenuhnya karena Connor sangat
mencintai Aleisha. Ya Tuhan….
“Mereka sepasang kekasih ya?” Tanya
Luke.
Langsung saja Gretta menatap Luke
dengan tajam lalu berjalan melewati Luke dan Luke mengikutinya dari belakang.
Apa ia salah bicara? Jangan-jangan…
.
***
Oh ayolah Gretta, kau tidak boleh
egois. Jangan menjadikan Aleisha sebagai alat agar ia bisa mendapatkan Connor.
Kasihan Connor. Bagaimanapun juga, kebahagiaan Connor adalah kebahagiaannya.
Jadi kalau Connor bahagia bersama Aleisha, tentu ia bahagia juga kan? Gretta
tersenyum sedih. Diremasnya rambutnya yang berantakan dan jadi semakin berantakan.
Teresa belum pulang dan Gretta merasa jijik hanya berdua di rumah ini bersama
Luke.
Gretta teringat akan cerita Connor
dan perasaan ketidaksukaan Connor pada Luke yang mulai tumbuh di hati Connor.
Jadi apa sebaiknya ia menceritakan pada Connor tentang kisah masa lalunya
bersama Luke dan membuat rencana untuk membuang Luke? Kedengaran licik memang
tapi Gretta sudah tidak tahan lagi. Gretta ingin Luke pergi dari rumahnya
bahkan pergi dari pikirannya.
“Ini.”
Sedikit Gretta merasa kaget ketika
sebuah tangan memberikannya segelas cokelat panas yang baunya harum. Cokelat
itu…. Cokelat panas itu adalah minuman favorit masa kecilnya dan Gretta hampir
tidak pernah menyentuh minuman itu dan sekarang minuman itu sudah ada di
depannya. Luke?
“Aku yang membuatkannya. Minuman
kesukaan kita.” Ucap Luke yang juga membawa segelas cokelat panas.
Diam-diam Gretta memperhatikan Luke
yang kini sedang menunduk. Kenapa? Kenapa harus Luke? Gretta tersenyum miris.
Gretta tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia kecanduan menatap Luke
dan enggan mengalihkan padang ke arah lain. Sialan! Sialan! Cepat-cepat Gretta
berdiri dan meninggalkan segelas cokelat panas itu dan masuk ke dalam kamarnya.
Sialan!
Sementara itu Luke menatap segelas
cokelat panas yang sebentar lagi akan dingin. Segelas cokelat panas yang
kasihan. Apapun yang ia lakukan selalu diabaikan oleh Gretta dan Luke menjadi
ragu. Ragu apakah ia bisa mengembalikan Gretta-nya yang dulu dan menghapus
semua dendam Gretta padanya.
***
Dengan perlahan, Gretta memainkan
gitar eletriknya dengan penuh penghayatan. Sahabat baik Gretta selain Eleanor
adalah sebuah gitar elektrik berwarna putih yang adalah hadiah ulang tahunnya
yang kelima belas. Sudah lebih dari setahun Gretta bersama gitar itu. Selain
itu Gretta juga mempunyai gitar lain. Teresa memang mau membelikan apa saja
keinginan Gretta tapi pada saat Teresa memiliki uang. Hah! Hidup berdua saja
terkadang susah apalagi ditambah Luke! Memangnya dimana keluarga Luke?
“My
ship went down in a sea of sound
When I woke up alone I had everything
A
handful of moments I wished I could change
And a
tongue like a nightmare that cut like a blade..”
Dengan penuh penghayatan Gretta
menyanyikan salah satu lagu favoritnya yang berjudul Therapy. Lagu yang indah
dan sesuai dengan perasaannya. Ya. Hanya lagu-lah yang dapat menyelamatkannya.
Dan dua band kebanggaannya yaitu All Time Low dan Simple Plan berikut lagu-lagu
mereka yang dapat menenangkan hatinya.
“Give
me therapy I’m a walking travesty
But
I’m smiling at everything
Therapy
you were never a friend to me
And
you can keep all your misery..”
Mengapa di dalam hidupnya ini selalu
ada kata ‘Mengapa’ atau ‘Kenapa’? Mengapa selalu banyak tanda tanya dan
pertanyaan yang tidak bisa ia jawab? Gretta sadar hidupnya hancur dan ia hampir
saja menyerah. Gretta memasrahkan semuanya pada Tuhan dan ingin sekali Tuhan
mencabut nyawanya.
Dulu, Gretta sempat bunuh diri
karena kehilangan Ayah dan Kak Harry tapi karena Teresa, Gretta mengurungkan
niatnya karena tentu itu akan menyakiti hati Teresa karena ia-lah satu-satunya
anak Teresa dan Teresa tidak ingin kehilangannya. Tapi jika Teresa
menyayanginya, mengapa Teresa semakin menambah sakit di hatinya? Mengapa Teresa
sampai berani membawa Luke kemari? Apa Luke yang memaksanya?
Jujur, ingin sekali Gretta
mengeluarkan semua amarahnya pada Luke, membentaki Luke, memarahi Luke,
menangis dihadapan Luke dan memaksa Luke untuk pergi dari hidupnya. Kenapa
tidak? Kenapa Gretta tidak kepikiran untuk menyuruh Luke kembali ke rumahnya
bahkan jika harus memohon. Tidak peduli tentang harga dirinya memohon pada Luke
untuk pergi dari hidupnya. Tapi mau tidak mau ia harus bicara dengan Luke.
Namun bagaimana dengan perasaannya
pada Connor dan pikiran liciknya untuk memisahkan Connor dari Aleisha dengan
memanfaatkan Luke? Gretta tersenyum sinis. Oke. Ia sudah hancur dan tidak ada
salahnya menghancurkan orang lain. Maafkan aku kak tapi bagaimana lagi, aku
sangat mencintai kakak, lirih Gretta dalam hati.
Dan orang yang pertama ia temui
adalah Aleisha.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar